1, Juni 2017: 16 - 21
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan panelis dan kandungan
gizi tepung berbumbu dari tepung mbote atau kimpul. Jenis penelitian adalah eksperimen.
Eksperimen dilakukan di laboratorium kuliner Universitas Ciputra Surabaya. Pengumpulan
data secara observasi melalui uji organoleptik terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa
tepung berbumbu. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi kepada 35
panelis. Data uji organoleptik dianalisis secara deskriptif menggunakan persentase. Kan-
dungan gizi diuji secara laboratorium di Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 92% panelis setuju atau dapat menerima tepung
berbumbu dari tepung mbote atau kimpul sebagai bahan pelapis untuk jenis makanan
gorengan yang bercitarasa manis seperti pisang goreng dan ubi rambat, 74% panelis setuju
tepung mbote juga bisa dijadikan tepung berbumbu sebagai bahan pelapis untuk jenis ma-
kanan gorengan yang bercitarasa gurih seperti ayam, tempe, tahu isi, kroket dan risoles.
Hasil kandungan gizi tepung berbumbu diketahui mengandung kadar air 11,6%, kadar abu
3,3%, dan serat kasar 1,9%.
Abstract. The purpose of this research is to find out the panelist acceptances and nutrinuous
content of spice flour by using Taro flour. This research is experimental study. Experiment
done at laboratory culinary University Ciputra Surabaya. Collecting data by observation on
color, texture, aroma and taste of spice flour. Data collection instruments using sheets of
observation to the 35 panelists. Organoleptic data analyzed by descriptive using
percentages. Then, nutrient content is tested in a laboratory of Balai Riset and Standarisasi
Industri of Surabaya. Result shows 92% panelist can be accept spice flour from taro flour as
layer material for fried food with sweet taste like fried banana and sweet potato. 74%
panelists can be accept spice flour from taro flour as layer material for fried food type with
crispy taste like chicken, tempe, filling tofu, croquette and risolle. The nutrient content of
spice flour is water content 11,6%, ash content 3,3% and crude fiber 1,9%.
16
Jurnal Gastronomi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 16 - 21
oporosis dan hipertensi. Selain itu kimpul mbote sebagai bahan pelapis makanan go-
mempunyai sifat basa, sehingga tidak akan rengan berasa manis dan asin. Adapun tuju-
merusak gigi. Kimpul baik untuk kesehatan an penelitian ini, adalah untuk: 1) me-
dan mudah ditanam sehingga berpotensi ngetahui penerimaan panelis terhadap mutu
dikembangkan sebagai sumber kalori. Jika organoleptik (rasa, warna, dan tekstur) te-
diolah menjadi tepung dan pati, kimpul da- pung berbumbu sebagai bahan pelapis ma-
pat diolah menjadi makanan yang lebih me- kanan, dan 2) mengetahui kandungan gizi te-
narik penampilannya. Tepung dan pati kim- pung berbumbu yaitu kadar air, kadar abu
pul dapat disimpan lebih lama (Murtiningsih dan serat kasar.
dan Suyanti, 2011:97). Mbote atau kimpul
(Araceae) sebagai salah satu bahan makanan
yang banyak mengandung karbohidrat bisa METODE
dibuat sebagai bahan dasar tepung ber-
bumbu. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Standar Nasional Indonesia (SNI 01- eksperimen. Eksperimen dilakukan di Labo-
4476-1998:3) tepung bumbu adalah bahan ratorium Kuliner Universitas Ciputra. Uji
makanan berupa campuran tepung dan bum- kandungan gizi dilaksanakan di Balai Riset
bu dengan atau tanpa penambahan bahan dan Standardisasi Industri Surabaya.
