Anda di halaman 1dari 10

Nama : Erika Natalia

NPM : 1905030238

1. Menjawab latihan halaman 3.28


2. Menjawab latihan halaman 7.40
3. Menjawab latihan halaman 8.9

1. Menjawab latihan halaman 3.28


1) Jelaskan makna pendidikan berbasis masyarakat menurut
Galbraith!
Jawab : 
Menurut Michael W. Galbraith,pendidikan masyarakat dapat di artikan
sebagai proses pendidikan di mana individu-individu atau orang dewasa
menjadi lebih berkompeten menangani keterampilan, sikap dan konsep
mereka dalam hidup dan mengontrol aspek-aspek lokal
darimasyarakat melalui partisipasi demokratis.

2) Jelaskan bahwa dalam pembelajaran berwawasan


kemasyarakatan harus 
didasarkan pada kebutuhan warga belajar!
Jawab:
Pendidikan berbasis masyarakat ( community based education) merupakan landasan dari
pembelajaran berwawasan kemasyarakatan yang mengandung prinsip pendidikan dari oleh dan
untuk masyarakat.

Pendidikan berbagai masyarakat adalah pendidikan yang sebagian besar keputusannya


dibuat oleh masyarakat sehingga peran masyarakat sangat dominan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut.
Pendidikan berbasis masyarakat memiliki tiga elemen penting, yaitu a) mementingkan warga
belajar;  b) program dimulai dari perspektif yang kritis;  c) penekanan bahwa belajar harus berlokasi
di masyarakat.

Dalam pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus ditunjukkan dengan a)  kurikulum


terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari; b) masalah yang diangkat relevan dengan kebutuhan
masyarakat; c) penyusunan bahan belajar melibatkan peserta didik; d) waktu belajar fleksibel; e)
menggunakan konsep ketrampilan fungsional;  f) menggunakan pendekatan pendidikan orang
dewasa.

Prinsip-prinsip pembelajaran berwawasan kemsyarakatan a) determinasi diri, b) membantu


dirinya sendiri, c) mengembangkan kepemimpinan, d) lokalisasi, e) pelayanandan  menerima
perbedaan. Dan belajar terus menerus

3) Jelaskan faktor yang harus ditunjukkan dalam pembelajaran


berwawasan 
kemasyarakatan!
Jawab

Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran.

Kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis, tahap demi tahap untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan memperhatikan segala aspek akan membuat belajar lebih bermakna sehingga
menambah pengalaman belajar bagi para siswa. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
humanistic dapat digunakan sebagai acuan. Langkah-langkah tersebut yaitu :

1. Menentukan tujuan pembelajaran

2. Menentukan materi pembelajaran

3. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik

4. Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif melibatkan diri

dalam belajar

5. Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran

6. Membimbing siswa belajar secara aktif

7. Membimbing siswa untuk memahami hakikat atau makna dari pengalaman belajar

8. Membimbing siswa dalam membuat koseptualitas pengalaman belajarnya

9. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke dalam situasi nyata


10. Mengevaluasikan proses dan hasil belajar
4) Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran berwawasan
kemasyarakatan!
Jawab 
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Prinsip-prinsip pembelajaran berwawasan kemasyarakatan sebagai berikut:

1.      Determinasi diri (self determination)

Determinasi diri mengandung makna bahwa setiap keputusan untuk kepentingan peserta didik harus
dimusyawarahkan terlebih dahulu secara bersama. Prinsip ini akan mendorong terciptanya kondisi
yang kondusif dalam melakukan berbagai kegiatan. Peserta didik akan merasa dihargai apabila
dilibatkan dalam pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil didasarkan kepada
kepentingan bersama.

2.      Membantu dirinya sendiri (self help)

Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya sehingga
setiap pesserta didik dapat membantu dirinya untuk berkembang sesuai dengan kapasitas yang
dimilikinya. Prinsip ini akan menumbuhkan kemandirian pada peserta didik untuk melakukan
sesuatu keputusan, tanpa ketergantungan pada pihak lain.

3.      Mengembangkan kepemimpinan(leadership  development)

Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam berbagai kegiatan. Hal
ini sangat penting, yaitu untuk melatih keberanian peserta didik dalam mengatur sebuah kegiatan
sehingga kepercayaan diri dari peserta didik akan terbentuk dengan adanya pemimpin yang dapat
diharapkan.

4.      Lokalisasi (localization)

Lokalisasi kegiatan pembelajaran diupayakan memiliki nilai strategis bagi pserta didiksehingga
memiliki kemudahan untuk dapat dijangkau oleh setiap peserta didik. Apabila tempat kegiatan
dianggap strategis, diharapkan motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran selalu tinggi.

