STATIS
LAPORAN PRAKTIKUM
FTI 114 - Praktikum Dasar
Di mana ΣF adalah resultan dari semua gaya yang diaplikasikan ke suatu benda.
Hukum III Newton yang berbunyi bila benda pertama mengerjakan suatu gaya
pada benda kedua maka gaya yang dikeluarkan oleh benda pertama akan sama
dengan gaya yang diterima oleh kedua benda, namun hanya arahnya saja yang
berkebalikan atau secara matematis dapat dinyatakan dengan:
F x =F ∙ cos α (4)
F y =F ∙ sin α (5)
Hukum Hooke adalah hukum dalam bidang ilmu fisika yang membahas mengenai
gaya yang terjadi karena elastisitas dari sebuah pegas. Besarnya gaya Hooke ini
secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari
posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
F=−k ∙ x (6)
Di mana:
F adalah gaya (N)
k adalah konstanta pegas (N/m)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (m)
Energi potensial pegas merupakan salah satu jenis energi potensial yang
berhubungan dengan bahan-bahan elastis. Misalnya saja sebuah pegas sederhana
akan mempunyai energi potensial ketika ditekan (atau diregangkan), karena ketika
dilepaskan, pegas itu dapat melakukan kerja pada sebuah bola seperti yang
ditunjukkan oleh gambar dibawah.
Pada sebuah pegas yang teregang Gambar 3.2.4(b), gaya FP tidak konstan tetapi
berubah-ubah sepanjang jarak S (secara linier berubah-ubah dari nol pada posisi
tidak teregang sampai kx ketika terentang sepanjang x). Jika FP diasumsikan
sebagai gaya rata-ratanya, maka:
1 1
F p= ( 0+k ∙ x )= kx (7)
2 2
Maka usaha yang dilakukan oleh pegas adalah:
1 1
W =F p ∙ x = kx ∙ x= k x 2 (8)
2 2
Dimana x adalah panjang tekanan atau rentangan pegas yang diukur dari posisi
normal (posisi acuan x = 0). Sehingga diperoleh energi potensial pegas atau
disebut sebagai energi potensial elastik berbanding lurus dengan kuadrat panjang
rentangannya, yaitu:
1
Ep Elastis= k x2 (9)
2
III. PERALATAN PERCOBAAN
1. 1 buah busur derajat
2. Untaian kawat
4. 1 set beban
Pertanyaan:
1. Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan statis dan kesetimbangan
dinamis?
Jawab:
Jawab:
Ketika beban yang berada di bawah lebih besar daripada beban yang ada diatas
maka sudut yang terbentuk terhadap tali pegas dan tali beban bawah akan semakin
besar karena, beban yang berada di bawah akan menarik tali sehingga tali yang
menahan beban di atas akan ikut tertarik. Beban di bawah lebih berat dan sudut
yang terbentuk lebih besar menyebabkan gaya yang bekerja pada pegas akan
semakin besar dan begitu pula sebaliknya.
Jawab:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai konstanta pegas, suhu lingkungan,
jumlah lilitan pegas, dan luas permukaan pegas. Jika suhu lingkungan semakin
tinggi (panas) maka nilai konstanta pegas akan semakin besar karena pegas akan
lebih mudah memuai, sedangkan ketika suhu semakin rendah (dingin) maka nilai
konstanta pegas akan semakin kecil karena pegas akan semakin kaku atau
merapat.
Kemudian jumlah lilitan pegas berpengaruh terhadap nilai konstantas pegas
dikarenakan, semakin banyak lilitan pegas maka pegas akan semakin keras dan
nilai konstanta pegasnya akan semakin besar. Sedangkan ketika pegas mempunyai
lilitan yang semakin sedikit, maka nilai konstanta pegas akan semakin kecil dan
pegas akan mudah ditarik.
Yang terakhir ada luas permukaan pegas, semakin luas permukaan maka nilai
konstanta pegas akan semakin besar. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil luas
permukaan maka nilai konstanta pegas akan semakin besar.
4. Jelaskan pengaruh sudut terhadap nilai konstanta pegas dalam percobaan ini!
Jawab:
Semakin besar sudut yang terbentuk terhadap pegas, maka akan semakin besar
konstanta pegas tersebut dikarenakan gaya yang bekerja pada pegas akan semakin
besar juga. Begitu juga sebaliknya semakin kecil sudut yang terbentuk maka akan
semakin kecil konstanta pegasnya karena gaya yang bekerja pada pegas semakin
kecil. Hal ini terjadi karena gaya yang bekerja pada pegas berbanding lurus
dengan konstanta pegas.
1. Hitunglah besar gaya (Fc) serta bandingkan nilai F yang terukur pada pegas!
Jawab:
Fa Fc Fb
= =
sin α sin γ sin β
Fc =?
Percobaan 1
Fa Fc
=
sin α sin γ
F a ∙sin γ
F c=
sin α
F a ∙sin 95 °
F c=
sin114 °
ma = 25 gram = 0.025 kg
Fa=m a ∙ g
Fa=0.025 ∙(9.81)
Fa=0.24525 N
F a ∙sin 95 °
F c=
sin114 °
0.24525∙ 0.996
¿
0.914
¿ 0.267253 N
Dari hasil perhitungan diatas dapat dibandingkan dengan hasil pengukuran F pada
percobaan.
F (N) F (N)
Percobaan ke-
Perhitungan Percobaan
1 0.267253 0.2
2 0.311534 0.25
Dari tabel perbandingan diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang tidak
terlalu besar terhadap nilai F. Perbedaan terbilang tidak terlalu besar karena
perbedaan terletak di dua angka belakang koma.
2. Hitunglah besar konstanta pegas beserta dengan ralat absolut dan relatifnya!
Jawab:
F=−k ∙ x
Percobaan 1
F=0.267253 N
X = 0.4 cm = 0.004 m
F=−k ∙ x
0.267253=−k ∙ 0.004
−0.267253
k= = 66.81318
0.004
Percobaan 1
∂k 2 ∂k 2 2
Sk=
√( ∂F )
S F c2 +
∂x ( )
Sx
1 2 −F c 2 2
Sk=
√( Fc )
S F c 2+
x2 ( )
Sx
∂ Fc 2 ∂ Fc 2 2 ∂ F c 2 2
S Fc =
√( ∂F ) 2
S Fa +
∂γ( )Sγ +
∂α ( )
Sα
∂ Fa 2 ∂ Fa 2 2
S Fa =
√( ∂ ma ) 2
S ma +
∂g ( )
Sg
2
S Fa = ( g ) ( 0)2+ ( m a )2 (0)2
√
S Fa =0
2
1 ∙ sin γ 2 2 F a ∙ cos γ F a ∙ sin γ ∙ cos α 2 2
S Fc =
√( sin α ) (0) + (
sin α
2
Sγ + ) (
sin2 α
Sα )
F a ∙cos γ 2 2 −F a ∙ sin γ ∙ cos α 2 2
S Fc =
√( sin α )Sγ + (
sin2 α
Sα )
2
0.24525∙ cos 95 ° 1 2 −0.24525∙ sin 95 ° ∙ cos 114 ° 2
1 2
S Fc =
√( sin 114 ° )( ) (
2
+
( sin 114 ° )2 )( )2
S Fc =0.031959
1 2 −F c 2 2
Sk=
√( Fc) (0.031959)2+
2
x2
Sx ( )
2 2
1 0.001
Sk=
√( 0.267253 )
(0.031959)2+
−0.267253
(
(0.004)2 )( 2 )
Sk=√ 0.01430017+69.75016
Sk=± 8.352512
Percobaan ke- k Sk
1 66.81318 ±8.352512
2 62.30676 ±6.235825
Percobaan 1
k = 66.81318
Kesalahan maksimum
Kesalahan minimum
Percobaan 1
Sk
S relatif = ∙ 100 %
k
8.352512
S relatif = ∙ 100 %
66.81318
S relatif = 12.50123436 %
Kesalahan Relatif
Percobaan ke- Sk
(%)
1 ±8.352512 12.50129436
2 ±6.235825 10.00826395
Jawab:
1
Ep Elastis= k x2
2
Percobaan 1
1
Ep= k 1 x 2
2
1
Ep= (66.81318)∙(0.004)2
2
Ep=0.000534505 Joule
6.3 Analisis
F (N) F (N)
Percobaan ke-
Perhitungan Percobaan
1 0.267253 0.2
2 0.311534 0.25
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa F atau gaya pegas yang bekerja berbeda.
Tetapi perbedaan tidak terlalu signifikan karena perbedaan terletak di dua angka
di belakang koma. Jadi dapat diasumsikan bahwa hasil perhitungan F dengan hasil
percobaan F sama atau tidak berbeda jauh. Hal tersebut terjadi karena alat
pengukuran pada percobaan masih bersifat konvensional dan kurang akurat
sehingga perlu perhitungan ulang untuk membuktikan hasil F yang didapatkan
sama besar.
Dari tabel perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa semakin jauh renggangan
pegas dari posisi normalnya, maka energi potensial pegas akan semakin besar
dikarenakan butuh energi yang lebih besar ketika merenggangkan pegas yang
jaraknya jauh ketimbang yang jaraknya lebih dekat. Maka dari itu semakin jauh
jarak renggang pegas terhadap posisi normalnya maka akan semakin besar energi
potensial pegas tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin dekat jarak renggang
pegas tersebut maka akan semakin kecil pula energi potensial pada pegas tersebut.
VII. KESIMPULAN
Hasil perhitungan F pegas pada percobaan akan sama besar atau tidak
berbeda jauh. Perbedaan terjadi karena alat pengukur yang digunakan pada
saat percobaan mempunyai derajat ketelitian yang rendah, sehingga data
yang terukur kurang akurat.
Hasil perhitungan kesalahan menununjukkan bahwa kesalahan relatif
memiliki nilai diatas 5%. Hal ini disebabkan karena alat yang
konvensional dan faktor dari praktikan sendiri.
Dari tabel 6.3.3 dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak renggang
pegas terhadap posisi normalnya maka energi potensial pegas tersebut
akan semakin besar, begitu juga sebaliknya.