makanan lain dan bahan tambahan makanan Variabel bebas penelitian adalah jumlah
lain yang diijinkan. Syarat mutu meliputi ke- tepung mbote. Variabel terikat dalam pe-
adaan bau dan rasa khas, tidak ada benda a- nelitian ini adalah penerimaan mutu orga-
sing atau serangga, kadar air maksimal 12%, noleptik tepung berbumbu (warna, tekstur,
serat kasar maksimal 1,5%, derajat asam aroma dan rasa) serta kandungan gizi (kadar
maksimal 4,0 ml NaOH 1N/100g, bahan air, kadar abu dan serat). Variabel kontrol
tambahan makanan (bahan pengawet, pe- penelitian ini adalah jenis mbote, proses
warna tambahan), cemaran logam, arsen, pembuatan tepung mbote, jenis dan kualitas
dan mikroba. Tepung bumbu instan menjadi bahan tepung berbumbu lain (tepung beras,
salah satu usaha yang banyak peminatnya. tepung tapioka, garam, lada, kayu manis
Di pasar banyak beredar merek tepung bubuk, gula dan cabe merah bubuk), cara
bumbu baik dari perusahaan besar maupun pembuatan tepung berbumbu dan alat yang
lokal. Tepung bumbu yang dimaksudkan a- digunakan.
dalah campuran aneka tepung dengan ra- Bahan untuk pembuatan tepung ber-
cikan bumbu sehingga praktis yakni lang- bumbu rasa gurih yaitu tepung mbote, te-
sung digunakan. Pengguna tepung instan ti- pung beras, tapioka, lada halus, cabe bubuk
dak perlu meracik bumbu lagi. Inovasi dan garam. Sedangkan bahan tepung ber-
dalam penerapan bisnis dapat diartikan seba- bumbu rasa manis yaitu tepung mbote, te-
gai suatu proses pengembangan ketrampilan pung beras, tapioka, gula halus, kayu manis
untuk mengembangkan barang, jasa, sistem bubuk dan garam. Peralatan yang digunakan
atau produk baru (J.Winardi, 2010). berupa baskom, timbangan, sendok kayu,
Kreasi atau inovasi dalam pengolahan dan plastik untuk kemasan.
makanan dilakukan dengan melakukan pe- Proses pembuatan tepung mbote
rubahan prosedur pembuatan, atau penam- dimulai dari pengupasan dan pengirisan, lalu
bahan pada fungsi dan manfaat produk ma- perendaman dengan air garam (NaCl) kon-
kanan serta penelusuran mengenai permin- sentrasi 1% (1 liter air:50 gram garam)
taan dan kebutuhan pasar (Gutsche, 2009) untuk 2 kg mbote selama 20 menit. Selan-
sehingga konsumen dapat merasa bahwa jutnya pembilasan, penjemuran dan peng-
produk tersebut benar-benar dibutuhkan halusan. Pencucian dan perendaman dengan
dan juga dapat meningkatkan value pro- air berfungsi untuk menghilangkan zat-zat
duk yang berdampak pada nilai jual yang pengotor dalam mbothe. Penurunan kadar
tinggi (Nair, 2011). oksalat terjadi karena reaksi antara natrium
Pada penelitian ini akan dicobakan klorida (NaCl) dan kalsium oksalat (CaC2
tepung berbumbu berbahan dasar tepung O4). Garam (NaCl) dilarutkan dalam air
18
Jurnal Gastronomi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 16 - 21
terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl-. Ion-ion setuju sebesar 29%. Warna tepung yang ti-
tersebut bersifat sepereti magnet. Ion Na+ dak putih menandakan bahwa tepung ber-
menarik ion-ion yang bermuatan negatif dan bumbu manis memakai bahan-bahan alami
Ion Cl- menarik ion-ion yang bermuatan dan tidak mengandung bahan pemutih, dan
positif. Sedangkan kalsium oksalat (CaC2O4) 0% menyatakan sangat tidak setuju.
dalam air terurai menjadi ion-ion Ca2+ dan Warna tepung berbumbu gurih berba-
C2O42-. Na+ mengikat ion C2O42- memben- han dasar dari tepung mbote menunjukkan
tuk natrium oksalat (Na2C2O4). Ion Cl- me- 26% panelis menyatakan sangat setuju, 66%
ngikat Ca2+ membentuk endapan putih menyatakan setuju bahwa warna tepung
kalsium diklorida (CaCl2) yang mudah larut mbote berbumbu rasa gurih tidak putih. Per-
dalam air (Annonymous, 2008). sentase panelis yang tidak setuju hanya
Tahap-tahap pembuatan tepung ber- sebesar 9%. Warna tepung yang tidak putih
bumbu rasa gurih dan manis dapat dilihat menandakan bahwa tepung berbumbu gurih
pada Gambar 1. memakai bahan-bahan alami dan tidak
Tepung mbote menggunakan bahan pemutih, Sebesar 0%
menyatakan sangat tidak setuju.
19
Jurnal Gastronomi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 16 - 21
tidak setuju. Kontribusi aroma kayu manis hasil uji laboratorium tepung berbumbu
dan gula yang digunakan dalam tepung ber- untuk tepung berbumbu dengan bahan dasar
bumbu manis menghasilkan aroma tepung tepung mbote yang rasanya gurih menun-
berbumbu manis yang harum. jukkan bau dan rasa khas, benda asing tidak
Sedangkan aroma tepung berbumbu ada, kadar air 11,6 %, kadar abu 3,2%, serat
rasa gurih sebesar 31% panelis menyatakan kasar 1,9%, dan tidak menggunakan bahan
sangat setuju dan 51% menyatakan setuju pengawet dan pewarna tambahan.
bahwa aroma dari tepung mbote berbumbu
rasa gurih. Panelis yang menyatakan tidak
setuju sebesar 14% dan panelis yang me- SIMPULAN DAN SARAN
nyatakan sangat tidak setuju tidak ada.
Perpaduan aroma bawang putih bubuk dan Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian ma-
lada bubuk yang digunakan dalam tepung ka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1)
mbote berbumbu rasa gurih menghasil- 92% panelis setuju atau dapat menerima
kan aroma tepung berbumbu gurih. tepung berbumbu dari tepung mbote atau
kimpul sebagai bahan pelapis untuk jenis
Rasa. Hasil penilaian panelis pada rasa makanan gorengan yang bercitarasa manis
tepung berbumbu manis menunjukkan 9% seperti pisang goreng dan ubi rambat, 74%
panelis menyatakan sangat setuju dan 51% panelis setuju tepung mbote juga bisa dija-
setuju bahwa rasa tepung manis. Prosentase dikan tepung berbumbu sebagai bahan pela-
panelis yang tidak setuju sebesar 40% dan pis untuk jenis makanan gorengan yang ber-
tidak ada panelis yang menyatakan sangat citarasa gurih seperti ayam, tempe, tahu isi,
tidak setuju. Rasa manis dihasilkan dari kroket dan risoles, 2) hasil kandungan gizi
penggunaan gula serta kayu manis. tepung berbumbu diketahui mengandung
Data dari 35 panelis tentang rasa tepung kadar air 11,6%, kadar abu 3,3%, dan serat
berbumbu rasa gurih berbahan dasar mbote kasar 1,9%.
diketahui sebesar 26% panelis menyatakan
sangat setuju dan 60% menyatakan setuju Saran. Saran yang dapat peneliti sampaikan
bahwa rasa tepung gurih. Prosentase panelis adalah perlunya sosialisasi pemanfaatan te-
yang tidak setuju hanya sebesar 14% dan ti- pung mbote di masyarakat khususnya para
dak ada panelis yang menyatakan sangat pelaku UKM, serta perlu dilakukannya pe-
tidak setuju. Komposisi bumbu yang sesuai latihan tentang pemanfaatan mbote sebagai
menyebabkan rasa tepung gurih. Rasa te- pelapis makanan yang digoreng.
pung mbote berbumbu gurih karena dalam
komposisi bahan yang digunakan menakan
bawang putih, lada, dan garam. DAFTAR PUSTAKA
20
Jurnal Gastronomi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 16 - 21
21