Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROFESI GURU


Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dra. Gustimal Witri, S.Pd.,M.Pd.

PENJENJANGAN KARIR GURU

Disusun Oleh:
Kelompok 14

Dolfi Firdaus Mensa Simorangkir (2105111916)


Fikri Fadhil Maulana (2105111014)
Titio Castro Siagian (2105111917)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-
Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengembangan
Profesi Guru sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa
yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi
suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang
membangun makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta
komprehensif.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak dan sebagai media pembelajaran, khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa
yang akan datang.

Pekanbaru, 22 Februari 2024

Kelompok 14
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk masyarakat yang
berkembang dan berkelanjutan. Guru merupakan salah satu elemen utama dalam
sistem pendidikan yang memegang peran penting dalam menghasilkan generasi yang
kompeten dan terdidik.
Oleh karena itu, penjenjangan karier guru menjadi hal yang sangat penting
untuk diperhatikan. Karena penjenjangan karier guru tidak hanya bermanfaat bagi
guru secara individu, tetapi juga untuk siswa, masyarakat, dan sistem pendidikan
secara keseluruhan. Ini merupakan investasi jangka panjang dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi
mendatang.
Pada pengajaran sekolah dan kebutuhan-kebutuhan pengembangan staf,
tepatnya lebih dari pada sekedar tugas administrasi rutin. Secara harafiah pengertian
pengembangan karier (career development) menuntut seseorang untuk membuat
keputusan dan mengikatkan dirinya untuk mencapai tujuan-tujuan karier.
Makalah ini akan membahas pentingnya penjenjangan karier guru, tantangan
yang dihadapi, serta strategi untuk meningkatkan penjenjangan karier guru.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian karir?
2. Apa pengertian penjenjangan karir guru?
3. Bagaimana tahap penjenjangan karir guru?
4. Apa saja jenis- jenis karir guru?
5. Apa saja upaya pengembangan karir guru?

1. 3 TUJUAN
Melalui penelitian mengenai penjenjangan karier guru, kita dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan karier guru dan mengidentifikasi strategi yang paling efektif dalam
mendukung pengembangan karier guru yang berkelanjutan. Ini merupakan langkah
penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan guru untuk
menghadapi tuntutan-tuntutan yang semakin kompleks dalam profesi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karir
Pengertian karir dalam Anoraga (1992) di definisikan secara sempit dan luas.
Secara sempit karir berarli upaya mencari nafkali, mengembangkan profesi, dan
meningkatkan kedudukan, sedangkan secara luas karir meruoakan langkah maju
sepanjang hidup atau mengukir kehidupan seseorang.
Moekijat (1990) mengutarakan, "karir adalah kemajuan seseorang dalam
suatu lapangan pekerjaan yang diperolehnya selama bekerja. Karir disebut juga
perkembangan kemajuan seseorang dalam suatu lapangan pekerjaan selama masa
aktif dalam hidupnya"
Dari pendapat para ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwa karir tidak
identik dengan pekerjaan atau pekerjaan. Profesi dan pekerjaan merupakan bagian
dari karir, namun karir itu sendiri merupakan suatu proses, rangkaian, atau usaha
yang dibangun, diusahakan, dan dikembangkan setiap hari untuk mencapai cita-cita
dan tujuan hidup.
Sebagai sebuah proses, karir tidak selalu berisi hal-hal manis dan
menggembirakan. Karir juga merangkai hal-hal pahit dan penuh kesulitan dalam
kehidupanmu. Sebagai sebuah proses, karir juga berisi keadaan-keadaan yang kita
tidak mengerti saat ini. Seringkali setelah melakukan keadaan itu, kita baru mengerti
hubungan beragam keadaan yang membentuk karir kita.

