a. “Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tidak terbagi”. Jadi Individu merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk menyatakan kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu menekankan penyelidikan pada kenyataan- kenyataan hidup istimewa yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu kesatuan melainkan manusia sebagai makhluk hidup yang dihitung dalam “perseorangan”, konsep ini merupakan konsep individu jika ditinjau dari sudut pandang social. Hal ini menyebabkan sifat satu individu dengan yang lainnya berbeda meskipun mereka tinggal dalam satu lingkungan yang sama. b. Masyarakat merupakan orang yang hidup secara bersama dan mengasilkan serta melahirkan suatu kebiasaan yang biasa kita sebut sebagai kebudayaan. Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. c. menurut ilmu-ilmu social kesenian merupakan salah satu saja dari kebudayaan. Melvile J. Herskovit dan Bronislaw Malinowski, mengemukakan memandang kebudayaan sebagai segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang super organic karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran B. Pengertian Pendidikan Formal, informal dan nonformal a. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolahsekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. b. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. c. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. C. Landasan Sosiologis Pendidikan a. Pengertian sosiologis, pendidikan dan landasan ‘Sosilogi’ berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yakni kata ‘socius’ dan ‘logos’. ‘Socius’ (Yunani) yang berarti ‘kawan’, ‘berkawan’, ataupun ‘bermasyarakat’, ‘ logos’ berarti ‘ilmu’ atau bisa juga ‘berbicara tentang sesuatu’. Dengan demikian sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat, ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Sementara itu, pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Pendidikan dianggap sebagai tempat anak-anak bisa berkembang. landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). b. Pengertian sosiologis pendidikan sosiologi pendidikan adalah kajian bagaimana institusi dan kekuatan social mempengaruhi proses dan outcome pendidikan dan begitu pula sebaliknya.atau sosilogi pendidikan dapat diartikan sebagai hubungan timbal- balik antara pendidikan dan perkembangan sosial. sosiologi pendidikan juda dapat diartikan sebagai ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya ilmu sosiologi dalam pendidikan,dapat mempengaruhi arah pendidikan ke depannya apakah menjadi semakin lebih baik atau tidak itu tergantung dari perubahan social daperkembangan ocial dari setiap peserta didik. c. Pengertian landasan sosiologis pendidikan Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat d. Peran sosiologis dalam pendidikan konsep dan teori dari sosiologi memberikan petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana seharusnya mereka membina para siswa, Sosiologi memberikan bantuan pada pendidikan dalam wujud sosiologi pendidikan, sosiologi yang digunakan untuk meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role playing) dan sebagainya. Serta Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah – masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga hal – hal pokok lain, seperti tujuan pendidikan, bahan kurikulum, strategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya e. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang 1) Hubungan sistem sekolah dengan aspek masyarakat 2) Hubungan kemanusiaan di sekolah. 3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya. 4) Sekolah dalam komunitas f. Bentuk interaksi social dalam pendidikan 1) Kerjasama 2) Akomodasi 3) Asimilasi dan kaulturasi 4) Persaingan 5) Pertikaian g. Implikasi landasan sosiologi dalam Pendidikan Indonesia 1) Pengembangan teori Pendidikan mendorong lahir dan berkembangnya sosiologi pendidikan dan berkembangnya ilmu pendidikan kependudukan 2) Tujuan Pendidikan untuk menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga negara yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka sekolah seharusnya menjadi agen pembangunan masyaraka 3) Kurikulum Pendidikan harus disusun dengan memperhatikan unsur fleksibilitas dan bersifat dinamis, sehingga kurikulum tersebut senantiasa relevan dengan masyarakat. Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi social. 4) Proses Pendidikan ndidikan dimana Sekolah merupakan bagian dari kelompok sosial yang ada di masyarakat, maka dari itu dalam sekolah harus melaksanakan nilai-nilai yang dibuat dan disepakati oleh masyarakat yang bersumber dari norma, pemerintah, agama, dan pengetahuan.
D. Landasan Antropologis Pendidikan
a. Pengertian Antropologis Antropologi dalam bahasa Yunani berarti “manusia” dan logos berarti ‘ilmu’ atau bisa juga ‘berbicara tentang sesuatu’. Dengan demikian antropologi adalah suatu disiplin ilmu berdasarkan rasa ingin tahu tentang manusia. b. antropologi pendidikan kajian ilmu yang mempelajari tentang proses transformasi kehidupan manusia dengan berbagai keanekaragamannya, baik itu pola kehidupan ditinjau dari segi perilaku, budaya dan lain sebagainya. c. Peran antropologi dalam pendidikan yaitu: 1) Ilmu yang dipakai untuk memahami karakteristik sosial masyarakat di Indonesia 2) Dimasukkan dalam sistem kurikulum muatan lokal peserta didik a 3) Merupakan teori-teori dan metode-metode tentang pengetahuan yang berhubungan dengan kebutuhan manusia dan masyarakat 4) Pendidikan antropologi di negara-negara berkembang upaya pengenalan terhadap kondisi masyarakat
E. Hubungan antropologi dan sosiologi dalam pendidikan
masyarakat dan kebudayaan penting bagi sosiologi dan antropologi.Hanya saja,penekanan antara keduanya berbeda. Pada objek kajian sosiologi adalah masyarakat, dan kebudayaan menjadi kajian pokok antropologi. Antropolog memandang bahwa manusia itu figur yang hidup ada pada lingkungan,serta figur yang cendrung melawan lingkungan,ia selalu berbeda dalam lingkungan sebagai variabel abadi,bisa diprediksi hanya dalam batas manusia itu sendiri,mudah diketahui hanya dalam sebuah seri virtual tanpa batas. Antropologi budaya seringkali memusatkan perhatian untuk memahami manusia melalui perasaan dan reaksinya,manusia sebagai lazimnya manusia,bukan sebagai objek. Adapun persamaan antara sosiologi dan antropologi,yaitu sama-sama bertujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan manusia pada umumnya.