Anda di halaman 1dari 12

Memahami Jenis Kecakapan Hidup (General Life Skill Dan

Spesific Life Skill) Serta Implementasi Kecakapan Hidup Dalam


Pembelajaran Dan Pendidikan
Dosen Pengampu :
Dr. Endang Pujiastuti Sartinah. M.Pd.

Disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Pengembangan


Kecakapan Hidup Sehari-hari
Kelompok 2 PLB Angkatan 2020
1. Aprilia Putri Sugiyono (20010044162)
2. Della Tri Andini (20010044163)
3. Muhammad Rizky Najmal (20010044173)
4. Nur Andayu (20010044172)
5. Satriyo Yusuf Septiaji (20010044157)

Kelas Kaltim
Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Ilmu Pnedidikan
Universitas Negeri Surabaya
September 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
nikmatnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam yang
semoga selalu tercurah kepada junjungan besar dan suri tauladan kita, nabi besar
Muhammad SAW, keluarga beliau, serta para keturunan beliau hingga hari kiamat
kelak.

Makalah yang berjudul “Memahami Jenis Kecakapan Hidup (General Life


Skill Dan Spesific Life Skill) Serta Implementasi Kecakapan Hidup Dalam
Pembelajaran Dan Pendidikan” ini, dibuat dengan referensi yang valid. Apabila
ada kesalahan dalam penyusunan maupun materi yang dipaparkan, penulis
meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis akan sangat berterima kasih atas saran dan kritik yang berkaitan
dengan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Semoga para pembaca dan
peminat study ini terbuka luas pemikirannya, sehingga materi ini dapat
berkembang.

Kalimantan Timur, September 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecakapan hidup memiliki arti yang sangat luas, karena dalam menjalani
hidup dan kehidupan, seseorang memerlukan suatu keterampilan untuk dapat
mempertahankan hidupnya. Dimana hal demikian secara sengaja maupun tidak
sengaja, telah ada semenjak manusia ada. Karena semua manusia pasti
menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan. Seorang ibu contohnya,
telah mendidik anaknya sejak kecil untuk mencuci tangan sebelum makan, untuk
berhati-hati dengan melihat ke kiri dan ke kanan apabila akan menyebrangi jalan,
dan sebagainya. Dengan kata lain hal tersebut dilakukan agar anak dapat
mempertahankan hidupnya.
Menurut Depdiknas (2003), kecakapan hidup (life skill) merupakan kecakapan
yang harus dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan
kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Adapun
pengertian lainnya adalah “kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki
seseorang dalam menjalani hidup dan kehidupannya dalam statusnya sebagai
mahkluk individu dalam konteks sekitar” (Rusdiyanto, 2003).
Secara garis besar kecakapan hidup (life skill) dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis utama, yaitu kecakapan hidup yang bersifat umum (general life
skill/GLS) dan kecakapan hidup yang bersifat khusus (spesific life skill/SLS).
Dimana masing-masing jenis tersebut sebagaimana ditulis dalam Diktat
Implementasi Kurikulum 2004, Depdiknas (2005). General life skill meliputi
kecakapan personal (personal life skill) dan kecakapan sosial (sosial skill).
Kecakapan personal mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami
diri (self awarness) dan kecakapan berfikir (thinking skill), sedangkan kecakapan
sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan
bekerjasama (collaboration skill). Spesific life skill adalah kecakapan untuk
menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu yang seseorang hadapi. Spesific life
skill mencakup kecakapan akademik (academic skill) dan kecakapan vokasional
(vocational skill).
Life skill atau kecakapan hidup ini sangat penting dibutuhkan oleh seseorang
dalam hidup sebagai pengetahuan dan kemampuan agar mampu mandiri terhadap
kehidupannya, terlebih lagi untuk anak berkebutuhan khusus. Pemberian aktivitas
life skill untuk anak berkebutuhan khusus dapat diberikan sejak usia dini sesuai
dengan tingkatan usia anak. Dimana tujuan anak berkebutuhan khusus diberikan
life skill sejak dini adalah agar mereka nantinya mampu untuk memenuhi
kebutuhan dasar/pokok yang berkaitan dengan ADL (Activity Daily Living),
komunikasi dan juga pengembangan diri agar nantinya mampu mandiri dan
berdaya guna di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecakapan hidup dan jenis kecakapan hidup
general life skill dan spesific life skill ?
2. Bagaimana Implementasi kecakapan hidup dalam pembelajaran dan
pendidikan anak berkebutuhan khusus ?
3. Apa kaitannya kecakapan hidup terhadap sistem pembelajaran dan
pendidikan anak berkebutuhan khusus ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari kecakapan hidup dan jenis kecakapan
hidup general life skill dan spesific life skill.
2. Untuk mengetahui Implementasi kecakapan hidup dalam pembelajaran
dan pendidikan anak berkebutuhan khusus.
3. Untuk mengetahui kaitan kecakapan hidup terhadap sistem pembelajaran
dan pendidikan anak berkebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecakapan Hidup (life skill)
Menurut Depdiknas (2003), kecakapan hidup (life skill) merupakan kecakapan
yang harus dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan
kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Adapun
pengertian lainnya adalah “kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki
seseorang dalam menjalani hidup dan kehidupannya dalam statusnya sebagai
mahkluk individu dalam konteks sekitar” (Rusdiyanto, 2003).
Secara garis besar kecakapan hidup (life skill) dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis utama, yaitu kecakapan hidup yang bersifat umum (general life
skill/GLS) dan kecakapan hidup yang bersifat khusus (spesific life skill/SLS).
Dimana masing-masing jenis tersebut sebagaimana ditulis dalam Diktat
Implementasi Kurikulum 2004, Depdiknas (2005). General life skill meliputi
kecakapan personal (personal life skill) dan kecakapan sosial (social skill).
Kecakapan personal mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami
diri (self awarness) dan kecakapan berfikir (thinking skill), sedangkan kecakapan
sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan
bekerjasama (collaboration skill). Spesific life skill adalah kecakapan untuk
menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu yang seseorang hadapi. Spesific life
skill mencakup kecakapan akademik (academic skill) dan kecakapan vokasional
(vocational skill).

B. Kecakapan Hidup Yang Bersifat Umum (General Life Skill)


Kecakapan hidup generik atau kecakapan yang bersifat umum, adalah
kecakapan untuk menguasai dan memiliki konsep dasar keilmuan. Kecakapan
general life skill diperlukan oleh siapapun, baik bagi mereka yang bekerja, yang
tidak bekerja, maupun yang sedang menempuh pendidikan. Kecakapan hidup
generik berfungsi sebagai landasan untuk belajar lebih lanjut dan bersifat
tranferable, sehingga memungkinkan untuk mempelajari kecakapan hidup lainnya.
Kecakapan hidup general life skill terdiri dari :
a. Kecakapan Personal (Personal Skill), yang terdiri dari :
1) Kecakapan Mengenal Diri (Self Awarness Skill)
Kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan,
kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kecakapan
mengenal diri pada merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan,
makhluk sosial, bagian dari lingkungan, serta menyadari dan mensyukuri
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus meningkatkan diri agar
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
2) Kecakapan Berpikir (Thinking Skill)
Kecakapan berpikir merupakan kecakapan yang menggunakan pikiran atau
rasio secara optimal. Kecakapan berpikir meliputi :
a) Kecakapan Mengenali dan Menemukan Informasi. Dimana kecakapan ini
memerlukan keterampilan dasar seperti membaca, menghitung, dan
melakukan observasi.
b) Kecakapan Mengelola Informasi. Dimana informasi yang telah
dikumpulkan harus diolah agar lebih bermakna. Untuk memiliki
kecakapan mengelola informasi ini diperlukan kemampuan
membandingkan, membuat perhutungan tertentu, membuat analogi sampai
membuat analisis sesuai informasi yang diperoleh.
c) Kecakapan Mengambil Keputusan. Setelah informasi diolah menjadi
kesimpulan, tahap berikutnya adalah pengambil sebuah keputusan.
Dimana dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu dituntut untuk
membuat keputusan betapapun kecilnya keputusan tersebut. Karena itu
siswa perlu belajar mengambil keputusan dan menangani resiko dari
pengambilan keputusan tersebut.
d) Kecakapan Memecahkan Masalah. Pemecahan masalah yang baik tentu
berdasarkan informasi yang cukup dan telah diolah. Siswa perlu belajar
memecahkan masalah sesuai dengan tingkat berpikirnya sejak dini.
Selanjutnya untuk memecahkan masalah dituntut kemampuan berpikir
rasional, berpikir kreatif, berpikir alternatif, berpikir sistem dan
sebagainya. Karena itu pola-pola berpikir tersebut perlu dikembangkan di
sekolah, dan selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk pemecahan masalah.
b. Kecakapan Sosial (Social Skill)
Kecakapan sosial disebut juga kecakapan antar-personal (inter-personal
skill), yang terdiri atas :
1) Kecakapan Berkomunikasi
Menurut Depdiknas (2002) : empati, sikap penuh pengertian, dan seni
komunikasi dua arah perlu dikembangkan dalam keterampilan berkomunikasi
agar isi pesannya sampai dan disertai kesan baik yang dapat menumbuhkan
hubungan harmonis, dalam berkomunikasi dapat melalui lisan atau tulisan.
Kecakapan ini sangat penting dan perlu ditumbuhkan dalam pendidikan.
Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yang sangat penting dan
sudah menjadi kebutuhan hidup. Kecakapan menuangkan gagasan melalui
tulisan yang mudah dipahami oleh orang lain, merupakan salah satu contoh
dari kecakapan berkomunikasi tulisan.
2) Kecakapan Bekerjasama (Collaboration Skill)
Sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu
memerlukan dan bekerjasama dengan manusia lain. Kecakapan bekerjasama
bukan sekedar “bekerja sama” tetapi kerjasama yang disertai dengan saling
pengertian, saling menghargai, dan saling membantu. Kecakapan ini dapat
dikembangkan dalam semua mata pelajaran, misalnya mengerjakan tugas
kelompok, karyawisata, maupun bentuk kegiatan lainnya.

C. Kecakapan Hidup Yang Bersifat Khusus (Spesific life skill, SLS)


Kecakapan hidup spesifik terkait dengan bidang pekerjaan (occupational)
atau bidang kejuruan (vocational) tertentu. Jadi kecakapan hidup spesifik
diperlukan sesorang untuk menghadapi masalah tertentu. Kecakapan hidup
spesifik ini meliputi :
a. Kecakapan Akademik (Academic Skill)
Kecakapan akademik disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan
berpikir ilmiah dan merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir.
Dimana kecakapan akademik ini sudah mengarah ke kegiatan yang bersifat
akademik atau keilmuan. Kecakapan ini sangat penting bagi orang yang
menekuni bidang pekerjaan yang menekankan pada kecakapan berpikir.
Kecapakan akademik ini meliputi antara lain kecakapan :
 Mengidentivikasi variabel
 Menjelaskan hubungan variabel-variabel
 Merumuskan hipotesis
 Merancang dan melakukan percobaan
b. Kecakapan Vokasional / Kejuruan (Vocational Skill)
Kecakapan vokasional disebut juga kecakapan kejuruan, yaitu kecakapan yang
dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Dimana kecakapan ini lebih cocok bagi siswa yang akan menekuni pekerjaan
yang lebih mengandalkan keterampilan psikomotor. Kecakapan vokasional
meliputi :
1) Kecakapan Vokasional Dasar (Basic Vocational Skill)
Yang termasuk kecakapan vokasional dasar antara lain : kecakapan melakukan
gerak dasar, menggunakan alat sederhana, atau kecakapan membaca gambar.
2) Kecakapan Vokasional Khusus (Occupational Skill)
Kecakapan ini memiliki prinsip dasar menghasilkan barang dan jasa. Sebagai
contoh, kecakapan memperbaiki mobil bagi yang menekuni bidang otomotif
dan meracik bumbu yang menekuni bidang tata boga.

D. Implementasi Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran dan Pendidikan


Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam penerapannya, pembelajaran life skill bagi siswa disabilitas harus
dilakukan berulang-ulang sampai menjadi kebiasaam hidup dengan keterampilan
yang disesuaikan dengan bakat dan minat siswa tersebut. Cakupan bahan ajar
minimal meliputi kemampuan menolong diri atau kegiatan hidup sehari-hari,
keterampilan bersosialisasi dalam bermasyarakat di lingkungan tempat tinggal dan
keterampilan untuk bekerja. Keterampilan bekerja sebaiknya dipilih untuk salah
satu jenis pekerjaan atau sub-pekerjaan yang dapat mencapai kualitas ketuntasan
hasil belejar oleh siswa disabilitas. Dengan berbekal keterampilan vokasi, siswa
disabilitas dapat mengembangkan diri atau bekerja pada orang lain dengan
memperoleh pengakuan serta penghasilan yang layak. Model pembelajaran
keterampilan ini memerlukan sistem pengelolaan yang melibatkan berbagai pihak
secara fungsional seperti orang tua, sekolah, dan unit usaha dari pemerintaha atau
dari masyarakat. Vokasional dalam Sekolah Luar Biasa dapat mempersiapkan
siswa disabilitas untuk siap bekerja.
Sebagai contoh penerapannya, dalam Model Manajemen Pendidikan Life
Skill pada Anak Berkebutuhan Khusus [ CITATION Eka19 \l 1057 ]. Dalam
penelitiannya, SMALB Subang merespon pendidikan life skill dengan strategi: (1)
Kegiatan magang di tempat-tempat kerja/latihan yang dikelolah oleh instruktur
ahli yang dekat dengan sekolah, seperti penempatan di tempat pencucian
mobil/motor untuk belajar keterampilan mencuci motor/mobil, penempatan di
matrial untuk belajar keterampilan mebel sederhana, penempatan di salon untuk
belajar mencukur rambut atau merias wajah, dan penempatan di sanggar seni
untuk belajar seni suara/vocal. (2) Kegiatan pembelajaran dan pembekalan
keterampilan melalui kerjasama dengan penyalur tenaga kerja seperti bekerja
sama dengan unit kemasyarakatan yang mempunyai proyek pekerjaan cleaning
service di salah satu bank di Subang. Pada program ini, siswa dilatih di sekolah
oleh bimbingan ahli dari perusahaan, kemudian mereka magang di bank tersebut
sebagai cleaning service. (3) Kegiatan pembelajaran dan pembekalan melalui
kerjasama dengan industri. Pada program ini, siswa magang di salah satu
perusahaan industri yang bergerak di bidang wiring hernes. ‘

E. Hubungan Kecakapan Hidup Terhadap Sistem Pembelajaran dan


Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Kecakapan hidup dalam pembelajaran dan pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan
kemandirian dan kemampuan (skill) mereka. Pembelajaran keterampilan harus
dibedakan berdasarkan kondisi mental yang rendah, normal, dan di atas normal
serta disesuaikan dengan hambatan dari keterkhususannya. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran keterampilan fungsional bagi anak berkebutuhan
khusus, yaitu. Pertama, keberanian dan kebijakan sekolah yang tegas untuk
memberlakukan kurikulum pembelajaran keterampilan berbasis minat, bakat, dan
kebutuhan kerja pasca sekolah. Kedua, pembelajaran yang tidak dapat dibatasi
dalam kurun waktu sekolah atau hanya sebatas pada jam pembelajaran, untuk
mencapai hasil belajar keterampilan dalma tingkat kemandirian
vokasional/kegiatan ekonomi (tingkat mahir). Ketiga, pembelajaran keterampilan
dilakukan dalam suasana nyata dengan mengaktifkan peran mitra usaha. Keempat,
orang tua ABK juga memiliki peran yang sangat penting untuk menindaklanjuti
mempraktikan hasil belajar keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih
lagi keterampilan fungsional dalam menolong diri bagi ABK dengan kemampuan
mental yang rendah. Jika perlu, dapat menerapkan model pembelajaran kontrak.
Kelima, kreativitas guru sangat mempengaruhi dalam keberhasilan pembelajarna
keterampilan ABK. Keenam, untuk perberdayaan kemandirian ABK melalui
pembelajaran keterampilan diperlukan pengakuan masyarakat terhadap
kompetensi atau performa kerja ABK.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecakapan hidup merupakan hal yang harus dimiliki seseorang dalam
menjalani hidup dengan statusnya sebagai manusia untuk berani menghadapi
probelmatikan hidup tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.
Kecakapan hidup itu sendiri dibedakan menjadi kecakapan yang bersifat
umum (general life skill/GLS) dan kecakapan hidup yang bersifat khusus (spesific
life skill.SLS). General life skill meliputi kecakapan personal (personal life skill)
dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal mencakup kecakapan
akan kesadaran diri atau memahami diri (self awarness) dan kecakapan berfikir
(thingking skill), sedangkan kecakapan sosial mencakup kecakapan
berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerja sama (collaboration
skill. Sedangkan Spesific life skill merupakan kecakapan untuk menghadapi
pekerjaan atau keadaan tertentu yang diahadapi seseorang yang mencakup
kecakapan akademik (academic skill) dan kecakapan vokasional (vocational skill).
Pembelajaran life skill bagi siswa disabilitas harus dilakukan berulang-ulang
sampai menjadi kebiasaan dalam hidup dengan keterampilan yang disesuaikan
dengan bakat dan minat siswa tersebut. Dalam pembelajaran keterampilan pada
anak berkebutuhan khusus harus dibedakan berdasarkan kondisi mental dan harus
disesuaikan dengan hambatan dan keterkhususan yang mereka alami. Hal ini
dilakukan agar memudahkan pendidik dalam menentukan proses pembelajaran
keterampilan pada peserta didik.
Dengan dikembangkannya dan diberikannya pembelajaran keterampilan
vokasi, siswa disabilitas dapat mengembangkan diri atau bekerja pada orang lain
dengan memperoleh pengakuan serta penghasilan yang layak. Model
pembelajarannya sendiri pun harus melibatkan berbagai pihak secara fungsional
dalam mempersiapkan siswa disabilitas untuk siap bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Susiwi. 2007. “Kecakapan Hidup (Life Skill)”. (Doctoral dissertation,


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA).

Sriyani, Endang. 2020. “Pentingnya Pemberian Life Skill Pada ABK”. Diakses
pada 5 September 2021, dari :
https://www.lazuardikamilagis.sch.id/pentingnya-pemberian-life-skill-pada-abk-
anak-berkebutuhan-khusus/

Eka Prihatin, Imas Diana A, dan J. P. (2019). Model Manajemen Pendidikan


LifeSkill Pada Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Penelitian Pendidikan,
306–317.

Anda mungkin juga menyukai