Anda di halaman 1dari 5

Kegiatan belajar 1

 Arah baru pendidikan menuju demokratisasi

Dengan penjelasan konsep tentang arah baru pendidikan menuju demokratisasi,


seorang guru diharapkan mampu lebih meningkatkan dirinya untuk dapat
melaksanakan perannya sebagai seorang yang profesional.

1. Arah pandangan dasar pendidikan nasional

Brubcher (1978), memulai pembahasan nya tentang hubungan pendidikan dan


masyarakat yang mencakup hubungan pendidikan dengan perubahan sosial, tatanan
ekonomi, politik, dan negara. Oleh karena pendidikan itu terjadi di masyarakat,
dengan sumber daya masyarakat, dan untuk masyarakat, maka pendidikan dituntut
untuk mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasi terhadap perkembangan
sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan secara simultan.

2. Visi-Misi tujuan pendidikan nasional

a. Visi pendidikan nasional


Dalam rangka mendukung transformasi menuju masyarakat Indonesia baru,
visi pendidikan nasional adalah pendidikan yang mengutamakan kemandirian
menuju bulan untuk meraih kemajuan dan Kemakmuran berdasarkan nilai
nilai Pancasila.

b. Misi
Perumusan misi pendidikan nasional dibedakan ke dalam tiga misi, yaitu
misi jangka pendek, misi jangka menengah, dan jangka panjang. Sasaran misi
jangka pendek adalah pemulihan dari krisis (cerisis recovery). Sasaran jangka
menengah adalah pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan,
sehingga terwujud kehidupan manusia dan masyarakat yang cerdas sebagai
prasyarat bagi terciptanya masyarakat madani. Sasaran jangka panjang adalah
terciptanya masyarakat Indonesia baru, yaitu masyarakat madani.

c. Tujuan pendidikan nasional


Sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional, tujuan pendidikan harus
mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi
berbagi tuntutan peran yang multi dimensional. Secara umum, pendidikan
harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan anggota masyarakat
yang sehat dan cerdas dengan:
 Kepribadian kuat, religius, dan menjunjung tinggi budaya luhur
bangsa.
 Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
 Kesadaran moral hukum yang tinggi.
 Kehidupan yang makmur dan sejahtera.
3. Demokrasi pendidikan

Untuk terwujudnya masyarakat madani yang kesiapan dan kemampuan untuk


menghadapi berbagai tantangan pada era globalisasi, maka dunia pendidikan dituntut
untuk melakukan pembenahan yang mengarah pada terciptanya pendidikan yang lebih
demokratis, akuntabel, dan bermutu.

Menurut Tilaar (2000), upaya yang dilakukan dalam langkah Demokratisasi


pendidikan adalah sebagai berikut.
 Perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.
 Pendidikan untuk semua (education for all).
 Pemberdayaan dan pendayagunaan berbagai institusi masyarakat.
 Pengakuan hak-hak masyarakat termasuk hak pendidikan.
 Kerjasama dengan dunia usaha dan industri.
Kegiatan belajar 2

A. Konsep pembelajaran berwawasan kemasyarakatan

Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan yaitu pembelajaran yang


diselenggarakan dengan menggunakan berbagai potensi (sumber daya) yang ada pada
lingkungan masyarakat, yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia,
sumber daya budaya, dan sumber daya teknologi.
Pembelajaran dan kemasyarakatan dilandasi oleh pemikiran berbagai teori
pembelajaran, yaitu teori Humanistik, teori progresivisme, dan teori konstruktivisme,
serta pendidikan berbasis masyrakat.
Dengan dilandasi oleh ketiga teori pembelajaran tersebut, ditambah konsep
pendidikan berbasis masyarakat, pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus
didasarkan pada hal-hal berikut ini.

1. Kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik.


Kebermaknaan dan kebermanfaatan mengandung arti bahwa pembelajaran
yang diikuti nya oleh peserta didik itu dirasakan ada manfaatnya untuk dapat
diterapkan dalam kehidupan.

2. Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran.


Pembelajaran yang memanfaatkan potensi lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik akan berdampak terhadap peningkatan hasil
belajar. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang
digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi dapat mencakup berbagai hal
yang dapat digunakan untuk membantu setiap orang untuk belajar.

3. Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.


Materi pembelajaran pada pendidikan formal sudah terangkum dalam
kurikulum yang sifatnya baku. Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembelajaran
berwawasan kemasyarakatan, guru harus kreatif mengintegrasikan materi
pembelajaran dengan kehidupan peserta didik.

4. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah kesesuaian dengan


kebutuhan peserta didik.
Guru harus mampu mengangkat berbagai persoalan yang dibahas sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Dengan adanya upaya ini, peserta didik akan
merasa diperhatikan, bahwa masalah yang dihadapinya itu dapat diselesaikan.

5. Menekankan pada pembelajaran partisiparif yang berpusat pada peserta didik.


Dalam kegiatan pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus
ditumbuhkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan. Hal ini sangat penting,
yaitu untuk melatih keberanian dalam mengemukakan ide atau gagasan, serta
untuk mewujudkan hidup demokratis.

6. Menumbuhkan kerjasama diantara peserta didik.


Untuk menumbuhkan kerjasama peserta didik dalam pembelajaran, Tutor
dapat menggunakan pembelajaran kooperatif. Dasar dari pembelajaran
kooperatif adalah untuk menumbuhkan hubungan peserta didik melalui
kelompok, yang didasarkan pada ketergantungan positif, tanggung jawab
individu, keterampilan interpersonal, interaksi tatap muka, dan proses
kelompok.

7. Menumbuhkan kemandirian.
Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus mampu menumbuhkan
kemandirian pada peserta didik. Dengan diwujudkannya kemandirian,
diharapkan dampak dari pembelajaran adalah tumbuhnya tanggung jawab dan
keberanian peserta didik dalam memutuskan sesuatu, bertindak, mengerjakan
sesuatu hal, tanpa tergantung pada pihak lain.

B. Prinsip pembelajaran berwawasan kemasyarakatan


Dengan mengacu pada pendapat Galbraith (Marzuki: 2004), prinsip prinsip
pembelajaran dua pesan kemasyarakatan dan yaitu sebagai berikut.
a) Determinasi diri (self determination)
Determinasi ini mengandung makna bahwa setiap keputusan untuk
kepentingan peserta didik harus dimusyawarahkan terlebih dahulu untuk
bersama
.
b) Membantu dirinya sendiri (self help)
Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk meningkatkan potensi
yang dimilikinya sehingga setiap peserta didik dapat membantu dirinya untuk
berkembang sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

c) Mengembangkan kepemimpinan (Leader development)


Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin
dalam berbagai kegiatan. Hal ini sangat penting, yaitu untuk melatih
keberanian peserta didik dalam mengatur kegiatan sehingga kepercayaan diri
dalam pesta didik akan berbentuk dengan adanya pemimpin yang dapat
diharapkan.

d) Lokalisasi (Localization)
Lokalisasi kegiatan pembelajaran diupayakan memiliki nilai strategis bagi
peserta didik sehingga memiliki kemudahan untuk dapat dijangkau oleh setiap
peserta didik.

e) Pelayanan terpadu (Integrated delivery of service)


Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dilakukan secara terpadu
dari berbagai komponen yang terlibat, hal ini didasarkan bahwa peserta didik
merupakan sasaran yang berhak menerima pelayanan secara maksimal.

f) Belajar terus menerus (Lifelong learning)


prinsip belajar terus menerus harus memberikan kesempatan kepada setiap
kita didik untuk terus belajar sesuai dengan kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai