Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Dosen Pengampu : Jubaidah Hasibuan S.Pd,M.Pd.

Disusun Oleh :
Nama : Melisa Pratiwi Sijabat
Nim : 1213311117
Kelas : K PGSD 2021

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FIP 2021
Alamat : Jl. William Iskandar Ps. V, Kenangan Baru, Kec.
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
20221
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan KaruniaNya
sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas Laporan yang mencakup mini riset dan
Rekayasa ide tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
mata kuliah keterampilan dasar pendidikan Luar Sekolah. Selain itu, Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Jubaidah Hasibuan S.Pd,M.Pd.selaku


Dosen mata kuliah keterampilan dasar pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang Saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dan membagi sebagian pengetahuannya sehingga Saya dapat menyelesaikan Laporan ini.

Saya menyadari, Laporan yang Saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya nantikan demi kesempurnaan
Laporan ini.

Medan, November 2021

Penulis

I
Daftar Isi
Cover
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3
TINJAUAN KONSEPTUAL.................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)..................................3
2.2 TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT TAMAN BACAAN MASYARAKAT
(TBM).................................................................................................................................4
2.3 SEJARAH TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM).........................................6
BAB III...................................................................................................................................8
PEMBAHASAN....................................................................................................................8
3.1 Hasil wawancara...........................................................................................................8
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan...................................................................................9
3.3  Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan...................................................................9
3.4   Temuan Hasil Kegiatan............................................................................................10
3.5 Evaluasi Proses...........................................................................................................11
BAB IV.................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
4.1 KESIMPULAN..........................................................................................................13
4.2 SARAN......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
Bibliography.........................................................................................................................14
LAMPIRAN.........................................................................................................................15

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan


membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,
sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan tantangan pembangunan di masa yang
akan datang. Membaca juga merupakan bagian dari sebuah pendidikan yang menjadi
faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Sistem pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan
diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terciptanya masyarakat dan
bangsa yang cerdas merupakan tonggak utama dan bahkan menjadi modal utama bagi
pembangunan bangsa dan negara.
Pada zaman ini memperoleh informasi bukanlah hal yang sulit, namun dalam
kenyataannya, minat baca tetap saja rendah. Kecenderungan untuk memperoleh informasi
melalui tulisan lebih rendah dibanding secara lisan. Secara langsung dapat dikatakan
bahwa masyarakat Indonesia kurang gemar dalam membaca, padahal informasi yang
diperoleh akan lebih akurat jika dilakukan melalui sebuah tulisan atau bacaan.
Kebiasaan masyarakat dalam membaca dapat memberikan seseorang untuk
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga akan memperoleh wawasan yang sangat
luas. Salah satu program pendidikan sebagai tindak lanjut dan implementasi program
pemerintah dalam mendukung keberhasilan pembangunan dunia pendidikan adalah dengan
menyelenggarakan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Program ini diselenggarakan
sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas keberaksaraan dan layanan
pendidikan masyarakat.
Pembelajaran di masyarakat tidak akan lepas dari membaca buku, maka dari situlah
perpustakaan atau taman bacaan masyarakat menjadi sangat penting bagi masyarakat pada
umumnya. Kehadiran perpustakaan atau taman bacaan masyarakat akan memberikan
berbagai macam informasi karena pada prinsipnya taman bacaan masyarakat merupakan
tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan dari masa ke masa.
Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dimulai sejak tahun 1992/1993 yang
merupakan pembaruan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang didirikan oleh masyarakat
pada tahun 1950-an dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca
masyarakat. Selain itu, adanya kegiatan Taman Bacaan Masyarakat ini diharapkan pula
dapat menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan bagi mereka yang
telah melek aksara, serta bagi mereka yang putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak
melanjutkan sebagai bekal untuk mengembangkan diri.

1
Menurut N.S, Sutarno (2008, hlm. 127) Taman Bacaan Masyarakat pada dasarnya
bukanlah sebuah perpustakaan yang harus memenuhi standar nasional perpustakaan seperti
standar koleksi, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar
tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan dan standar pengelolaan. Berkaitan dengan
hal itu, Taman Bacaan Masyarakat merupakan sebuah lembaga yang menyediakan bahan
bacaan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan
kemampuan membaca dan belajar. Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian
terhadap taman bacaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa taman
bacaan bukan saja penting, tapi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kelompok masyarakat
tersebut perlu terus dibina dan dikembangkan ke arah terbentuknya masyarakat informasi
atau masyarakat yang cerdas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk Menciptakan
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sederhana di Desa Sungai Bawang sebagai objek
penelitian dengan judul “Meningkatkan Minat Baca dan motivasi belajar anak didik”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Taman Bacaan Masyrakat (TBM)


2. Apa tujuan dan manfaat Taman Bacaan Masyrakat (TBM)
3. Bagaimana sejarah Taman Bacaan Masyrakat (TBM) di Indonesia
4. Bagaimana Implementasi Taman Bacaan yang dilakukan oleh peneliti

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memahami pengertian Taman Bacaan Masyrakat (TBM)


2. Memahami tujuan dan manfaat Taman Bacaan Masyrakat (TBM)
3. Memahami Sejarah taman bacaan di Indonesia
4. Mengimplementasikan program pemerintah dalam meningkatkan sumber daya
manusia dalam wujud kegiatan TBM.
5. Memberikan motivasi belajar
6. Mewujudkan anak didik yang gemar membaca (reading society).

2
BAB II
TINJAUAN KONSEPTUAL

2.1 PENGERTIAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)


Salah satu intrumen untuk membangkitkan budaya gemar belajar melalui
masyarakat gemar membaca adalah dengan tersedianya Taman Bacaan Masyarakat
(TBM). TBM adalah suatu lembaga/tempat yang menyediakan bahan bacaan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, dan sebagai tempat penyelenggaraan program pembinaan
kemampuan membaca dan belajar masyarakat, (Kusnadi, 2005). Diselenggarakannya
taman bacaan selain untuk mewujudkan masyarakat gemar membaca, juga dimaksudkan
untuk mendukung pendidikan keaksaraan. (Depdiknas, 2005).

Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) telah dimulai sejak tahun 1992/1993.
Kehadiran TBM merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang
didirikan oleh Pendidikan Masyarakat pada tahun limapuluhan. Program TBM ini
bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Oleh karena itu
keberaadaan TBM sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat. Untuk itu
kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola harus ditingkatkan sehingga dapat
mengelola TBM sebagaimana mestinya.

TBM adalah sebuah lembaga yang menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Sebagai tempat penyelengaraan pembinaan kemampuan membaca dan
belajar, sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat.
Pengelola TBM adalah mereka yang memiliki dedikasi dan kemampuan teknis dalam
mengelola dan melaksanakan layanan kepustakaan kepada masyarakat. Sedangkan bahan
pustaka adalah semua jenis bahan bacaan dalam berbagai bentuk media.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan salah satu kegiatan dari program
peningkatan budaya baca dan pembinaan perpustakaan yang digalakkan oleh Direktorat
Dikmas, Ditjen Pendidiikan Non Formal dan Informal (PNFI) sebelumnya Ditjen
Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas. Dalam jangka panjang, PNFI ingin menciptakan
masyarakat pembelajar melalui peningkatan budaya baca. Untuk mencapai keinginan
tersebut, diperlukan adanya kesediaan masyarakat untuk membentuk taman bacaan. Dari
sini pada akhirnya berkembang menjadi perpustakaan. Depdiknas berupaya menyiapkan
bahan bacaan yang bisa diakses oleh masyarakat sesuai kebutuhan di daerah masing-
masing.

Di jalur pendidikan nonformal keberadaan TBM dianggap sangat strategis dan


merupakan ujung tombak dalam memasyarakatkan gemar dan kebiasaan membaca
sehingga menjadi salah satu ciri kebudayaan masyarakat setempat. Oleh karena itu,
Pemerintah berupaya mengembangkan dan memberdayakan TBM sehingga menjadi
wadah yang mampu menyediakan berbagai bahan belajar yang dibutuhkan masyarakat
serta sekaligus sebagai tempat penyelenggnraan pembinaan kemampuan membaca dan
belajar serta tempat untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan masyarakat.
Oleh karena itu, TBM perlu dikelola oleh mereka yang memiliki dedikasi dan
kemampuan teknis dalam mengelola dan melaksanakan layanan kepustakaan kepada

3
masyarakat di samping menyediakan berbagai jenis bahan bacaan. Dalam rangka
mewujudkan masyarakat Indonesia pembelajar sepanjang hayat diperlukan bahan bacaan
yang disediakan oleh taman bacaan masyarakat.

Para warga belajar yang telah menyelesaikan pendidikan di kelompok belajar


keaksaraan (aksarawan baru) perlu dibina sehingga tidak menjadi buta aksara kembali
akibat ketiadaan sarana pendukung pemelihara kemampuan membaca. Disamping itu
dalam keaksaraan ada yang mempromosikan keaksaraan sebagai “keaksaraan kritis” yaitu
masyarakat penyandang buta aksara disadarkan untuk mengerti dan memahami isu-isu
yang sedang berkembang dalam lingkungannya dan memberdayakan mereka untuk dapat
mewujudkan perubahan, serta membebaskan mereka dari penindasan baik karena factor
ekonomi, social, budaya politik atau factor lainnya. Keaksaraan kritis bertujuan untuk
membaca dunia disekelilingnya dan mengubahnya sesuai dengan cara pandang mereka
dan masyarakat sekitarnya (Bhola, 1994).

TBM merupakan jantung pendidikan masyarakat, dengan bahan bacaan yang


disediakan diharapkan mampu memotivasi dan menumbuhkembangkan minat dan
kegemaran membaca bagi aksarawan baru, warga belajar, dan masyarakat. Dengan
tumbuhkembangnya minat dan kegemaran membaca, maka membaca merupakan suatu
kebiasaan yang mesti dilakukan tiap hari sebagaimana memenuhi kebutuhan hidup.
Ketika ini sudah terjadi maka akan lebih memudahkan pengelolaan TBM di tengah-
tengah masyarakat kita.

2.2 TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT TAMAN BACAAN MASYARAKAT


(TBM)
a) TUJUAN
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat ( 2006 : 1), tujuan
taman bacaan masyarakat adalah :
1. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga
tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. 
2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat 
3. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam
pembrantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara
kembali.
b) FUNGSI
Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi
pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan
mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang
langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan
dengan pendidikan.
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat ( 2006: 2), fungsi
taman bacaan masyarakat adalah :

4
1.  Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan
sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah,
khususnya program keaksaraan. 
2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan
Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat
setempat. 
3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku - buku dan bahan
bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan. 
4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi
pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya. 
5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan - bahan bacaan
yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu senggang untuk
memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan
bermanfaat.

Dari uraian diatas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari
fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan kegiatan
pelayanannya bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya
Rumah baca, pondok baca, perahu baca, Warung baca, namun pada hakikatnya
kesemua lembaga atau organisasi tersebut, melakukan fungsi yang sama dengan
TBM.

c) MANFAAT
Untuk meningkatkan kualitas TBM dalam rangka merealisasikan masyarakat
budaya baca, TBM juga mempunyai manfaat sebagai medium pengembangan
budaya baca masyarakat demi tercapainya masyarakat berbudaya baca yang
berpengalaman, kritis, beradab, maju, dan mandiri yang dapat dicapai oleh
masyarakat itu sendiri.
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006: 1), manfaat
taman bacaan masyarakat adalah : 
1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca. 
2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga. 
3.  Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri 
4. Mempercepat proses penguasaan proses penguasaan teknik 
5. Membantu pengembangan kecakapan membaca 
6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. 
7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan
yang ditetapkan 
8.  Membantu kelancaran penyelesaian tugas.

5
2.3 SEJARAH TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)
 Sejarah Taman Bacaan Masyarakat di Indonesia
Sejarah TBM di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangan perpustakaan.
Sejarah mencatat perpustakaan pertama kali bernama Batavian Kerkeraad yang
dibangun pada tahun 1624, yang kemudian pemerintah kolonial Belanda membangun
lebih banyak lagi perpustakaan termasuk Batavia Association for Arts and Science
Library pada tahun 1778 dan berkembang menjadi perpustakaan deposit untuk Hindia
Belanda yang sekarang dikenal sebagai Perpustakaan Nasional Republik Indoensia.
Pada masa itu mulai dikenal istilah “taman pustaka atau taman bacaan” yang bagi
masyarakat lebih ramah dari perpustakaan yang banyak dibangun oleh pemerintah
colonial. Perkembangan perpustakaan maupun taman pustaka pada masa itu juga
dilatarbelakangi oleh kebijakan politik etis pemerintah kolonial belanda yang mencaku
pendidikan untuk orang pribumi. Hal tersebut membuat pemerintah belanda
membolehkan orang pribumi bersekolah di sekolah rakyat, dan bersamaan membangun
balai pustaka yang mempelopori proyek pengembangan taman pustaka di Indonesia.
Konsep perpustakaan umum mulai dikenal masyarakat luas melalui taman pustaka
yang dijalankan oleh volunteer librarians.

 Taman Bacaan Masyarakat Independen


Taman bacaan masyarakat yang mandiri dan berkembangan dalam masyarakat.
Menurut Stian Haklev dalam makalahnya yang berjudul “Community Libraries in
Indoensia : A Survey of government-Supported and Independent Reading
Gardens”  mengungkapkan bahwa taman bacaan masyarakat pada dasarnya dibangun
oleh tiga penggagas yaitu; 1) taman bacaan yang dibangun oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah local atau pemerintah daerah, 2) taman bacaan yang dibangun
oleh donator misalnya dalam program CSR perusahaan, 3) taman bacaan yang
dibangun oleh LSM maupun komunitas masyarakat lokal.[1]
Taman bacaan msyarakat yang dibangun oleh pemerintah dimulai pada era 1990-
an dan juga berkembang seiring dengan taman bacaan yang dibangun oleh pemerintah
daerah. Sementara itu, fenomena yang terjadi yaitu berkembangnya taman bacaan
yang dipelopori oleh LSM maupun komunitas masyarakat lokal yang tergerak untuk
mengembangkan minat baca dalam lingkungan masyarakat setempat maupun
keperdulian untuk memberdayakan masyarakat melalui bahan bacaan. Salah satu
contoh yaitu gerakan 1001 buku yang dipelopori oleh Gol. A Gong, beberapa
komunitas di Yogyakarta yang menggerakkan taman bacaan masyarakat seperti Forum
Taman Bacaan Masyarakat yang secara independen berdasarkan kepedulian akan
pentingnya membaca dan tidak jarang muncul dari pribadi yang sudah menjadikan
buku sebagai bagian dari hidup mereka dan muncul keinginan berbagi dengan
masyarakat. Terlepas dari berkembangnya taman bacaan masyarakat, pada dasarnya
mempunyai tujuan yang sama yaitu memupuk kegemaran membaca.

 Sinergi Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat


Sinergi merupakan langkah awal karya perpustakaan untuk rakyat. Pendapat
tentang sinergi sangatlah penting dan diperlukan, namun tidaklah sedikit yang
berpendapat apakah bisa dilakukan? Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa

6
perpustakaan dan TBM adalah dua hal yang berbeda. Selain itu perpustakaan selalu
dikaitkan dengan keteraturan dan ketidakluwesan. Seperti contoh meningkatkan
layanan dengan ungkapan layanan prima, mengapa bukan layanan ikhlas? Apakah
perpustakaan harus menjual jasanya dengan nominal ? apakah pertanyaan ini lebih
sebagai sekedar bertanya atau asal bertanya ? sebenarnya dari hal kecil itulah dapat
dikembangkan sinergisme antar perpustakaan dan TBM.
Dalam bersinergi terdapat empat elemen utama yaitu :
1.      Kolaborasi atau kerjasama
Kolaborasi lebih menunjukkan bagaimana kerjasama berfungsi, bagaimana
menyadari, menggunakan, dan berbagai tentang daya atau kekuatan dari
entisitas kerjasama. Dalam suatu kolaborasi yang benar muncul niat saling
berbalas kebaikan dan mengenyampingkan beragam perbedaan
2.      Keterlibatan
Partisipasi sepenuh hati dari semua anggota para pihak. Mulai dari hubungan
antar pribadi menjadi hubungan antar kelompok individu.
3.      Kepercayaan
Percaya merupakan kunci dari segala kunci dalam proses sinergi. Ibarat kunci
utama artinya dapat membukan semua pintu dengan kunci utama. Namun
bangunan-bangunan khusus saja yang memiliki kunti. Kepercayaan memang
mahal tapi harus dilakukan. Dengan percaya inilah pintu yang semula tertutup
dapat dibuka sehingga menjadi komunikasi terbuka dan saling percaya.
4.      Kemitraan
Mitra adalah hasil dari sebuah sinergisme. Berawal dari suatu kolaborasi yang
dilakukan secara total dalam arti sebuah pihak yang terlibat dan sepenuh hati,
dan berlandaskan saling percaya. Kemitraan yang dihasilkan akan efesien,
efektif dan berkesinambungan.

Upaya menyinergikan perpustakaan dan TBM harus selalu bertolak dari alasan
sangat mendasar dari tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, suka atau
tidak suka perpustakaan dan TBM harus bersinergi dalam gerakan nasional gemar
membaca yang tujuan akhirnya adalah kecerdasan hidup bangsa.
Selama ini kegiatan seputar perpustakaan dan TBM sering hanya menitikberatkan
kesejahteraan dan kecerdasan hidup bangsa Indonesia. TBM yang lebih dekat dengan
masyarakat hendaknya dapat mengidentifikasi jenis kebutuhan masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan hidup mereka. Dengan kata lain
TBM dan perpustakaan selayaknya bekerjasama atau bersinergi menjawab kebutuhan
masyarakat atau rakyat.

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil wawancara
HASIL WAWANCARA TAMAN BACAAN MASYARAKAT

MINAT
N UMU MEMBAC BUKU YANG
O NAMA R A HOBBY DIBACA
Menggamba
Nayla Athaya tahap r dan
1 Zhafira 5 Mengeja Melukis Buku Sekolah
Menggamba
r dan
2 Ade Prataman 8 Tinggi Melukis Buku Sekolah
Menggamba
Keynar r dan
3 Nailatul Izza 5 Huruf Melukis  
Menggamba
Aisyah Nayla r dan
4 Azzahra 7 Sedang Melukis Buku Sekolah
Haikal Menggamba
Ananda r dan
5 Pratama 5   Melukis  
Menggamba
Putri Angelina r dan
6 Sinaga 5 Sedang Melukis Buku Sekolah
Menggamba
Theo Laurenzi r dan
7 Sibarani 7 Sedang Melukis Buku Sekolah
Menggamba
Zahra Zhabia r dan
8 Zafira 7 Sedang Melukis Buku Sekolah
Menggamba
Muhammad r dan
9 Irwansyah 7 Sedang Melukis Buku Sekolah
Menggamba
Dimas r dan
10 Kurniawan 8 Sedang Melukis Buku Sekolah
Menggamba
Ahmad Faris tahap r dan
11 Maulana 7 Mengeja Melukis Buku Sekolah
Menggamba
Aisyah Dhini tahap r dan
12 Alvyana 7 Mengeja Melukis Buku Sekolah
Menggamba
Aliza tahap r dan
13 Rahmadhania 7 Mengeja Melukis Buku Sekolah
Menggamba
M.Devano tahap r dan
14 Akbar 7 Mengeja Melukis Buku Sekolah

8
Menggamba
tahap r dan
15 Alfi Pratama 7 Mengeja Melukis Buku Sekolah
16 Cindy Rayana 7 Menggamba Buku Sekolah
tahap r dan
Mengeja Melukis
17 Reza Adtya 6 Menggamba Buku Sekolah
tahap r dan
Mengeja Melukis
18 Ganendra 5 Huruf Menggamba  
r dan
Melukis
19 8 Sedang Menggamba Buku Sekolah
Muhammad r dan
hoyrul Melukis
20 Naen Frida 9 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
21 Daniel Pratama 6 Sedang Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
22 Nelson 8 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
23 Pian 9 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
24 Andreas 9 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
25 Tyson 9 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
26 Indah 6 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
27 Esra 11 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
28 Jeremi 8 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
29 Chika 8 Tinggi Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis
30 Rahel 5 Huruf Menggamba Buku Sekolah
r dan
Melukis

9
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan TBM ini dilaksanakan di Desa Sungai Bawang (F5) Jlr 3 Poros, yaitu
rumah milik peneliti. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 3 kali
pertemuan.

N HARI/TANGGAL WAKTU
O
1 Rabu, 03 November 2021 15:00-16:30
2 Sabtu, 06 November 2021 15:00-16:30
3 Minggu, 07 November 2021 15:00-16:30

3.3  Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan


Strategi yang dilakukan dalam program kegiatan ini yaitu membaca
menyenangkan “Quantum reading”. Jeannette Vos menyatakan bahwa pembelajaran akan
berkembang dengan cepat dan mudah dengan melalui penjelajahan dan kesenangan,
diantaranya meliputi kegiatan:

1. Mengkonsentrasikan lingkungan.
2. Menyiapkan suasana yang kondusif dan mencuri perhatian peserta belajar.
3. Menyiapkan kegiatan yang kreatif dan inovatif yang dapat menarik minat peserta
belajar agar lebih intensif dalam mengikuti kegiatan belajar dan pembelajaran.
4. Pencanangan tujuan pribadi dan hasil belajar.

Hal ini selaras dengan pernyataan Bobbi De Porter, bahwa tingkat partisipasi anda di
dunia sesungguhnya dapat menentukan kemampuan anda untuk belajar dengan
kemudahan serta adanya lingkungan yang memperkaya menghasilkan pelajar-pelajar yang
lebih baik dalam situasi yang memerlukan pemecahan masalah sementara lingkungan
yang melemahkan menghasilkan pelajar-pelajar yang tidak mempunyai minat.

Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam setiap proses belajar dan
pembelajaran tentang setting kegiatan, suasana, kondisi lingkungan pembelajaran melalui
penjelajahan dan kesenangan yang kreatif, inovatif dan dapat menarik minat peserta
belajar beserta indikator yang memenuhinya sebagai sebuah proses yang ideal adalah
sangat penting dalam membantu menghasilkan subyek pebelajar yang handal.

 Deskripsi Jalannya Kegiatan TBM 

Langkah pertama dalam usaha penyusunan program kegiatan TBM ini Mewawancarai
dan merekrut minimal 15 warga belajar mengenai permasalahan dan kebututuhan
membacanya, kemudian mendokumentasikan calon peserta yang akan menjadi sasaran
kegiatan berdasarkan hasil wawancara dan perekrutan warga belajar.langkah berikutnya
menyusun daftar calon peserta yang akan dijadikan sasaran kegiatan, selanjutnya
merancang pembelajaran untuk warga belajar. 

Pada tahap pelaksanaan program TBM meliputi kegiatan:

a) Memilih materi dan bacaan yang berkaitan dengan anggota tubuh, karena warga
belajar didominasi oleh usia prasekolah dan kelas rendah

10
b) Menarik minat baca warga belajar dengan meminta kepada warga belajar untuk
membacakan materi. Dan warga belajar yang tidak membaca mendengarkan apa
yang disampaikan agar bisa memahami materi yang diajarkan, kemudian peneliti
memperjelas bacaan.
c) Apabila ada warga yang mengalami kesulitan mengenal kata, kita bantu dengan
menyuruhnya untuk memperkirakan dengan kalimat sendiri lanjutan dari kalimat
yang terpotong tersebut atau memintanya untuk meneruskan bacaan tersebut.
d) Untuk membuat suasana belajar makin menyenangkan kegiatan membaca ini
diselingi dengan kegiatan-kegiatan lain yaitu mewarnai, menghubungkan gambar,
menyusun puzzel anggota tubuh dan latihan soal dalam bentuk pertanyaan .

 Tahap ketiga yaitu tahap evaluasi kegiatan berupa:

Dalam tahap ini peneliti dapat melihat perkembangan kemampuan daya baca dan motivasi
belajar, warga belajar dan berapa jumlah bacaan yang bisa mereka baca dan pahami

3.4   Temuan Hasil Kegiatan


Hasil penelitian ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh selama proses kegiatan
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) berlangsung. Pada penelitian ini peneliti bertindak
sebagai pengamat sekaligus tutor pendidikan masyarakat anggota TBM.

