Oleh :
Dino Ardianto/17067008
Prodi :
Pendidikan Teknik Mesin
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Hj. Neviyarni SM. S.
1
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga tugas BK dengan judul “memahami
pendekatan dan model layanan BK komprehensif” ini dapat terselesaikan. Tugas ini
membahas tentang peta konsep dan penjelasan yang disertai jurnal mengenai
memahami pendekatan dan model layanan BK komprehensif .
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling dan sebagai pembelajaran yang mampu mengembangkan pengetahuan
penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen serta teman-teman bagi
perbaikan tugas ini. Semoga tugas ini mudah dipahami dan bermanfaat untuk kita
semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
PETA KONSEP.......................................................................................................4
LAYANAN DASAR BIMBINGAN……………………………………………...5
LAYANAN PEMINATAB DAN PERENCANAAN
KARIER……………………………………………….………………………….6
LAYANAN RESPONSIF………………………………………………………...8
LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL…………………………………10
DUKUNGAN SISTEM……………………………………………………….....12
SOAL OBJEKTIF DAN ESSAY……………………………………………......13
YEL-YEL MENGENAI ASAS-ASAS BK……………………………………...16
KESIMPULAN…………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………18
3
LAYANAN LAYANAN
DASAR RESPONSIF
BIMBINGAN
PENDEKATAN
DAN MODEL
DUKUNGAN LAYANAN BK
SISTEM KOMPREHENSIF
LAYANAN
PEMINATAN
DAN LAYANAN
PERENCANA PERENCANAAN
AN KARIER INDIVIDUAL
4
A. LAYANAN DASAR BIMBINGAN
Pelayanan dasar adalah salah satu komponen program Pelayanan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif yang saat ini dikembangkan di
Indonesia. Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh konseling melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara
klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil
keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Di Amerika Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih populer dengan
sebutan kurikulum bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan
pelayanan dasar, kurikulum bimbingan ini diharapkan dapat memfasilitasi
peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dalam diri siswa yang
tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangannya (Bowers & Hatch dalam
Fathur Rahman). Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan
tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi
komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan
pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan.
Tujuan Pelayanan Dasar
Pelayanan dasar bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh
keterampilan dasar hidupnya atau dengan kata lain membantu konseling agar
mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan
pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseling agar:
Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama)
5
Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungannya
Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
6
bakat dan minat yang mereka miliki (Hurlock, 2004). Selain itu tingkat ekonomi
keluarga memicu pula lemahnya kualitas sumber daya manusia yang
menyebabkan banyak remaja yang masih bingung tentang apa yang akan mereka
kerjakan setelah lulus sekolah menengah baik itu melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi maupun melanjutkan ke dunia kerja. Dalam hal ini
layanan peminatan dan perencanaan individual berperan penting.
Dengan layanan peminatan dan perencanaan individual dapat membantu
peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktifitas-aktifitas yang
berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang
kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Layanan peminatan dan
perencanaan individual dapat diberikan bersamaan dengan penerimaan peserta
didik baru atau setelah diterima atau minggu pertama tahun pelajaran baru.
Langkah-langkah dalam pemberian layanan peminatan dan perencanaan
individual khususnya dalam arah peminatan karir sebagai berikut :
1. Pemberian informasi baik langsung maupun melalui media
2. Pengumpulan data tentang pilihan karir pasca SMA atau studi lanjut.
3. Memberikan layanan konsultasi, konseling individual atau
4. Membuat laporan tentang proses dan hasil layanan konsultasi.
5. pemberian layanan peminatan individual masuk perguruan tinggi
6. Pengumpulan data tentang pilihan program studi di Perguruan Tinggi.
7. Penyelenggaraan “carrier day”.
8. Memberikan layanan konsultasi yang mengalami hambatan di dalam
mengambil keputusan tentang rencana studi lanjut.
7
yaitu penilaian diri (self appraisal) yang akurat, pengumpulan informasi
pekerjaan (Gathering Occupational Information), pemilihan tujuan (Goal
Selection), rencana masa depan (Planing), pemecahan masalah (Problem
solving).
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pengambilan
keputusan terhadap pilihan karir studi yaitu faktor dari dalam individu dan faktor
dari luar individu, antara lain:
a) fakor-faktor yang bersumber pada diri individu, yaitu: kemampuan
intelegensi, kepribadian, prestasi, aspirasi dan pengetahuan sekolah serta
pengetahuan tentang dunia kerja
b) faktor-faktor sosial, yaitu: jenis pekerjaan dan penghasilan orangtua,
pendidikan tertinggi orangtua, status sosial ekonomi keluarga, harapan
orangtua terhadap pendidikan anak, pekerjaan yang didambakan orangtua
terhadap anaknya (Sukardi, 1987).
C. LAYANAN RESPONSIF
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling
krisis, konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah
ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif.
1) Konseling Individual dan Kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta
didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-
tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik (konseli) dibantu
untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
2) Referal (Rujukan atau Alih Tangan)
8
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalih
tangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog,
psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah
mereka yang memiliki masalah, seperti mempunyai niat untuk bunuh diri,
depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit
kronis.
3) Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam
rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik,
dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru
mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya: memahami karakteristik peserta
didik yang unik dan beragam, menandai peserta didik yang diduga
bermasalah, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
melalui program remedial.
4) Kolaborasi dengan Orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta
didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik
tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh orang tua di
rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan
informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam
upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang
mungkin dihadapi peserta didik.
5) Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah
Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk
menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang
relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan.
6) Konsultasi
9
Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau
pihak pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan upaya membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik,
menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan
peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program
bimbingan dan konseling.
7) Bimbingan Teman Sebaya
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh
peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor.
Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor
yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga
berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara
memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta
didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
8) Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
9) Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta
didik tertentu yang sedang ditangani dalam upaya mengentaskan masalahnya
melalui kunjungan ke rumahnya.
10
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan segala karakteristiknya,
penafsiran hasil asesmen dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan
peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta
didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan
kebutuhan khusus peserta didik.
11
c. Layanan pilihan kelompok mapel; bidang, program, paket keahlian
d. Layanan lintas minat
e. Layanan pendalaman minat
f. Layanan pindah minat
g. Pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal, bimbingan kelompok,
konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi
h. Pengembangan dan penyaluran
i. Evaluasi dan tindak lanjut
E. DUKUNGAN SISTEM
Keempat komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan pengembangan
kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik.
1) Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update
pengetahuan dan keterampilannya melalui in-service training, aktif dalam
organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan
workshop atau melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.
2) Manajemen Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai
bagian terpadu dari seluruh program sekolah/madrasah dengan dukungan
wajar dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), maupun
sarana dan pembiayaan.
12
3) Riset dan Pengembangan
Strategi melakukan penelitian mengikuti kegiatan profesi dan
mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi.
OBJEKTIF
1) Berikut ini yang termasuk model pelayanan BK komprehensif, kecuali…
A. Layanan Kekinian
B. Layanan Dasar
C. Layanan Responsif
D. Layanan Perencanaan Individual
2) Proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya disebut...
A. Layanan Kekinian
B. Layanan Dasar
C. Layanan Responsif
D. Layanan Perencanaan Individual
3) Komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya
Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan pengembangan kemampuan
profesional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
peserta didik, disebut….
A. Layanan Kekinian
B. Layanan Dasar
C. Layanan Responsif
D. Dukungan Sistem
4) Tujuan pelayanan dasar adalah, kecuali….
13
A. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
B. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungannya
C. Mampu mempengaruhi psikologi orang lain
D. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
5) Salah satu tugas perkembangan remaja yang mengarahkan diri kepada suatu tahap
baru dalam kehidupan mereka, yaitu melihat posisi dalam menentukan ke arah
mana mereka akan menuju masa depan disebut…
A. Pemilihan Karier
B. Pemilihan Kerja
C. Lowongan Kerja
D. Study ke Luar Negeri
ESSAY
14
Jawaban :
Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update
pengetahuan dan keterampilannya melalui in-service training, aktif
dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti
seminar dan workshop atau melanjutkan studi ke program yang lebih
tinggi.
Manajemen Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin
akan tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu
sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,
sistematis, dan terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling
harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program
sekolah/madrasah dengan dukungan wajar dalam aspek ketersediaan
sumber daya manusia (konselor), maupun sarana dan pembiayaan.
Riset dan Pengembangan
Strategi melakukan penelitian mengikuti kegiatan profesi dan
mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi
profesi.
3. Sebutkan tujuan pelayanan dasar ?
Jawaban :
O Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama)
O Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi
tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya
O Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
O Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan
hidupnya.
15
YEL-YEL TENTANG ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Yahh benerrrrr
16
KESIMPULAN
Sesuai dengan pembahasan yang telah dijabarkan bahwa layanan yang sesuai
dengan permasalah yang dibahas dengan menggunakan layanan peminatan dan
perencanaan karir individu. dimana yang dimaksud dengan layanan peminatan dan
perencanaan karir individu adalah bantuan kepada peserta didik agar mampu
merumuskan dan melakukan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18