5.      Pelayanan terpadu (integrateddelivery of services)

Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dilakukan secara terpadu dari berbagai komponen
yang terlibat, hal ini didasarkan bahwa peserta didik merupakan sasaran yang berhak menerima
pelayanan secara maksimal.

6.      Menerima perbedaan (accept diversity)


Peserta didik yang mengikuti pembelajaran memiliki karakteristik yang heterogen, dengan
keanekaragaman karakteristik tersebut diharapkan menjadi modal untuk menciptakan kebersamaan
melalui pemenuhan kebutuhan belajar yang beraneka ragam. Perbedaan yang dimiliki peserta didik
bukan unntuk dijadikan sumber konflik, tetapi dengan perbedaan dapat dijadikan sumber
pengalaman dalam pembelajaran sehingga erjadi saling membelajarkan diantara peserta didik.

7.      Belajar terus menerus (life long learning)

Prinsip belajar terus menerus harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk
terus belajar sesuai dengan kebutuhannya. Konsekuensinya dalam kegiatan pembelajaran harus
menyediakan program materi yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

2. Menjawab latihan halaman 7.40

1) Jelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap 


pendahuluan dalam pembelajaran multikultural.
Jawab :
STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
Seorang guru dituntut harus mampu menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam
menciptakan harmoni dan kedamaian di antara peserta didik yang dilandasi oleh
keanekaragaman budaya yang dimiliki peserta didik.
Dalam kegiatan multikultural tidak lepas dari hakikat pendidikan yaitu suatu proses
menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudayan dalam
tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global.
Komponen-komponen yang berhubungan dengan hakikat pendidikan adalah;
1. pendidik merupakan proses berkesinambungan;
2. proses pendidikan menumbuhkembangkan eksistensi manusia;
3. proses pendidikan muwujudkan eksistensi manusia;
4. proses pendidikan berlangsung dalam masyarakat membudaya;
5. proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang.
Pembelajaran multikultural dapat difokuskan pada pembelajaran perdamaian,
pembelajaran hak asasi manusia, dan pembelajaran untuk demokrasi.
Strategi pembelajaran perdamaian dapat menggunakan strategi introspektif, interaksi
sosial, pengenalan lingkungan alam dan rekreasi. Strategi pembelajaran hak-hak asasi
manusia dapat dilakukan dengan cara; belajar tentang hak-hak asasi manusia, belajar
bagaimana memperjuangkan hak-hak asasi manusia, belajar melalui pelaksanaan hak-hak
asasi manusia. Strategi pembelajaran untuk demokrasi dapat dilakukan dengan cara; etos
demokrasi harus berlaku ditempat pembelajaran, pembelajaran untuk demokrasi
berlangsung secara terus-menerus, penafsiran demokrasi harus sesuai dengan konteks
sosial budaya, ekonomis, dan evolusinya.
PROSEDUR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
Prosedur yang ditempuh dalam pengelolaan pembelajaran multikultural adalah melalui
tahapan; kegiatan pendahuluan, kegiatan utama, analisis, abstraksi, penerapan, dan
kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran multikultural adalah menciptakan suasana
yang kondusif sehingga setiap peserta didik dapat belajar dalam harmoni dan
kebersamaan.
Kegiatan utama merupakan kegiatan instruksional yang menekankan pada penciptaan
pembelajaran yang harmoni untuk membentuk kepribadian peserta didik yang penuh
toleransi didasarkan pada keanekaragaman budaya.
Kegiatan analisis dalam tahapan pembelajaran multikultural adalah memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk berbagi pemikiran dan pemahaman pribadi tentang sesuatu
yang sudah dipelajarinya.
Abstraksi dalam pembelajaran multikultural merupakan upaya pendidik untuk
memperjelas materi inti yang harus dipahami oleh peserta didik.
Penerapan dalam pembelajaran multikultural adalah untuk mengukur perubahan yang
terjadi pada peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.
Kegiatan penutup adalah kegiatan akhir dari prosedur pembelajaran multikultural yang
dapat dilakukan sekaligus dengan kegiatan penilaian.

2) Jelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap


kegiatan 
utama dalam pembelajaran.
Jawab :
KEGIATAN PENDAHULUAN DALAM PEMBELAJARAN 

A. MAKNA KEGIATAN PENDAHULUAN


Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen-
komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan pendahuluan pada dasarnya merupakan kegiatan yang
harus ditempuh guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan sebuah pembelajaran. Fungsi kegiatan
pendahuluan terutama adalah untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang
memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika
memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan
salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang
tidak hadir. Melalui kegiatan ini, siswa akan termotivasi untuk aktif berbicara dan mengeluarkan
pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa ingin tahu dari setiap anak. Dengan
demikian, melalui kegiatan pendahuluan siswa akan tergiring pada kegiatan inti baik yang berkaitan
dengan tugas belajar yang harus dilakukannya maupun berkaitan dengan materi ajar yang harus
dipahaminya.

