Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SALSA JUVILIA DEVANKA

NIM : K3119075
BK 3A

“ UTS BK KARIR “

1. Mengapa yang digunakan adalah istilah “Bimbingan Karier” bukan “Bimbingan


Pekerjaan”? Jelaskan!Buatlah diagram penggolongan factor-faktor yang dapat mempengaruhi
2. Mengapa di sekolah diperlukan adanya bimbingan karier? Jelaskan!
3. Pelaksanaan Bimbingan karier di sekolah akan dapat terlaksana dengan baik jika memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu. Apa syarat-syaratnya? Jelaskan!
4. Buatlah diagram penggolongan factor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier
seseorang. Jelaskan!
5. Uraikan bagaimana penerapan teori karier: (a) Teori Holland dan (b) Teori Perkembangan
Karier Roe dalam pelaksanaan bimbingan karier di sekolah!
6. Bagaimana cara menilai keberhasilan pelaksanaan konseling karier untuk siswa? Uraiakan!

JAWAB

1. Karir dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling
berhubungan; dalam hal ini seseoran memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai
perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai satu rentang hidupnya
sendiri (the span of one's' life) (Murray:1983). Definisi ini memandang karir sebagai
rentangan aktivitas pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya kekuatan inner person pada diri
manusia. Perilaku yang tampak karena adanya kekuatan motivatif, kemampuan, sikap,
kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai modal dasar bagi karir individu. Itulah yang oleh
Healy (1982) disebut sebagai kekuatan karir (power of caceer). Kekuatan karir ini akan
tampak dalam pengguasaan sejumlah kompetensi (fisik, sosial. intelektual, spiritual) yang
mendukung kesuksesan individu dalam karirnya.
Menggunakan istilah bimbingan karir .Karena istilah Karir dan Pekerjaan berbeda,
Karier adalah perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan
sebagainya; pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Sedangkan pekerjaan adalah
pencaharian; yang dijadikan pokok penghidupan; sesuatu yang dilakukan untuk mendapat
nafkah. oleh karena itu, istilah yang sering digunakan adalah Bimbingan Karir, karena karir
sangat berhubungan dengan jabatan atau kehidupan seseorang kedepannya, dan konsep karier
sendiri adalah melakukan sesuatu yang menjadi cita cita dan tujuan kita. Karier dapat
mendatangkan rasa puas dan bahagia, sedangkan pekerjaan biasanya hanya di lakukan semata
mata untuk memenuhi kewajiban sehari hari. Oleh karena itu istilah yang digunakan adalah
Bimbingan Karir bukan Bimbingan Pekerjaan. Bimbingan karir merupakan salah satu jenis
bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir, untuk
memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan lingkungan
hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier merupakan suatu
proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami
dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk
kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat
dan bertanggung jawab atas ke

2. Alasan di sekolah diperlukan adanya bimbingan karier

Karena Bimbingan karier di sekolah dapat membantu siswa dalam mengenal dan
mengembangkan potensi karier yang dimilikinya. Selain itu bimbingan karier sebagai satu
kesatuan proses bimbingan memiliki manfaat yang dinikmati oleh kliennya dalam
mengarahkan diri dan menciptakan kemandirian dalam memilih karier yang sesuai dengan
kemampuannya. Fungsi bimbingan karier di sekolah adalah sebagai berikut:

a.Memberikan kemantapan pilihan jurusan kepada siswa, karena penjurusan akan


mempersiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang kelak diinginkan.
b.Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat siap kerja sesuai
dengan keinginannya.
c. Membantu kemandirian bagi siswa yang ingin ataupun harus belajar sambil bekerja.
d. Para siswa tingkat sma pada akhir semester dua perlu mengadakan pemilihan program studi
ataupun penjurusan.
e. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari sma melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
f. Para siswa sma merupakan angkatan kerja yang potensi.
g.Suatu kenyataan pula bahwa para siswa sma sedang berada dalam masa remaja.

Mengacu pada fungsi bimbingan dan konseling karir secara umum, maka fungsi bimbingan
dan konseling karir di sekolah adalah :
1)      Fungsi pencegahan
Memberikan siswa informasi-informasi mengenai diri dan dunia kerjanya untuk
mencegah atau mengurangi timbulnya maslah-masalah di masa datang.
2)      Fungsi pemahaman
Bimbingan konseling karir memberikan pemahaman pada siswatentang gambaran
dirinya dengan dunia kerja.
3)      Fungsi penyaluran
Membantu siwa dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan
pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
4)       Fungsi adaptasi
Membantu siswa untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan,
dan kebutuhan hidupnya dimasa mendatang.[2]

Bimbingan konseling karir dalam aspek pengembangan karir berfungsi sebagai alat atau saran
dalam proses membantu siswa agar :
a. Mampu memahami potensi yang ada pada dirinya sendiri dengan mengenali minat, bakat,
sikap, keterampilan dan cita-citanya.
b. Memahami nilai-nilai yang ada dan berkembang di masyarakat dan dunia kerja.
c. Memahami identitas karir yang berhubungan dengan identitas dirinya, jenis pendidikan
dalam meraih cita-citanya.
d. Menemukan hambatan-hambatan dari dirinya sendiri dan lingkungan.
e.Merencanakan dan menentukan karir masa depannya (pedoman pelaksanaan BK, 199 4)

Menurut Sukardi & Kusmawati (2008:14) dalam bidang bimbingan karir, pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP, SMA/SMK membantu siswa merencanakan dan
mengembangkan masa depan karir. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok – pokok sebagai
berikut:
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak
dikembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak
dikembangkan.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
d. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan
karir yang hendak dikembangkan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah


Winkel & Hastuti (2010:673) program bimbingan karir di sekolah harus memenuhi syarat –
syarat sebagai berikut:

a. Terpusat pada siswa, yang mengandung tuntutan memberikan serangkaian pengalaman


yang dibutuhkan oleh para siswa, yang mengandung tuntutan memberikan serangkaian
pengalaman yang dibutuhkan oleh para siswa untuk meningkatkan perkembangan karir
mereka.

b. Berorientasi pada lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya yang mengelilingi para siswa,
dengan mengindahkan bahwa lingkungan itu akan mengalami berbagai perubahan yang
mempunyai dampak terhadap perkembangan karir orang muda.

c. Terarah ke arah perkembangan seperangkat kemampuan peserta didik yang mereka


butuhkan untuk dapat merencanakan masa depannya dan mengimplementasikan rencana itu
dalam rentetan tindakan nyata.

4. Diagram factor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier seseorang.

Diagram :

 Faktor Internal

Dibagi menjadi beberapa hal dan dapat dibedakan satu sama lainnya. Beberapa faktor
internal tersebut membentuk keunikan kepribadian individu, diantaranya sebagai berikut:
a) Taraf intelegensi, merupakan kemampuan siswa untuk mencapai prestasi-prestasi yang
memiliki peranan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk melakukan
penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, untuk menilai keadaan diri secara kritis, dan
objektif
B.) Bakat khusus, merupakan kemampuan yang menonjol yang dimiliki seseorang dalam
bidang kognitif, bidang keterampilan, dan bidang kesenian. c) Minat, merupakan
kecenderungan yang menetap pada diri seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan dalam bidang tertentu. d)
Sifat-sifat, merupakan sifat-sifat kepribadian, ciri-ciri kepribadian yang memiliki
kecenderungan dan memberikan corak pada seseorang, seperti gembira,ramah, halus, terbuka,
fleksibel, tertutup, pesimis, dan ceroboh. e) Nilai-nilai kehidupan (values) , nilai- nilai
kehidupan merupakan beberapa konsep ideal yang diterima seseorang dan dijadikan sebagai
pedoman atau pegangan hidup. Nilai-nilai sangat berpengaruh dan membentuk gaya hidup
seseorang (life style). f) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang
dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki oleh siswa dapat akurat
dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat idealisasinya, bilamana informasi yang tidak
akurat diganti dengan informasi yang lebih akurat, ada kemungkinan siswa mengalihkan
perhatiannya dari beberapa jabatan yang mula-mula didambakan kejabatan lain. g) keadaan
jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh seseorang seperti tinggi badan, berat badan,
jenis kelamin, dalam bidang pekerjaan tertentu mempersyaratkan keadaan jasmani berkaitan
dengan ciri-ciri fisik seseorang