2.2 Pengertian Penjenjangan Karir Guru


Penjenjangan karir guru merujuk pada proses pengembangan dan kemajuan
dalam karir seorang guru, baik dalam hal tanggung jawab, keterampilan, maupun
prestasi profesional. Ini bisa mencakup kenaikan pangkat, peningkatan tanggung
jawab, atau peluang untuk mengambil peran kepemimpinan dalam institusi
pendidikan.
Pengembangan dan peningkatan karir guru dapat dilakukan melalui
pembinaan dan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan
perolehan angka kredit jabatan profesional untuk meningkatkan kompetensi dan
kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di dalam
ataupun luar kelas. Upaya peningkatan kompetensi dan profesionalitas ini harus
sejalan dengan upaya memberikan penghargaan, peningkatan kesejahteraan, dan
perlindungan terhadap guru. Tujuan pengembangan karir guru salah satunya adalah
untuk meningkatkan jenjang karir dan kepangkatan, berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi (permen PAN&RB) No 16
Tahun 2009 Tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, mulai tahun 2011 bagi guru ASN yang akan mengusulkan kenaikan
pangkat harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain kredit point yang harus didapat
dalam pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. PP. No. 74 Tahun
2008 tentang Guru, mengamanatkan bahwa terdapat dua alur pembinaan dan
pengembangan profesi guru, yaitu: pembinaan dan pengembangan profesi, dan
pembinaan dan pengembangan karir.

Syarat berkembangnya karir seorang guru adalah guru tersebut harus


kompeten, mampu baik pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku. Guru kompeten
yaitu guru yang memiliki kecakapan hidup (life skill) dengan rincian sebagai berikut:
a. Cakap mengenal diri (self-awareness skill), diantaranya;
 sadar sebagai makhluk Tuhan
 sadar eksistensi diri
 sadar potensi diri
b. Cakap berpikir (thinking skill), diantaranya:
 cakap menggali informasi
 cakap mengolah informasi
 cakap mengambil keputusan
 cakap memecahkan masalah
c. Cakap bersosialisasi (sosial skill), diantaranya:
 cakap berkomunikasi lisan
 cakap berkomunukasi secara tertulis
 cakap dalam bekerjasama.
d. Cakap secara akademik (akademik skill), diantaranya:
 cakap mengidentifikasi variable
 cakap menghubungkan variable
 cakap merumuskan hipotesis
 cakap melaksanakan suatu penelitian
e. Cakap secara vokasional (vocational skill), diantaranya:
 memiliki keahlian khusus dibidang pekerjaan, misal: ahli komputer, ahli
akutansi,dll.

2.3 Tahap Penjenjangan Karir Guru


Terdapat lima tahap pengembangan karir, yaitu:
 Growth (lahir – usia 14 atau 14 tahun)
Tahap Growth ini merupakan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan
kebutuhan yang diasosiasikan dengan konsep diri. Pada rentang usia ini,
pengembangan karir yang dapat dilakukan terutama oleh guru/orang tua pada anak
dan remaja adalah dengan memberikan pemahaman mengenai hidup mandiri dan
mengapa kita harus bekerja; memperkenalkan sejumlah pekerjaan termasuk di
dalamnya pemahaman segala sesuatu tentang pekerjaan tersebut; dan termasuk
berkenaan dengan upaya bagaimana memperoleh pekerjaan/karir yang dimaksud.
 Exploratory (usia 15-24)
Tahap Exploratory ini Merupakan fase tentatif yang didalamnya pilihan
dipersempit tapi tidak final. Pengembangan karir pada tahapan ini diarahkan pada
pengerucutan pilihan karir yang paling memungkinkan bagi seseorang. Minat, bakat,
dan latar belakang pendidikan menjadi bahan pertimbangan dalam pengerucutan
pilihan karir seseorang.
 Estbalishment (usia 25-44)
Tahap Estbalishment merupakan coba-coba dan stabilisasi melalui pengalaman
kerja. Pengembangan karir pada tahapan ini sudah pada tataran ‘aksi’ dimana
seseorang sudah mulai masuk pada dunia kerja/karir yang ia pilih. Jika memang
sesuai dengan apa yang ia cita-citakan/inginkan, maka ia akan berusaha menstabilkan
diri dalam dunia kerja yang ia geluti.
 Maintenance (usia 45-64)
Tahap Maintenance merupakan proses penyesuaian yang terus menerus untuk
meningkatkan posisi dan situasi kerja. Tahap Maintenance merupakan proses
penyesuaian yang terus menerus untuk meningkatkan posisi dan situasi kerja.
Pada tahapan ini pengembangan karirnya diarahkan pada bagaimana melakukan
proses penyesuaian baik keyakinan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk
dapat meningkatkan posisinya ke arah yang lebih baik lagi dan menciptakan situasi
kerja yang membuatnya lebih nyaman bekerja.
 Decline (usia 65+)
Tahap Decline merupakan pertimbangan pra pensiun, keluar kerja, dan pensiun.
Pengembangan karir pada tahapan ini adalah berkenaan dengan pembukaan wawasan
berkenaan dengan pensiun sehingga seseorang dapat mempersiapkan diri di saat ia
harus pensiun nanti. Jika sudah pensiun, pengembangan karirnya berkenaan dengan
bagaimana ia memanfaatkan waktu pensiunnya dengan semaksimal mungkin untuk
kebaikan diri dan orang-orang yang terdekatnya.

