Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN
PRODI S1 PS - FIS

SKOR NILAI :

REKAYASA IDE
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

DI SUSUN OLEH :
NAMA : LATIKA DELVI
NIM : 3213121054
KELAS : A REGULER 21
DOSEN PENGAMPU : FAHRUR ROZI,S.Pd, M.Pd
MATA KELUAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

i
ABSTRAK

Dapat kita ketahui sebelumnya bahwa konsep pendidikan seumur hidup


ini sebenarnya sudah diterapkan sejak lama,  Bahkan sejak zaman kenabian
sampai-sampai ada hadis yang mengatakan “Tuntutlah ilmu dari buaian
sampai ke liang lahat”.  Yang mana artinya di sini bahwa dalam menuntut
ilmu tidak ada batasan usia ataupun batasan waktu dari ketika dia dilahirkan
sampai kemudian dia meninggal . Dan ilmu dalam hal ini yang dimaksud
adalah ilmu formal, informal, dan nonformal. Sehingga ilmu tersebut tidak
hanya didapatkan dari bangku sekolah namun juga bisa didapatkan dari
lingkungan sekitar, lingkungan keluarga, dan di manapun kita berada, kapan
pun dan dengan siapa pun itu. Selain itu juga karena manusia adalah makhluk
yang selalu ingin kebutuhannya terpenuhi, dan setelah kebutuhan tersebut
terpenuhi mereka ingin mencari kebutuhan yang lain. Hal inilah yang
mengakibatkan bahwa ilmu itu penting kepada manusia agar mereka dapat
mengatur kemauan mereka sesuai apa yang sudah dipelajari oleh mereka,
yang sudah didapat dan sudah dipahami, sehingga mereka bisa membuat skala
prioritas. Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan
potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yakni
seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara
potensial keseluruhan potensi manusia di isi kebutuhannya supaya
berkembang secara wajar. Dalam tulisan ini saya akan mengkaji tentang apa
itu pendidikan seumur hidup, bagaimana konsep dan hakekat pendidikan
seumur hidup serta implikasi dan pentingnya pendidikan seumur hidup.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


atas berkah dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan tugas REKAYASA IDE
Filsafat Pendidikan dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari disusunnya
REKAYASA IDE ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan,
yang mana rekayasa ide ini membahas tentang Pendidikan Seumur Hidup.
Selain itu saya juga berharap dengan adanya REKAYASA IDE ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa di jadikan rujukan referensinya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Filsafat
Pendidikan, Bapak FAHRUR ROZI,S.Pd, M.Pd yang telah membimbing saya
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan REKAYASA IDE ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, karena
memang saya menyadari bahwa masih minimnya pengetahuan saya. Maka dari
itu saya berharap ada kritik dan saran yang membangun dari pembaca

Naga Dolok, 16 November 2021


Hormat Saya,

Latika Delvi
(3213121054)

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK..............................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya Rekayasa Ide...................................1
B. Tujuan Rekayasa Ide........................................................1
C. Manfaat Rekayasa Ide.......................................................1
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN............................................2
A. Permasalahan Umum Kepemimpinan.....................................2
B. Identifikasi Permasalahan..................................................2
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN................................................4
A. Pengertian pendidikan seumur hidup.....................................4
B. Konsep pendidikan seumur hidup.........................................5
C. Hakikat pendidikan seumur hidup.........................................5
D. Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan.......7
E. Pentingannya pendidikan seumur hidup..................................7
BAB IV PENUTUP.....................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................10
B. Rekomendasi..................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya Rekayasa Ide
Pentingnya melakukan rekayasa ide ini adalah ketika kita hendak
mencari referensi bacaan tentang hakekat pendidikan seumur hidup
misalnya, pasti banyak sekali jurnal atau artikel yang merekomendasikan.
Hal ini yang membuat kita menjadi merasa bingung ketika dihadapkan
oleh banyak jurnal dan artikel. Padahal kita hanya ingin mencari isinya
atau inti sarinya saja. Maka dari itu dibuatlah rekayasa Ide ini untuk
meringkas ataupun membuat intisari dari pendidikan seumur hidup itu
sendiri agar memudahkan para pembaca dalam mencari referensi
bacaan. 

