Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE- 1

Uraian Tugas !
1. a) Jelaskan apa yang anda ketahui tentang teori humanistic!
b) Pada prakteknya teori belajar humanistic cenderung untuk mengarahkan siswa
untuk berfikir induktif dan mementingkan pengalaman serta keterlibatan siswa
dalam proses belajar. Sebutkan langkah –langkah pembelajaran yang menganut
teori humanistic yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irawan !
Jawab :
a. Pelopor dari teori humanistic adalah Jurgen Habermas. Oleh sebab itu, teori
belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian
filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi
belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada
proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang
konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta
tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain,
teori ini tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal
daripada pemahaman tentang proses belajar apa adanya, seperti yang selama ini
dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.
b. 1.) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2.) Menentukan materi pelajaran
3.) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
4.) Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara
aktif melibatkan diri dalam belajar.
5.) Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran
6.) Membimbing siswa belajar secara aktif
7.) Membimbing siswa untuk memahami hakikat atau makna dari pengalaman
belajamnya
8.) Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya
9.) Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke dalam
situasi nyata
10.) Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

2. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri dengan belajar.
Sebutkan dan jelaskan wujud dari kebudayaan !
Jawab :
Koentjaraningrat (1996) menyarankan agar kebudayaan dibeda-bedakan sesuai
dengan empat wujudnya, yang terdiri dari:
a. Wujud konkret dari kebudayaan berupa artifac adalah kebudayaan yang
merupakan hasil karya yang bersifat fisik yang dapat diraba, misalnya :
bangunan (termasuk bangunan megah, seperti Candi Borobudur), benda-benda
bergerak seperti kapal, dan benda-benda yang dipergunakan manusia sehari-
hari.
b. Kebudayaan dalam arti sistem tingkah laku merupakan suatu pola tindakan
yang dilakukan oleh manusia yang berpola. Tingkah laku yang berpola ini
mengikuti suatu aturan yang berlaku pada sistem sosial masyarakat tertentu.
Tingkah laku sifatnya konkret, dapat diamati, dan divisualisasikan.
c. Kebudayaan sebagai sistem gagasan sifatnya abstrak (tidak berwujud), hanya
dapat diketahui serta dipahami (terutama oleh orang dengan budaya yang
berbeda) setelah ia mempelajarinya dengan mendalam, baik melalui
wawancara intensif atau dengan membaca. Kebudayaan dalam wujud gagasan
juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu yang disebut sebagai
sistem budaya.
d. Kebudayaan dalam wujud sistem idiologis merupakan suatu gagasan yang
telah dipelajari oleh warga suatu masyarakat sejak dini, dan karena itu sangat
sulit untuk diubah. Istilah untuk menyebut unsur-unsur kebudayaan yang
merupakan pusat dari semua unsur yang lain itu adalah nilai-nilai budaya,
yang menentukan sifat dan corak dari pikiran, cara berpikir, serta tingkah laku
manusia.

3. Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan kebudayaan. Menurut


pengamatan anda sejauh mana peranan pendidikan dalam perkembangan
kebudayaan ? Jelaskan ! dan berikan contoh kongrit di masyarakat.
Jawab :
Peranan pendidikan di dalam kebudayaan dapat kita lihat dengan nyata di
dalam perkembangan kepribadian manusia. Tanpa kepribadian, manusia tidak ada
kebudayaan, meskipun kebudayaan bukanlah sekedar jumlah dari kepribadian-
kepribadian. Di dalam hal ini kita kenal mengenai teori superorganik kebudayaan dari
Krober (Koentjaraningrat: 1996). Namun demikian, teori Kroeber tersebut tidak
sepenuhnya dapat diterima. Para pakar antropologi, juga antropologi pendidikan
menunjuk kepada peranan individu bukan hanya sebagai butir-butir kayu (bidak-
bidak) di dalam papan catur. Individu adalah kreator dan sekaligus manipulator dari
kebudayaannya. Di dalam hal ini pakar kebudayaan Krober dan Kluckhohn
mengemukakan pengertian "sebab akibat sirkuler" yang berarti bahwa antara
kepribadian dan kebudayaan terdapat suatu interaksi yang saling menguntungkan. Di
dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan kepribadian tersebut.
Inilah yang disebut sebab-akibat sirkuler antara kepribadian dan kebudayaan. Hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa pendidikan bukan semata mata transmisi
kebudayaan secara pasti tetapi perlu mengembangkan kepribadian yang kreatif.
Pranata sosial yang disebut sekolah harus kondusif untuk dapat mengembangkan
kepribadian yang kreatif tersebut. Namun apa yang terjadi di dalam lembaga
pendidikan yang disebut sekolah, sekolah telah menjadi sejenis penjara yang
memasung kreativitas peserta didik.
Ruth Benedict (Tilaar: 2000) menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya
adalah istilah sosiologi untuk tingkah laku yang bisa dipelajari. Dengan demikian
tingkah laku manusia bukanlah diturunkan seperti tingkah laku binatang tetapi yang
harus dipelajari kembali berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi. Di
sini kita lihat betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian
manusia.

4. Dengan konsep masyarakat yang berbasis komunitas , Pendidikan diharapkan


mampu mewujudkan masyarkat Indonesia yang cerdas, terbuka dan demokratis atau
masyarakat madani. Untuk mencapai masyarakat madani perlu adanya upaya-upaya
yang harus dilakukan dalam rangka mencapai demokrasi Pendidikan. Sebutkan dan
jelaskan upaya dalam rangka mencapai masyarakat madani tersebut !
Jawab :
Menurut Tilaar (2002), upaya yang dilakukan dalam rangka demokratisasi
pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
Upaya perluasan dan pemerataan pendidikan telah ada secara formal
sejak tahun 1984 untuk tingkat SD, dilanjutkan pada tahun 1994 untuk
pendidikan dasar sembilan tahun. Hasil yang telah dicapai cukup memuaskan
yang ditunjukkan dengan meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan
Angka Partisipasi Masyarakat (APM). Namun, akibat terjadinya krisis ekonomi
dan terjadinya konflik sosial di berbagai daerah yang mengganggu program-
program pendidikan, angka partisipasi pendidikan menjadi terganggu. Untuk
dapat menyelamatkan generasi mendatang dari ancaman kebodohan dan
kemunduran, peningkatan partisipasi pendidikan merupakan agenda yang tidak
dapat diabaikan.
Adapun strategi yang dapat dilakukan adalah pemantapan prioritas
pendidikan dasar sembilan tahun, pemberian beasiswa dengan sasaran yang
strategis, pemberian insentif kepada guru yang bertugas di wilayah terpencil,
pemantapan peran SD Kecil dan SLTP Terbuka, penggalakan Kejar Paket A dan
B, pemantapan sistem terpadu untuk anak berkelainan, dan peningkatan
keterlibatan masyarakat untuk menunjang pendidikan untuk semua (education
for all). Demikian pula agar lebih bermakna, pemerataan pendidikan tidak hanya
bernuansa kuantitatif. melainkan juga kualitatif. Termasuk dalam strategi
perluasan dan pemerataatt kesempatan pendidikan ini adalah pengembangan
pendidikan alternatif sebagai wahana untuk aktualisasi asas pendidikan
sepanjang hayat. Tidak kalah pentingnya adalah pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam perlu diposisikan kembali sehingga tidak kehilangan
karakternya sebagai wahana pendidikan yang populis yang berperan besar dalam
memperkaya pendidikan nasional.
b. Pendidikan untuk semua (education for all)
Ada kecenderungan bahwa program pendidikan hanya diorientasikan untuk
orang dan kelompok tertentu, terutama pada institusi pendidikan yang diklaim
oleh masyarakat sebagai sekolah "favorit". Pada sekolah ini tidak cukup ruang
bagi kelompok lain untuk mengakses pendidikan tersebut. Apabila dibiarkan,
maka kondisi ini dapat berdampak pada perlakuan yang diskriminatif terhadap
anak bangsa. Di samping itu, masih banyak anak usia sekolah yang belum
terjangkau oleh pendidikan; atau kalaupun sekolah tersedia dalam jarak yang
terjangkau, kendala-kendala psikologis dan budaya masih menghalangi mereka
untuk memasuki sekolah. Untuk memecahkan masalah ini, maka perlu
diakomodasi ide-ide "pendidikan untuk semua", yang antara lain membuka
kesempatan bagi semua siswa untuk mengakses pendidikan di mana pun dan
kapan pun. Di samping itu, diciptakan suasana belajar yang dapat
mengakomodasi kebutuhan anak dari berbagai strata dan latar belakang sosial
budaya.
c. Pemberdayaan dan pendayagunaan berbagai institusi masyarakat
Upaya mencapai sasaran pendidikan selama ini masih banyak bergantung
pada lembaga pendidikan formal yang konvensional atau sejumlah lembaga
pendidikan nonformal, baik yang langsung di bawah tanggung jawab
pemerintah maupun swasta. Padahal untuk menjangkau semua peserta didik,
kemampuan lembaga tersebut terbatas mengingat beragamnya kondisi geografis
dan budaya masyarakat Indonesia. Untuk itu, dalam rangka penuntasan wajib
belajar pendidikan dasar dan untuk membelajarkan lebih banyak warga negara,
perlu terus diupayakan pemberdayaan dan pendayagunaan berbagai institusi
kemasyarakatan untuk menjadi wahana pendidikan dan pembelajaran.
d. Pengakuan hak-hak masyarakat termasuk hak pendidikan
Selama ini ada anggapan bahwa pendidikan belum dirasakan sebagai hak
asasi yang harus dipenuhi sehingga sebagian masyarakat dan orang tua masih
kurang peduli terhadap pendidikan anak-anak. Sikap yang demikian tidak dapat
dibiarkan secara terus menerus, karena dapat menurunkan martabat anak, orang
tua, masyarakat, dan bahkan pemerintah. Untuk masa mendatang, pengakuan
hak pendidikan bagi semua anak perlu disosialisasikan ke tengah masyarakat
luas.
e. Kerja sama dengan dunia usaha dan industri
Sejumlah industri dewasa ini telah menaruh perhatian positif terhadap
pendidikan. Perhatian itu diwujudkan dengan pemberian beasiswa, orang tua
asuh, dan bentuk partisipasi lainnya. Untuk dapat menunjukkan tanggung
jawabnya yang lebih tinggi, semua industri besar maupun kecil diharapkan dapat
menyediakan jumlah tertentu dari pengeluarannya untuk pendidikan. Bentuknya
bisa berupa dana khusus untuk pendidikan atau pemberian kesempatan kepada
siswa/sekolah untuk menggunakan fasilitas industri, misalnya; untuk
kepentingan praktek Sebaliknya, kepada dunia usaha/industri yang berperan
aktif dalam pendidikan perlu diberikan insentif dalam bentuk, misalnya,
kemudahan perizinan, pemberian penghargaan, dan sebagainya.

