Anda di halaman 1dari 5

Nama: Putri Bela Regina

N p m: 2211080077

Prodi: BKPI

Kelas: 3F

Dosen: Tika Febriyani, M. Pd

Reseme Materi 7 (tujuh)

BIMBINGAN KARIER

A. Tugas Perkembangan dan Kompetensi Karier di Berbagai Jenjang Pendidikan

Dalam Panduan Operasional Penyelenggaraan BK di SMA (Kemendikbud, 2016)


tertulis dua dari sebelas tugas perkembangan yang berhubungan langsung dengan karier
yakni 1) memiliki kemandirian perilaku ekonomis yang diterjemahkan dalam SKKPD
sebagai Perilaku kewirausahaan (Kemandirian perilaku ekonomis), dan 2) mengenal
kemampuan bakat, minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni yang
diterjemahkan dalam SKKPD sebagai Wawasan dan kesiapan karier.

Rumusan kompetensi tersebut dikembangkan lebih rinci menjadi tugas-tugas


perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik/konseli dalam berbagai tataran
internalisasi tujuan, yaitu pengenalan, akomodasi, dan tindakan. Yang dimaksud dengan
tataran internalisasi tujuan, yaitu: (1) pengenalan, untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman peserta didik/konseli terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus
dipelajari dan dikuasai; (2) akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan
menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya; dan (3)
tindakan, yaitu mendorong peserta didik/konseli untuk mewujudkan perilaku dan kompetensi
baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari.
Selain tugas perkembangan, guru BK juga perlu memperhatikan kompetensi karier
sebagaimana diterbitkan oleh American School Counselor Association (ASCA. 2004) dan
National Occupational Information Coordinating Committee (NOCC, 1989).
B. Definisi Bimbingan Karier
Layanan bimbingan yang membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan
karier salah satunya bimbingan karier. Terminologi bimbingan karier di Indonesia dapat
ditemukan dalam lampiran Permendikbud no 111 tahun 2014 (Kemendikbud, 2014) yang
mendefinisikan bimbingan karier sebagai proses pemberian bantuan konselor atau guru
bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karier sepanjang rentang
hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang
tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

Gani, R. A (1987) mengakui bahwa ada perbedaan di antara para ahli dalam
penyampaian pendapat mengenai pengertian bimbingan karier. Namun ia merumuskan tiga
persamaan yang menjadi inti dari bimbingan karier yakni 1) bimbingan karier bersifat
bantuan atau layanan, 2) ditujukan bagi individu, dan 3) pembahasan mengenai masalah
karier dan pekerjaan (penyesuaian diri, pengenalan diri, pemahaman diri, pengenalan dunia
kerja, perencanaan masa depan, bentuk kehidupan yang diharapkan, serta pemilihan
keputusan yang diambil oleh individu yang bersangkutan).

C. Tujuan Bimbingan Karier

Permendikbud no 111 tahun 2014 (Kemendikbud, 2014) menyebutkan tujuan


bimbingan karier yakni memfasilitasi perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
keputusan karier sepanjang rentang hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian, peserta
didik akan:
1. memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan
2. memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang menunjang
kematangan kompetensi karier
3. memiliki sikap positif terhadap dunia kerja
4. memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau
keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita- cita kariernya masa depan;
5. memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,
prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan merencanakan masa depan,
yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran- peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola
karier; mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau
kematangan untuk mengambil keputusan karier.
Senada dengan permendikbud di atas, Ali, L dan Graham, B (2001) juga merinci
tujuan bimbingan karier sebagai berikut:
1. mengidentifikasi kebutuhan perkembangan karier siswa
2. mengetahui proses yang efektif dalam pemilihan karier
3. mengklarifikasi tujuan hidup siswa
4. merencanakan langkah yang tepat bagi pencapaian tujuan

D. Prinsip Bimbingan Karier


Hongkong Education Berau (2009) menyebutkan ada enam prinsip bimbingan karier
di jenjang sekolah menengah. Prinsip- prinsip tersebut yakni:

1. Pelaksanaan bimbingan karier sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik dari
berbagai jenjang
2. Bimbingan karier diberikan kepada seluruh siswa dan tidak memandang kemampuan
akademiknya, latar belakang budayanya, maupun orientasi hidupnya
3. Bimbingan karier memberdayakan siswa agar dapat membuat keputusan karier yang
bertanggung jawab baik keputusan studi lanjut, pekerjaan maupun aspek dalam hidup lainnya
4. Bimbingan karier mendorong siswa untuk membuat keputusan karier dan studi sesuai
minat, bakat, dan nilai hidupnya
5. Bimbingan karier mendorong siswa agar dapat mempersiapkan diri dalam aktualisasi
potensi terbaiknya
6. Bimbingan dan karier mendampingi siswa dalam menghadapi dan beradaptasi selama
proses transisi dunia sekolah ke dunia kerja, serta mempersiapkan kehidupan yang lebih
bermakna.

E. Penyelenggaraan Bimbingan Karier


Penyelenggaraan bimbingan karier oleh guru BK dapat berupa:
1. Melaksanakan asesmen kebutuhan
Sebelum layanan bimbingan karier diberikan, guru BK hendaknya melakukan
pengumpulan informasi (asesmen) dari peserta didik dan lingkungannya. Hal ini ditujukan
agar layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik itu sendiri.
2. Bimbingan Kelas Besar/Lintas Kelas
Layanan bimbingan karier dalam setting kelas besar dapat berupa seminar karier yang
mengundang narasumber baik ahli maupun praktisi, pelatihan softskill, workshop
perencanaan karier, maupun Career Day. Pelaksanaan bimbingan karier ini dapat dilakukan di
aula atau di lapangan sekolah.
3. Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal diberikan di dalam kelas saat jam pelajaran BK yang dialokasikan
2 jam per pekan. Materi yang disampaikan tentu disesuaikan dengan hasil asesmen kebutuhan
dan permasalahan siswa. Selain aspek pemahaman (pemberian informasi). pelaksanaan
bimbingan karier secara klasikal juga dapat berupa peningkatan kompetensi karier yang harus
dimiliki siswa.
4.Bimbingan Kelompok
Bimbingan karier secara kelompok dilaksanakan bagi sekelompok siswa yang
memiliki permasalahan karier yang sama, misalnya siswa tidak diberi kebebasan memilih
oleh orang tua atau siswa memiliki keterbatasan ekonomi dalam mempersiapkan studi lanjut.
5. Kolaborasi dengan Orang Tua
Orang tua memiliki pengaruh yang kuat dalam. proses perencanaan karier siswa
sehingga perlu dilibatkan dalam layanan bimbingan karier. Salah satu bentuk kolaborasi
dengan orang tua yakni seminar parenting.
6. Kolaborasi dengan Lembaga Lain
Guru BK juga dapat berkolaborasi dengan Lembaga eksternal seperti perguruan tinggi
baik negeri, kedinasan maupun swasta, lembaga bimbingan belajar, dinas pendidikan atau
dinas tenaga kerja kota setempat, hingga perusahaan BUMN maupun swasta. Bentuk
kolaborasi ini seperti pelaksanaan campus, kunjungan industri, termasuk visit campus,
pelaksanaan asesmen Teknik tes oleh psikolog.
7. Pengelolaan Papan Bimbingan dan Leaflet
Guru BK perlu memaksimalkan media visual yang ada di dalam maupun luar ruang
BK sebagai pusat informasi karier bagi siswa. Salah satunya papan bimbingan dan media
leaflet/brosur dari universitas.
8. Pengembangan Media Bimbingan Karier
Perkembangan teknologi membuat proses bimbingan karier menjadi lebih efisien.
Guru BK diharapkan terus berinovasi agar layanan bimbingan karier sesuai dengan
kebutuhan siswa pada zamannya.

Anda mungkin juga menyukai