B. BENTUK KEGIATAN PENDAHULUAN


Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas disebut
kegiatan awal pembelajaran. Sementara itu kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi
atau kompetensi yang akan dibahas disebut kegiatan pra pembelajaran.
Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini diantaranya, yaitu
menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, memberi acuan, melaksanakan
kegiatan apersepsi (apperception) dan penilaian awal (pre-test). Kegiatan pendahuluan seperti
sebagai berikut:

1. Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran


Proses pembelajaran terpadu akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat
mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan
kondisi awal pembelajaran yang efektif tersebut misalnya:
a. Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance)
Sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai sebaiknya guru mengecek atau memeriksa terlebih
dahulu kehadiran siswa. Jika jumlah siswa dalam satu kelas terhitung banyak maka perlu cara yang
lebih praktis agar tidak terlalu menyita atau menghabiskan waktu, salah satu cara yang dapat
dilakukan guru adalah dengan menanyakan atau meminta siswa yang hadir di kelas untuk
menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan alasan ketidakhadiran siswa yang
tidak hadir tersebut.
b. Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (readiness)
Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan
belajar siswa, khususnya yang dilakukan pada awal pembelajaran diantaranya:
1. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan sumber belajar yang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
2. Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas.
3. Menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar yang tinggi.
4. Mengontrol (mengelola) seluruh siswa mulai dari awal pembelajaran.
5. Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta minat dan
perhatian siswa.
6. Menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
c. Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Sejak saat awal pembelajaran, siswa harus sudah mulai diarahkan pada suatu kondisi atau suasana
belajar yang demokratis dalam rangka menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar. Suasana yang
demokratis dalam pembelajaran terpadu akan menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan, keberanian untuk bertanya, keberanian berpendapat atau mengeluarkan ide/gagasan,
dan keberanian memperlihatkan unjuk kerja (performance). Untuk itu guru hendaknya
mengembangkan kegiatan awal pembelajaran yang memungkinkan siswa merasa bebas, sukarela,
tidak merasa ditekan atau dipaksa dalam belajar.

3) Jelaskan tujuan analisis sebagai tahapan pembelajaran


multikultural
Jawab : Kegiatan analisis dalam tahapan pembelajaran
multikultural adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
berbagi pemikiran dan pemahaman pribadi tentang sesuatu yang sudah
dipelajarinya
4) Jelaskan tujuan dari abstraksi sebagai tahapan pembelajaran 
multikultural.
Jawab : Abstraksi dalam pembelajaran multikultural merupakan upaya
pendidik untuk memperjelas materi inti yang harus dipahami oleh peserta
didik. Penerapan dalam pembelajaran multikultural adalah untuk
mengukur perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran

5) Jelaskan pentingnya tahapan penerapan dalam pembelajaran 


multikultural.
Jawab: 
Tujuan utama dari pendidikan multikulturaladalah untuk menanamkan sikap simpatik, respek,
apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. ... Pengembangan
leterasi etnis dan budaya. Memfasilitasi siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai budaya semua kelompok etnis

3. Menjawab latihan halaman 8.9

1) Jelaskan konsep life skills menurut Anda


Jawab:
Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum 2004, kecakapan hidup adalah "Kecakapan yang
dimiliki seseorang untuk mampu memecahkan permasalahan hidup secara wajar dan
menjalani kehidupan secara bermartabat tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif
mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu mengatasinya".
Berdasarkan pengertian di atas, kecakapan hidup (life skills) merupakan kecakapan untuk
memecahkan masalah secara inovatif dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip atau
prosedur yang telah dipelajari. Pemecahan masalah tersebut dapat berupa proses maupun
produk yang bermanfaat untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memperbaharui hidup
dan kehidupan siswa. Kecakapan hidup tersebut diharapkan dapat dicapai melalui berbagai
pengalaman belajar siswa. Dari berbagai pengalaman mempelajari berbagai mata pelajaran,
diharapkan siswa memperoleh hasil sampingan yang positif berupa upaya memanfaatkan
pengetahuan, konsep, prinsip dan prosedur untuk memecahkan masalah baru dalam bentuk
kecakapan hidup. Di samping itu, kecakapan hidup tersebut hendaknya diupayakan
pencapaiannya dengan mengintegrasikannya pada topik dan pengalaman belajar yang
relevan (Depdiknas, 2003).

