Anda di halaman 1dari 9

HUKUM KIRCHHOFF

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

YULI APRIANI (4173351026)

SELLA MAUDY SISWARA (4173351020)

JOHAN SINURAT (4173351011)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PENDIDIKAN IPA (S1)


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................
B. Tujuan.......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Landasan Teori.........................................................................................................
1.2 Hukum Kirchhoff dan Bunyinya .............................................................................

BAB III PENUTUP


2.1 Kesimpulan ................................................................................................................
2.2 Saran .......................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita harus memasang lampu secara seri, tetapi
dalam keadaan yang lain kita harus memasang lampu secara paralel. Kuat arus listrik dalam
suatu rangkaian tak bercabang, besarnya selalu sama. Lampu – lampu di rumah kita pada
umumnya terpasang secara parallel. Pada kenyataannya rangkaian listrik biasanya terdiri banyak
hubungan sehingga akan terdapat banyak cabang maupun titik simpul. Titik simpul adalah titik
pertemuan dua cabang atau lebih.Penyelesaian dalam masalah rangkaian listrik yang terdapat
banyak cabang atau simpul itu digunakan Hukum I dan II Kirchhoff.

Hukum Kirchoff adalah suatu peraturan atau hukum yang mengatur tentang jalanya arus
dan jumlah tegangan dalam suatu rangkaian arus listrik yang mempunyai lebih dari satu sumber
gaya gerak listrik yang berbeda kekuatannya. jadi intinya hukum kirchoff ini mengatur jumlah
arus dan tegangan yang masuk dan yang keluar.

B. Tujuan
1. Mengetahui bunyi dan persamaan dari hukum 1 Kirchhoff dan hukum 2 kirchhoff.
2. Mengetahui konsep dasar teori dari Hukum Kirchhoff
3. Mampu menerapkan hokum Kirchhoff pada rangkian seri maupun parallel.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1.Landasan Teori
Jumlah voltase dalam rangkaian tertutup selalu nol, jumlah nol hanya bisa didapatkan
kalau semua tambahan nol atau kalau ada minimal satu yang negative. Voltase yang negative
terdapat pada sumber tegangan seperti baterai atau catu daya 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 = 0, pada rangkaian
sederhana pandangan ini biasanya dipakai, tetapi kalau menyelidiki sifat rangkaian kita harus
sadar tentang cara menghitung yang jelas. Hukum ini disebut hokum Kirchhoff mengenai
voltase dalam rangkaian seri. Hukum ini berlaku untuk loop, juga hanya bagian dari suatu
rangkaian (Blocer, 2003)
Secara formal, hukum arus Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah aljabar dan arus-arus
pada semua cabang yang bertemu pada satu titik yang sama adalah nol. Dalam bentuk
matematis untuk n cabang yang bertemu disatu simpul, 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + ⋯ + 𝐼𝑁 = 0. Dimana
𝐼𝑁 adalah arus yang mengalir didalam cabang ke-n dan arahnya dianggap menuju simpul.
Secara formla hukum tegangan Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah aljabar dari tegangan –
tegangan antara simpul yang sukresif pada lintasan tertutup dalam sebuah rangkaian adalah
sama dengan nol. Dalam bentuk matematis, untuk lintasan tertutup dengan simpul berurutan
1,2,3,……,n. Hukum tegangan kirchhoff menyatakan bahwa 𝑉1,2 + 𝑉2,3 +…… + 𝑉𝑛−1,𝑛 +
𝑉𝑛,1 dimana 𝑉𝑗𝑘 adalah tegangan antara j dan k (Chi Kong Tse, 2002)
Teori yang membentangi tiap elemen dan arus yang mengalir melalui tiap elemen sebuah
rangkaian listrik diatur oleh kedua hukum Kirchhoff. Secra historis, Gustav Robert
Kirchhooff (1824-1887) dalam membuat analisanya tentang hokum tersebut., dengan cermat
mengikuti Faraday dalam memaparkan induksi listrik, Oersted dalam menghubungkan gaya
dengan arus listrik, Ohm dalam mengaitkan tegangan dan arus.

1.2.Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff adalah dua persamaan yang berhubungan dengan arus dan beda
potensial (umumnya dikenal dengan tegangan) dalam rangkaian listrik. Hukum ini pertama
kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff
(1824-1887) pada tahun 1845. Banyak dari rangkaian listrik sederhana yang tidak dapat
dianalisis dengan hanya mengganti kombinasi rangkaian seri dan paralel resistor dalam
menyederhanakan rangkaian yang memiliki banyak resistor.

Contoh rangkaian sederhaa yang tidak dapat dianalisis dengan mengganti kombinasi
resistor seri atau paralel dengan resistansi ekivalen mereka. (Tipler, Physics for Scientist and
Engineer 5th Edition). Tegangan jatuh pada dan tidaklah sama karena adanya ggl .
Sehingga, rangkaian kedua resistor ini tidaklah paralel juga bukanlah rangkaian seri, karena
arus yang mengalir pada kedua resistor tidaklah sama. Namun, ada hukum yang berlaku pada
rangkaian yang memliki arus tetap (tunak).