Pengembangan karir harus dimulai dari dalam diri karyawan itu sendiri. Institusi atau
organisasi tempat kerja hanya berkewajiban untuk memfasilitasi pengembangan karir
bagi setiap karyawannya. Oleh sebab itu setiap karyawan harus merencanakan sendiri
pengembangan karir masing-masing. Langkah-langkah merencanakan pengembangan
karir antara lain:
a. Mawas diri
Untuk memulai pengembangan karir harus berangkat dari diri orang yang
bersangkutan. Karena pengembangan karir sebenarnya merupakan pengembangan
diri bagi setiap karyawan. Untuk itu karyawan harus mawas diri, menilai diri sendiri,
siapa ia sebenarnya, pendidikannya, kemampuannya, kelemahannya, dan
kekuatannya dalam menjalankan tugas. Setelah diketahui siapa dirinya, kemudian
dikaitkan dengan kesempatan-kesempatan, jabatan-jabatan yang tersedia dalam
organisasi atau institusi tempat kerjanya. Apabila dirinya atau kemampuannya tidak
cocok dengan kesempatan yang tersedia maka ia harus mencari kesempatan di tempat
kerja yang lain yang sesuai dengan kemampuan atau keterampilannya.

b. Menetapkan tujuan
Apabila si karyawan merasa yakin dengan kemampuannya, maka ia harus
menetapkan tujuan pengembangan karirnya. Dari sini karyawan yang bersangkutan
telah menentukan jenis karir yang akan dikembangkan. Untuk itu ia mulai menekuni
tugas dan kewajibannya dan hendaknya tidak memikirkan kesempatan untuk pindah
ke institusi lain, kecuali dalam keadaan darurat, misalnya perusahaan atau institusinya
melakukan pemutusan hubungan kerja.
c. Menyiapkan upaya mencapai tujuan
Setelah karyawan menetapkan tujuan, langkah selanjutnya adalah penyiapan
dirinya untuk mencapai tujuan tersebut. Penyiapan dilakukan dengan menambah
kemampuan atau keterampilan melalui pendidikan atau pelatihan-pelatihan. Dewasa
ini banyak tawaran dari berbagai lembaga pendidikan tinggi dalam bentuk pendidikan
S1, S2, S3 yang dibuka pada sore atau malam hari. Di samping itu program-program
pendidikan nonformal antara lain: kursuss-kursus, pelatihan-pelatihan, seminar-
seminar dan sebagainya banyak ditawarkan bagi mereka yang ingin menambah
kemampuan atau keterampilan dalam rangka pengembangan karir para karyawan atau
tenaga kerja.

