Anda di halaman 1dari 20

No.

Komponen Deskripsi/Keterangan

 Informasi Umum

1. Identitas

Penyusun Annisa Rizki Khairi Nabila, S.Pd

Institusi SMA Negeri 3 Padang

Tahun Pelajaran 2022-2023

Jenjang Sekolah SMA

Kelas/Semester X Fase E / Genap

Materi Pengendalian Sosial

Alokasi Waktu 3 JP

Pertemuan ke 4

2. Kompetensi Awal

Pengetahuan dan / atau Peserta didik sudah mampu konsep ragam gejala
Keterampilan yang dimiliki sosial yang ada di masyarakat multikultural
melalui konsep-konsep dasar Sosiologi.

3. Profil Pelajar Pancasila

Karakter Yang Berkaitan 1. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha


Esa dan Berakhlak Mulia

Melalui pembelajaran ini, peserta didik menyadari


bahwa apa yang ada didunia ini memiliki aturan
yang harus dijalani agar tidak terjadi salah
pergaulan yang akan menimbulkan/ merusak
keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
membentuk pribadi yang tidak disenangi oleh
Tuhan.
2. Berkebhinekaan Global

Mengenal dan menghargai keberagaman budaya,


dapat berinteraksi dan berkomunikasi antar
budaya dalam kelompok, berefleksi dan
bertanggungjawab terhadap kebhinekaan serta
berkeadilan sosial menerima perbedaan sebagai
kodrat alam dan senantiasa mengikuti perubahan
sosial sebagai kodrat zaman.

3. Mandiri

Memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang


dihadapi serta memiliki regulasi diri sehingga
mampu menyesuaikan diri serta mengidentifikasi
situasi dan kondisi dalam mengekspresikan sikap
secara wajar dan mampu bertanggungjawab atas
proses dan hasil yang diperoleh.

4. Bergotong Royong

Mampu melakukan kolaborasi, memiliki


kepedulian yang tinggi dan berbagi dengan
sesame tercermin pada diskusi kelompok. Apakah
mampu melakukan kerjasama dalam mengerjakan
tugas sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam lingkup luas, peserta didik menjadi
menjadi pribadi yang memiliki kesadaran
bergotong royong (tanggap terhadap lingkungan
sosial sesuai dengan tuntutan peran sosialnya dan
berkontribusi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk menghasilkan keadaan yang
lebih baik).

5. Bernalar Kritis

Mampu berpikir secara objektif, sistematik dan


saintifik dengan mempertimbangkan berbagai
aspek berdasarkan data dan fakta yang
mendukung, sehingga dapat membuat keputusan
yang tepat dan berkontribusi dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan serta mampu
mengetahui mana yang baik dan mana yang harus
ditinggalkan.

6. Kreatif

Peserta didik menjadi pribadi yang kreatif dalam


mengeksplorasikan dan mengekspresikan pikiran
dan/atau peranannya dalam bentuk karya,
tindakan serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampak dan resiko bagi diri
dan lingkungan dengan menggunakan berbagai
perspektif.

4. Sarana dan Prasarana

Fasilitas 1. 1. LKPD

2. 2. Komputer/Laptop

3. 3. LCD Proyektor

4. 4. Jaringan Internet

5. 5. Gawai/gadget

5. Target Peserta Didik 1. Peserta didik regular pada fase E

2. Peserta didik dengan gaya belajar yang


berbeda: Audiotory, Visual, dan Kinestetik.

6. Model Pembelajaran Model pembelajaran yang diterapkan Project


Based Learning (PJBL), dengan pendekatan
kontekstual dan metode diskusi, tanya jawab serta
penugasan.

 Kompetensi Inti

1. Capaian Pembelajaran Pada akhir fase ini, peserta didik mampu


memahami fungsi sosiologi sebagai sebagai ilmu
yang secara kritis mengkaji masyarakat. Di
samping itu peserta didik mampu mengenal
identitas diri, menjelaskan tindakan sosial,
menjelaskan hubungan sosial, menjelaskan
hubungan sosial, menjelaskan peran lembaga
sosial dalam mewujudkan tertib sosial, dan
memahami berbagai ragam gejala sosial yang ada
di masyarakat multikultural melalui konsep-
konsep dasar sosiologi.

2. Tujuan Pembelajaran 1. Menguraikan secara kritis terkait konsep


pengendalian sosial.
2. Menyimpulkan konsep pengendalian sosial.
3. Pemahaman Bermakna Manusia tidak dapat lepas dari kegiatan
bermasyarakat karena manusia dalam memenuhi
kebutuhan berinteraksi dengan anggota
masyarakat lainnya. Manusia merupakan makhluk
sosial yang memiliki ragam budaya, agama, ras,
dan bahasa sehingga perlu pemahaman terhadap
gejala sosial yang ada di dalam masyarakat.

4. Pertanyaan Pemantik 1. Apa yang ananda ketahui tentang pengendalian


sosial?

5. Persiapan Pembelajaran 1. 1. Guru membuat materi presentasi

2. 2. Menampilkan video pembelajaran terkait materi


hari ini

3. 3. Guru mempersiapkan materi bacaan dari


berbagai sumber

4. 4. Mempersiapkan LKPD

Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam dan doa serta membaca
(15 menit) Asmaul Husna
2. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dan
membangkitkan semangat belajar peserta didik serta meminta
peserta didik bersama-sama memperhatikan kebersihan ruang
kelas
3. Mencek kesiapan siswa dan lingkungan belajar
4. Mempresensi kehadiran siswa
5. Melakukan apersepsi kepada peserta didik terkait dengan materi
sebelumnya yaitu definisi konflik sosial dan jenis-jenis konflik
sosial
6. Menyampaikan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
7. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan
di ajarkan.
Kegiatan Inti A. Stimulus
(105 Menit) Guru menampilkan video terkait pengendalian sosial
(https://youtu.be/z758hCx34As)
Dan memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai stimulasi
Dari video tersebut, jelaskanlah pendapat ananda terkait apa itu
pengendalian sosial?
B. Identifikasi Masalah
Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang ada di
lingkungan sekitar yang diamati dan dikaitkan dengan materi
gejala sosial.
ICE BREAKING (5 MENIT)
C. Mengumpulkan Informasi / data
Peserta didik secara kelompok ditugaskan untuk mengumpulkan
informasi yang relevan untuk menjawab pertayaan yang telah di
identifikasi melalui berbagai macam sumber yang terkait dengan
materi pembelajaran.
D. Pengolahan Data
Peserta didik menganalisis informasi dari bacaan berbagai buku
sumber untuk menjawab pertayaan-pertayaan yang telah
ditugaskan.
E. Verifikasi/pembuktian
Peserta didik mendiskusikan hasil pengolahan data dan
memverifikasi hasil pengolahan dengan data-data pada sumber
terkait materi yang disajikan.
ICE BREAKING (10 MENIT)
F. Generalisasi
Masing-masing kelompok mempresentasikan secara bergiliran dan
menyimpulkan hasil diskusi pembelajaran pada hari ini..

7. Asesmen

Jenis asesmen
o Asesmen Diagnostik
a. Asesmen DiagnostikNon-Kognitif
b. Asesmen DiagnostikKognitif
o Asesmen Formatif
a. Sikap(ProfilPelajarPancasila):Observasi
b. Penugasan : Menulis TeksEksposisi
o Asesmen Sumatif
a. Pilihan Ganda
b. Esai

8. Pengayaan dan Remedial

Pengayaan (untuk siswa Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang


berpencapaian tinggi) telah mampu mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan dalam pembelajaran. Adapun bentuk
pengayaan yang dilakukan sebagai berikut:;

a. Melaksanakan konsep tutor sebaya, di mana


peserta didik yang telah mencapai kompetensi yang
ditetapkan memberi bantuan kepada rekannya yang
belum mampu mencapai kompetensi yang
ditetapkan.

Remedial Alternatif Kegiatan remedial dilaksanakan bagi peserta didik


penjelasan, metode, atau yang belum mampu mencapai kompetensi dari
aktivitas (untuk siswa pembelajaran.
yang sulit memahami
a. Melaluli tutor sebaya apabila peserta didik yang
konsep)
remedial jumlahnya tidaklebih dari 50% jumlah
peserta didik dikelas.

b. Bimbingan khusus apabila peserta didik yang


remedial jumlahnya sedikit 1 sampai 5 orang.

c. Pembelajaran dengan model dan metode yang


berbeda apabila peserta didik yang remedial
jumlahnya lebih dari 50 % jumlah peserta didik
dikelas.

d. Membantu pemahaman siswa menyelesaikan


LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Nama :
Kelas :
Tanggal :

Cermatilah gambar yang terdapat dalam tabel, lengkapilah isi tabel sesuai dengan tersebut!

Gambar Jenis Penjelasan


pengendalian
sosial
AHAN AJAR
A. Pengertian Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial atau sering disebut sebagai social control adalah bentuk
pengawasan bagi perilaku masyarakat agar terhindar dari kekacauan yang diciptakan
oleh anggota masyarakat sendiri. Pengendalian sosial ini biasanya terjadi apabila
masyarakat mampu menjalankan hakdan kewajibannya sesuai dengan perannya
masing-masing.
1. Ada beberapa definisi pengendalian sosial menurut ahli sosiologi, antara lain
a. J.S. Roucek
Pengendalian sosial adalah segala proses pengawasan yang
direncanakan ataupun tidak yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan
memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial
yang berlaku.
b. Peter L. Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat
untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang
c. Bruce J. Cohe
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode-metode yang
digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan
kehendak kelompok atau masyarakat luas tertentu.
Dari beberapa definisi para ahli sosiologi, maka dapat disimpulkan bahwa
pengendalian socialmerupakan suatu metode pengawasan terhadap masyarakat baik
secara persuasif maupun memaksa sehingga perilaku anggota masyarakatnya sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku.
a. Adapun ciri-ciri pengendalian sosial adalah
b. Suatu cara, metode, atau teknik tertentu terhadap masyarakat.
c. Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan yang terus
terjadi di dalam suatu masyarakat.
d. Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh suatu
kelompok terhadap individu.
B. Fungsi Pengendalian Sosial
Sudah berkali-kali diutarakan bahwa pengendalian sosial ini sebagai alat
kontrol agar masyarakat tertib dan teratur. Tetapi apakah hanya sebatas alat kontrol
saja fungsi pengendalian sosial? Secara lengkapnya, fungsi pengendalian sosial antara
lain:
1. Mencegah timbulnya perilaku menyimpang sehingga mencegah meluasnya
kasus-kasus penyimpangan perilaku yang terjadi.
2. Memberi peringatan kepada para pelaku penyimpangan atas perilaku
menyimpangnya dan berusaha mengembalikan ke jalan yang benar.
3. Menjaga kelestarian nilai-nilai dan norma yang berlaku termasuk menegakkan
norma hukum yang kadangkala diabaikan.
4. Membantu terciptanya ketertiban, keteraturan, keharmonisan sosial, keamanan,
dan ketenteraman bagi seluruh warga masyarakat.
C. Macam-macam pengendalian sosial
1. Berdasarkan Sifat
a. Tindakan Preventif
Pengendalian sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan
pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran
terhadap norma-norma sosial. Contohnya, guru menasihati murid agar tidak
terlambat datang ke sekolah.
b. Tindakan Represif
Pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian
yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara
menjatuhkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Contohnya,
sanksi skors diberikan kepada siswa yang sering melanggar peraturan.[3]
c. Tindakan Kuratif
Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang
dilakukan pada saat terjadi penyimpangan sosial. Contohnya, seorang guru
menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat
ulangan. bertujuan untuk memberi penyadaran kepada perilaku dan memberi
efek jera,
2. Berdasarkan Cara atau Perlakuan Pengendalian Sosial
a. Persuasif (Tanpa Paksaan)
Pengendalian sosial yang dilakukan tidak menggunakan kekerasan atau
pemaksaan. Warga masyarakat dibimbing agar berperilaku sesuai dengan
norma yang berlaku. Biasanya pengendalian sosial ini dilakukan ketika
masyarakat mengalami ketenteraman dan kedamaian dalam kehidupannya.
Langkah-langkah persuasif ini merupakan langkah yang biasa ditempuh oleh
banyak lembaga sebagai usaha untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan
sosial. Misalnya, razia penangkapan pada wanita tunasusila yang kemudian
diberikan bimbingan atau bekal keterampilan agar dapat mencari pekerjaan
lain yang tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
b. Coercive (paksaan)
Pengendalian sosial yang dilakukan dengan kekerasan atau paksaan.
Cara-cara seperti ini seringkali menimbulkan dampak negatif
wargamasyarakat yang secara langsung dan tidak langsung tidak menyetujui
cara-cara pengendalian sosial dengan kekerasan. Dibedakan menjadi dua,
yaitu:
c. Kompulsi (paksaan)
Keadaan yang sengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa menaati
aturan dan menghasilkan kepatuhan yang sifatnya tidak langsung. Misalnya,
adanya hukuman penjara atau hukuman mati diharapkan membuat orang tidak
melakukan tindakan menyimpang.
d. Pervasi (pengisian)
Suatu cara pengenalan yang dilakukan secara terus menerus dan
berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu sehingga mampu mengubah
kesadaran manusia untuk memperbaiki sikap dan perbuatannya menjadi lebih
baik. Misalnya, bimbingan yang dilakukan untuk mengobati pecandu narkoba.
D. Bentuk-bentuk pengendalian social
1. Gosip
Gosip sering juga diistilahkan dengan desas-desus. Gosip merupakan
memperbincangkan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa
didukung oleh fakta yang jelas. Gosip tidak dapat diketahui secara terbuka,
terlebih-lebih oleh orang yang merupakan objek gosip. Namun demikian gosip
dapat menyebar dari mulut ke mulut sehingga hampir seluruh anggota masyarakat
tahu dan terlibat dalam gosip. Misalnya gosip tentang perselingkuhan yang
dilakukan oleh Si A dengan Si B. gosip seperti ini dalam waktu singkat akan
segera menyebar. Warga masyarakat yang telah mendengar gosip tertentu akan
terpengaruh dan bersikap sinis kepada orang yang digosipkan. Karena sifatnya
yang laten, biasanya orang sangat menjaga agar tidak menjadi objek gosip.
2. Teguran
Teguran biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
terhadap seseorang atau sekelompok orang yang dianggap melanggar etika
dan/atau mengganggu kenyamanan warga masyarakat. Teguran merupakan kritik
sosial yang dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan
segera menyadari kekeliruan yang telah diperbuat. Di dalam tradisi masyarakat
kita teguran merupakan suatu hal yang tidak aneh lagi. Misalnya teguran terhadap
sekelompok pemuda yang begadang sampai larut malam sambil membuat
kegaduhan yang mengganggu ketentraman warga yang sedang tidur, teguran yang
dilakukan oleh guru kepada pelajar yang sering meninggalkan pelajaran, dan lain
sebagainya.
3. Sanksi/Hukuman
Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat
negatif yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap
telah melakukan perilaku menyimpang. Misalnya pemecatan yang dilakukan
terhadap polisi yang terbukti telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan
lain sebagainya. Adapun manfaat dari sanksi atau hukuman antara lain adalah:
a. Untuk menyadarkan seseorang atau sekelompok orang terhadap penyimpangan
yang telah dilakukan sehingga tidak akan mengulanginya lagi, dan
b. Sebagai peringatan kepada warga masyarakat lain agar tidak melakukan
penyimpangan.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar
mencapai taraf kedewasaan. Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui,
memahami, dan sekaligus mempraktikkan sistem nilai dan sistem norma yang
berlaku di tengah-tengah masyarakat.
5. Agama
Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga
hubungan baik antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan
makhluk lain, dan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang
baik dapat dibina dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus
menjauhi segala larangan-Nya. Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa
melaksanakan perintah Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan
mendatangkan pahala. Sebaliknya, melanggar larangan Tuhan merupakan
perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa. Dengan keyakinan seperti ini,
maka agama memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol perilaku
kehidupan manusia.
E. Lembaga pengendalian sosial
1. Sekolah
Sekolah merupakan lembaga sosial yang mempunyai fungsi
pengendalian sosial. Fungsi pengendalian tersebut dijalankan oleh Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru dan BK. Sekolah menyalurkan
wawasan pengetahuan sosial kepada siswa agar dapat berperilaku yang sesuai
dengan sistem nilai dan norma baik yang ada dimasyarakat ataupun disekolah.
Sekolah juga memiliki tata tertib yang bertujuan menciptakan ketertiban sosial
dan akademik di sekolah sehingga tujuan sekolah dapat tercapat.
2. Polisi
Kepolisian merupakan lembaga sosial negara yang berfungsi untuk
menjaga keamanan masyarakat dari gangguan-gangguan yang mengancam
keutuhan dan ketertiban yang ada di masyarakat. Sebagai salah satu unsur
keamanan negara, polisi memiliki alat untuk menjalankan fungsi pengendalian
sosial, yaitu hukuman yang sifatnya tegas ataupun tertulis.
3. Pengadilan
Pengadilan merupakan lembaga yang menjalankan fungsi
pengendalian sosial dengan cara mengadili, menyelesaikan suatu masalah melalui
jalur hukum, serta memberi hukuman terhadap masyarakat yang melanggar
hukum.
4. Adat
Adalah merupakan kebiasaan yang telah menjadi norma sosial bagi
masyarakat tertentu. Adat menjadi pedoman untuk masyarakat dalam berperilaku.
Perilaku yang tidak sesuai dengan adat dianggap melanggar adat. Adat juga
memiliki peranan dalam pengendalian sosial karena adat mengatur pola tingkah
laku masyarakat. Ada mengandung nilai, norma, dan sanski, walaupun hukum ada
tidak bersifat tertulis
5. Lembaga Agama
Lembaga agama memberikan peranan dalam pengendalian sosial di
masyarakat, karena lembaga agama menerapkan aturan-aturan berdasarkan syariat
agama tersebut. Sebagai contoh adanya hukum halal dan haram dalam konsep
agama yang dapat menjadi pengendali sosial.
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
No Nama Beriman, Berkebhinek Bergotong Kreatif Bernalar Mandiri
Siswa bertaqwa aan global rotong Kritis
kepada
Tuhan
YME

Kriteria
Skor Kriteria
3  Jika segala pernyataan dalam indikator dilaksakana dengan baik

2  Jika kadang sesuai dengan pernyataan yang ada dalam indikator

1  Tidak pernah pernah menjalankan pernyataan yang ada dalam


indikator

Perskoran
Baik : apabila memperoleh skor 11 – 15
Cukup : apabila memperoleh skor 6 – 10
Kurang : apabila memperoleh skor 1–5
LEMBAR PENILAIAN LKPD MANDIRI
N Nama Siswa Jumlah Nilai Keterangan
O
1.
2.
3.
Kriteria Nilai
80 – 100 : Sangat baik
70 – 79 : Baik
60 – 69 : Cukup
>60 : Kurang

Anda mungkin juga menyukai