Hukum I Kirchhoff

Hukum 1 Kirchhoff dikenal sebagai hukum percabangan (junction rule) atau biasa
disebut dengan Hukum Arus Kirchhoff, karena hukum ini memenuhi kekekalan muatan.
Hukum ini diperlukan untuk rangkaian yang multisimpal yang mengandung titik-titik
percabangan ketika arus mulai terbagi. Pada keadaan tunak, tidak ada akumulasi muatan
listrik pada setiap titik dalam rangkaian. Dengan demikian, jumlah muatan yang masuk di
dalam setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama.

Bunyi Hukum 1 Kirchhoff

“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik
sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”. Artinya jumlah
kuat arus pada semua cabang yang bertemu pada satu titik sama dengan nol. Hukum ini
adalah konsekuensi dari hukum kekekalan muatan. Muatan yang masuk ke sebuah simpul
harus meninggalkan simpul tersebutkarena muatantidak dapat terakumulasi pada sebuah
simpul. Secara umum rumus hukum Kirchhoff 1 dapat dituliskan sebagai berikut:
Ilustrasi hukum Kirchhoff tentang titik percabangan. Arus I_1yang mengalir melalui titik
percabangan a akan sama dengan jumlah I_2+I_3 yang keluar dari tiik percabangan.

Hukum II Kirchhoff

Bunyi Hukum II Kirchhoff adalah sebagai berikut:

“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”

Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule) atau Hukum
tegangan Kirchhoff, karena pada kenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan
dalam satu rangkaian pada keadaan tunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti dari
adanya hukum konservasi energi. Jika kita memiliki suatu muatan Q pada sembarang titik
dengan potensial V, dengan demikian energy yang dimiliki oleh muatan tersebut adalah QV.
Selanjutnya, jika muatan mulai bergerak melintasi simpal tersebut, maka muatan yang kita
miliki akan mendapatkan tambahan energi atau kehilangan sebagian energinya saat melalu
resistor baterai atau elemen lainnya. Namun saat kebali ke titik awalnya, energinya akan
kembali menjadi QV. Secara umum rumus hukum Kirchhoff 2 dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Rangkaian berisi 2 buah baterai dan 3 resistor eksternal. Tanda plus minus pada resistor
digunakan untuk mengingatkan kita sisi mana pada setiap resistor yang berada pada
potensial lebih tinggi untuk arah arus yang diasumsikan.

Hukum Kirchhoff pada umumnya banyak digunakan pada rangkaian yang bercabang-
cabang. Pada rangkaian tidak bercabang, pada umumnya besar arus listrik yang mengalir
pada setiap titik dalam rangkaian besarnya sama, sedangkan pada rangkaian bercabang
maka besarnya arus yang masuk percabangan akan sama dengan besarnya arus listrik yang
keluar dari percabangan, dan disebut Hukum I Kirchhoff. Hukum Kirchhoff dapat ditulis
sebgai berikut :

1. Hukum Titik Cabang


Jumlah aljabar arus yang masuk kedalam suatu titik cabang suatu jaringan adalah nol.
2. Hukum Loop
Jumlah aljabar ggl (gaya gerak listrik) dalam tiap loop rangkaian sama dengan jumlah
aljabar hasil kali dalam loop yang sama.

Nyata bahwa hukum titik cabang ini tak lain adalah hukum kekekalan muatan,
sedangkan sebagaimana dibahas sebelumnya Hukum Loop diturunkan dari hukum
kekekalan energi untuk tiap Loop. Dalam rangkaian seri, kuat arus yang melalui tiap-tiap
penghambat adalah sama besarnya. Diketahui bahwa untuk penghambat-penghambat listrik
yang disusun seri, hambatan penggantinya sama dengan jumlah tiap-tiap penghambat.
BAB III

PENUTUP

1.1.Kesimpulan
Kaidah Kirchhoff terdiri dari dua pernyataan yaitu :
- Kaidah titik pertemuan Kirchhoff ( Kirchhoff junction rule)
“Jumlah aljabar dari arus kedalam setiap titik pertemuan adalah nol”
- Kaidah simpul Kirchhoff ( Kirchhoff loop rule )
“Jumlah aljabar dari selisih potensial dalam setiap simpul, termasuk selisih potensial
yang di asosiasikan dengan elemen hambatan, harus sama dengan nol”.

1.2.Saran
Semoga dengan adanya makalah tentang hukum Kirchhoff 1 dan 2 ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai apa sih pengertian hukum
Kirchhoff itu, dan apa bunyi hukum Kirchhoff 1 dan hokum Kirchhoff 1 . Semoga dapat
menjadi bahan atau panutan dalam pengerjaan tugas pembaca yang berkaitan dengan
hukum kirchhoff. Makalah ini mungkin belum sempurna dan mengandung beberapa
kesalahan, maka kami mohon maaf dan menerima kritik juga saran dari pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Fisika untuk Sains dan Teknik By Tipler Jilid 2

Anda mungkin juga menyukai