Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 9

BIMBINGAN DAN KONSELING

“MEMAHAMI PENDEKATAN DAN MODEL PELAYANAN BK


KOMPREHENSIF”

Oleh :
Dino Ardianto/17067008
Prodi :
Pendidikan Teknik Mesin

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Hj. Neviyarni SM. S.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga tugas BK dengan judul “memahami
pendekatan dan model layanan BK komprehensif” ini dapat terselesaikan. Tugas ini
membahas tentang peta konsep dan penjelasan yang disertai jurnal mengenai
memahami pendekatan dan model layanan BK komprehensif .
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling dan sebagai pembelajaran yang mampu mengembangkan pengetahuan
penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen serta teman-teman bagi
perbaikan tugas ini. Semoga tugas ini mudah dipahami dan bermanfaat untuk kita
semua.

Padang, 27 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
PETA KONSEP.......................................................................................................4
LAYANAN DASAR BIMBINGAN……………………………………………...5
LAYANAN PEMINATAB DAN PERENCANAAN
KARIER……………………………………………….………………………….6
LAYANAN RESPONSIF………………………………………………………...8
LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL…………………………………10
DUKUNGAN SISTEM……………………………………………………….....12
SOAL OBJEKTIF DAN ESSAY……………………………………………......13
YEL-YEL MENGENAI ASAS-ASAS BK……………………………………...16
KESIMPULAN…………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………18

3
LAYANAN LAYANAN
DASAR RESPONSIF
BIMBINGAN

PENDEKATAN
DAN MODEL
DUKUNGAN LAYANAN BK
SISTEM KOMPREHENSIF

LAYANAN
PEMINATAN
DAN LAYANAN
PERENCANA PERENCANAAN
AN KARIER INDIVIDUAL

4
A. LAYANAN DASAR BIMBINGAN
Pelayanan dasar adalah salah satu komponen program Pelayanan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif yang saat ini dikembangkan di
Indonesia.  Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh konseling melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara
klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil
keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Di Amerika Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih populer dengan
sebutan kurikulum bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan
pelayanan dasar, kurikulum bimbingan ini diharapkan dapat memfasilitasi
peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dalam diri siswa yang
tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangannya (Bowers & Hatch dalam
Fathur Rahman). Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan
tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi
komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan
pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan.
Tujuan Pelayanan Dasar
Pelayanan dasar bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh
keterampilan dasar hidupnya atau dengan kata lain membantu konseling agar
mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan
pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseling agar:
 Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama)

5
 Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungannya
 Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
 Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

B. LAYANAN PEMINATAN DAN PERENCANAAN KARIER


Pengambilan Keputusan Karir Super (Tuti, Tjahjono dan Kartika, 2006)
menyatakan bahwa pengambilan keputusan karir adalah kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan dan pikirannya untuk membuat perencanaan karir.
Peter M Blau (Sukardi, 1987) mengungkapkan bahwa pembuatan atau
pengambilan keputusan karir pada intinya penentuan pilihan. Penentuan pilihan
tersebut Seminar Nasional BK FIP-UPGRIS | 2017 “PENERAPAN PANDUAN
OPERASIONAL PENYELENGGARAN (POP) BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH DALAM MENYIKAPI TANTANGAN PROFESI
BK DI ABAD 21 299 didasari oleh pengetahuan tentang pemahaman diri,
pengetahuan lingkungan yang efektif, pertimbangan kemandirian serta keinginan
untuk mencari informasi.
Pemilihan karir merupakan salah satu tugas perkembangan remaja yang
mengarahkan diri kepada suatu tahap baru dalam kehidupan mereka, yaitu
melihat posisi dalam menentukan ke arah mana mereka akan menuju masa
depan. Seperti yang telah dijelaskan oleh Super dalam Winkel (2004) ialah
“remaja usia 15 – 24 tahun mengalami fase eksplorasi (exploration) di mana
individu memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil
keputusan yang mengikat Kenyataannya, keputusan tentang pilihan karir dipilih
bukan berdasarkan pertimbangan yang matang dan hanya mengikuti pilihan
oranglain. Padahal setiap keputusan yang diambil akan disusul oleh keputusan-
keputusan lainnya (Rahmat. 2004). Hal tersebut yang terkadang membuat remaja
merasa tidak puas akan hasil pekerjaannya, tidak mencintai tugasnya atau
menurunya prestasi, karena pekerjaan yang mereka pilih tidak sesuai dengan