d. Melaksanakan pengembangan karir


Pelaksanaan pengembangan karir seorang karyawan ditentukan oleh dua
faktor, yakni: pertama, faktor individual karyawan sendiri yang telah memiliki
kemampuan yang dibutuhkan oleh institusi dan faktor kedua adanya kesempatan yang
disediakan oleh institusi tempat kerja yang bersangkutan. Adanya karyawan yang
mempunyai kemampuan tertentu, tetapi tidak ada kesempatan untuk mengisi posisi
tersebut dari pihak institusi, maka tidak akan terjadi pengembangan karyawan.
Sebaliknya kesempatan tersedia di organisasi atau institusi tetapi tidak ada karyawan
yang mempunyai kemampuan cocok, maka pengembangan karir bagi karyawan di
institusi tersebut tidak terjadi.

2.4 Jenis Karir Guru


Karir guru/konselor di sekolah meliputi dua hal, yaitu:
a. Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan seseorang di dalam struktur
organisasi tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali Kelas,
Wakasek, Kepala Sekolah, dan lain-lain. Karir ini memiliki tuntutan tanggung
jawab tertentu bagi seorang guru, sehingga wawasan/pengetahuan, sikap, dan
keterampilan seorang guru/konselor harus ditingkatkan untuk menjawab
tuntutan yang dimaksud.
b. Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian formal
seseorang di dalam profesi yang ia geluti, contohnya guru madya, guru
dewasa, guru pembina, guru professional.
Agar dapat mengalami kenaikan karir, seorang guru/konselor perlu mengerjakan
sejumlah tugas-tugas profesional yang memiliki nilai kredit tertentu dan dibuktikan
dengan dokumen-dokumen legal. Akumulasi nilai kredit yang dimaksud harus dapat
memenuhi jumlah nilai tertentu yang ditetapkan pemerintah.
Kedua jenis karir guru/konselor di sekolah tersebut dapat dicapai tentunya dengan
sejumlah pemerolehan kompetensi-kompetensi guru/konselor yang tinggi.

2.5 Upaya Pengembangan Karir Guru


Berikut ini adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru/konselor
untuk dapat meningkatkan kompetensinya agar karir yang ia geluti dapat berkembang
maksimal, yaitu:
 Menghadiri/berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah profesional
(seminar, simposium, pelatihan, dll)
 Membuat karya tulis ilmiah/populer, karya Membuat karya tulis
ilmiah/populer, karya seni, karya teknologi.
 Melaksanakan penelitian/pengkajian kerjaprofesional baik individual maupun
kolaboratif (Lesson Study, PTK/PTBK, penelitian jenis lainnya) penelitian
jenis lainnya)

Selain itu ada lagi upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru/konselor untuk
dapat meningkatkan kompetensinya, sebagai berikut:
1. Pendidikan dan pelatihan
a. In house training (IHT)
Pelatihan IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok
kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
pelatihan. Pelatihan ini misalnya: diklat. Diklat merupakan salah satu bentuk kegiatan
dari program pengembangan sumber daya manusia. Strategi pembinaan melalui IHT
dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan
kompetensi dan karir guru tidak harus secara eksternal, tetapi dapat dilaksanakan oleh
guru yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki guru lain.
b. Program magang
Program magang dipilih dengan alasan bahwa keterampilan tertentu yang
memerlukan pengalaman nyata.
c. Kemitraan Sekolah
Dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik.
Pembinaan lewat mitra dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang
dimiliki mitra, misalnya manajemen sekolah atau kelas.
d. Belajar jarak jauh
Dapat dilakukan tanpa menghadirkan instruktur. Pembinaan ini dilakukan dengan
alasan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikiti pelatihan
di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti ibu kota kabupaten atau provinsi.
e. Pelatihan berjenjang dan khusus
Pelatihan khusus disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan
adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.
f. Kursus singkat diperguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya
Dimaksudkan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa
kemampuan seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun
karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.
g. Pembinaan internal oleh sekolah
Pembinaan ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki
kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-
tugas internal tambahan, dan diskusi dengan rekan sejawat.
h. Pendidikan lanjut
Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan
memberikan tugas belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi.
Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat
membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.