5. Pembelajaran berwawasan Kemasyarakatan diselenggarakan dengan menggunakan


berbagai potensi sumber daya yang ada pada lingkungan masyarakat, baik
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumber daya budaya dan sumber daya
tekhnologi. Sebutkan dan jelaskan konsep pembelajaran berwawasan
kemasyarakatan tersebut !
Jawab :
a. Kebermaknaan dan Kebermanfaatan
Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus didasarkan pada kebermakna
an dan kebermanfaatan bagi peserta didik. Kebermaknaan dan kebermanfaatan menga
ndung arti bahwa pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik itu dirasakan ada manf
aatnya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan. Peserta didik tidak merasa asing keti
ka gurunya menjelaskan materi pembelajaran, karena peserta didik dapat menghubung
kan dengan pengalaman kehidupannya. Dengan mengikuti pembelajaran, diharapkan
peserta didik dapat mengembangkan diri, pemahaman diri, serta realisasi diri dalam k
ehidupan secara optimal.
b. Pemanfaatan Lingkungan dalam Pembelajaran
Pembelajaran yang memanfaatkan potensi lingkungan untuk memenuhi kebut
uhan belajar peserta didik akan berdampak terhadap peningkatan hasil pembelajaran.
Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran, tetapi dapat mencakup berbagai hal yang dapat digunakan untuk memb
antu setiap orang untuk belajar. Sumber belajar ada yang sengaja dikembangkan atau
diusahakan dan ada yang dimanfaatkan, karena telah tersedia seperti halnya lingkunga
n.
c. Materi Pembelajaran Terintegrasi dengan Kehidupan Sehari-hari
Materi pembelajaran pada pendidikan formal sudah terangkum dalam kurikulu
m yang sifatnya baku, Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembelajaran berwawasankem
asyarakatan, guru harus kreatif mengintegrasikan materi pembelajaran dengan kehidu
pan peserta didik. Hal ini sangat penting dilakukan, supaya peserta didik tidak merasa
asing dengan materi yang diterimanya sehingga peserta didik dapat mencerna tentang
materi pembelajaran untuk dihubungkan dengan pengalaman hidupnya.
d. Masalah yang Diangkat dalam Pembelajaran Berkaitan dengan Kebutuhan Peserta Di
dik
Guru harus mampu mengangkat berbagai persoalan yang dibahas sesuai denga
n kebutuhan peserta didik. Dengan adanya upaya ini, peserta didik akan merasa diperh
atikan, bahwa masalah yang dihadapinya itu dapat diselesaikan.
e. Menekankan pada Pembelajaran Partisipatif
Dalam kegiatan pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus ditumbuhka
n partisipasi peserta didik dalam berbagai kegiatan. Hal ini sangat penting, yaitu untuk
melatih keberanian dalam mengemukakan ide/gagasan, serta untuk mewujudkan hidu
p demokratis.
f. Menekankan pada Kerja Sama di Antara Peserta Didik
Untuk menumbuhkan kerja sama peserta didik dalam pembelajaran, tutor dapa
t menggunakan pembelajaran kooperatif. Dasar dari pembelajaran kooperatif adalah u
ntuk menumbuhkan hubungan peserta didik melalui kelompok, yang didasarkan pada
ketergantungan positif, tanggung jawab individu, keterampilan interpersonal, interaksi
tatap muka, dan proses kelompok.
g. Menumbuhkan Kemandirian
Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus mampu menumbuhkan kema
ndirian pada peserta didik. Dengan diwujudkannya kemandirian, diharapkan dampak
dari pembelajaran adalah tumbuhnya tanggung jawab dan keberanian peserta didik dal
am memutuskan sesuatu, bertindak mengerjakan sesuatu hal, tanpa tergantung pada pi
hak lain.

Anda mungkin juga menyukai