KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan atas limpahan karunia, rahmat, nikmat
serta hidyah dari-Nya kami mahasiswa kuliah kerja nyata kelompok I Desa Perampuan
Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat dapat menyelsaikan program kuliah kerja nyata
sampai selesai dengan hasil yang alhamdulillah sangat memuaskan.
Dengan berakhirnya program Kuliah Kerja Nyata maka dengan ini kami menyampaikan laoran
akhir kegiatan kami. Di dalam laporan ini kami muat semua program yang sudah kami jalankan
dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan tersebut. Namun, perlu juga
disadari bahwa dalam pelaporan ini tentunya terdapat kekurangan-kekurangan yang secara
manusiawi tidak mampu kami benarkan, hal ini tentu menjadi insfirasi bagi generasi berikutnya
untuk terus menerus melakukan perbaikan. Tidak lupa pula kami sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menjalankan atau merealisasikan program. Dosen
pembimbing, kepala desa perampuan, aparatur desa tanpa terkecuali dan seluruh masyarakat
yang telah membantu kami.
Akhirnya, untuk memperoleh perbaikan kami mengharapkan masukan, saran nasihat yang
mendukung dan membangun dan semoga laporan ini bermamfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Kuliyah kerja nyata didasarkan pada falsafah pendidikan yang didasarkan pada undang-undang
dasar 1945 dan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana
belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembagnkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan,
akhlak muliya, serta keteramppilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara .
Dalam rangka mengenal catur dharma perguruan tinggi muhammadiyah. Kuliyah kerja nyata
merupakan bagian intergral dari kurikulum pendidikan tinggi. Penetapan ini didasarkan pada
amanat presiden republik indonesia pada februari 1972. Yang menganjurkan dan mendorong
setiap mahasiswa bekerja di desa dalam jangka waktu tertentu untuk tinggal dan membantu
msyarakat pedesaan memecahkan masalah pembangunan sebagai bagian dari kurikulumnya.
Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian dan pengabdian pada
masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Kuliah Kerja Nyata
(KKN) merupakan suatu kegiatan yang sudah diprogramkan oleh suatu lembaga perguruan
tinggi.
Dengan demikian Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan implementasi dari salah satu amanat
Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian pada masyarakat serta implementasi dari ilmu
pengetahuan yang di dapat selama berada di meja kuliah. Karena dimana kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) memiliki manfaat dan tujuan yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan
masyarakat, sehingga program Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan mendapatkan pengetahuan serta
pengalaman langsung yang di dapat oleh mahasiswa selama mengikuti proses Kuliah Kerja
Nyata (KKN) tersebut.
Di samping itu Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi
masyarakat dalam berbagai bidang ilmu, seperti bidang sosial, budaya, bidang keagamaan
maupun dalam bidang-bidang yang lain sehingga program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat
menyentuh langsung dengan masyarakat serta membantu program pemerintah daerah.
Oleh sebab itu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan manfaat yang di rasakan
secara langsung oleh masyarakat, sehingga program-program yang di lakukan dalam proses
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan konstribusi dalam kehidupan masyarakat setempat
karena di mana dari berbagai program yang di laksanakan selama menjalankan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) adalah program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga
program tersebut dapat di rasakan secara langsung hasilnya oleh masyarakat itu sendiri.
Hal ini berdasarkan materi pendidikan dan kebudayaan yang menyatakan bahwa:
Fakta, bahwa masyarakat minoritas ada yang tidak mampu untuk mengikuti jenjang pendidikan
formal karena berbagai faktor penghambat salah satunya masalah ekonomi, dampaknya
masyarakat tidak bisa membaca, sehingga akan merembet pada pendidikan anak yang tidak
berpendidikan sehingga tidak mampu mencerdaskan generasi-generasi yang akan menjadi
estafet bangsa. Selain itu juga dari kuliyah kerja nyata ini juga mahasiswa harus mampu
memberikan solusi atas semua rentetan permasalahan yang terjadi, yaitu dengan di terjunkan
secaralangsung dilapangan agar mahasiswa bisa memberikan ide kreatifnya terhadap
permasalahan yang terjadi.
5. Kegunaan KKN
BAB II
2. Letak Geografis
3. Batas wilayah
2. Batas-batas wilayah :
1. Keadaan Pertanian
Masyarakat Desa Perampuan sebagian besar bermata pencaharian petani karena letak geografis
dan luas wilayah sangat memungkinkan untuk bidang pertanian jenis pertanian beraneka macam
seperti kacang tanah, cabe, padi, dan singkong. Adapun Luas Persawah 70 ha, Luas
Pekarangan 49 ha serta Luas perkebunan 7 ha.
1. Keadaan Penduduk
Secara umum penduduk Desa Perampuan dikatakan jarang berbanding dengan luas wilayah Desa
Perampuan. Jumlah penduduk 1775 Kk yang terdiri dari 5.706 jiwa berdasarkan data registrasi
penduduk 21 Juli Tahun 2011. Dengan rincian sebagai berikut :
1. Perampuan Barat
Kk : 547
Jiwa : 1776
2. Krepet
Kk : 439
Jiwa : 1342
3. Kapitan
Kk : 330
Jiwa : 1015
4. Karang Bayan
Kk : 203
Jiwa : 679
5. Bayan Pengsong
Kk : 236
Jiwa : 944
Laju pertumbuhan penduduk masyarakat Desa Perampuan bisa dikatakan cukup cepat, dibidang
pendidikan khususnya bisa dikatakan cukup bagus, karena perkembangan pola pikir masyarakat
yang sudah berkembang tentang paradigma-paradigma yang berkembang yang walaupun
sebagian masyarakat masih menjalankan pernikahan di usia dini, Dari aspek spiritualitas juga
cukup bagus karena suasana religius yang masih kental di desa Perampuan ini khususnya yang
bersifat belajar mengaji bagi anak-anak begitu antusias.
Secara garis besar masyarakat Desa Perampuan masih dikatakan rata-rata dalam angka
kemiskinannya atau kata lain tidak begitu dijastifikasi sebagai keluarga prasejahtera seperti data
berikut :
2. Krepet Kk : 188
3. Kapitan Kk : 290
5. Bayan Pengsong Kk : 64
Hasil kerajinan atau tekhnologi tepat guna masyarakat Desa Perampuan mencoba
mengembangkan usaha pembuatan telur asin yang dilakukan oleh ibu-ibu di desa perampuan.di
desa peramampuan juga perkembangan potensi pariwisata karena secara geografis Desa
Perampuan memiliki tempat wisata yaitu gunung pengsong yang bisa mempengaruhi wisatawan
drai mancanegara sehingga cukup banyak pengunjung yang datang yang diharapkan mampu
menunjang untuk pengembangan objek wisata yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
asli desa serta merubah kondisi sosial masyarakat Desa Perampuan.
Keadaan pendidikan masyarakat Desa Perampuan cukup bagus karena sarana dan prasarana
penunjang pendidikan sudah ada, sehingga hampir tidak ada masalah dalam bidang pendidikan.
Keadaan sosial budaya masyarakat Desa perampuan kurang bagus, karena budaya gorong royong
sudah tidak kental lagi yang berada ditengah-tengah masyarakat, sehingga sulit kami dari
mahasiswa KKN untuk mengajak bekerjasama dalam hal yang bersifat gotong royong.
1. Sarana dan Prasarana di Pedesaan
Sarana dan prasarana Desa cukup lengkap diantara lain seperti sarana peribadatan mesjid Nurul
Hidayah, Al-Mujahidin,Nurussholihin dan mesjid Al-Bayani yang sampai sekarang masih dalam
proses pembangunan, untuk sarana Musholanya yang aktif adalah mushola Nurul Yaqin di Dusun
Kapita, serata sarana pendidikan cukup memadai seperti SDN 2 Perampuan,SDN 1 Perampuan
dan MTs Al-Ikhlashiyah begitu pun dengan yang lainnya sarana kesehatan, sarana air bersih serta
sarana umum lainnya. Alhamdulillah tidak ada hambatan yang dialami oleh masyarakat terkait
bidang sarana dan prasarana ini.
BAB III
2. Masalah
Bidang pemerintahan desa dari hasil observasi terdapat banyak kekurangan dalam bentuk fisik
maupun non fisiknya, lingkungan yang tidak terurus,dari bangunan kantor desa banyak yang
rusak akibat ulah warga setempat baik itu pintu yang di jebol, jendela yang pecah kacanya, pintu
kamar mandi yang tidak ada serta musholah yang tidak terurus gentengnya rusak dan lain hal .
serta administrasi yang belum lengkap seperti pendataan jumlah penduduk yang masih belum
akurat, profil desa yang masih belum lengkap, aturan surat menyurat yang masih belum baku dan
sistim yang kurang akuntabel. Hal ini dikarenakan sumber daya aparat desa yang masih kurang.
Terkait lingkungan kantor desa yang kotor harus ada kesadaran pada pegawai/staf-staf desa
tentang menjaga kebersihan agar lingkungan kantor desa bersih, sebelum jam kantor masuk
luangkan waktu untuk membersihkan kantor desa, serta kantor desa harus memiliki penjaga agar
terhindar dari hal-hal yang bisa merugikan bangunan kantor desa karena ulah masyarakat itu
sendiri. Dan terkait administrasi desa yang belum lengkap harus ada kejelasan garis koordinasi
yang jelas antara para staf desa dengan kepala dusun terkait kendala-kendala yang dihadapi
dalam perekapan masalah pendataan KK, agenda surat keluar-masuk, buku Notaris dan lain-lain.
Serta harus diadakan evaluasi setiap bulan dengan kepala dusun di desa perampuan.
2. Masalah
Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan masih kurang dari lima dusun yang akan
dijadikan target dalam KKN ini yaitu Dusun Kapitan, Krepet, Karang Bayan, Bayan Pengsong
dan Perampuan Barat. Mayoritas warga membuang sampah sembarang tempat akibat dari
kurangnya fasilitas yang mendukung seperti bak sampah dampaknya lingkungan masyarakat
menjadi kotor sungai-sungai dijadikan sasaran tempat pembuangan sampah, selokan-selokan pun
mampet sehingga air tergenang karena sampah-sampah yang tertumpuk diselokan, dari kondisi
seperti ini bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat dan bisa menimbulkan penyakit.
Setiap kepala dusun harus mengadakan kerja bakti setiap pekan agar menimbulkan kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan seperti minggu bersih yang tentunya masyarakat harus terjun
secara langsung karena hari libur yang diadakan, dan pihak kota harus menyediakan
penampungan sampah terhadap warga agar sungai, got, perkebunan tidak menjadi sasaran dalam
pembuangan sampah.
2. Masalah
Sarana dan prasarana desa perampuan perlu diperhatikan, dari sistimatis penulisan gang-gang di
tiap dusun tidak ada sama sekali, Plang-plang TPQ, Plang-plang RT, kondisi mushola yang tidak
terurus.
Dari pihak kepala dusun bersama warga harus melakukan musyawarah terkait permasalahan ini
untuk mendapatkan dana dari perkumpulan hasil musyawarah.
1. Bidang Perekonomian
Di bidang ini hampir tidak ditemukakan masalah yang krusial yang dialami oleh warga karena
mereka mayoritas petani sehingga tidak ada yang kami sumbangsikan yang bisa diberikan terkait
di bidang ini.
2. Masalah
Terkait bidang pendidikan angka buta huruf khususnya untuk Lansia banyak sekali sehigga
dampaknya kami dari mahasiswa KKN di luar lombok kesulitan berkomunikasi dengan mereka
karena faktor tidak bisa membaca dan berbahasa indonesia. Sarana pendidikan di MTs salah satu
yang terdapat di desa perampuan cukup memprihatinkan karena kurang memadai baik bentuk
bangunan itu sendiri.
Selain itu juga permasahan dalam lingkungan sosial budaya, pembatasan kegiatan nyongkolan,
dan ketika acara pernikahan tidak di adakan semacam orhen karena akan berdampak hal yang
negatif terhadap warga itu sendiri karena akan ada acara mabuk-mabukan di kalangan pemuda.
Pemerintah mengadakan program buta aksara lagi yang walaupun tahun lalu diterapkan,
sehingga tidak stagnan pada kebutuhan realisasi program mereka tapi bagaimana program ini
benar-benar dijalankan secara estafet di setiap KKN sehingga benar-benar mendidik umat,
khususnya ibu-ibu dn bapak-bapak karena merekalah yang akan mendidik generasi selanjutnya
dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki.
Sedangkan disosial budaya, nyongkolan memang adat yang sudah berakar dikalangan suku
sasak, sehingga timbul perasaan sensitif jika suatu adat dibatasi khususnya desa perampuan
ini,untuk itu warga haarus sadar jangan sampai kegiatan nyongkolan yang mendatangkan orhen-
orhen tidak menyebabkan mereka mabuk-mabukkan, sehingga orang tidak akan memandang
miring terhadap adat yang bersih menjadi tercoreng oleh oknum-oknum tertentu. Serta kegiatan
nyongkolan ini harus ada pengawasan dari polisi, karena dampaknya ketika turun dijalan, jalanan
menjadi macet untuk itu perlu penertiban agar semuanya lancar. Yang khususnya semua akan
baik jika kepala desa dan setiap dusun berkomunikasi dengan baik.
Begitupun dengan spiritual atau keagamaan perlu himbauan agar masyarakat tidak apatis dengan
kegiatan gotong royong khusunya kepada mesjid yang baru dibangun yaitu mesjid bayyanudin,
sedangkan kegiatan TPQ sangat bagus karena telah berjalan dan yasinan al-quran setiap malam
jumat.
1. Bidang Kesehatan
2. Masalah
Permasalahan ditiap dusun hampir sama dijumpai yaitu kader-kader posyandu yang tidak
menertibkan administrasi kesehatan sehingga data-data yang ada tidak akurat karena tekhnik
pendataan dari kader-kader posyandu acuh tak acuh.
Terkait pendataan administrasi yang kurang, agar kader-kader dari posyandu ini diaktifkan
kembali dalam artian bahwa tidak hanya mencatat dan menimbang balita tapi bagaimana data-
data yag kurang harus dilengkapi.
2. Masalah
Peranan perampuan di desa perampuan dirasakan masih sangat kurang akibat dari tingkat
pendidikan juga faktor pernikahan dini sert faktor ekonomi menjadikan peranan dan
pemberdayaan perampuan kurang aktif. Latar belakang budaya dan tradisi juga mempengaruhi
peranan wanita dalam pembangunan desa.
Pihak kepala desa khusunya serta pemerintah kota pada umumnya harus peduli terhadap
kegiatan-kegiatan yang membangun keaktifan dari peranan perampuan ini yang bisa membantu
ekonomi keluarga, misalnya dengan cara memperbaiki fasilitas yang dimiliki membantu dengan
biaya materi yang akan dikembangkan dalam usaha tersebut. Yang walaupun pada sampai saat
ini kegiatan yang dihasilkan oleh ibu-ibu di desa perampuan yaitu pengembangan usaha kecil
seperti telur asin.
BAB IV
Dengan berbagai permasalahan dari hasil analisa diatas maka mahasiswa KKN universitas
muhammadiyah mataram membuat suatu rencana program kerja yang berorientasi pada polemik-
polemik tersebut. Dalam upaya pembuatan rencana program kerja terlebih dahulu mahasiswa
KKN melakukan observasi dan pendekatan-pendekatan dengan masyarakat setempat untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan yang dianggap akurat yang kemudian bisa
menghasilkan suatu rencana awal dari permasalahan yang diperoleh.
Adapun rencana program yng kami buat meliputi 3 sub program dengan kegiatan uraian kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Program Pokok
2. Penyuluhan dalam usaha meningkatkan produksi pertanian
10.Penataan administrasi kantor desa, BPD, PKK, Kepala Dusun, karang taruna
dan lainnya.
13.Daur ulang barang bekas, sebagai bahan baku pembuatan aneka kerajinan.
15.Pembuatan kotak tisu dan sampul undangan dari kulit pinang, serta asbak
dari bambu.
1. Program Pilihan
31.Perbaikan dan pengadaan palng desa/dusun/ nama jalan, rumah ibadah, balai
pengobatan, kantor kepala desa, balai pertemuan, sarana olahraga dan lain-
lain.
32.Bidang Perekonomian
46.Bidang Kesehatan
1. Program Khusus
BAB V
1. Program Pokok
Program ini dilaksanakan mulai awal pekan ke II dan III, pada pelaksnaan kegiatan ini kami
dibantu oleh staf desa bersama kepala dusun yang terdiri dari 5 Dusun, yang walaupun kami
mengalami kesulitan untuk mendata 1 Dusun yaitu Dusun kapitan sehingga alternatifnya kami
meminta kepada salah satu aparat kepala Dusun yaitu ketua RT Dusun Kapitan dan akhirnya bisa
terselesaikan dengan baik dan telah selesai 100%, dari pendataan jumlah penduduk tersebut
hasilnya akan dimasukan kedalam profil desa.
Melihat kondisi awal desa dengan lingkungan yang perlu perawatan kami melakukan kerja bakti
dengan membersihkan kantor desa agar terlihat bersih dan rapi program ini dilaksanakan pada
pekan II.
Program ini dilaksanakann pada pekan III, pembenahan data potensial desa yaitu geografis,
topografis, demografis dan monografi serta data potensial pemetaan swadaya. Memuat tentang
data kependuduan KK, surat, notulen dan lain sebagainnya dalam melaksanakan program ini
tidak ada kesulitan dalam pembuatannya karena semua data telah ada tinggal disusun dalam
sistematika format PJM yang legal dan akuntabel dan selesai 100%.
Kegiatan ini dilaksanakan pada pekan III, pada kegiatan ini kami melakukan survei serta
mencocokan dengan peta yang ada di kabupaten yang dibuat lebih awal di desa dan dilengkapi
dengan peta pengembangan desa, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui batas serta
pemetaan potensial juga pengembangan wilayah desa dan telah selesai 100%.
1. Penulisan struktur organisasi permberdayaan masyarakat dan data
pemerintahan desa.
Kegiatan ini dilaksanakan pada pekan IV, kegitan ini terdapat partisipasi aparat desa untuk
membantu memberikan data yang akurat, sehingga mempermudah kami dalam menulis di bagan
papan kantor desa dengan secara sistimatika. Dan dapat diselesaikan 100%.
Dlam menyusun administrasi dusun kami laksanakan pada pekan IV hampir tidak ada kesulitn
dalam penyusunannya karena semua data telah ada. Dan kami hanya merekap data-data yang
telah ada dengan sistematik. Dan selesai 100%
1. Pembuatan kotak tisu dari kardus bekas, yang kami lakukan pada
pekan V dengan mempraktekan kepada anak-anak SD agar bisa
mereka praktekan di rumah masing-masing dan bisa memanfaatkan
lingkungan yang ada tidak ada hambatan dalam pembuatan kerajinan
ini dan hasilnya selesai 100%.
Pembuatan asbak dari bmabu dilakukan pada pekan VI yang dalam hal ini di desa perampuan
terutama di dusun kapian banyak sekali warga menanam pohon bambu sehingga kami bisa
memanfaatkannya dan alhamdulillah bisa dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa KKN
maupun masyarakat. Dan selesai 100 %.
1. Kursus keterampilan
Dalam pelaksanakan kegiatan kursus keterampilan kami mengadakan kursus bahasa inggris yang
dilaksanakan di dua tempat yaitu di MI Al-Ikhlashiyah dan SD 2 Perampuan. Dan selesai 100%.
Kegiatan ini dilakukan pada setiap pekan kecuali pekan I, hari jumat yaitu membersihkan sarana
peribadatan, dan sarana umum lainnya disetiap dusun yang ada didesa perampuan, yang
walaupun ada hambatan di ke-4 dusun dikarenakan masyarakat kurang berpartisipasi dalam
membersihkan lingkungan karena kondisi masyarakat di sibukkan dengan kegiatan memanen
padi yang walaupun masyarakat dusun bayan pengsong warga mereka saja yang hanya
berpartisipasi sehingga mempermudah kami dalam membersihkan lingkungan. Dan hasilnya
terlaksana 100%.
1. Gotong royong di Mesjid Bayanudin
Dalam kegiatan ini pelaksanaan pekan VI yaitu membantu proses pembangunan mesjid yang
baru dibangun di Dusun Karang Bayan. Dalam kegiatan ini partisipasi masyarakat dalam
membangun mesjid sangat tinggi.dan hasilnya dalam usaha membantu pembangunan 100%
berjalan dengan baik.
1. Penghijaun
Penghijauan dilakukan di pekan IV kami melakukan penghijaun di sepanjang pinggir jalan desa
perampuan di tiap dusun dan juga dilakukan di belakang kantor desa yang pemanfaatan yang
kami lakukan karena kondisi lahan kosong. Dan selesai 100%.
1. Program Pilihan
2. Pembuatan Plang
Dalam pembuatan plang dilakukan pekan IV, tidak ada hambatan dalam pembuatan plang di
dusun yang tidak memiliki nama gang, TPQ, memperbaiki nama mesjid dan lain-lain.
1. Pengecatan Gapura
pengecatan gapura dilakukan pekan III dan IV, dalam kegiatan ini ada hambatan cuaca buruk
sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.tapi alhamdulillah bisa
diselesaikan dengan baik 100%.
Kami mengajar di sekolah MTs ini pada pekan III,IV,V dan VI, hampir tidak ada hambatan
dalam pelaksanaannya dan berjalan dengan lancar 100%.
1. Menyumbangkan Iqro
Kegiatan ini kami sumbangkan pada TPA yang benar-benar kekurangan buku panduan Iqro dan
kami jalankan pada akhir kegiatan KKN yaitu pekan VI dan berjalan dengan lancar 100%.
Kegiatan ini dilakukan pada pekan III,IV dan V setiap hari bersama adek-adek yang diajarkan
bimbingan Al-Quran agar bisa menjadi bekal rohani bagi adek-adek karena memberikan
pendidikan pada usia dini sangat urgen di ajarkan. Dan selesai 100%.
3. Bidang Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan pada pekan II di Dusun Perampuan Barat dan Dusun Bayang Pengsong,
Pekan III di Dusun Karang Bayan dan Dusun Kapitan serta Pekan IV di Dusun Krepet. Dalam
pelaksanaannya berjalan dengan lancar dalam usaha membantu kader-kader posyandu. Dan
selesai 100%.
Kegiatan ini dilakukan pada Pekan V, berupa tumbuh-tumbuhan yang bisa di manfaatkan sebagai
obat dan lain-lain oleh warga setempat seperti tumbuhan tamu lawak, kunyit, dan jahe serta
selesai 100%.
BAB III
1. Kesimpulan
Dengan menyimak pada permasalahan yang terjadi di Desa Perampuan dapat kita tarik
kesimpulan bahwa Desa Perampuan masih memerlukan perhatian yang serius dari pemrintah
baik oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah provinsi terutaa di bidang administrasi
pemerintahan desa, bidang pemberdayaan perampuan yang perlu di berikan perhatian lebih
begitupun dengan bidang-bidang lainnya yang memerlukan tindakan nyata dan perhatian juga
dari semua pihak.
Kehadiran mahasiswa KKN UMM terasa cukup membantu masyarakat maupun pihak kantor
desa dalam upaya pemecahan masalah masyarakat yang setidaknya akan membawa perubahan
yang membangun masyarakat yang setidaknya mampu menjalankan dengan baik bukan saja
untuk masyarakat tetpi juga dalam rangka menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
diharapkan mampu dirasakan oleh mahasiswa KKN sendiri.
1. Saran-saran
Untuk semua pihak agar mampu memberikan perhatian dan memikirkan pembanguan desa
sebagai pangkal pembangunan nasional. Dan program KKN harus terus dijalankan, melirik pada
desa-desa yang tertinggal yahng sekiranya masih memerlukan perhatian dan upaya perubahan
kearah yang lebih baik.
Kepada pemerintahan, instansi-instansi terkait agar kiranya memperhatikan aspirasi dari bawah
kalangan masyarakat, mendukung program-program yang berorientasi pada pembangunan desa,
program KKN salah satunya, dukungan yang diharapkan bukan hanya moril tetapi tindakan
nyata melalui upaya realisasi program dan aspirasi.
Ads by Shareaholic
Ads by Shareaholic
Related
1017 Mahasiswa Baru akan ikuti Masta UMB 2016August 27, 2016In "Liputan Khusus"
Wagub Bengkulu akan hadiri Seminar Nasional BEM UMBSeptember 30, 2016In "Info"
Ini dia harapan Gubernur Bengkulu terhadap Mahasiswa UMBAugust 29, 2016In "Liputan
Khusus"
Comments
Shares
Laporan PPL
Google +
No Responses
Leave a Reply
Laporan KKn
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan salah satu pemanduan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian yang
dilaksanakan secara interdisipliner dan intrakulikuler serta menggunakan lintas
sektoral. Hal itu dimaksudkan agar mahasiswa memperoleh pengalaman
bermasyarakat dalam jangka waktu tertentu sebagai bekal untuk terjun di
masyarakat setelah mampu menyelesaikan masa studinya nantinya.
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan temetik kali ini secara khusus
mengambil tema Pemberantasan Buta Aksara (PBA). Salah satu hambatan program
dalam Buta Aksara ini karena kondisi kemiskinan yang masih membelit kepada
penduduk dan masyarakat, baik kemiskinan absolut relatif maupun kultural. Di desa
ini termasuk golongan tersebut, karena itu dinas pendidikan dan kebudayaan
provinsi Jawa Tengah serta perguruan tinggi se Jawa Tengah bekerja sama dalam
mempercepat pemberantasan buta aksara di Jawa Tengah sehingga obsesi Jawa
Tengah terbebas dalam buta aksaran di tahun ini segera terealisasi.
Dalam upaya ini, penuntasan buta aksara membutuhkan tenaga, pikiran, semangat
dan komitmen yang besar baik dari pemerintah dan seluruh masyarakat. Komitmen
pemerintah sangat besar dalam berbagai program, inovasi dan kreasi yang secara
langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk menuntaskan kemiskinan
serta mencerdaskan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan.
4. Pembagian Wilayah
Kelurahan Sukolilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan
SUkolilo Kabupaten Pati yaitu yang mempunyai 5 wilayah, yang masing-masing
wilayah diketuai oleh ketua RW.
