Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari banyak pihak yang turut
berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik berupa materi, waktu ataupun
pikirannya.
Penyususnan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Landasan Pendidikan”, seta ditujukan untuk memberikan gambaran dan
perincian mengenai “Life Skill dan Konsep Pendidikan seumur hidup”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam
pembuatan makalah.
Kami menyadari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga apabila ada saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca,
kami akan menerimanya dengan baik. Semoga dengan terselesaikannya makalah
ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umunya.
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................2
BAB III................................................................................................................................8
KESIMPULAN.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kecakapan hidup (life skill) ?
2. Bagaimanakah konsep pendidikan seumur hidup ?
3. Apa saja yang menjadi landasan pendidikan seumur hidup ?
4. Sebutkan jenis jenis kecakapan hidup (life skill) ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami maksud kecakapan hidup (life skill)
2. Mampu memahami konsep pendidikan seumur hidup
3. Menjelaskan landasan pendidikan seumur hidup
1
4. Mampu menyebutkan dan memaparkan jenis jenis kecakapan hidup
(life skill)
BAB II
PEMBAHASAN
3
sejalan dengan salah satu adegium masyhūr yang sering dikemukakan para
ahli hikmah dalam Islam yakni utlubul alelma minal mahdi ilal ahdi :
(tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat). Konsep dasar inilah
yang kemudian banyak dianut sebagai konsep pendidikan nasional, di
beberapa Negara di dunia, termasuk di Indonesia, sebagai upaya pemerintah
untuk melaksanakan amanat UUD dasar 1945 yang termuat dalam pasal 31
bahwa salah satu tugas Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Setidaknya ada dua Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang pernah
dimiliki Indonesia yaitu Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih di
kenal dengan nama UUSPN. Dan yang kedua Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih dikenal
dengan nama UU SISDIKNAS.
(https://www.kompasiana.com/beriel/551f6a7ba333110231b66961/antara-
long-life-education-dan-kurikulum-2013)
4
nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45.
Undang-undang ini mengaruskan pendidikan berakar pada kebudayaan
nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
yang selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini berarti teori-teori
pendidikan dan praktek-praktek.
Pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak boleh tidak haruslah
berakar pada kebudayaan Indonesia. “Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7 berbunyi:
Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam
penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga
kependidikan aalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga
Kependidikan tertera alam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga
kependidikan mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga
pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan,
pustakawan, laporan, dan teknisi sumber belajar.”
5
hayat, yaitu merupakan empat sendi atau sokoguru pengetahuan sebagai
landasan berpijaknya pendidikan non formal.
Keempat pilar tersebut adalah
1. Pertama Learning to know yaitu belajar untuk menguasai instrumen-
instrumen pengetahuan.
2. Kedua Learning to do (belajar berbuat) yaitu sebuah konsepsi
bagaimana kita bisa berbuat dan melakukan atau mempraktekan dari
apa yang sudah kita pelajari.
3. Ketiga yaitu Learning to live together (belajar hidup bersama) belajar
hidup berasama orang lain yaitu konsep bagaimana kita bisa hidup
bersama dengan orang lain yang memiliki latar belakang, budaya,
sosial, ekonomi dan agama dan keaneka ragaman yang berbeda-beda.
4. Keempat adalah Learning to be (belajar menjadi seseorang) artinya
adalah bahwa pendidikan harus bisa menyumbangkan perkembangan
yang seutuhnya kepada setiap orang baik dalam jiwa raga, kecerdasan,
kepekaan, rasa, estetika tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai spiritual.
Keempat pilar pendidikan tersebut dijadikan landasan untuk pencapaian
tujuan pendidikan sepanjang hayat.
1. Kecakapan personal
Kecakapan personal (personal skill) adalah kecakapan yang
diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh.
Kecakapan ini mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami
diri (self awareness) dan kecakapan berfikir (thinking skill).
6
Kecakapan kesadaran diri merupakan penghayatan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan Warga Negara, serta
menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya,
sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya
sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.
3. Kecakapan akademik
Kecakapan akademik seringkali disebut dengan kecakapan
intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya
merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum namun
mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. Kecakapan ini
mencakup antara lain kecakapan mengidentifikasi variabel, menjelaskan
hubungan suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang
7
dan melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan-kecakapan
tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif, dan transparan.
4. Kecakapan Vokasional
Kecakapan Vokasional adalah keterampilan yang dikaitkan dengan
berbagai bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional dasar (basic
vocational skill) dan kecakapan
vokasional khusus (occupationalskill).
Kecakapan vokasional dasar yang berkaitan dengan bagaimana
peserta didik menggunakan alat sederhana, misalnya obeng, palu dan
sebagainya. Kecakapan vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka
yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, misalnya
pekerja montir, apoteker, tukang, dan sebagainya.
8
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan hak hidup bagi semua orang pada setiap tahap umur
(anak-anak, remaja, dan dewasa), yang dapat diperoleh baik dalam keluarga,
lingkungan, maupun disekolah. Semenjak dalam kandungan, seorang anak sudah
mendapat ajaran dan pendidikan dasar dari keluarganya, terutama dari seorang
ibu. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Kewajiban belajar itu tidak dibatasi oleh umur,
oleh karena itu hidup berumah tangga tidak menghalangi keharusan menuntut
ilmu, atau nikah dan belajar dapat sejalan, tidak harus dipertentangkan. Prinsip
pendidikan dalam Islam adalah pendidikan seumur hidup, long life education:
“Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan hingga ke liang lahat”.
9
DAFTAR PUSTAKA
10