Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi
menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini
berdampak langsung pada bidang norma kehidupan dan ekonomi, seperti
tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang terampil,
terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global,
serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik
sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa.
Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan
teknologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bagnsa. Ukuran
kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya
alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan.
Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup
(Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian
dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan
dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam
kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini
malai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal, yang
akan membuatnya menjadi masyarakat berpengetahuan yang belajar
sepanjang hayat (Life Long Learning).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kecakapan hidup (life skill) ?
2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kecakapan hidup (life skill)
menurut para Ahli ?
3. Sebutkan Jenis-jenis Kecakapan hidup (life Skill) dan tujuan life skill ?
4. Apa Pedoman Program Kecakapan Hidup (Life Skills) ?

1
5. Bagaimana Menganalisis Materi Pembelajaran Kecakapan hidup (life
skill) ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian kecakapan hidup (life skill).
2. Untuk mengetahui tentang pengertian kecakapan hidup (life skill) menurut
para Ahli.
3. Mengetahui jenis jenis kecakapan hidup (life skill) dan tujuan life skill.
4. Mengetahui apa aja program dalam kecakapan hidup (life Skill).
5. Untuk mengetahui bagaimana menganalisis materi pembelajaran
kecakapan hidup (life Skill).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill)


Pengertian life skill atau biasa disebut sebagai kecakapan hidup jika di
lihat dari segi bahasa berasal dari dua kata yaitu Life dan skill. Life berarti
hidup, sedangkan skill adalah kecakapan, kepandaian, ketrampilan. Sehingga
life skill secara bahasa dapat diartiakan sebagai kecakapan, kepandaian,
keterampilan hidup. Umumnya dalam penggunaan sehari-hari orang
menyebut life skill dengan istilah kecakapan hidup.
Life skill adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi
problema kehidupan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan
menemukan solusi untuk mengatasinya. Dengan demikian pendidikan
berorientasi life skill bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam
menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai
kehidupan pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga
negara.dengan hasil yang dapat mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya.
Pada dasarnya pendidikan kecakapan hidup dapat membantu warga
belajar dalam mengembangkan kemampuan belajar, menyadari dan menggali
potensi diri untuk di kembangkan dan diamalkan serta berani menghadapi
permasalahan kehidupan serta memecahkan permasalahan tersebut dengan
kreatif.
Dalam pendidkan kecakapan hidup terdapat sepuluh kecakapan hidup
yang merupakan dasar yang penting dan perlu di kembangkan dalam
meningkatkan keseharian dan kesejahteraan anak dan remaja, yaitu:
1. Empati
2. Kesadaran Diri
3. Komunikasi yang Efektif
4. Hubungan dengan antar personal
5. Kemampuan mengendalikan emosi

3
6. Menyesuaikan diri terhadap tekanan-tekanan
7. Berfikir Kreatif
8. Berfikir Kritis
9. Pembuatan/pengambilan keputusan
10. Memecahkan masalah

B. Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) Menurut Para Ahli


1. Menurut Rais Saembodo dalam Wira Kurnia S (2006)
Mengatakan kecakapan, keterampilan (skill) menunjukkan suatu
kecakapan atau keterampilan ini diperoleh melalui latihan atau
pengalaman. Sasaran utama proses pengembangan sumber daya manusia
dapat diarahkan pada usahausaha membina knowledge skillability
seoptimal mungkin.
2. Menurut IOWA State University (2003)
Kecakapan tidak hanya diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
sesuatu, lebih daripada itu, kecakapan dimaknai sebagai kemampuan
belajar untuk melakukan sesuatu secara lebih baik. Jadi mampu
melakukan sesuatu saja belum cukup untuk dikatakan sebagai cakap,
melainkan kemampuan untuk melakukan sesuatu tersebut harus
ditunjukan secara lebih baik dan diperoleh melalui suatu aktivitas belajar.
3. Menurut Anwar (2004)
life skill adalah pendidikan yang dapat memberikan bekal ketrampilan
yang praktis terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang
usaha dan potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat.
4. Broling (1989)
mengemukakan bahwa life skill adalah interaksi berbagai pengetahuan
dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang, sehingga
mereka dapat hidup mandiri.
5. Kent Davis (2000)
mengemukakan bahwa kecakapan hidup (life skill) “manual pribadi”
bagi tubuh seseorang. Kecakapan ini membantu peserta didik belajar

4
bagaimana memelihara tubuhnya, tumbuh menjadi dirinya, bekerja sama
dengan secara baik dengan orang lain, membuat keputusan yang logis,
melindungi dirinya sendiri dan mencapai tujuan didalam kehidupannya.
6. Menurut WHO (1997)
life skill yaitu berupa berbagai keterampilan atau kemampuan untuk
dapat beradaptasi dan berprilaku positif, yang memungkinkan seseorang
mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya
seharihari secara efektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian life skill
adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema
kehidupan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan
solusi untuk mengatasinya. Dengan demikian pendidikan berorientasi life
skill bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan
memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai kehidupan
pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga
negara.dengan hasil yang dapat mencapai apa yang menjadi tujuan
hidupnya.

C. Jenis Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) dan Tujuan


kecakapan hidup (Life Skill)
a. Jenis-jenis Kecakapan Hidup (life Skill)
Menurut Depdiknas (2007:11), Kecakapan hidup dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu kecakapan hidup yang bersifat generik (generic
life skill/GLS) mencakup kecakapan personal (personal skill) dan
kecakapan sosial (social skill) sedangkan kecakapan hidup yang bersifat
khusus (specific life skill/SLS) mencakup kecakapan akademik
(academic skill) dan kecakapan vokasional (vocational skill).
1) Kecakapan Personal (Personal Skill)
Kecakapan personal (personal skill) yaitu kecakapan yang
diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh.
Kecakapan ini mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau

5
memahami diri (self awareness) dan kecakapan berfikir (thinking
skill).
 Kecakapan kesadaran diri yaitu penghayatan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan Warga Negara,
serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang
dimilikinya, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam
meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan lingkungan.
 Kecakapan berfikir rasional (thinking skill) yaitu kecakapan
yang diperlukan dalam pengembangan potensi berfikir.
Kecakapan ini mencakup kecakapan menggali dan menemukan
informasi, kecakapan mengolah informasi dan mengambil
keputusan serta kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.
2) Kecakapan Sosial (Social Skill)
Kecakapan sosial (social skill) meliputi kecakapan komunikasi
dengan empati dan kecakapan bekerja sama.
 Kecakapan berkomunikasi yang dilakukan secara lisan maupun
tulisan. Kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan
secara lisan maupun tulisan perlu dikembangkan. Kecakapan
mendengarkan dengan empati akan membuat orang mampu
memahami isi pembicaraan orang lain, sementara lawan bicara
merasa diperhatikan dan dihargai.
 Maksud kecakapan bekerja sama adalah adanya saling
pengertian dan saling membantu antar sesama untuk mencapai
tujuan yang baik, karena itu merupakan kebutuhan yang tidak
bisa dielakkan sepanjang hidup manusia.
3) Kecakapan Akademik (Academic Skill)
Pada dasarnya, kecakapan akademik atau kemampuan intelektual
atau kemampuan berpikir ilmiah merupakan pengembangan dari
kecakapan berpikir secara umum tapi mengarah pada kegiatan yang
bersifat keilmuan. Kecakapan akademik ini meliputi kecakapan

6
mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu fenomena
tertentu, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan
penelitian. Diperlukan sikap ilmiah, kritis, obyektif da transparan
untuk membangun kecakapan-kecakapan tersebut.
4) Kecakapan Vokasional (Vocational Skill)
Kecakapan vokasional adalah kecakapan yang dikaitkan dengan
berbagai bidang pekerjaan tertentu dalam masyarakat. Kecakapan
vokasional meliputi kecakapan vokasional dasar (basic vocational
skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).
 Kecakapan vokasional dasar berkaitan dengan bagaimana
peserta didik menggunakan alat sederhana, seperti obeng, palu
dan lain sebagainya.
 Kecakapan vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka
yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya,
seperti pekerja montir, apoteker, tukang, dan sebagainya.
b. Tujuan kecakapan hidup (Life Skill)
Tujuan pendidikan kecakapan hidup yaitu untuk memberikan
pengalaman belajar yang berarti bagi siswa yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari, seperti proses sosial, fungsi
sosial serta masalah-masalah kehidupan. Menurut Tim Broad Based
Education (Depdiknas, 2002), tujuan pendidikan kecakapan hidup
diantaranya yaitu:
1) Tujuan umum pendidikan kecakapan hidup diantaranya yaitu:
 Mengaktualisasikan potensi siswa sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan problema yang dihadapi.
 Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk
mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai prinsip
pendidikan yang berbasis luas (Broad Based Education).
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di
masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah
(School Based Managemen).

7
2) Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup, diantaranya yaitu:
 Memberdayakan aset kualitas batiniah, sikap dan perbuatan
lahiriah siswa melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos)
dan pengalaman (patos) nilai kehidupan sehari-hari sehingga
bisa digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan
perkembangannya.
 Memberikan wawasan yang luas mengenai perkembangan karir,
mulai dari perkembangan diri, eksplorasi karir, orientasi karir,
dan penyiapan karir.
 Memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara
benar mengenai nilai kehidupan sehari-hari yang bisa
memampukan siswa untuk berfungsi menghadapi kehidupan
masa depan yang sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus.
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui
pendekatan manajemen berbasis sekolah, partisipasi
stakeholders, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah.
 Memfasilitasi siswa dalam memecahkan masalah kehidupan
yang dihadapi sehari-hari.

D. Pedoman Program Kecakapan Hidup (Life Skills)


Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas dalam Pedoman Program
Kecakapan Hidup secara khusus bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada wajib belajar (peserta didik) agar :

1. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam


memasuki dunia kerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) dan/atau
bekerja pada suatu perusahaan produksi/jasa dengan penghasilan yang
semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan
karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global

8
3. Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk
dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya
4. Memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dalam
rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan masyarakat.

E. Menganalisis Materi Pembelajaran Kecakapan Hidup (Life Skill).


Salah satu aspek dari pelaksanaan PBM adalah materi (isi, muatan atau
bahan pelajaran). Materi berbeda dengan kurikulum dalam pandangan
Eltarner kurikulum adalah the totality of experience of each learner under the
influence of the school. Atau seperti dikatakan oleh Miller dan Siller bahwa
kurikulum adalah suatu perangkat dari interaksi baik eksplisit maupun
implisit yang dirancang untuk memudahkan belajar, pengembangan dan
pemaknaan terhadap pengalaman. Dengan demikian, materi adalah bagian
dari kurikulum sehingga berarti kurikulum lebih luas daripada materi.
Materi merupakan suatu sistem yang sangat vital dalam dunia
pendidikan. Materi dari pendidikan kecakapan hidup (lifeskills) harus bisa
disesuaikan dengan perilaku dan pengembangan psikologi dari siswa dan cara
pelaksanaannya itu dilakukan dengan cara :
1. Re-Orientasi pembelajaran.
2. Pembekalan kecakapan life bagi siswa yang berpotensi untuk tidak
melanjutkan dan putus sekolah.

Disini life skills merupakan upaya untuk menjembatani kesenjangan


antara kurikulum atau program pembelajaran dengan kebutuhan
masyarakat,dan bukan untuk mengubah total kurikulum atau program yang
telah ada melainkan kehadiran life skills yaitu untuk mengindikasikan
perlunya penyesuaian-penyesuaian kurikulum atau program pembelajaran
yang belum sesuai dengan kondisi riil masyarakat setempat. Ketidak sesuaian
tersebut disebabkan oleh :

9
1. Dinamika kehidupan masyarakat yang berubah setiap saat, sehingga
terjadi ketidaksesuaian antara kebutuhan baru dengan program
pembelajaran yang sudah ada.
2. Perbedaan kondisi sosial budaya dan lingkungan antar setiap kelompok
masyarakat, menyebabkan suatu kurikulum atau program pembelajaran
tidak sesuai untuk kelompok masyarakat tertentu, sehingga diperlukan
persesuaian oleh guru Change again (guru, fasilitator dan sumber belajar)
kondisi seperti ini harus memandang kurikulum pembelajaran sebagai
suatu yang fleksibel dan dinamis dan bukan statis.
Pada pendidikan kecakapan hidup (life skills) itu menghendaki
penyesuaian-penyesuaian dari pendekatan supply driven menuju ke demand
driven. Pendidikan supply driven yang belum tentu sepenuhnya sesuai dengan
nilai-nilai kehidupan nyata yang dihadapi oleh peserta didik. Pendekatan
demand driven, apa yang diajarkan kepada peseta didik dapat direfleksikan
pada kehidupan nyata yang dihadapkan sehingga lebih berorientasi kepada
life skills based learning. Dalam pendidikan life skills menurut Slamet
sebaiknya sebaiknya ditentukan melalui lima tahap, yaitu :
1. Didefinisikan dari sosial penelitian, pilihan tentang nilai, dan dugaan para
ahli tentang nilai-nilai kehidupan riil yang berlaku.
2. Informasi yang telah diperoleh digunakan untuk mengembangkan
kompetensi life skills yang menunjukkan kemampuan,yang menunjukkan
kemampuan, kesanggupan dan ketrampilan untuk menjaga kelangsungan
hidup dan perkembangannya dalam dunia yang sarat dengan perubahan.
3. Kurikulum dikembangkan terlebih dahulu sedangkan kompetensi life
skills yang telah dirumuskan yang memungkinkan dapat diajarkan atau
dikembangkan kepada peserta didik disusun berdasarkan kompetensi
yang telah dipilih.
4. Penyelenggaraan life skills perlu dilaksanakan dengan jitu agar
kurikulum agar kurikulum berbasis life skills dapat dilaksanakan secara
cepat.

10
5. Evaluasi life skills perlu dibuat berdasarkan kompetensi yang telah
disusun pada langkah ke dua di atas, karena evaluasi pembelajaran
dirumuskan berdasarkan kompetensi maka penilaian terhadap prestasi
belajar peserta didik tidak hanya dengan tertulis, melainkan juga untuk
kerja.
Jadi dalam tahap life skills di atas, maka diharapkan tujuan pendidikan
life skills lebih menekankan pada penguasaan kehidupan kurikulum atau
program lebih merefleksikan kehidupan nyata. Penyelenggaraannya benar-
benar jitu dalam merealisasikan kurikulum yang berbasis life skills yang
ditunjukkan oleh guru untuk memilih penguasaan kehidupan yang kuat.
Peserta didik dapat mempelajari kenyataan dan aktif.
Berarti pengamalan hidup akan lebih kaya serta evaluasi belajar lebih
menekankan pada segi otentik. Di dalam pendidikan life skills Slamet
membagi dua bagian yaitu kecakapan dasar dan kecakapan instrumental.
Disini life skills yang bersifat dasar adalah kecakapan universal dan berlaku
untuk sepanjang zaman, tidak tergantung pada perubahan ruang dan waktu,
yang merupakan pondasi bagi peserta didik di jalur pendidikan persekolahan
maupun non formal agar bisa mengerjakan ketrampilan yang bersifat
instrumental.
Dan pada life skills yang bersifat instrumental adalah kecakapan yang
bersifat relatif, kondisional dan dapat merubah- ubah sesuai dengan persoalan
ruang dan waktu serta situasi dan harus diperbaharui secara terus menerus
sesuai dengan derap perubahan. Mengingat perubahan kehidupan berlangsung
secara terus menerus, maka diperlukan ketrampilan mutakhir, adaptif,
antisipatif. Dengan demikian, prinsip belajar sepanjang hayat dan pendidikan
seumur hidup diimplementasikan melalui life skills ini berarti tamatan satu
jenis dan jenjang pendidikan baik di dalam pendidikan formal dan pendidikan
non formal. Selain harus belajar sesuatu yang baru(learning), harus juga
mampu melupakan pengalaman belajar masa lalu yang tidak lagi relevan
dengan kehidupan saat ini (unlearning) dan selalu belajar kembali (relearnng)

11
Hal yang terpenting yang perlu disepakati adalah definisi tentang life
skills yaitu kecakapan yang dapat menjadikan siswa atau individu mampu
untuk mendapatkan penghasilan sendiri guna menopang kebutuhan hidupnya.
Contohnya mengenai bahasa Inggris, olah raga dan kesenian, perawatan
kesehatan, pemasaran, tata boga, tata rias dan busana dan otomotif perlu di
sinkronkan dengan sosial budaya lingkungan sekitar.
Dan proses belajar mengajar pada isi (materi) dari pendidikan dari
pendidikan life skills harus relevan dengan tujuan pengajaran. Memang
secara mudah dapat dikatakan bahwa isi proses itu sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai, namun di dalam pelaksanaannya tidak semudah itu,
diperlukan pakar atau pemikir yang benar-benar ahli dalam merancangkan isi
(materi) proses tersebut. Dengan demikian harus ada keterpautan yang terus
menerus antara komponen-komponen pembelajaran dalam proses
pembelajaran di sekolah tersebut.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Life skill adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi
problema kehidupan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan
menemukan solusi untuk mengatasinya. Dengan demikian pendidikan
berorientasi life skill bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam
menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai
kehidupan pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga
negara.dengan hasil yang dapat mencapai apa yang menjadi tujuan
hidupnya.
Pada dasarnya pendidikan kecakapan hidup dapat membantu warga
belajar dalam mengembangkan kemampuan belajar, menyadari dan
menggali potensi diri untuk di kembangkan dan diamalkan serta berani
menghadapi permasalahan kehidupan serta memecahkan permasalahan
tersebut dengan kreatif.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangannya.Untuk itu kami harapkan adanya kritikan dan saran yang
bersifat membangun yang kami harapkan Demi kesempurnaan makalah
ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,pendidikan kecakapan hidup ,Bandung : CV Alvabeta,2006

https://Google.com

https://www.pelajaran.co.id/2019/19/pengertian-kecakapan-hidup-tujuan-dan-
jenis-pendidikan-kecakapan-hidup-life-skills-menurut-para-
ahli.htmlMatematika,jago.

https://www.padamu.net/pendidikan-kecakapan-hidup-life-skills

14

Anda mungkin juga menyukai