Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri
berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”
dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan
dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan
tinggi, universitas atau magang.

Jenis – Jenis Pendidikan

1. Pendidikan Formal

Jenis pendidikan ini adalah jenis pendidikan yang sudah terstruktur dan memiliki jenjang
mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar (SD), Pendidikan
Menengah (SMP), Pendidikan Menengah (SMA) dan Perguruan Tinggi (Universitas)

2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan
secara berjenjang dan terstruktur. Jenis pendidikan ini disetarakan sesuai dengan hasil
program pendidikan formal melalui proses penilaian dari pihak yang berwenang. Contohnya
seperti, Lembaga Kursus, Majelis Taklim, Kelompok Bermain, Sanggar dan lainnya.

3. Pendidikan Informal

Yang terakhir ada pendidikan informal. Pendidikan ini berasal dari keluarga dan lingkungan
dimana peserta didiknya diharapkan dapat belajar secara lebih mandiri. Contoh pendidikan
informal ini seperti agama, budi pekerti, etika, sopan santun, moral dan sosialisasi.

https://www.akseleran.co.id/blog/pendidikan-adalah/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
B. Batasan Pendidikan
Pendidikan sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan tentu tidak akan
berjalan tanpa adanya batas-batas dalam pendidikan itu sendiri. Adanya batasan ini tentunya
sangat penting dalam suatu pendidikan, karena tanpa adanya batasan pendidikan kita tidak
akan tahu sejauh mana kita bisa mendidik anak didik kita, batasan ini juga akan semakin
memperkecil kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan pendidikan. Setelah adanya
batasan, sebelum melakukan proses pendidikan seorang pendidik harus mengetahui potensi
yang dimiliki oleh anak didiknya. Batas-batas yang mempengaruhi pendidikan tersebut
adalah sbb:

1. Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing seorang anak
untuk mencapai kedewasaanya. Yang dimaksud pendidik disini adalah tenaga pendidik dari
pendidikan formal maupun informal seperti orang tua, guru, dan dosen. Orang tua tentu saja
memegang peran utama dalam proses ini, karena orang tua merupakan tempat pertama dan
utama bagi seorang anak untuk bertinteraksi dengan pendidikan. Ketika anak berada di
sekolah atau universitas, orang tua memiliki keterbatasan dalam melakukan pendidikan
terhadap anak. Untuk itulah guru dan dosen melakukan peran pengganti sebagai orang tua
yang akan melaksanakan pendidikan bagi anak, di sekolah maupun universitas

2. Aspek pribadi anak didik


Anak didik adalah sosok manusia/individu yang mnenerima ilmu dari pendidikan
tersebut. Menurut Abu Ahmadi “Individu adalah orang yang tidak tergantung pada orang
lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dapat
dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”. Kondisi inilah yang
membatasi sebuah pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, sangat tergantung
pada seberapa jauh anak didik mampu menerima pendidikan yang diberikan. Dengan
demikian proses pendidikan akan bisa berlangsung dengan baik dan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.

3. Alat pendidikan
Alat pendidikan merupakan suatu perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan. Alat pendidikan digunakan untuk mendidik anak secara
pedagogis. Jika ibu ini menggunakan kegiatan membersihkan rumah ini untuk menasehati
anaknya agar menjaga kebersihan karena merupakan bagian dari keimanan, maka
memberikan nasehat merupakan alat pendidikan, dan kondisi rumah yang bersih merupakan
alat bantu pendidikan. Macam-macam alat pendidikan jika ditinjau dari wujudnya dapat
berupa:

 Perbuatan pendidik, dapat berupa teladan, perintah, pujian, teguran, ancaman


hukuman.
 Benda-benda sebagai alat bantu, seperti meja kursi belajar, papan tulis, penghapus,
kapur tulis, buku, pena, dll.

Kemudian dibawah ini Lavangeld mengelompokan lima jenis alat pendidikan, yaitu :
a)     Perlindungan
b)     Kesepahaman
c)     Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan
d)     Perasaan bersatu
e)     Pendidikan karena kepentingan diri sendiri

Penggunaan Alat Pendidikan

1) Teladan
Teladan adalah tindakan pendidik yang disengaja untuk ditiru oleh anak didik, denga
maksud melakukan pembiasaan pada anak. Dalam pelaksanaannya, pendidik perlu
memberitahu anak didik tentang tingkah laku mana yang harus ditiru dan mana yang tidak.

2) Perintah
Perintah adalah tindakan pendidik dalam “menuntut” anak didik melakukan sesuatu
(yang diharapkan) untuk mencapai tujuan tertentu. Perintah ini lahir dari pemahaman
pendidik terhadap keadaan anak didik dan niat untuk membantu anak didik.

3) Larangan
Larangan adalah tindakan pendidik memerintah anak didik untuk tidak melakukan
atau menghindari tingkah laku (tertentu) demi tercapainya tujuan pendidikan. Larangan ini
merupakan reaksi atas tingkah laku orang dewasa (yang tidak sepantasnya) ditiru oleh anak
didik. Atau reaksi bagi perilaku menyimpang anak didik dari kaidah agama dan norma/etika
berperilaku yang baik.

4) Pujian/hadiah
Pujian/hadiah adalah tindakan pendidik yang berfungsi memperkuat penguasaan
tujuan pendidikan tertentu yang telah dicapai oleh anak didik. Tindakan ini merupakan
pengakuan setuju terhadap apa yang telah dilakukan dan dicapai oleh anak didik.

5) Teguran
Teguran merupakan tindakan pendidik untuk mengoreksi pencapaian tujuan
pendidikan oleh anak didik. Teguran perlu disertai dengan usaha menyadarkan anak didik
akan ketidaktepatannya dalam bertingkah laku, sehingga anak didik dapat menerima teguran
secara sukarela.

6) Ancaman
Ancaman adalah tindakan pendidik mengoreksi secara keras tingkah laku anak didik
yang tidak sesuai harapan, dengan disertai perjanjian jika terulang lagi akan diberi hukuman.
Ancaman merupakan tindak lanjut dari teguran.

7) Hukuman
Hukuman adalah tindakan pendidik terhadap anak didik karena melakukan kesalahan.
Hukuman dimaksudkan untuk memberikan efek jera, sehingga anak didik diharapkan tidak
melakukan kesalahan lagi. Hukuman dapat berbentuk hukuman fisik, hukuman perasaan
(diejek, dipermalukan, dimaki, dll) atau pun hukuman intelektual.

4. Waktu pelaksanaan
Pada saat anak usia dini, hubungan anak dengan pendidik belum disebut sebagai
kegiatan pendidikan melainkan baru dalam proses/taraf pembiasaan. Karena anak usia dini
masih bersifat serba menerima, mereka belum memahami apa itu perintah, aturan, norma dan
lain sebagainya. Kegiatan pembiasaan tersebut merupakan langkah awal yang dilakukan oleh
pendidik untuk mencapai kedewasaan seorang anak atau disebut juga dengan pendidikan
pendahuluan. Perbedaan pendidikan pendahuluan dengan pendidikan sebenarnya adalah
ketika terjadi hubungan wibawa antara pendidik dan anak didik. Jadi pendidikan yang
sebenarnya bukan merupakan kebiasaan melainkan terjadi ketika hubungan wibawa itu ada,
ketika anak telah mampu menerima petunjuk dan perintah bukan hanya atas dasar ikut-ikutan
atau meniru orang lain.

5. Aspek tujuan
Tujuan pendidikan secara umum adalah untuk mencapai kedewasaan jasmani dan
rohani anak didik.Sementara kedewasaan rohani dalam tujuan pendidikan berarti mampunya
seorang anak untuk menolong dirinya sendiri ketika mengalami permasalahan dan mampu
bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Tujuan pendidikan dibagi kedalam 2 tujuan,
secara mikro dan makro. Tujuan pendidikan secara mikro adalah untuk menjadikan anak
didik menjadi dewasa. Sedangkan secara makro yaitu menyiapkan manusia supaya lebih
bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan bangsanya. Anak dikatakan mencapai kedewasaannya
apabila dia sudah bisa dan mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik secara
biologis, psikologis, ekonomi dan sosial. 

6.   Aspek lingkungan
Lingkungan tempat dimana kita bertempat tinggal dan mendapatkan pendidikan
merupakan lingkungan pendidikan. Lingkungan disekitar murid dapat dibedakan menjadi 4
macam:
 Lingkungan alam fisik

 Lingkungan budaya

 Lingkungan sosial

 Lingkungan spiritual

Manakala faktor-faktor tersebut ada yang tidak mendukung, maka disitulah sering
terjadi kendala bagi diberlangsungkannya proses pendidikan. Sebagai contoh bakat dan minat
anak yang tidak ada pada suatu bidang ajar, atau intelejensi anak yang rendah untuk materi
ajar yang memerlukan kecerdasan, atau kondisi fisik anak yang tidak mendukung untuk mata
ajar yang memerlukan kesempurnaan fisik, atau psikis anak yang labil, atau back ground
anak dari keluarga yang tidak mampu, broken home, berasal dari masyarakat yang tidak
peduli terhadap pendidikan, atau lingkungan sekolah yang diselenggarakan berada jauh
dibawah ukuran standard (baik manajemen, pembelajaran dan fasilitasnya), maka semuanya
itu menjadi pembatas bagi dilangsungkannya pendidikan bagi anak tersebut.
http://irasaffaghira.blogspot.com/2013/11/tujuan-batasan-dan-kemungkinan.html

http://tujuanbatasdankemungkinanpendidikan.blogspot.com/

http://tikamarlena.blogspot.com/2016/01/makalah-tujuan-batasan-dan-kemungkinan.html

Anda mungkin juga menyukai