Selama proses pelaksanaan kegiatan belajar di TBM, peneliti mencatat hal-hal penting
antara lain:

a) Dari 30 peserta TBM yang terpilih, mempunyai latar belakang kemampuan


membaca yang beragam, ada yang agak kurang, kurang dan sangat kurang.
b) Pada saat pertemuan pertama yang diselenggarakan pada hari rabu sore, ternyata
hanya 24 peserta bisa hadir secara serentak. 
c) Tutor pendidikan dengan peserta belajar telah membuat kesepakatan, bahwasanya
pertemuan-pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu sore,
dimulai jam 15:00 s/d 16:30 WIB
d) Pada saat pertemuan kedua yang diselenggarakan pada hari sabtu sore, ternyata
hanya 15 peserta bisa hadir secara serentak. 
e) Pada saat pertemuan ketiga yang diselenggarakan pada hari minggu sore, ternyata
hanya 15 peserta bisa hadir secara serentak. 
f) Buku bacaan yang tersedia telah disesuaikan dengan kebutuhan kerja peserta
belajar di TBM
g) Untuk membuat suasana belajar makin menyenangkan kegiatan membaca ini
diselingi dengan kegiatan-kegiatan lain yaitu mewarnai, menghubungkan gambar,
menyusun puzzel anggota tubuh dan latihan soal dalam bentuk pertanyaan .

Tutor pendidikan melaksanakan skenario pembelajaran pada lampiran 2 yang diberikan


dengan tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut yaitu:

11
(1) Memberikan materi awal yang menyenangkan berupa kegiatan-kegiatan yang
motivatif, inovatif berupa mengenal membaca bergantian mengenai anggota tubuh dan
merupakan suatu kegiatan membaca yang benar-benar menyenangkan, untuk proses
selanjutnya

(2) Waktu dalam proses kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi 3 tahap. Kurang lebih
30 menit tahap pertama membaca materi anggota tubuh. mempraktikkan bentuk membaca
menyenangkan oleh beberapa anggota kelompok belajar yang telah ditunjuk sekaligus
sebagai bentuk tes evaluasi. ± 30 menit menguji pemahaman materi perindividu maupun
peserta didik yang mengangkat tanagn ketika diberi pertanyaan. Dan ± 30 menit
terakhirmenyanyi lagu yang berkaitan dengan materi dan menyanyikan yel yel taman
bacaan .

3.5 Evaluasi Proses


Dalam pelaksanaan praktik pembinaan di TBM ini penulis menemui beberapa kendala.
Dari diri penulis sendiri sekaligus sebagai tutor pendidikan, kendala-kendala tersebut
diantaranya yaitu:

(1) kurang mengajak peserta belajar terlibat secara aktif saat proses belajar sehingga
penguasaan kelas masih kurang,

(2) pada saat memberikan penjelasan dan contoh bacaan sedikit terlalu cepat sehingga
agak sulit dipahami oleh peserta belajar yang kategorinya lambat,

(3) masih kurangnya membimbing peserta belajar, sehingga tidak mengetahui peserta
belajar mana yang mengalami kesulitan.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung masih


banyak peserta belajar yang kurang perhatian dan masih ada yang belum paham tentang
materi yang disampaikan. Oleh karena, itu peran tutor pendidikan dalam membimbing
dan mengajak aktif peserta belajar dalam penanaman konsep perlu ditingkatkan. Dalam
arti aktivitas tutor pendidikan masih perlu ditingkatkan.

            Media pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada bahan bacaan


saja. Dalam hal ini penulis sekaligus tutor pendidikan melakukan evaluasi,
yaitu menanyakan warga belajaran yang memiliki keberanian mengulang materi
pembelajaran yang sudah disampaikan.Dari evaluasi banyak warga belajar yang
memahami dan meningkatnya motivasi belajar warga belajar tersebut.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat membuat
beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Minat baca warga belajar dominan tidak terlalu tinggi


2. Motivasi belajar warga belajar sangat kurang
3. Rata rata warna belajar berada pada usi 5-9 tahun yaitu usi prasekolah dan usia
kelas rendah
4. Warga belajar akan semangat belajar dan membaca apabila pendidik mengajar
secara kreatif

4.2 SARAN
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai laporan taman bacaan masyarakat.
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat saya butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Link youtube : https://youtu.be/g7vlGh72R70

Imadiklus, A. (2021). Konsep Pendekatan dan Bentuk Kegiatan Belajar dalam Pendidikan
masyarakat. Konsep Pendekatan dan Bentuk Kegiatan Belajar dalam Pendidikan
masyarakat, https://imadiklus.or.id/konsep-pendekatan-dan-bentuk-kegiatan-
belajar-dalam-pendidikan-masyarakat/.

IMAN, T. N. (2014). Tujuan manfaat Fungsi dan peran taman bacaan. Tujuan manfaat
Fungsi dan peran taman bacaan,
http://tbmnuruliman.blogspot.com/2014/03/tujuan-manfaat-fungsi-dan-peran-
taman.html.

Maulidina, F. (2019). TAMAN BACAAN UNTUK MASYARAKAT. TAMAN BACAAN


UNTUK MASYARAKAT, http://finamadinaa.blogspot.com/2019/05/tugas-
tbm.html.

14
Ramli, Y. (2015). PENDEKATAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. PENDEKATAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH,
http://yapandiramli.blogspot.com/2015/08/materi-8.html.

SDNPATUANAN2. (2009). PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN


LUAR SEKOLAH. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH, https://sdnpatuanan2.wordpress.com/2009/12/17/pendekatan-
pendekatan-dalam-pendidikan-luar-sekolah/.

LAMPIRAN
1. Rancangan Pembelajaran

Pertemuan 1

NO KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU


1 Pembukaan  Berdoa 30 Menit
 Perkenalan peneliti dan warga
belajar
 Menjelaskan tujuan kegiatan
 Mengajarkan Yel yel taman bacaan
masyarakat
2 Inti  Membaca materi Pengenalan 45 Menit
anggota tubuh oleh warga belajar
 Menonton Video yang berkaitan
15
dengan materi
 Bernyanyi Kepala Pundak Lutut
Kaki
 Membaca materi bagian tubuh yang
boleh disentuh dan tidak , oleh
warga belajar
 Permainan tebak gambar 10 soal
 Permainan benar atau salah 10 soal
 Menyanyi lagu dua mata saya
 Membaca dongeng oleh warga
belajar
 Membaca materi Kegunaan anggota
tubuh
 Menghubungkan gambar
menggunakan garis

3 Penutup  Memberi intruksi untuk membawa 15 Menit


pewarna pada pertemuan ke 2 hari
sabtu 6 November 2021
 Bernyanyi Yel yel perkelompok
 Mengumumkan hasil kerja yang
baik dari warga belajar
 Berdoa bersama

Pertemuan 2

NO KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU


1 Pembukaan  Berdoa 30 Menit
 Mengulang materi pertemuan oleh
warga belajar
 MenyanyikanYel yel taman bacaan
masyarakat
2 Inti  Membaca materi cara merawat 45 Menit
tubuh oleh warga belajar
 Menonton Video yang berkaitan
dengan materi
 Bernyanyi lagu kalau kau senang
hati
 Permainan benar atau salah 10 soal
 Menyanyi lagu dua mata saya
 Menghubungkan garis
 Mewarnai bersama
 Kompetisi yel yel perkelompok

16
3 Penutup  Memberi intruksi untuk membawa 15 Menit
pewarna pada pertemuan ke 3 hari
minggu 07 November 2021
 Bernyanyi Yel yel bersama
 Mengumumkan hasil kerja yang
baik dari warga belajar
 Foto bersama
 Berdoa bersama

Pertemuan 3

NO KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU


1 Pembukaan  Berdoa 30 Menit
 Mengulang materi pertemuan oleh
warga belajar
 MenyanyikanYel yel taman bacaan
masyarakat
2 Inti  Mewarnai bersama 45 Menit
 Menyusun puzzel perkelompok
 Mewarnai dan memberi nama
anggota tubuh
 Menyanyi lagu dua mata saya
 Menyanyi lagu kalaukau senang
hati
 Menyanyi lagu kepala pundak lutut
kaki
 Kompetisi yel yel perkelompok
3 Penutup  Memberi motivasi dan ucapan 15 Menit
terimakasih telah berpartisipasi
dalam kegiatan taman bacaan
masyarakat
 Bernyanyi Yel yel bersama
 Mengumumkan hasil kerja yang
baik dari warga belajar
 Foto bersama
 Berdoa bersama

2. Dokumentasi

Lembar kerja warga belajar

17
Warga belajar dan Absensi

18

Anda mungkin juga menyukai