Anda di halaman 1dari 6

PEMIKIRAN TOKOH

PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN

PANDANGAN SOSIOKULTURAL KONSTRUKTIVIS DALAM


PENDIDIKAN DAN PANDANGAN KI HAJAR DEWANTORO TERHADAP
PENDIDIKAN

Oleh :
NAMA : M. FEBBY FAHRUL FAHRIZA
NIM : 858935581
PROGRAM STUDI : SI.PGSD
POKJAR : UMBULSARI

PROGRAM STUDI SI PGSD


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) JEMBER
UNIVERSITAS TERBUKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang sudah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayahnya sehingga kami bisa menyusun tugas ini dengan baik serta tepat waktu, seperti yang
sudah kita tahu pendidikan sangat berarti untuk anak bangsa mulai dari dini, semuanya perlu di
bahas pada makalah ini, sangat diperlukan serta layak dijadikan bagian modul pembelajaran.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang keberadaan pendidikan untuk
kemajuan bangsa. Mudah-mudahan makalah ini bisa menolong menambah pengetahuan kita jadi
lebih luas lagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tutor pembimbing yang membantu saya dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatiannya serta waktunya, kami sampaikan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan
mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai dengan harapan. Pendidikan
akan merangsang kreativitas seorang agar sanggup menghadapi tantangan alam, masyarakat,
teknologi, serta kehidupan yang kompleks.
Pendidikan merupakan media yang sangat berperan bagi manusia yang berkualitas dan
berpotensi dalam ahli yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan
diri sehingga dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah.
Mengingat para pendidikan teori pembelajaran konstruktivis menemukan ide (Brooks. 1990
dalam Mohammad Nur : 1999) memandang siswa secara terus menerus memeriksa informasi,
strategi konstruktivisme sering disebut pengajaran yang terpusat pada siswa atau student –
centred instruction.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan untuk membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan takwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif dan mandiri, menjadi warga
negara demokratis serta tanggungjawab.
Teory Uygotsky lebih menekankan pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan
menerapkan prinsip – prinsip social dari pembelajaran, menurut Uygotskybahwa proses
pembelajran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas yang belum dipelajari,
percakapan kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tingga (Trianto,
2009:39)

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana dasar bentuknya teori sosiokultural ?
2. Apa saja konsep teori sosiokultural ?
3. Apa pengaruh sosiokultural pada perkembangan kognisi ?
4. Apa yang diterapkan Ki Hajar Dewantoro dalam pendekatan pendidikan ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori sosiokultural ?
6. Apa dasar pendidikan Ki Hajar Dewantoro dalam pembelajaran berwawasan
kemasyarakat ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi sosiokultural
2. Untuk mengetahui pengasuh teori sosiokultural
3. Untuk mengetahui aplikasi teori sosiokultural
4. Untuk mengetahui aplikasi teori sosiokultural dalam pendidikan
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori sosiokultural
6. Untuk mengetahui penerapan pandangan Ki Hajar Dewantoro dalam pembelajaran
berwawasan kemasyarakatan

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini penulis dan pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang teori sosiokultural. Salah satu teori belajar serta mengetahui penerapan pandangan Ki
Hajar Dewantoro dalam pembelajaran berwawasan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

Teori Belajar Sosiokultural (Lev Uygotsky)


Teori ini menekankan bahwa perkembangan manusia adalah sesuatu yang tidak boleh
terpisahkan dengan berbagai jenis kegiatan social dan budaya, ia menekankan bahwa segala
bentuk perkembangan mental meliputi Kognitif, Afektif, Psikomotorik seorang anak di
pengaruhi oleh penemuan atau sosial budaya yang terjadi ini menegaskan bahwa perolehan
kognitif seseorang terjadi pertama kali melalui interpersonal (Interaksi dengan lingkungan
sosial).
Konsep sosiokultural merupakan perkembangan yang sesungguhnya. Menurut Uygotsky
siswa mempunyai dua tingkat perkembangan yaitu aktual dan potensial. Pengaruh
sosiolkultural, Uygotsky lebih menekan pada budaya yang mempengaruhi perkembangan
kognitif hal ini bertentangan dengan pandangan pluget tentang tahapan universal dan konten
perkembangan karena mengasumsikan perkembangan kognitif sebagian besar bersifat universal,
Uygotsky menekankan pada factor sosial yang kolaborasi pada perkembangan kognitif
pembelajaran ini terpandu dalam zona perkembangan proksimal anak.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro (1930) menuntun dalam tumbuh dan
berkembangnya anak, pendidikan menuntun kodrat manusia sebagai anggota masyarakat.
Tujuan pendidikan untuk mengangkat derajat negara dan rakyat.
Kelebihan dan kekurangan teori sosialkultural, kelebihan anak memperoleh kesempatan
yang luas untuk mengembangkan zona proximalnya pendidikan perlu di kaitkan dengan tingkat
perkembangan aktual serta anak di beri kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan
pengetahuan, sedangkan kekurangannya proses belajar kurang tampak seperti pembentukan
konsep belajar sebagai sumber berlajar, pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar di
amati secara langsung.
Dasar penerapan pandang Ki Hajar Dewantara suatu kesatuan untuk memajukan
kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan yang selaras antara dunia dan akhirat. Proses
pendidikan berjiwakan kebuadayaan nasional.
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas penulis mampu merumuskan bahwa bangsa Indonesia sudah
berupaya buat tingkatkan kesesuaian serta kualitas pendidikan.
Revolusi konstruktivisme memiliki akar yang kuat di dalam sejarah pendidikan
konstruktivisme lahir dari gagasan Pluget dan Uygotsky di mana keduanya menekankan bahwa
pendekatan Kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi sebelumnya Ki Hajar Dewantara
merupakan pelaksanaan terhadap kehidupan batin anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai