Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN LIFE SKILLS EDUCATION

Disusun oleh:

NAMA KELOMPOK:
1. NUR ASIDAH (1401418017)
2. ISNA NAILUL FARKHATI (1401418029)
3. LISA MELIASARI (1401418304)

ROMBEL: 4A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, pembelajaran yang berorientasi pada potensi dan kebutuhan siswa
menjadi perhatian utama ahli pendidikan (Talbert, J.E. & McLaughlin, M.E.,
1999) Pendekatan pengajaran yang menempatkan guru sebagai sentral kegiatan
belajar-mengajar sedikit-demi sedikit mulai ditinggalkan.Arah angin berpihak
pada suatu sistem pendidikan yang menempatkan siswa pada posisi 'diberdayakan'
secara maksimal yaitu mendidik mereka berdasarkan potensi dan kemampuan
yang dimilikinya.
Menurut Tim BBE (2002) pendidikan dirasa terlalu teoritis, hanya
mengedepankan akademik namun belum dihubungkan dengan kehidupan yang
sesungguhnya.Oleh sebab itu dibutuhkan pendidikan yang dapat memberi bekal
kepada lulusannya untuk menghadapi kehidupan, pendidikan yang memberikan
life skill (keckapan hidup) kepada pesertanya. Sehingga dimanapun ia berada, baik
bekerja atau belum bekerja, ataupun masih sekolah, dengan kecakapan hidup dia
dapat memecahkan masalah kehidupannya, bahkan dapat menciptakan pekerjaan
sendiri.
Pendidikan life skill merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar
dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai
kehidupan yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan kehidupan peserta
didik. Dengan demikian pedidikan life skill harus dapat merefleksikan kehidupan
nyata dalam proses pengejaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup
tersebut, sehingga peserta didik siap untuk hidup ditengah-tengah masyarakat.
Secara umum, manfaat pendidikan life skill bagi peserta didik adalah
sebagai bekal dalam menghadapi serta memecahkan permasalahan, baik secara
pribadi masyarakat dan sebagai warga Negara. Sedangkan tujuan utama dari
pendidikan life skill adalah untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan
nilai-nilai kehidupan nyata atau mempersiapkan peserta didik agar memiliki
kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga
kelangsungan hidup serta mengembangkan dirinya (Anwar: 2004).
Pembelajaran life skill dilatarbelakangi rasional yang cukup kuat, dan
dapat dilihat dari tiga dimensi.Pertama, skala makro adalah upaya pemberian
keterampilan kompleks bagi sumber daya manusia Indonesia untuk memasuki
persaingan global.Kedua, skala menengah adalah upaya pemberian keterampilan
bagi putra-putri daerah untuk membangun daerah sesuai dengan tuntutan
ekonomi.Ketiga, skala mikro tapi berjangka pnjang adalah upaya mengatasi
persoalan kehidupan sehari-hari (Anwar, 2004: 7).

2
Pelaksanaan life skill tidak mengubah kurikulum atau sistem pendidikan
yang ada. Pembelajaran life skill tidak menghilangkan mata pelajaran/mata
kuliah, tetapi saling mendukung dengan mendudukkan pada posisi yang
sebenarnya. Sedangkan kecakapan berfikir rasional dan kecakapan akademik yang
merupakan konsep life skill, sebenarnya sudah diterapkan dengan adanya
pendekatan pembelajaran keterampilan proses. Namun dalam prakteknya tidak
secara sengaja dirancang dalam pembelajaran (Tim BBE: 2002)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep dasar life skills?


2. Apa tujuan pembelajaran life skills?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan pendekatan life skills education?
4. Bagaimana hubungan mata pelajaran life skills dan kehidupan nyata

1.3Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu konsep dasar life skills

2. untuk mengetahui tujuan pembelajaran life skills

3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari life skills education

4. Untuk menjelaskan hubungan mata pelajaran life skills dan kehidupan


nyata

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar life skills

Landasan Historis, Filosofis, dan Yuridis Pendidikan life skills

Pendidikan berlangsung kapan pun dan dimana pun. Setiap orang baik anak-
anak atau dewasa akan mengalami proses pendidikan dari setiap hal yang dialami
atau dijumpai. Oleh karena itu secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses
perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik. Life skill
merupakan pendidikan yang membekali seseorang atau peserta didik untuk
memiliki keahlian dan pengalaman agar dapat bertahan hidup secara mandiri dan
survive.
Pendidikan sudah ada sejak manusia ada di muka bumi, ketika kehidupan
masih sederhana, orang tua mendidik anaknya atau anak belajar kepada orang
tuanya atau orang lain yang lebih dewasa di sekitarnya, seperti belajar berjalan,
cara makan yang baik dan benar, cara mandi, cara berpakaian yang rapi dan
sopan, belajar berkebun, cara bercocok tanam, dan belajar dari lingkungan alam
sekitar dari berbagai hal dalam kehidupan keseharian. Sampai ketika masalah
hidup yang semakin kompleks, maslah kehidupan atau fenomena alam
diupayakan agar bisa dijelaskan secara ilmiah atau keilmuan, akhirnya muncul
berbagai mata pelajaran untuk menjelaskan fenomena atau permasalahan tersebut,
dan life skill atau kecakapan hidup sebagai bekal untuk bertahan menghadapi
permasalahan kehidupan sehari-hari pada awalnya merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari. Kemudian life skill pula berkembang menjadi pengetahuan
dan keterampilan yang bisa dijelaskan secara ilmiah atau keilmuan.
Upaya dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar
ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan
global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Landasan yuridis
pedidikan kecakapan hidup dapat mengacu pada UU nomor 2 tahun 1989 tentang
sistem pendidikan nasional, pada pasal 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyampaikan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau pelatih bagi perannya di masa akan datang” (Khasanah:
2006).

Definisi life skills


Secara harfiah kata skill dapat diterjemahkan dengan keterampilan namun
dalam konteks ini maknanya menjadi terlalu sempit atau konsepnya kurang luas
dari makna yang sebenarnya. Oleh karena itu kata yang dipandang lebih memadai
untuk menerjemahkan. Oleh karena itu kata yang dipandang lebih memadai untuk
menerjemahkan kata skill dalam konteks ini adalah kecakapan (Sumarni: 2002).
Menurut Brolin dalam (Anwar: 2004) “life skill constitute a continuum of
knowledge and aptitude that are necessary for a person to function effectively

4
andto availed interruptions of employmentexperience”. Kecakapan hidup
merupakan sebuah rangkaian kesatuan tentang sebuah pengetahuan dan itu
merupakan kebutuhan seseoarang untuk tujuan yang efektif dalam memecahkan
masalah dari sebuah pengalaman.Sengan demikian life skills dapat dinyatakan
sebagai kecakapan hidup.Sedangkan menurut Heru (2013) life skill as abilities
for adaptive and positive behavior that anable individuals to deal effectively with
the demands and challenges of everyday life.
Menurut tim BBE (2002) menjelaskan tentang kecakapan, bahwa
kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi untuk
mengatasinya.
Pendidikan life skill adalah pendidikan yang memberikan dasar dan
latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai
kehidupan sehari-hari agar yang bersangkutan dapat menjaga kelangsungan hidup
dan perkembangannnya dimasa yang akan datang, karena life skill merupakan
kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang
untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagian, serta mampu
memecahkan persoalan hidup dan kehidupan tanpa adanya tekanan (Marwiyah:
2012).
Sedangkan istilah Kecakapan Hidup (life skill) diartikan sebagai
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema
hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secaraproaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya
mampu mengatasinya (Dirjen PLSP: 2004). Borlin (1989) dalam Ditjen PLS
(2003) menjelaskan bahwa yang dimaksud life skill adalah sesuatu yang kontinum
dari pengetahuan dan sikap yang penting untuk seseorang agar mendapatkan
fungsi yang efektif dan berpengaruh terhadap pengalaman hidup pegawai.Dengan
demikian, life skill dapat dinyatakansebagai kecakapan untuk hidup (experience).
Istilah hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (vicational
job), namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional
seperti membaca, menulis, menghitung, merumuskan, dan memecahkan masalah,
mengelola sumber daya, bekerja dalam tim, terus belajar di tempat kerja,
mempergunakan teknologi.
Berdasarkan definisi life skill di atas meskipun terdapat perbedaan dalam
pegertianlife skill, namun esensinya sama yaitu bahwa kecakapan hidup (life skill)
adalah kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang diperlukan
olehseseorang untuk menjalankan kehidupanya. Dalam hal tersebut maka life
skillharus mampu menerapkan nilai-nilai kehidupan nyata sehari-hari.
Seseorangdikatakan memiliki life skill apabila seseorang mampu, sanggup, dan
terampil dalam menjalankan kehidupan dengan bahagia dan nikmat. Dalam
kehidupan ini meliputi kehidupan berkeluarga, kehidupan masyarakat, kehidupan
bangsa dan negara, dan kehidupan-kehipan lainnya. Maka dalam hal tersebut
pembelajaranlife skill sangat penting dalam mengembangkan pendidikan anak.

5
2.2 Tujuan pembelajaran life skills

Secara umum tujuan pendidikan life skill yaitu untuk memfungsikan


pendidikan sesuai dengan fitrahnya yaitu untuk mengembangkan potensi
manusiawi (peserta didik) untuk menghadapi perannya di masa yang akan datang
(Sumarni: 2002).
Menurut (Anwar: 2004) tujuan pendidikan life skill secara khusus adalah:
a) Dapat mengaktualisaikan potensi dari peserta didik sehingga dapat
digunakan untuk memecahkan problema-problema yang sedang dihadapi.
b) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis
luas
c) ,kekerassan, dan kemajuan Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sember daya
yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis
sekolah.

Menurut Tim Broad Based Education dalam (Marwiyah: 2012)


merumuskan tujuan pendidikan life skill sebagai berikut:
a) Memberdayakan asset kualitas batiniyah, sikap, dan perbuatan lahiriyah
peserta didik melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos), dan
pengalaman (patos) nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga dapat
digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
b) Memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir, yang
dimulai dari pengenalan diri, eksplorasi karir, orientasi karir, dan
penyiapan karir.
c) Memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar
mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan
peserta. didik untuk berfunngsi menghadapi kehidupan masa depan yang
sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus.
d) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui pendekatan
manajemen berbasis sekolah dengan mendorong peningkatan
kemandirian sekolah, partisipasi stakeholders, dan fleksibilitas
pengelolaan sumber daya manusia.
e) Memfasilitasi peserta didik dalam memecahkan permasalahan kehidupan
yang dihadapi sehari-hari, misalnya kesehatan mental dan fisik,
kemiskinan, criminal, pengangguran, lingkungan sosial dan fisik,
narkobaipteks.
Demirel (2016) berpendapat, “The basic aims of the effective character education
are rising more responsible individuals and rising them as respectful to themselve
and their history is important”. Meskipun sangat bervariasi dalam menyatakan
tujuan pedidikan life skill, namun pernyataan tersebut sudah jelas bahwa tujuan
utama dari pendidikan life skill adalah untuk menyiapkan peserta didik untuk
melangsungkan kehidupannya agar mampu, sanggup dan terampil dalam
perkembangan global yang akan datang, serta dengan pendidikan life skill mampu
meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata.

6
2.3 Kelebihan dan kelemahan life skills education
Kelebihan dalam model pembelajaran kecakapan antara lain:

 Siswa akan berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar


 Siswa mengalami proses untuk mendapatkan konsep,rumusan atau
keterangan tentang sesuatu sehingga siswa dapat memahaminya
 Dapat memungkinkan siswa untuk mengembangkan sikap ilmiahnya dan
dapat merangsang rasa ingin tahu pada diri siswa
 Siswa akan memperoleh pengertian yang benar-benar dihayati karena
siswa sendiri menemukkan konsep atau generalisasi dari hasil
pekerjaannya sendiri
 Dapat memunculkan pengertian siswa tentang suatu konsep atau prinsip
lebih mantap sehingga memungkinkan siswa untuk dapat menerapkannya
dalam masalah lain yang relevan
 Siswa dilatih dalam kegiatan yang diperlukan oleh seorang sains
 Kemungkinan yang besar siswa dalam dapat memanfaatkan lingkungan
secara maksimal sebagai sumber belajar.
Kelemahan dalam pendekatan life skills education:

 Pelaksanaan kegiatan ini memakan waktu lama dan belum ada kepastian
bahwa siswa akan tetap bersemangat
 Tingkat kesiapan intelektual siswa harus diperhitungkan sebab akna
mempengaruhi hasilnya serta tidak semua siswa diharapkan menjadi
penemu
 Kelas harus lebih kecil,jumlah siswanya harus sedikit sebab setiap
individu memerlukkan perhatian
 Perencanaan harus benar-benar teliti agar mudah dikerjakkan oleh siswa
serta menjamin keselamatan kerja siswa
 Sulit membawa siswa untuk turut aktif mengambil bagian secara merata
 Kurang ada jaminan bahwa setiap individu akan sampai pada tujuan yang
telah diharapkan

2.4 Hubungan mata pelajaran life skills dan kehidupan nyata

Hubungan antara mata pelajaran, life skil, dan kehidupan nyata(Mujakir: 2012)

Pertama dilakukan identifikasi kecakapan hidup yang diperlukan untuk


menghadapi Pertama dilakukan identifikasi kecakapan hidup yang diperlukan
untuk menghadapi kehidupan nyata masyarakat.Dari kecakapan hidup yang
teridentifikasi tersebut selanjutnya masalah pokok bahasan atau topik keilmuan
yang diperlukan yang selanjutnya dikemas dalam bentuk mata pelajaran. Dari sisi
pemberian bekal bagi peserta didik ditunjukkan dengan anak panah bergaris tegas,
yaitu apa yang dipelajari pada setiap mata pelajaran diharapkan dapat membentuk

7
kecakapan hidup yang artinya diperlukan pada saat yang bersangkutan
menghadapi kehidupan nyata di masyarakat (Mujakir: 2012). Oleh karena itu,
diperlukan adanya kemampuan dan kemauan untuk merumuskan suatu tindakan
sistematis untuk masa mendatang.Perencanaan wajib ada di dalam setiap program
atau kegiatan dan harus terkonsep secara jelas. Program perencanaan pendidikan
karakter dilakukan secara terintegrasi baik di dalam kegiatan pembelajaran, di luar
kegiatan pembelajaran, integrasi dalam program pengembangan diri, kegiatan
ekstrakurikuler, pengembangan budaya sekolah, dan tidak lupa terintegrasi di
dalam setiap mata pelajaran (Citrapujiyati: 2017).
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka mata pelajaran merupakan alat,
sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah kecakapan hidup.Karena kecakapan
hidup itulah yang dibutuhkan manusia untuk melangsungkan hidupnya sebagai
individu yang mandiri, anggota masyarakat, serta warga negara.Sedangkan
kompetensi yang dicapai pada mata pelajaran tersebut hanyalah kompetensi antara
untuk mewujudkan kemampuan nyata yang diinginkan yaitu life skill.

Beberapa prinsip pelaksanaan life skills education:


1. Etika sosio religius bangsa yang berdasarkan nilai-nilai pancasila dapat
diintegrasikan
2. Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know,learning to
do,learning to be,learning tolive together and learning to cooperate
3. Pengembangan potensi wilayah dapat direfleksikan dalam
penyelenggaraan pendidikan
4. Penetapan manajement berbasis masyarakat,kolaborasi semua unsur terkait
yang ada dalam masyarakat
5. Paradigma dan school for work dapat menjadi dasar kegiatan pendidikan
sehingga memiliki pertautan dengan dunia kerja
6. Penyelenggaraan pendidikan harus senanatiasa mengarahkan peserta didik
agar membantu mereka untuk menuju hidup sehat dan
berkualitas,mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dan
memiliki akses untuk mmapu memenuhi standar hidupnya secara layak.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 simpulan

Ketrampilan belajar merupakan salah satu potensi dan tugas asasi manusia yang
kualitas dan kualitasnya dipengaruhi oleh faktor eksternal.tujuan akhir dari
ketrampilan belajar ialah kemampuan memecahkan masalah secara tanggung
jawab.Pendidikan berdasarkan sistem broad based education ialah konsep
pendidikan yang memacu life skills yang tujuan untuk mengakomodasi kebutuhan
pendidikan masyarakat dalam rangka memperoleh pekerjaan yang layak sesuai
dengan standar hidup.secara konseptual,kecakapan hidup adalah urutan pilihan
yang memperkuat kehidupan psikologis yang dibuat seseorang dalam bidang
ketrampilan spesifik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Desy Arischa. "PEMBELAJARAN LIFE SKILL DENGAN


METODE BELAJAR BERSAMA ALAM (BBA) DI SD ALAM
HARAPAN KITA KLATEN." FIP, 2018.

Hermawan, Ruswandi. "Life Skills” Yang Relevan Untuk Keperluan Pendidikan


Di Sekolah." Jurnal Administrasi Pendidikan 1.1 (2003).

http://bakul-ilmu.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran-kecakapan-
hidup.html?m=1

http://rusydi12.blogspot.com/2017/03/konsep-dasar-kecakapan-hidup-life-
skill.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai