Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari banyak pihak yang turut
berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik berupa materi, waktu ataupun
pikirannya.
Penyususnan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Landasan Pendidikan”, seta ditujukan untuk memberikan gambaran dan
perincian mengenai “Life Skill dan Konsep Pendidikan seumur hidup”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam
pembuatan makalah.
Kami menyadari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga apabila ada saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca,
kami akan menerimanya dengan baik. Semoga dengan terselesaikannya makalah
ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umunya.

Bandung, 1 Januari 2020

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

BAB I..................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1

C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................1

BAB II.................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................................2

A. PENGERTIAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)........................................................2

B. KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP...................................................................3

C. LANDASAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP..............................................................4

D. JENIS JENIS KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)...........................................................5

BAB III................................................................................................................................8

KESIMPULAN.....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pentingnya mengetahui dan mempelajari konsep pendidikan seumur hidup
akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensinya sesuai
kehidupannya. Pada dasarnya semua manusia dilahirkan tentulah mempunyai
hak yang sama tidak terkecuali hak mendapatkan pendidikan dan peningkatan
pengetahuan serta keterampilannya (skill).
Dikarenakan kemajuan ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi
yang menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini
berdampak langsung pada kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya
tenaga kerja yang kurang berpendidikan juga yang kurang terampil. Hal ini
juga memaksa kaum muda atau peserta didik untuk ikut bersaing dalam
bidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara harus terus
belajar dimanapun dan kapanpun. Konsep belajar dimana saja mulai dari
keluarga, pertemanan ataupun lingkungan sekitar (social).
Dari paparan hal diatas maka makalah ini disusun untuk membahas lebih
dalam mengenai konsep pendidikan seumur hidup dan berbagai kecakapan
hidup (Life skill).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kecakapan hidup (life skill) ?
2. Bagaimanakah konsep pendidikan seumur hidup ?
3. Apa saja yang menjadi landasan pendidikan seumur hidup ?
4. Sebutkan jenis jenis kecakapan hidup (life skill) ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami maksud kecakapan hidup (life skill)
2. Mampu memahami konsep pendidikan seumur hidup
3. Menjelaskan landasan pendidikan seumur hidup

1
4. Mampu menyebutkan dan memaparkan jenis jenis kecakapan hidup
(life skill)

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)


Pengertian life skill atau biasa disebut kecakapan hidup jika di lihat dari
segi bahasa berasal dari dua kata yaitu Life dan Skill. Life berarti hidup,
sedangkan skill adalah kecakapan, kepandaian, keterampilan hidup.
Umumnya dalam penggunaan sehari hari orang menyebut life skill dengan
istilah kecakapan hidup. Life skill adalah pengembangan diri untuk bertahan
hidup, tumbuh dan berkembang, memiliki kecakapan hidup untuk
bekomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok, maupun
melalui system dalam menghadapi situasi tertentu.
Konsep Life Skill menurut para ahli sebagai berikut :
Menurur Listyono, kecakapan hidup (life skill) yaitu kemampuan dan
keberanian untuk menghadapi problematika kehidupan, kemudian secara
proaktif dan kreatif, mencari serta menemukan solusi untuk mengatasi
permasalahan.
Menurut Rais Saembodo dalam Wira Kurnia S (2006) mengatakan
kecakapan, keterampilan (skill) menunjukkan suatu kecakapan atau
keterampilan ini diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Sasaran utama
proses pengembangan sumber daya manusia dapat diarahkan pada usahausaha
membina knowledge skillability seoptimal mungkin.
Menurut WHO (1997) life skill yaitu berupa berbagai keterampilan atau
kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berprilaku positif, yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan
tantangan dalam hidupnya seharihari secara efektif.
Secara esensial, life skill didefinisikan sebagai semacam petunjuk praktis
yang membantu anak-anak untuk belajar bagaimana merawat tubuh, tumbuh
2
untuk menjadi seorang individu, bekerja sama dengan orang lain, membuat
keputusan-keputusan yang logis, melindungi diri sendiri untuk mencapai
tujuan dalam hidupnya. Sehingga dalam hal ini untuk menjadi tolak ukur life
skill pada diri seseorang adalah terletak pada kemampuannya untuk meraih
tujuan hidupnya.
Life skill memotivasi anak-anak atau peserta didik dengan cara
membantunya untuk memahami diri dan potensinya sendiri dalam
kehidupannya, sehingga mereka mampu untuk menyusun tujuan-tujuan hidup
dan melakukan proses problem solving apabila dihadapkan persoalan-
persoalan hidup.

B. KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP


Pendidikan seumur hidup adalah suatu konsep gagasan pokok atau ide
pokok pendidikan. Dalam konsep ini ialah bahwa pendidikan tidak hanya
berlangsung selama seseorang belajar di lembaga lembaga pendidikan formal,
bahwa seseorang masih dapat memperoleh pendidikan kalau ia mau setelah
selesai menjalani pendidikan formal. Ditekankan pula dalam konsep ini bahwa
pendidikan dalam arti yang sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung terus
sepanjang kehidupan seseorang tersebut.
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita
harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh
masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang”
yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini
harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan
tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.…          
Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah
kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia.
Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam dirinya saja tapi juga
interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan kehidupan secara
universal.
Ada pula menurut Munhari Beriel dalam artikel pertamanya bersama
Kompasiana.com Long life education adalah istilah ini bisa mempunyai arti
pendidikan sepanjang hidup. Atau  pendidikan seumur hidup. Istilah ini,

3
sejalan dengan salah satu adegium masyhūr yang sering dikemukakan para
ahli hikmah dalam Islam  yakni utlubul alelma minal mahdi ilal ahdi :
(tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat). Konsep dasar inilah
yang kemudian banyak dianut sebagai konsep pendidikan nasional, di
beberapa Negara di dunia,  termasuk di Indonesia,  sebagai upaya pemerintah
untuk melaksanakan amanat  UUD dasar 1945 yang termuat dalam pasal 31
bahwa salah satu tugas Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Setidaknya ada dua Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang pernah
dimiliki Indonesia yaitu Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih di
kenal dengan nama UUSPN. Dan yang kedua Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih dikenal
dengan nama UU SISDIKNAS.
(https://www.kompasiana.com/beriel/551f6a7ba333110231b66961/antara-
long-life-education-dan-kurikulum-2013)

Pendidikan menurut Undang-Undang 1945 Undang-Undang Dasar 1945


merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Pasal-pasal yang bertalian dengan
pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 hanya 2 asal, yaitu pasal 31
dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu
menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi: Tiap-tiap warga
negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi: Tiap-
tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini
berbunyi: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pengajar Pasal 32 pada Undang-Undang Dasar berbunyi: Pemerintah
memajukan kebudayaan nasional Indonesia yang diatur dengan Undang-
Undang.
Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional,
tidak semua pasal akan dipaparkan dalam makalah ini yang akan dibahas
adalah pasal-pasal penting terutama yang membutuhkan penjelasan lebih
mendalam serta sebagai acuan untuk mengembangkan pendidikan. Pertama-
tama adalah Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 7. Ayat 2 berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan

4
nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45.
Undang-undang ini mengaruskan pendidikan berakar pada kebudayaan
nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
yang selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini berarti teori-teori
pendidikan dan praktek-praktek.
Pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak boleh tidak haruslah
berakar pada kebudayaan Indonesia. “Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7 berbunyi:
Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam
penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga
kependidikan aalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga
Kependidikan tertera alam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga
kependidikan mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga
pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan,
pustakawan, laporan, dan teknisi sumber belajar.”

C. LANDASAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP


Konsep pendidikan seumur hidup merupakan gagasan yang universal.
Konsep pendidikan seumur hidup memandang pendidikan sebagai satu sistem
yang menyeluruh yang di dalamya terkandung prinsip-prinisp
penggorganisasian untuk pengembangan pendidikan. Terjadinya perubahan
yang begitu cepat terhadap kehidupan manusia dan keadaan jaman lebih-lebih
dengan timbulnya gejala globalisasi yang seolah-olah sudah tidak mengenal
batas ruang, waktu dan tempat ini merupakan tantangan tersendiri bagi
manusia. Oleh karena itu untuk bisa bertahan dan menguasai nasib sendiri
dalam kehidupan peranan pendidikan atau  belajar sepanjang hayat diperlukan
oleh setiap orang. 
Dalam hal ini belajar sepanjang hayat menjadi alat untuk membangun
keseimbangan antara belajar dan bekerja, adaptasi yang terus-menerus untuk
sejumlah pekerjaan dan untuk pelaksanaan kewarganegaraan yang aktif.
Berikutnya diungkapkan pula mengenai empat pilar pendidikan sepanjang

5
hayat, yaitu merupakan empat sendi atau sokoguru pengetahuan sebagai
landasan berpijaknya pendidikan non formal.
Keempat pilar tersebut adalah
1. Pertama Learning to know yaitu belajar untuk menguasai instrumen-
instrumen pengetahuan.
2. Kedua Learning to do (belajar berbuat) yaitu sebuah konsepsi
bagaimana kita bisa berbuat dan melakukan atau mempraktekan dari
apa yang sudah kita pelajari.
3. Ketiga yaitu Learning to live together (belajar hidup bersama) belajar
hidup berasama orang lain yaitu konsep bagaimana kita bisa hidup
bersama dengan orang lain yang memiliki latar belakang, budaya,
sosial, ekonomi dan agama dan keaneka ragaman yang berbeda-beda.
4. Keempat adalah Learning to be (belajar menjadi  seseorang) artinya
adalah bahwa pendidikan harus bisa menyumbangkan perkembangan
yang seutuhnya kepada setiap orang baik dalam jiwa raga, kecerdasan,
kepekaan, rasa, estetika tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai spiritual.
Keempat pilar pendidikan tersebut dijadikan landasan untuk pencapaian
tujuan pendidikan sepanjang hayat.

D. JENIS JENIS KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)


Kecakapan hidup dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kecakapan
hidup yang bersifat generik (generic life skill/GLS) yang terbagi atas
kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill)
sedangkan kecakapan hidup yang bersifat khusus (specific life skill/SLS)
mencakup kecakapan akademik (academic skill) dan kecakapan vokasional
(vocational skill) (Depdiknas, 2007:11).

1. Kecakapan personal
Kecakapan personal (personal skill) adalah kecakapan yang
diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh.
Kecakapan ini mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami
diri (self awareness) dan kecakapan berfikir (thinking skill).

6
Kecakapan kesadaran diri merupakan penghayatan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan Warga Negara, serta
menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya,
sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya
sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.

Kecakapan berfikir rasional (thinking skill) adalah kecakapan yang


diperlukan dalam pengembangan potensi berfikir. Kecakapan ini
mencakup antara lain kecakapan menggali dan menemukan informasi,
kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan serta
kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.

2. Kecakapan sosial (social skill)


Kecakapan sosial (social skill) mencakup kecakapan
berkomunikasi dengan empati (communication skill) dan kecakapan
bekerja sama (collaboration skill).
Kecakapan berkomunikasi yang dilakukan secara lisan maupun
tulisan. Kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara
lisan maupun tulisan perlu dikembangkan. Kecakapan mendengarkan
dengan empati akan membuat orang mampu memahami isi pembicaraan
orang lain, sementara lawan bicara merasa diperhatikan dan
dihargai. Kecakapan bekerjasama maksudnya adalah adanya saling
pengertian dan saling membantu antar sesama untuk mencapai tujuan
yang baik, karena itu merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat
dielakkan sepanjang hidup manusia.

3. Kecakapan akademik
Kecakapan akademik seringkali disebut dengan kecakapan
intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya
merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum namun
mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. Kecakapan ini
mencakup antara lain kecakapan mengidentifikasi variabel, menjelaskan
hubungan suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang

7
dan melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan-kecakapan
tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif, dan transparan.

4. Kecakapan Vokasional
Kecakapan Vokasional adalah keterampilan yang dikaitkan dengan
berbagai bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional dasar (basic
vocational skill) dan kecakapan
vokasional khusus (occupationalskill).
Kecakapan vokasional dasar yang berkaitan dengan bagaimana
peserta didik menggunakan alat sederhana, misalnya obeng, palu dan
sebagainya. Kecakapan vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka
yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, misalnya
pekerja montir, apoteker, tukang, dan sebagainya.

8
BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan merupakan hak hidup bagi semua orang pada setiap tahap umur
(anak-anak, remaja, dan dewasa), yang dapat diperoleh baik dalam keluarga,
lingkungan, maupun disekolah. Semenjak dalam kandungan, seorang anak sudah
mendapat ajaran dan pendidikan dasar dari keluarganya, terutama dari seorang
ibu. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Kewajiban belajar itu tidak dibatasi oleh umur,
oleh karena itu hidup berumah tangga tidak menghalangi keharusan menuntut
ilmu, atau nikah dan belajar dapat sejalan, tidak harus dipertentangkan. Prinsip
pendidikan dalam Islam adalah pendidikan seumur hidup, long life education:
“Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan hingga ke liang lahat”.

Telah dipahami oleh para pendidik bahwa misi pendidikan adalah


mewariskan ilmu dari generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu yang dimaksud
antara lain: pengetahuan, tradisi, dan nilai-nilai budaya (keberadaban). Secara
umum penularan ilmu tersebut telah diemban oleh orang-orang yang terbeban
(concern) terhadap generasi selanjutnya. Mereka diwakili oleh orang yang punya
visi ke depan, yaitu menjadikan generasi yang lebih baik dan beradab.

Oleh karena itu sudah seharusnya sepantasnya yang duduk di kementerian


pendidikan, kepala dinas, dan pembuat konsep pendidikan dipercayakan kepada
orang-orang yang dinilai memiliki konsep (pemikiran) yang matang untuk
memajukan dunia pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung:


Alfabeta.
Depdiknas. 2007. Konsep Pengembangan Model Integrasi Kurikulum Pendidikan
Kecakapan Hidup (Pendidikan Menengah). Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum. 
Mawardi, Imam. 2012. Pendidikan Life Skill Berbasis Budaya Nilai-Nilai Islami.
Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 27, 28, 29, dan 30 Taun 1990, Tentang
Pendidikan Pra Sekolah, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan
Pendidikan Tinggi.
Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional.
http://rasinadarahmad.blogspot.com/2017/03/makalah-landasan-pendidikan-life-
skill.html
https://indomaterikuliah.blogspot.com/2015/03/makalah-pendidikan-seumur-
hidup-pip.html
https://akarsejarah.wordpress.com/2017/09/03/konsep-life-skill-menurut-para-
ahli-dan-kementrian-pendidikan-nasional/

10

Anda mungkin juga menyukai