2. Non Pendidikan dan pelatihan


a. Diskusi masalah pendidikan
Melalui diskusi ini diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang
dihadapi berkaitan dengan pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan
kompetensi dan pengembangan karirnya.
b. Seminar
Kegiatan ini memberi peluang kepada para guru untuk berinteraksi secara ilmiah
dengan kolega seprofesinyaberkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan.
c. Workshop
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menghasilkan produk bermanfaat bagi
pembelajaran, peningkatan kompetensi, maupun pengembangan karirnya.
d. Penelitian
Dapat dilakukan dengan penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, atau
jenis penelitian lainnya.
e. Penulisan bahan ajar/buku
Bahan ajar ditulis dalam bentuk diktat, buku pelajaran, ataupun buku dalam
bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penjenjangan karier guru sangat penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Guru bukan hanya menghadirkan ilmu di kelas, tetapi juga membentuk
karakter dan kepribadian siswa. Proses penjenjangan karier ini melibatkan berbagai
tahapan dan jenis karier, baik struktural maupun fungsional. Untuk mencapai
peningkatan karier, guru perlu terlibat dalam pendidikan dan pelatihan, diskusi,
penelitian, dan pengembangan bahan ajar. Namun, penting juga bagi guru untuk
merencanakan dan melaksanakan pengembangan karier dari dalam dirinya sendiri.
Dengan demikian, penjenjangan karier guru bukan hanya penting bagi perkembangan
pribadi guru, tetapi juga merupakan investasi dalam peningkatan kualitas pendidikan
secara keseluruhan.

3.2 SARAN
Penjenjangan karier guru adalah aspek penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan mempersiapkan generasi mendatang. Guru tidak hanya berperan
sebagai pengajar di kelas, tetapi juga sebagai pembimbing dan teladan bagi siswa.
Oleh karena itu, peningkatan karier guru menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Proses penjenjangan karier guru melibatkan berbagai tahapan, mulai
dari pengembangan kompetensi hingga mencapai posisi kepemimpinan dalam
institusi pendidikan. Jenis karir guru dapat bersifat struktural, terkait dengan
kedudukan di dalam struktur organisasi, atau fungsional, terkait dengan pencapaian
formal dalam profesi yang dijalani. Untuk mencapai peningkatan karier, guru perlu
terlibat dalam berbagai kegiatan seperti pendidikan dan pelatihan, diskusi, penelitian,
dan pengembangan bahan ajar. Penting bagi setiap guru untuk merencanakan
pengembangan karir mereka sendiri dan memanfaatkan kesempatan yang tersedia
untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka. Dengan demikian,
penjenjangan karier guru menjadi investasi jangka panjang dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Jainap, & Ananda, Y. (2022). Kesejahteraan Guru dan Pengembangan Jenjang
Karir Guru. 3-6.
Faizatul, I. M., Lukluin, N. N., Novitasari, N., & Seventina, R. (2014).
PENGEMBANGAN KARIR GURU. 4-7.
Kuswandi, A. (2009). STUDI ANALISIS KEBIJAKAN PENJENJANGAN KARIR
BAGIGURU SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN
GENDERANALYSIS PATHWAY DIKECAMATAN BEKASI TIMUR -
KOTA BEKASI. EDUKASI, 5-13.
Munawir, M., Aliya, N., & Salsa, Q. B. (2022). Pengembangan Profesi dan Karir
Guru. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 3-7.
Samsul, A. H., Risnawati, H., & Lasalutu, S. (2016). Jenjang Karir Guru. 2-9.

Anda mungkin juga menyukai