Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 1: Aulia Agisna Rahmatika

Chatrina Korwa
Dea Darma Putri
Miartini
Siska Ade Syahfitri
 A. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Landasan Pendidikan

Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas,


karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik
tolak atau dasar pijakan.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut
pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal
istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi
sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi
dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.
Ada berbagai jenis landasan pendidikan, berdasarkan sumber perolehannya :

 Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber


dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.

 Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber


dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
atau studi pendidikan.

 Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber


dari berbagai cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam
rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Tergolong ke
dalam landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan psikologis
pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis
pendidikan, landasan historis pendidikan.

 Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang


bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
B. Sejarah Sosiologi

Akibat revolusi industri di Inggris. Perubahan


menurut Mc Kee, menyebabkan terjadinya apa
yang dinamakan keterkejutan intelektual
kelompok pandai yang salah satu diantaranya
adalah para sosiolog. Lester F. Ward dapat
dikatakan sebagai pencetus gagasan timbulnya
studi baru tentang Sosiologi Pendidikan.
Gagasan tersebut muncul dengan idenya
tentang evolusi sosial yang realistik dan
memimpin perencanaan kehidupan
pemerintah-an (Vembriarto, 1993). John Dewey
(1859-1952) secara formal dikenal sebagai
tokoh pertama yang melihat hubungan antara
pendidikan struktur masyarakat dari bentuk
semulangan yang masih bersahaja.
Sosiologi

Pengertian
Berasal dari kata  Teori struktural
socios dan logos. Ciri-ciri dan fungsional
Socios artinya sosiologi:  Teori konflik
hubungan manusia 1. Empris  Teori
denngan manusia 2. Teoritis fenomenologi
lain(masyarakat). 3. Komulatif  Teori interaksi
Logos adalah ilmu, 4. Nonetis simbol
jadi sosiologi
adalah ilmu yang
mempelajari
tentang hubungan
manusia satu
dengan lainnya.
Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau
asumsi dalam penerapan pendidikan yang bertolak pada
interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat. Kegiatan pendidikan merupakan
suatu proses interaksi antara dua individu (pendidik dan
peserta didik) bahkan dua generasi yang memungkinkan
generasi muda mengembangkan diri.
Payne (1928) menjelaskan bahwa Sosiologi
Pendidikan merupakan sebuah ilmu pengetahuan
yang menjadi alat (mean) untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan institusi, kelompok sosial, dan proses
sosial yang merupakan hubungan sosial di dalamnya
individu memperoleh pengalaman yang terorganisasi.
D . Perantara dan Ruang Lingkup Landasan
Sosiologi Pendidikan

Sekolah

Teman sebaya

Budaya sekolah

Televisi/media
Mengenai ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover
mengemukakan adanya empat pokok bahasan berikut:
a. Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain
b. Hubungan sekolah dengan komunitas sekitar,
c. Hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan
d. Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik

Hubungan sistem pendidikan Hubungan sekolah dengan


dengan sistem social komunitas sekitar
a. Fungsi pendidikan dalam a. Pelukisan tentang komunitas seperti
kebudayaan tampak dalam pengaruhnya terhadap
b. Hubungansistem pendidikan organisasi sekolah
dan proses control social dan b. Analisis tentang proses pendidikan
seperti tampak terjadi pada system
system kekuasaan.
social komunitas kaum
c. Fungsi system pendidikan tidak terpelajar
dala memelihara dan c. Hubungan antara sekolah dan
mendorong proses social dan komunitas dalam fungsi
perubahan kebudayaan kependidikannya
d. Factor-faktor demografi dan ekologi
Pengaruh sekolah terhadap prilaku anak didik
Hubungan antar manusia a. Peranan social guru
dalam sistem pendidikan
a. Sifat kebudayan khusus b. Sifat kepribadian guru
yang berbeda dengan
c. Pengaruh kepribadian guru terhadap
kebudayaan luar di
sekolah tingkah laku siswa
b. Pola interaksi sosial atau d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi
struktur masyarakat sosial
anak-anak

bentuk-bentuk hubungan sosial dalam pendidikan meliputi :


(1). interaksi guru-siswa;
(2). dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra
sekolah;
(3). struktur dan fungsi sistem pendidikan dan
(4). sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
(Wuradji dalam Made Pidarta, 2009)
E. Implementasi Landasan Sosiologis Pendidikan di
Indonesia, Jepang, dan Amerika

Di Indonesia Landasan sosiologis pendidikan di


dibedakan tiga macam norma yang Indonesia menganut paham
integralistik yang bersumber dari
dianut oleh pengikutnya, yaitu: norma kehidupan masyarakat:
(1) kekeluargaaan dan gotong
royong, kebersamaan, musyawarah
Paham untuk mufakat,
induvidualisme (2) kesejahteraan bersama
menjadi tujuan hidup
bermasyarakat,
(3) negara melindungi warga
Paham negaranya,
kolektivisme (4) selaras serasi seimbang antara
hak dan kewajiban.

Paham
integralistik
Di Jepang
Pendidikan Jepang memberikan pada setiap anak dengan kualitas
tinggi, pendidikan dasar yang seimbang pada tiga ranah (ilmu pengetahuan,
musik, dan seni) melalui 9 tahun wajib belajar.
 Jepang juga telah berhasil memotivasi siswa untuk belajar dan mengajar
mereka kebiasaan belajar yang efektif
 menciptakan dan memelihara lingkungan belajar yang produktif, yang
mencakup disiplin sekolah yang efektif;
 menggunakan waktu secara produktif untuk tujuan pendidikan dan luar
dari sekolah; mempertahankan perhatian untuk mengembangkan
karakter dan sikap yang diinginkan dan perilaku (menurut norma-norma
Jepang) sepanjang tahun dasar dan menengah;
 mengembangkan tenaga pengajar profesional yang kompeten, dan
berkomitmen, dihormati dan baik;
 dan menyediakan layanan ketenagakerjaan yang efektif untuk lulusan
sekolah menengah.
Semua hal di atas yang pondasinya oleh komitmen yang kuat untuk
orangtua dan dukungan yang berkelanjutan untuk pendidikan anak selama
di sekolah.
Di Amerika

Pendidikan Amerika Serikat yang sangat menonjol adalah


desentralisasi. Karakter desentralistik ini berupa pemerintah pusat tidak
memiliki mandar untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk
masyarakat. Setiap pemerintah federal.
Negara bagian dan pemerintah daerah memiliki atauran dan tanggung
jawab adminstratif masing-masing yang sangat jelas. Amerika Serikat
tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang bersifat
nasional. Namun Amerika Serikat memiliki tujuan pendidikan secara
umum yaitu (Syah Nur, 2002)
a. Untuk mencapai kesatuan dalam kebinekaan
b. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
c. Untuk membantu pengembangan individu
d. Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat
e. Untuk mempercepat kemajuan social.
Pengertian Landasan dan Filosofis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, landasan diartikan
sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Adapun istilah
landasan sebagai dasar dikenal pula sebagai fundasi.
Filosofis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku
kata philein/philos yang artinya cinta, dan sophos/Sophia
yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran.
Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu
pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat
segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau
kebijaksanaan
 Landasan filosofis pendidikan berarti berkenaan
dengan tujuan filosofis suatu praktik pendidikan
sebagai sebuah ilmu. Menurut Tirtarahardja dan La
Sulo (2005), landasan filosofis bersumber dari
pandangan pandangan dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia,
keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih
baik dijalankan.
Kaitan Filsafat dan Pendidikan

1. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang


manusia dan masyarakat, sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra
itu.
2. Rumusan tentang harkat dan martabat
manusia beserta masyarakatnya ikut
menentukan tujuan dan cara-cara
penyelenggaraan dan dari sisi lain,
pendidikan merupakan proses memanusiakan
manusia.
3. Filsafat pendidikan berupaya menjawab
secara kritis dan mendasar berbagai
pertanyaan pokok sekitar pendidikan, apa,
mengapa, ke mana, bagaimana dsb.
 Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk
menelaah dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.
 Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah
pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan
pendidikan semata, yang hanya terbatas pada
pengalaman.
 Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang
lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak
terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta
faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains.
 Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan
pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia
dan nilai sebagai pandangan hidup
 Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala
yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh
persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini
dengan asumsi manusia
 Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran
(standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang
perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang
disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek
 Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata,
istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji
suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan
istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk
tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan
dari Uyoh Sadulloh, 1994)
 Memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya
pendidikan dilaksanakan.
 Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam
sebagaimana ragamnya aliran filsafat.
 Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak
menghadapi tantangan
 Perlunya landasan berpikir dalam pekerjaan pendidikan
 Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang
sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini
tidak mengakui adanya kenyataan spiritual.
 Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan
dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi.
Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme
objektif.
 Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia
batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang
asli dan abadi. Pragmatisme merupakan aliran paham
dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak
doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan
manusia

Anda mungkin juga menyukai