PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Life skillls merupakan orientasi pembelajaran yang bertujuan agar
setiap komponen pembelajaran mengikuti tuntutan orientasi tersebut.
Pendidik berusaha merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan
menilai hasil pembelajaran dengan selalu berorientasi kepada life skills.
Sedangkan peserta didik menyiapkan dirinya untuk belajar dan menguasai
kecakapan hidup (life skills) agar dapat hidup mandiri atau berkemampuan
dengan
optimalisasi
pemanfaatan
potensi/sumber
daya
diri
dan
kajian
keilmuan,
menerapkan
dan
memodifikasi
pola
masih terdapat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Life Skills
1. Pengertian Life Skills
Mengenai pengertian pendidikan life skills atau pendidikan
kecakapan hidup terdapat perbedaan pendapat, namun esensinya tetap
sama. Berikut ini pengertian pendidikan life skill menurut para ahli:
a. Menurut Brolin, life skills atau kecakapan hidup adalah sebagai
kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh
seseorang agar menjadi independen dalam kehidupan. Pendapat lain
mengatakan bahwa life skill merupakan kecakapan yang harus
b.
c.
potensi
peserta
didik
sehingga
dapat
b.
c.
yang mandiri.
3. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Life Skills
Prinsip umum pendidikan life skills3, khususnya yang berkaitan
dengan kebijakan pendidikan di Indonesia:
a. Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku.
b. Tidak harus dengan mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan
adalah penyiasatan kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan
kepada pengembangan kecakapan hidup.
c. Etika-sosio-religius harus dibiasakan dalam proses pendidikan.
d. Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to be
dan learning to live together.
e. Penyelenggaraan pendidikan harus selalu diarahkan agar peserta
didik menuju hidup yang sehat dan berkualitas, mendapatkan
pengetahuan dan wawasan yang luas serta memiliki akses untuk mampu
memenuhi hidupnya secara layak.
B. Model Pembelajaran Life Skills
Adapun untuk mengetahui model pembelajaran life skills dapat dilihat
melalui cara pembelajaran untuk mengembangkan kecakapan hidup antara
lain:
1. Memberikan
pertanyaan/tugas
yang
mendorong
siswa
untuk
berbuat/berpikir.
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru
sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa.
2 Tim Broad Based Education (BBE) Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan
Hidup (Surabaya: SIC bekerjasama dengan LPM UNESA, 2003), h. 7
3 Departemen Pendidikan Nasional, Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup
melalui BBE untuk PMU (Jakarta: Tim Broad Based Education (BBE) Ditjen Dikdasmen, 2002),
h. 167
4 Budi Sutrisno, Pembelajaran Kecakapan Hidup diakses pada tanggal 11 November 2014 dari
http://budisutrisnompd.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-kecakapan-hidup.html.
5 Ibid
tentang
belajar
kelompok/kooperatif
dalam
6 Depdiknas, Pendidikan, h. 44
atas
7 Djoko Hartono, Pengembangan Life Skills dalam Pendidikan Islam (Surabaya: Ponpes Jagad
Alimussirry, 2012), h. 34.
8 Zulkarnaini, Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Life Skill
Education,
diakses
pada
tanggal
11
nopember
2014
dari
http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2008/11/28/pola-pelaksanaan-pendidikan-berorientasikecakapan-hidup-life-skill-education
9 Ibid.
skills10
Pola Pelaksanaan Pembelajaran Life Skills
Adapun pola pelaksanaannya dapat dilakukan melalui :
a. Pengembangan Budaya Sekolah
Pendidikan
berlangsung
bukan
hanya
di
dalam
kelas.
sustainbilitas. Kelima prinsip dasar itu sangat terkait dengan prinsipprinisp kecakapan hidup yang akan dikembangkan di dalam
pendidikan berorientasi kecakapan hidup. Oleh karena itu jika lima
prinsip tersebut dapat dikembangkan menjadi budaya kerja sekolah,
maka akan menompang tumbuhnya kecakapan hidup para siswa.
Mengingat pendidikan kecakapan hidup merupakan reorientasi
pendidikan yang bersifat mendasar, maka pada aspek manajemen
sekolah juga perlu diperhatikan penyamaan pemahaman antar seluruh
warga sekolah, sehingga perwujudan pendidikan kecakapan hidup
menjadi salah satu bagian visi sekolah. Diperlukan juga upaya
peningkatan kemampuan guru atau lainnya agar mampu mewujudkan
pendidikan kecakapan hidup dalam kehidupan keseharian sekolah.12
c. Hubungan Sinergis dengan Masyarakat
Penanggung jawab pertama terhadap pendidikan anak adalah
orang tua. Sekolah hanya membantu orang tua dalam pelaksanaan
pendidikan. Anak-anak, ternyata jauh lebih berhadapan dengan orang
tua dan mayarakat dalam kesehariannya dibandingkan dengan
sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan PBKH keterlibatan orang
tua dan masyarakat tidak dapat dihindari.
Hubungan sinergis artinya saling bekerjasama dan saling
mendukung. Orang tua atau masyarakat dan sekolah perlu bersamasama menentukan arah pendidikan bagi anak-anak. Kemudian
memikirkan usaha-usaha untuk mencapai arah tersebut.
Keterlibatan orang tua dalam manajemen berbasis sekolah
adalah sebagai orang yang berkepentingan memiliki kesempatan ikut
menentukan kebijakan pendidikan di sekolah. Misalnya, orang tua ikut
menentukan rencana pengembangan sekolah, aplikasi kurikulum,
pembiayaan dan sebagainya.
D. Pembelajaran Life Skills di Sekolah
Dalam melaksanakan kebijakan pendidikan yang berorientasi pada
kecakapan untuk hidup, maka fokus utama kegiatan pendidikan haruslah
12 Moh. Najid, Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas, (Surbaya:
Intellectual Club, 2002), h. 33.
10
yang
disesuaikan
dan jenis
11
12
bagaimana mengevaluasinya.
4. Bagaimana pemanfaatan media belajarnya ?
Media pembelajaran baik yang tersedia di dalam sekolah, di
lingkungan sekitar sekolah maupun di luar sekolah, hendaknya
13
40%
Physical skills
Intellectual Skills
Emotional Skills
Spritual Skills
2. Social Skills :
3.
Environmental
Skills :
10%
10%
Pendidikan Jasmani
dan
Kesehatan
Bahasa Indonesia dan
Matematika Dasar
Kesenian, Sastra dan
Budi
Pekerti
Pendidikan Agama
PPKn, Sejarah dan
Ekonomi
Geografi,
Kependudukan
dan Lingkungan Hidup
Matematika Lanjut
IPA Lanjut
Bahasa Inggris
Bahasa Asing lain
Pendidikan
Ketrampilan
14
BAB III
PENUTUP
Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi
peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema
hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat,
maupun sebagai warga negara. Jika hal itu dapat dicapai, maka faktor
ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada dapat diturunkan,
yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.
Life Skills (kecakapan atau keterampilan hidup):Kecakapan fundamental
meliputi
kecakapan
membaca,
menulis,
menghitung,
merumuskan
dan
agar
berwirausaha,yakni
generasi
muda
melalui
memiliki
pendidikan
15
ketrampilan
formal,
hidup
dalam
seminar-seminar
DAFTAR PUSTAKA
Ace Suryadi, Mewujudkan masyarakat pembelajar-Konsep, Kebijakan dan
Implementasi.
Budi Sutrisno, Pembelajaran Kecakapan Hidup diakses pada tanggal 17
November
2012
dari
http://budisutrisnompd.blogspot.com/2009/07/pembelajarankecakapan-hidup.html.
Departemen Pendidikan Nasional, Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi
Kecakapan Hidup melalui BBE untuk PMU (Jakarta: Tim Broad
Based Education (BBE) Ditjen Dikdasmen, 2002), h. 167.
Djoko Hartono, Pengembangan Life Skills dalam Pendidikan Islam (Surabaya:
Ponpes Jagad Alimussirry, 2012), h. 34.
Moh. Najid, Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas,
(Surbaya: Intellectual Club, 2002), h. 33.
Slamet PH, Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama:
Konsep dan Pelaksanaan (Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama, 2002), h. 154.
Tim Broad Based Education (BBE) Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan
Kecakapan Hidup (Surabaya: SIC bekerjasama dengan LPM UNESA,
2003), h. 7.
Zulkarnaini, Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Life
Skill Education, diakses pada tanggal 11 September 2012 dari
http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2008/11/28/pola-pelaksanaanpendidikan-
16
17