 Faktor Eksternal

sejumlah hal atau faktor yang berada di luar diri seseorang yang berpengaruh langsung
maupun tidak langsung dengan diri seseorang. Perkembangan karir berlangsung di dalam
ruang lingkup pilihan karir. Sebagaimana dijelaskan di atas, dapat menjadi perubahan pada
faktor eksternal meskipun tidak dalam gradasi yang sama pada masing-masing faktor. Faktor
eksternal antara lain:
a) Status sosial ekonomi keluarga, beberapa hal yang melatarbelakangi status sosial ekonomi
orang tua adalah tingkatan pendidikan orang tua, penghasilan, dan status pekerjaan orangtua.
b) Prestasi akademik siswa, prestasi akademik diartikan sebagai suatu tingkat pencapaian
tertentu dalam kerja akademik terbukti pada hasil evaluasi belajar, hasil tes, nilai lapor, atau
hasil tes potensi akademik lainnya.
c) Pendidikan sekolah, yaitu tingkatan atau jenjang yang dimilki atau diperoleh melalui
lembaga pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah
orang tersebut memperoleh pekerjaan atau jabatan tertentu dan penghargaan di masyarakat.
d) Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau
latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil di
dalamnya
e) Lingkungan, lingkungan yang bersifat potensial maupun direkayasa mempunyai hubungan
yang positif terhadap sikap, perilaku, dan keseluruhan hidup dan kehidupan orang
disekitarnya.

5. Penerapan Teori Holland dan Teori Rou

 Teori Holland

Aplikasi Teori Holland Disekolah


Pandangan holland sangat relevan bagi bimbingan karir pada jenjang pendidikan awal dan
pendidikan tinggi. Penekanan yang diberiakn pada tingkat pemahan diri sehubungan dengan
beberapa kualitas bombingan yang dimiliki konselor untuk informasi yang akurat mengenai
lingkungan okupasi, menyandarkan lembaga bimbingan akan tugasnya membantu individu
menal dirinya dan lingkungan hal ini sangat diperlukan untuk memilih okupasi yang matang.
Selanjutntya Holland juga mengembangkan alat untuk individu dalam pemilihan karir yaitu
the occupations finder dan the self-directed search, yang manyakan kagiatan/aktivitas yang
diminati, dan dievalusi diri dalam bebrapa ketrampilan, harus dicocokan dengan sistem
klasifikasi okupasi yang berlandasan pada teori yang sama, dengan demikian individu dapat
menemukan sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk pertimbangan lebih lanjut.

Salah satu implikasi nyata teori Holland untuk konseling karir adalah bahwa praktisi
dapat membantu klien menilai kepentingan dan lingkungan kerja mereka dan memahami
hubungan di antara mereka (Xu, 2020). Cukup mengembangkan struktur kognitif atau
kerangka kerja untuk melihat diri mereka dan pekerjaan sangat membantu banyak orang.
Beberapa konselor karir mengatur dan mereferensi karir dan informasi pekerjaan mereka
sesuai dengan jenis Holland, menggunakan kode tiga poin yang sesuai dengan jenis yang
paling menonjol. Ini memudahkan proses matching interest dan environment (Kulcsár,
Dobrean, & Gati, 2020; Savickas, 2015) .Menurut Holland suatu minat yang menyangkut
pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan
kepribadiannya, sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa
ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi akademik, hobi inti, berbagai kegiatan
rekreatif dan banyak kesukaan yang lain (Winkel & Hastuti, 2005). Model pilihan karir
Holland menunjukkan bahwa individu akan mencari lingkungan kerja yang sesuai dengan
keterampilan, kemampuan, sikap, dan nilai mereka atau harus terdapat kesesuaian antara
RIASEC dengan lingkungan. Holland membagi kepribadian tersebut dalam enam tipe yaitu
Realistic (R), Investigasi (I), Artistik (A), Social (S), Enterprising (E), Ini telah dikenal
sebagai model RIASEC (Gorji, Hatamy, & Khoshkonesh, 2011). Salah satu implikasi nyata
teori Holland untuk konseling karir adalah bahwa praktisi dapat membantu klien menilai
kepentingan dan lingkungan kerja mereka dan memahami hubungan di antara mereka. Cukup
mengembangkan struktur kognitif atau kerangka kerja untuk melihat diri mereka dan
pekerjaan sangat membantu banyak orang. Beberapa konselor karir mengatur dan mereferensi
karir dan informasi pekerjaan mereka sesuai dengan jenis Holland, menggunakan kode tiga
poin yang sesuai dengan jenis yang paling menonjol. Ini memudahkan proses matc hing
interest dan environment (Suryani, 2020).

 Aplikasi Teori Roe dalam Bimbingan Karir

Sesuai dengan teori Anne Roe dalam rangka usaha bimbingan karir, salah satu
komponen yang perlu diperhatikan adalah faktor hereditas atau keturunan. Roe memandang
bahwa pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menentukan
sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut memiliki pengaruh
yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam pemilihan karir yang akan dilalui pada
masa yang akan datang. Dalam pengembangan bimbingan karir, konselor perlu
memperhatikan adanya potensi yang dimiliki oleh individu tersebut.