Tabel persebaran RT di kelurahan SUkolilo.
No Rukun Warga Ketua Jumlah RT
1. RW I Bapak Jaeni 5 RT
2. RW II Bapak Purnomo 6 RT
3. RW III Bapak Rusman Hadi 8 RT
4. RW IV Bapak Muaimin 7 RT
5. RW V Bapak Susanto 5 RT
Sumber : Data monografi Kelurahan Sukolilo per Oktober 2009.
BAB II
PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Program Tematik PBA yang dilaksanakan di Desa Sukolilo dapat
disimpulkan bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk penyelenggaraan
kelompok belajar pada program pemberantasan buta aksara. Kegiatan
pemberantasan buta aksara sudah lama dilaksanakan, tetapi masih ada banyak
penyandang buta aksara. Salah satu penyebab utamanya adalah masih adanya
masyarakat yang tidak mementingkan dan memperhatikan pendidikan, dan
sebagian warga yang kurang memahami akan pentingnya manfaat dari kegiatan
pembelajaran PBA untuk hari mendatang.
B. Rekomendasi
1. Bagi Desa Sukolilo :
a. Masyarakat Desa Sukolilo hendaknya lebih menyadari akan pentingnya
pendidikan bagi kelangsungan masa depan putra-putri mereka.
b. Masyarakat Desa Sukolilo agar lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi segaa
hal.
c. Masyarakat desa lebih meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah desa, termasuk program yang berhubungan
dengan pendidikan dan keterampilan.
d. Lebih ditingkatkannya kerja sama antara masyarakat, dukuh, dan pemerintah
desa dalam hal pembangunan dan kemajuan Desa Sukolilo.
e. Harap ada perbaikan jalan dan penambahan penerangan jalan supaya
transportasi lancar sehingga bisa membantu perkembangan perekonomian warga.
2. Bagi Kecamatan Sukolilo
a. Semoga program PBA yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas
Terbuka dapat ditindaklanjuti demi tercapainya tujuan pengentasan buta aksara.
b. Adanya koordinasi antar instansi yang mengurusi penuntasan buta aksara
sehingga tidak terjadi tumpang tindih program yang akhirnya mengakibatkan
tumpang tindih anggaran pemberantasan buta aksara.
c. Kerja sama antara pemerintah desa dan pihak kecamatan lebih ditingkatkan.
3. Bagi Univesitas Terbuka (UT)
a. Pembekalan untuk mahasiswa sebaiknya dilaksanakan dan dipersiapkan dengan
matang.
b. Sebaiknya UT mengadakan observasi langsung ke lokasi PBA sebelum
melaksanakan penerjunan mahasiswa ke lokasi. Hal ini terkait dengan besarnya
kuota mahasiswa per desa yang seharusnya juga diseimbangkan dengan jumlah
penduduk, luas wilayah, dan jumlah warga buta aksasra.
C. Kata Penutup
Laporan ini pada dasarnya berisi tentang pelaksanaan program penuntasan buta
aksara sekaligus pedoman penyusunan bahan ajar tematik. Hal ini dimaksudkan
sebagai panduan atau teknis bagi setiap mahasiswa peserta Tematik PBA yang akan
menjadi tutor dalam Program Penuntasan Buta Aksara.
Oleh karena petunjuk teknis yang tercantum dalam laporan ini masih cukup global,
maka setiap mahasiswa yang akan menjadi tutor dituntut untuk mampu
mengembangkan dan memperkaya dengan kreatifitasnya sesuai dengan kondisi
lingkungan masyarakat dan warga belajar, serta kebutuhan masing-masing
kelompok belajar.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa
yang akan mengikuti program Tematik Pemberantasan Buta Aksara sehingga dapat
mengantarkan tercapainya tujuan utama Program Tematik PBA yakni untuk
menuntaskan masyarakat buta aksara di Jawa Tengah.