2) Jelaskan mengapa life skills diperlukan dalam pendidikan


Jawab:

pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja” yang biasanya di anggap sebagai

bagian dan pendidikan kecakapan hidup dituliskan seolah berdiri sendiri, dan bukan bagian

dan bukan pendidikan kecakapan hidup. Selanjutnya pengertian pendidikan kecakapan

hidup, dapat dijumpai pada penjelasan pasal 26, ayat (3)  sebagai berikut:

“Pendidikan kecakapan hidup (life skills) adalah pendidikan yang memberikan

kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional

untuk bekerja atau usaha mandiri.”

Dari uraian di atas maka menjadi jelas bahwa yang menjadi dasar dalam

pendidikan life skills bagi subjek didik adalah karena adanya tantangan besar yang dihadapi

dalam hal perkembangan ilmu dan teknologi. Karena kemajuan pesat itulah dituntut

ditumbuh kembangkan pendidikan life skills bagi subjek didik.

3) Jelaskan bidang aspek life skills


Jawab :

Menurut Kent Davis (2000:1) kecakapan hidup adalah “ manual pribadi “ bagi tubuh


seseorang. Kecakapan ini membantu peserta didik belajar bagaimana memelihara tubuhnya,
tumbuh menjadi dirinya, bekerja sama secara baik dengan orang lain, membuat keputusan yang
logis, melindungi dirinya sendiri dan mencapai tujuan di dalam kehidupannya.

Kecakapan hidup dipilah menjadi empat jenis,  yakni :

1.      Kecakapan personal (personal skills) yang mencakup kecakapan mengenal diri (self awareness) dan
kecakapan berpikir rasional (thinking skills);
2.      Kecakapan sosial (social skills);

3.      Kecakapan akademik ( academic skills)

4.      Kecakapan vokasional (vocational skills)

Kecakapan mengenal pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikan sebagai modal dalam meningkatkan dirinya
sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Kecakapan berpikir rasional mencakup :

&  kecakapan menggali dan menemukan informasi (informating searching),

&  kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusasn (informating processing and decision
making skills),

&  kecakapan memecahkan masalah serta kreatif (creative problem solving skills).

Kecakapan sosial mencakup  atau kecakapan interpersonal (interpersonal skills) antara lain


kecakapan komunikasi dengan empati(communication skills) dan kecakapan bekerjasama
(colaboration skills). Dua kecakapan hidup diatas biasanya disebut sebagai kecakapan hidup bersifat
umum atau general (general life skills).

Kecakapan hidup yang bersifat spesifik (spesifik life skills) diperlukan seseorang untuk
menghadapi problema bidang khusus tertentu. Untuk mengatasi problema” komputer yang rusak”
bentuk diperlukan kecakapan khusus tentang komputer.

Kecakapan akademik (academic skills) yang sering kali juga disebut kemampuan berpikir
ilmiah pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir rasional pada GLS.
Kecakapan akademik lebih menjurus kepada kegiatan yang bersifat akademik atau keilmuan.

Kecakapan vokasional (vokasioanal skills) sering kali disebut dengan kecakapan kejuruan.
Artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.

Sondra Stein (2000)mengemukakan bahwa terdapat empat kategori standar yang perlu
dipersiapkan dimasa yang akan datang tentang kecakapan bagi orang dewasa, yakni:

1.      Mendapatkan informasi dan ide-ide,

2.      Mengkomunikasikan dengan penuh percaya diri pesannya dan dapat dimengerti oleh orang lain.

3.      Membuat keputusan yang didasarkan pada informasi yang solid dan mampu menganalisis dan dapat
menentukan secara hati-hati,

4.      Selalu belajar agar tidak ketinggalan.


Secara skematis, life skillsdigambarkan sebagai berikut :

Kecakapan Hidup General (GLS)


Kecakapan Hidup Spesifik
Kecakapan Personal
Kecakapan Hidup (LS)
Kecakapan Sosial
Kecakapan Akademik
Kecakapan Vokasional

Orientasi muatan life skillsmemaksa setiap pendidik merancang pembelajaran agar terjadi


hubungan antara kehidupan nyata, kecakapan hidup dengan mata pelajaran. Kecakapan hidup yang
diperlukan pada saat sesorang memasuki kehidupan sebagai individu yang mandiri, anggota
masyarakat, dan warga negara. Kompetensi yang dicapai pada mata pelajaran/diklat hanyalah
kompetensi antara untuk mewujudkan kemampuan nyata yang di inginkan, yaitu kecakapan hidup

Anda mungkin juga menyukai