Pengaplikasian teori Roe dalam bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan
melibatkan peranan orang tua  dalam pelaksanaan bimbingan karir. Peran orang tua dalam
bimbingan karir itu sendiri menurut Ruslan A. Gani (1996:68) misalnya dengan
menyelenggarakan seminar atau diskusi yang melibatkan orang tua, konselor dan individu itu
sendiri untuk membicarakan cara-cara yang memunginkan mereka membantu putera
puterinya merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan dan kehidupan sesudah tamat
sekolah. Orangtua dapat menggunakan informasi dari sekolah tentang bakat, minat,
intelegensi, kepribadian, prestasi belajar, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya.

6. cara menilai keberhasilan pelaksanaan konseling karier siswa adalah

 dengan assesment, Sebagaimana pada hakikatnya dalam asessment tersebut adalah


sebagai hasil usaha untuk mengetahui sejauh mana kita melaksanakan program yang
telah ditentukan tersebut dalam mencapai sebuah tujuan awal yang sudah
ditetapkan. Pada garis besarnya yang disebut dengan suatu keberhasilan yang tercapai
pada program tersebut dalam mencapai tujuan itu sebagai salah satu kondisi yang akan
kita lihat maupun telaah dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran.  
Asesment dalam kegiatan pelayanan di bidang bimbingan konseling di setiap sekolah yang
biasa disebut berupa segala bentuk usaha, suatu tindakan untuk mencapai bagaimana proses
yang digunakan dalam menentukan masing-masing derajat dalam mencapai lebel kemajuan di
setiap kegiatan yang selalu berkaitan dengan pelaksanaan program di sekolah yang berpacu
pada kriteria dan patokan tertentu yang harus sesuai dengan program kegiatan yang
dilaksanakan. Asesmen yang harus dikembangkan yaitu pada umumnya asesmen yang
berbentuk secara baku serta meliputi beberapa dari berbagai macam aspek yang mana berupa
kognitif, afektif, dan psikomotor yang perlu dipahami dari segi kompetensi dengan memakai
indikator-indikator yang sudah ditetapkan serta dikembangkan oleh Guru bimbingan
konseling atau biasa disebut sebagai konselor sekolah.
Penilaian dalam bimbingan dan konseling dilaksanakan setelah sebuah proses bimbingan dan
konseling karir, baik di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Penilaian
dilakukan dengan maksud memastikan bahwa yang diperbuat ada nilai gunanya. Penilaian ini
nantinya digunakan konselor untuk memehami dan menindak lanjut atau bahkan
memperbaiki program yang sudah ada. Sehingga nantinya diharapkan mampu mencapai
tujuan yang telah diharapkan.

 Dengan evaluasi

Dalam  hal ini proses evaluasi ada dua macam yaitu penilaian proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses dilihat dari segi bagaimana keefektivan proses layanan bimbingan dan
konseling sedangkan penilaian hasil sendiri dilihat dari segi kefektivan hasil layanan
bimbingan dan konseling. Untuk aspek-aspek yang perlu dievaluasi dalam program
bimbingan dan konseling meliputi kesesuaian antara program dan pelaksanaan,
keterlaksanaan program, apa saja hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program tersebut,
dampak kegiatan bimbingan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar, bagaimana respon
siswa, personil sekolah, orang tua siswa serta masyarakat, dan perubahan-perubahan siswa
serta perkembangan potensi siswa ketika masih dalam lingkup sekolah hingga lingkup
luasnya.

evaluasi program bimbingan dan konseling dapat ditempuh dengan empat langkah. Yang
pertama, merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan, tentunya perumusan harus sesuai
dengan aspek-aspek yang sudah disebutkan di atas. Yang kedua, mengembangkan atau
menyusun instrumen pengumpulan data, contohnya angket, inventori, pedoman wawancara,
dan lain sebagainya. Yang ketiga, mengumpulkan dan menganalisis data dengan tujuan untuk
mengetahui program mana saja yang sudah atau belum terlaksana dan program apa saja yang
sudah atau belum mencapai hasil. Yang keempat, melakukan tindak lanjut baik dengan
memperbaiki program yang kurang tepat maupun dengan mengembangkan (menambah atau
merubah) suatu hal yang dapat menunjang keefektifan program.

Anda mungkin juga menyukai