6
bakat dan minat yang mereka miliki (Hurlock, 2004). Selain itu tingkat ekonomi
keluarga memicu pula lemahnya kualitas sumber daya manusia yang
menyebabkan banyak remaja yang masih bingung tentang apa yang akan mereka
kerjakan setelah lulus sekolah menengah baik itu melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi maupun melanjutkan ke dunia kerja. Dalam hal ini
layanan peminatan dan perencanaan individual berperan penting.
Dengan layanan peminatan dan perencanaan individual dapat membantu
peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktifitas-aktifitas yang
berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang
kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Layanan peminatan dan
perencanaan individual dapat diberikan bersamaan dengan penerimaan peserta
didik baru atau setelah diterima atau minggu pertama tahun pelajaran baru.
Langkah-langkah dalam pemberian layanan peminatan dan perencanaan
individual khususnya dalam arah peminatan karir sebagai berikut :
1. Pemberian informasi baik langsung maupun melalui media
2. Pengumpulan data tentang pilihan karir pasca SMA atau studi lanjut.
3. Memberikan layanan konsultasi, konseling individual atau
4. Membuat laporan tentang proses dan hasil layanan konsultasi.
5. pemberian layanan peminatan individual masuk perguruan tinggi
6. Pengumpulan data tentang pilihan program studi di Perguruan Tinggi.
7. Penyelenggaraan “carrier day”.
8. Memberikan layanan konsultasi yang mengalami hambatan di dalam
mengambil keputusan tentang rencana studi lanjut.

Selain layanan dasar yang dapat diberikan oleh guru BK mengenai


pengambilan keputusan karir siswa sekolah menengah, juga dibutuhkannya
kontribusi dari pihak sekolah agar nantinya siswa dapat mengambil keputusan
karir sesuai dengan yang diharapkan. Aspek-aspek kompetensi pilihan karir yang
digunakan dalam pengambilan keputusan karir menurut Crites (Kotsko, 2009)

7
yaitu penilaian diri (self appraisal) yang akurat, pengumpulan informasi
pekerjaan (Gathering Occupational Information), pemilihan tujuan (Goal
Selection), rencana masa depan (Planing), pemecahan masalah (Problem
solving).
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pengambilan
keputusan terhadap pilihan karir studi yaitu faktor dari dalam individu dan faktor
dari luar individu, antara lain:
a) fakor-faktor yang bersumber pada diri individu, yaitu: kemampuan
intelegensi, kepribadian, prestasi, aspirasi dan pengetahuan sekolah serta
pengetahuan tentang dunia kerja
b) faktor-faktor sosial, yaitu: jenis pekerjaan dan penghasilan orangtua,
pendidikan tertinggi orangtua, status sosial ekonomi keluarga, harapan
orangtua terhadap pendidikan anak, pekerjaan yang didambakan orangtua
terhadap anaknya (Sukardi, 1987).

C. LAYANAN RESPONSIF
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik  yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling
krisis, konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah
ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif.
1) Konseling Individual dan Kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta
didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-
tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik (konseli) dibantu
untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
2) Referal (Rujukan atau Alih Tangan)

8
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalih
tangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog,
psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah
mereka yang memiliki masalah, seperti mempunyai niat untuk bunuh diri,
depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit
kronis.
3) Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam
rangka   memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik,
dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat  dilakukan oleh guru
mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya: memahami karakteristik peserta
didik yang unik dan beragam, menandai peserta didik yang diduga
bermasalah, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
melalui program remedial.
4) Kolaborasi dengan Orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta
didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik
tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh orang tua di
rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya     saling memberikan
informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam
upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang
mungkin dihadapi peserta didik.
5) Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah
Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk
menjalin   kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang
relevan    dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan.
6) Konsultasi

9
Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau
pihak pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan upaya membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik,
menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan
peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program
bimbingan dan konseling.
7) Bimbingan Teman Sebaya
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh
peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor.
Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor
yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga
berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara
memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta
didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
8) Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
9) Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta
didik tertentu yang sedang ditangani dalam upaya mengentaskan masalahnya
melalui kunjungan ke rumahnya.

D. LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL


Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta

10
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pemahaman peserta didik  secara mendalam dengan segala karakteristiknya,
penafsiran hasil asesmen dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan
peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta
didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan
kebutuhan khusus peserta didik.

Berdasarkan Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan


Konseling pada pendidikan dasar dan menengah (BK-PDPM) sebagai dasar
penyusunan operasional penyelenggaraan bimbingan dan konseling menjelaskan
menjelaskan peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan pserta didik/ konseli
dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran.
Layanan peminatan dan perencanaan individual dapat diberikan bersamaan
dengan penerimaan peserta didik baru atau setelah diterima atau minggu pertama
tahun pelajaran baru. Tujuan layanan peminatan dan perencanaan individual
membantu konseli agar memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya,
mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangn dirinya, baik mennyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. selain itu agar konseli dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,
tujuan, dan rencana yang telah dirumuskan. Meskipun peminatan dan
perencanaan individual ditujukan untuk seluruh peserta didik atau konseli,
layanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta
didik atau konseli.
a. Fokus pengembangan layanan peminatan dan perencanaan individual,
meliputi; Pemberian informasi program peminatan
b. Melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik (pengumpulan
data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan penetapan peminatan)

11
c. Layanan pilihan kelompok mapel; bidang, program, paket keahlian
d. Layanan lintas minat
e. Layanan pendalaman minat
f. Layanan pindah minat
g. Pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal, bimbingan kelompok,
konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi
h. Pengembangan dan penyaluran
i. Evaluasi dan tindak lanjut

E. DUKUNGAN SISTEM
Keempat komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan pengembangan
kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik.
1) Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update
pengetahuan dan keterampilannya melalui in-service training, aktif dalam
organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan
workshop atau melanjutkan studi  ke program yang lebih tinggi.
2) Manajemen Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai
bagian terpadu dari seluruh program sekolah/madrasah dengan dukungan
wajar dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), maupun
sarana dan pembiayaan.

12
3) Riset dan Pengembangan
Strategi melakukan penelitian mengikuti kegiatan profesi dan
mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi.

SOAL OBJEKTIF DAN ESSAY

OBJEKTIF
1) Berikut ini yang termasuk model pelayanan BK komprehensif, kecuali…
A. Layanan Kekinian
B. Layanan Dasar
C. Layanan Responsif
D. Layanan Perencanaan Individual
2) Proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya disebut...
A. Layanan Kekinian
B. Layanan Dasar
C. Layanan Responsif
D. Layanan Perencanaan Individual
3) Komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya
Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan pengembangan kemampuan
profesional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
peserta didik, disebut….
A. Layanan Kekinian
B. Layanan Dasar
C. Layanan Responsif
D. Dukungan Sistem
4) Tujuan pelayanan dasar adalah, kecuali….

13
A. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
B. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungannya
C. Mampu mempengaruhi psikologi orang lain
D. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
5) Salah satu tugas perkembangan remaja yang mengarahkan diri kepada suatu tahap
baru dalam kehidupan mereka, yaitu melihat posisi dalam menentukan ke arah
mana mereka akan menuju masa depan disebut…
A. Pemilihan Karier
B. Pemilihan Kerja
C. Lowongan Kerja
D. Study ke Luar Negeri

ESSAY

1. Sebutkan langkah-langkah layanan peminatan dan perencanaan karier ?


Jawaban :
1. Pemberian informasi baik langsung maupun melalui media
2. Pengumpulan data tentang pilihan karir pasca SMA atau studi lanjut.
3. Memberikan layanan konsultasi, konseling individual atau
4. Membuat laporan tentang proses dan hasil layanan konsultasi.
5. pemberian layanan peminatan individual masuk perguruan tinggi
6. Pengumpulan data tentang pilihan program studi di Perguruan Tinggi.
7. Penyelenggaraan “carrier day”.
8. Memberikan layanan konsultasi yang mengalami hambatan di dalam
mengambil keputusan tentang rencana studi lanjut.

2. Jelaskan strategi implementasi dukungan sistem ?

14
Jawaban :
 Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update
pengetahuan dan keterampilannya melalui in-service training, aktif
dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti
seminar dan workshop atau melanjutkan studi  ke program yang lebih
tinggi.
 Manajemen Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin
akan tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu
sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,
sistematis, dan terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling
harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program
sekolah/madrasah dengan dukungan wajar dalam aspek ketersediaan
sumber daya manusia (konselor), maupun sarana dan pembiayaan.
 Riset dan Pengembangan
Strategi melakukan penelitian mengikuti kegiatan profesi dan
mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi
profesi.
3. Sebutkan tujuan pelayanan dasar ?
Jawaban :
O Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama)
O Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi
tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya
O Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
O Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan
hidupnya.

15
YEL-YEL TENTANG ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

Hari ini belajar BK

Belajar tentang pelayanan BK komprehensif

Ada lima macamnya

Mari kita pahami semua

Ada pelayanan dasar bimbingan

Ada layanan perencanaan karier

Ada layanan responsif

Ada layanan perencanaan individual

Terlepas dari empat layanan itu

Ada satu lagi layanan yang perlu diketahui

Yahh benerrrrr

Layanan dukungan sistem

16
KESIMPULAN

Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif merupakan bimbingan dan


konseling yang berorientasi pada perkembangan yang didalamnya terdiri dari 4
komponen utama program bimbingan dan konseling, yaitu: layanan dasar, layanan
responsif, layanan perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem. Program
bimbingan dan konseling yang komprehensif membutuhkan kebijakan di sekolah
yang integratif yaitu adanya keselarasan antara kebijakan dalam bidang pengajaran,
bimbingan, kegiatan ekstrakurikuler, kebijakan keuangan, sarana dan prasarana,
personalian dan lain-lain. Program bimbingan dan konseling yang komprehensif
membutuhkan dukungan manajemen sekolah yang adil dan setara sehingga sekolah
memberikan perhatian yang memadai dan setara terhadap semua unsur yang penting
bagi jalanya proses pendidikan. Dukungan finansial yang memadai, fasilitas yang
memadai dan pemberian waktu yang memadai untuk bimbingan, pengajaran dan
kegiatan pendidikan lain di sekolah adalah bukti kebijakan yang integratif di sebuah
lembaga pendidikan.

Sesuai dengan pembahasan yang telah dijabarkan bahwa layanan yang sesuai
dengan permasalah yang dibahas dengan menggunakan layanan peminatan dan
perencanaan karir individu. dimana yang dimaksud dengan layanan peminatan dan
perencanaan karir individu adalah bantuan kepada peserta didik agar mampu
merumuskan dan melakukan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia [BNP2TKI].


2015. Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2013
[Data].Hurlock, E. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
PRESSHartono et al. 2005
Kotsko, O. 2009. Career Decision Making Self Efficacy Among High Scholl Students
In Selected Public And Private Schools In Bangkok
Thailand.www.journal.au.edu/scholar/2009/pdf/oleksiykotsko68-79.pdf. [Di
akses 5 November 2017]
Peraturan Menteri Pendididkan dan Kebudayaan nomor 111 tahun 2014 Tentang
Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Purwandari, Ari. 2009. Kematangan Vokasioanal Pada Siswa Kelas XII di SMA
Negeri 1 Klaten ditinjau Dari Keyakinan Diri, Akademik dan Jenis Kelas.
Artikelpdf. Semarang: Universitas Diponegoro
Tuti, M. D, Tjahjono, E, dan Kartika, A. 2006. Pola Pengambilan Putusan
Perencanaan Karier Siswa Berbakat Intelektual. Anima. Indonesia
Psychological Journal, Vol. 22, No. 1, 58-73
Sukardi, D. K. 1987. Pendekatan Konseling Karir didalam Bimbingan Karir
(Suatu Pendahuluan). Jakarta: Ghalia Indonesia
Santrock, J.W. 2003. Adolescence, Perkembanan Remaja. Edisi keenam.
Jakarta: Erlangga
Winkel, W.S., & Hastuti, S. 2004. Bimbingan Karir di Institusi Pendidikan.
Jakarta: Media Abadi

18

Anda mungkin juga menyukai