Anda di halaman 1dari 7

RESUME MODUL 7

PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL

NAMA : Mira Eka Putri Apriliani


NIM : 858877386
POKJAR : Ngunut
UPBJJ : Ut Malang
MODUL 7 PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
Pendidikan multikultural adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya,
agama yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural. Dalam memasuki era globalisasi, seorang guru memiliki peran yang lebih kompleks dalam
melaksanakan tugasnya, terutama apabila dihubungkan dengan konteks multikultural baik secara mikro maupun secara makro.

Peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran terdiri dari beragam etnis, budaya, bahasa, nilai-nilai, tradisi, dan religi sehingga
guru harus mampu menciptakan harmonisasi dalam pembelajaran, supaya tidak terjadi benturan di antara peserta didik. Guru harus mampu
menciptakan proses pembelajaran yang memudahkan untuk diterima oleh setiap peserta didik dari berbagai latar belakang yang berbeda.

Strategi pengelolaan pembelajaran multikultural dapat dibentuk melalui :

1. Terintegrasinya sistem pembelajaran multikultural dengan mata pelajaran lainnya

2. Menekankan pada pemahaman antar budaya, kooperasi pengakuan timbal balik, penghargaan kultur yang lain, nasionalisme, patriotisme

3. Memperkuat filosofi multikultural untuk membangun karakter bangsa

Dalam modul pembelajaran multikultural ini, materi yang dibahas mencakup :

4. Menjelaskan konsep dasar pembelajaran multikultural

5. Menjelaskan berbagai strategi pengelolaan pembelajaran multikultural

6. Menjelaskan prosedur pengelolaan pembelajaran multikultural


 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
Proses pembelajaran tidak terlepas dari keragaman budaya yang dimiliki oleh peserta didik sebagai bagian dari anggota
masyarakat. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh taylor (tilaar: 2000), bahwa “budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari
pengetahuan, kepercayaan, seni moral, hukum, adat istiadat serta kemampuan-kemampuan lainnya yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat”.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam proses pembelajaran tidak dapat lepas dari unsur kebudayaan, karena :

1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks


2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang material
3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni
4. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah seperti hukum, adat istiadat yang
berkesinambungan
5. Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif yang dapat dilihat
6. Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi hidup di dalam suatu
masyarakat tertentu

Menurut ki hadjar dewantoro, kebudayaan berartu buah budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh yang kuat yaitu alam dan zaman. Rumusan tersebut mengandung makna :

1. Kebudayaan selalu bersifat kebangsaan (nasional) dan mewujudkan sifat atau watak kepribadian bangsa.
2. Tiap-tiap kebudayaan menunjukkan keindahan dan tingginya adab kemanusiaan pada hidup masing-masing
bangsa yang memilikinya.
3. Tiap-tiap kebudayaan sebagai buah kemenangan manusia terhadap kekuatan alam dan zaman selalu
memudahkan dan melancarkan hidupnya serta memberi alat-alat baru untuk meneruskan kemajuan hidup dan
memudahkan serta memajukan dan mempertinggi taraf kehidupan.
Thomas Hickema (Tilaar: 2002) mengungkapkan tentang tugas guru dalam menerapkan nilai-nilai sebagai inti
kebudayaan adalah :

1. Pendidikan haruslah menjadi seorang model dan sekaligus menjadi mentor dari peserta didik dalam
mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan di sekolah
2. Masyarakat sekolah haruslah merupakan masyarakat bermoral
3. Praktekkan disiplin moral
4. Menciptakan situasi demokratis di ruang kelas
5. Mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum
6. Budaya bekerja sama (cooperative learning). Penekanan kepada pengembangan kemampuan otak dan
pengembangan intelegensi intelektual saja tidak memungkinkan pengembangan nilai-nilai moral
7. Tugas pendidik ialah menumbuhkan kesadaran karya
8. Mengembangkan refleksi moral
9. Mengajarkan resolusi konflik

 Strategi Pengelolaan Pembelajaran Multikultural


Menurut Tilaar (2000), rumusan operasional mengenai hakikat pendidikan mempunyai komponen-komponen sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan.


2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.
3. Eksistensi manusia yang memasyarakat.
4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya.
5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi-dimensi waktu dan ruang.
1. Pembelajaran Perdamaian
Javier Perez (Tilaar: 2000) mengungkapkan bahwa perdamaian harus dimulai dari diri kita masing-masing. Strategi introspektif yaitu cara
untuk menumbuhkan kesadaran bagi peserta didik untuk berani mengoreksi dirinya sendiri tentang kegiatan/perbuatan yang sudah dilakukan.
Interaksi sosial yang positif yaitu cara untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis di antara peserta didik, dan antara peserta didik dengan
lingkungan lainnya. Strategi pembelajaran di luar kelas dapat dilakukan melalui pengenalan lingkungan alam atau camping bersama. Bahan-bahan
belajar yang dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran perdamaian adalah:
a. Bahan-bahan / materi pembelajaran harus memberi bantuan praktis dalam pembelajaran tentang perdamaian.
b. Bahan-bahan / materi pembelajaran harus menggunakan berbagai metode yang dapat mengembangkan peran serta
peserta didik secara aktif.
c. Bahan-bahan / materi pembelajaran harus mampu memenuhi kebutuhan kebutuhan.
d. Bahan-bahan / materi pembelajaran harus merangsang minat peserta didik untuk lebih memahami kelompok- kelompok
atau kebudayaan-kebudayaan lain.
e. Bahan-bahan / materi pembelajaran berisi kasus-kasus yang menunjukkan pertikaian antar manusia yang dapat
diselesaikan secara damai.
f. Bahan-bahan / materi pembelajaran harus menerangkan masalah-masalah yang paling penting untuk
menciptakan perdamaian.

2. Pembelajaran Hak Asasi Manusia


Semua hak manusia adalah universal, tak terbagi, interdependen dan saling terkait. Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk
pengembangan nilai-nilai yang berhubungan dengan hak-hak asasi manusia. Strategi untuk mempelajari
nilai-nilai inti yang berhubungan dengan hak-hak asasi manusia adalah :
a. belajar tentang hak-hak asasi manusia
b. belajar bagaimana memperjuangkan hak-hak asasi manusia
c. belajar dengan jalan mempraktekkan hak-hak asasi manusia
3. Demokrasi
Pembelajaran untuk demokrasi pada hakikatnya adalah untuk mengembangkan eksistensi manusia dengan jalan mengilhaminya dalam
pengertian martabat dan persamaan, saling mempercayai, toleransi, penghargaan pada kepercayaan dan kebudayaan orang lain, penghormatan pada
individu, peran serta aktif dalam semua aspek kehidupan sosial, kebebasan berekspresi, kepercayaan dan beribadat. Untuk menciptakan demokrasi,
dapat digunakan berbagai strategi, yaitu :
a. Etos demokrasi harus berlaku di tempat pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.
b. Pembelajaran untuk demokarsi berlangsung secara berlanjut. Secara tepat harus diperkenalkan di semua jenjang dan
bentuk pendidikan melalui pendekatan terpadu.

 Prosedur Pengelolaan Pembelajaran Multikultural


A. Prosedur Pengelolaan Pembelajaran Multikultural
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pembelajaran lainnya.
2. Kegiatan Utama
Kegiatan utama atau kegiatan intruksional pada dasarnya merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran multikultural yang
menekankan pada penciptaan pembelajarn yang harmonis.
3. Analisis
Analisis dalam kegiatan pembelajaran multikulturak adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berbagi pemikiran dan
pemahaman pribadi tentang suatu yang sudah dipelajarinya.
4. Abstraksi
Abstraksi dalam pengelolaan pembelajaran multikultural adalah merupakan upaya pendidik untuk memberikan materi inti dari
pembelajaran yang sudah dibicarakan bersama selama proses pembelajaran.
5. Penerapan
Penerapan dalam pembelajaran multikultural adalah upaya pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik untuk
membuat catatan tersendiri tentang penerapan berbagai materi dalam aplikasi kehidupannya.
6. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam multikultural dapat dilakukan dalam penilaian baik secara lisan maupun tulisan, atau ungkapan langsung dari
peserta didik tentang pengalamannya selama mengikuti pembelajaran tersebut.

Pertanyaan :
1. Bagaimana cara menciptakan situasi demokratis di ruang kelas?
2. Contoh metode yang dapat mengembangkan peran serta peserta didik secara aktif

Anda mungkin juga menyukai