B. Tujuan Rekayasa Ide


Terkadang ketika kita mendengar kalimat pendidikan seumur hidup
pasti pemikiran kita tentang sekolah. Maka dari itu adapun tujuan dari
dilakukannya rekayasa ide ini di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Agar mengetahui pengertian pendidikan seumur hidu
2. Untuk mengetahui konsep pendidikan seumur hidup
3. Untuk mengetahui hakikat pendidikan seumur hidup
4. Untuk mengetahui implikasi pendidikan seumur hidup pada
program pendidikan
5. Untuk mengetahui pentingannya pendidikan seumur hidup

C. Manfaat Rekayasa Ide


Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penulisan rekayasa ide ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan penulis tentang membuat laporan rekayasa
ide
2. Menambah wawasan para pembaca dan penulis tentang pendidikan
seumur hidup
3. Sebagai referensi atau rujukan untuk memahami lebih dalam
mengenai pendidikan seumur hidip.

1
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. Permasalahan Umum
Manusia adalah makhluk yang konsumtif, yang keinginannya selalu ingin
dituruti dan dipenuhi seiring berjalannya waktu, itu tidak pernah merasa
puas atas apa yang sudah dimiliki, dan biasanya memiliki sifat plagiat yang
suka ikut-ikutan terhadap apa yang trend pada saat ini. Maka dari itu untuk
memenuhi keinginan manusia yang tiada hentinya itu,manusia  dituntut untuk
terus belajar. Dengan belajar mereka sudah melakukan yang namanya
pendidikan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus meningkat
otomatis manusia juga akan terus belajar, dengan dia belajar maka dia sudah
melakukan pendidikan seumur hidupnya. Karena setiap manusia pasti selalu
mempunyai keinginan terus-menerus, sehingga dia juga harus belajar secara
terus-menerus sepanjang hidupnya. Namun banyak orang yang mengartikan
bahwa pendidikan seumur hidup ini berarti harus pendidikan dalam bangku
sekolah. Padahal nyatanya tidak, pendidikan seumur hidup ini tidak harus di
bangku sekolah. Dimanapun dan kapanpun serta bersama siapapun dia sudah
melakukan pendidikan seumur hidup ketika dia mempunyai keinginan dan
terus berusaha untuk memenuhinya dengan cara belajar. Implementasi
pendidikan seumur hidup ini biasanya berlangsung pada ada lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat sehingga tanggung jawab dari
pendidikan seumur hidup ini berada pada tiga komponen tersebut.
Yang menjadi permasalahannya di sini adalah, banyak orang yang tidak
memahami tentan pendidikan seumur hidup ini. Maka sangat perlu hal ini di
kaji untuk menambah pengetahuan mereka yang masih meraba-raba tentang
apasih sebenarnya pendidikan seumur hidup itu, dan bagaimana sih
penerapannya.

B. Identifikasi Permasalahan
1. Masih banyak orang yang belum mengetahui tentang pendidikan seumur
hidup ini. Mereka mengira bahwa pendidikan hanya bisa di dapatkan di
bangku sekolah saja sehingga mereka tidak menginginkan yang namanya

2
pendidikan seumur hidup. Padahal hal pendidikan yang kita ketahui ada
yang namanya pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan
nonformal. Maka dari itu perlunya kita mengetahui tentang pengertian
dari pendidikan sepanjang hidup itu adalah pendidikan yang seperti apa.
2. Setelah kita mengetahui tentang pengertian pendidikan seumur hidup,
pastilah akan muncul pertanyaan lagi tentang konsep pendidikan seumur
hidup itu yang seperti apa dan bagaimana
3. Kemudian muncul lagi beberapa pertanyaan tentang bagaimana hakekat
pendidikan seumur hidup dalam kehidupan ini
4. Kemudian tentang bagaimana implikasi pendidikan seumur hidup ini dalam
program pendidikan, apakah sama kenyataannya dengan pendidikan
seumur hidup pada lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat
5. Yang terakhir akan timbul pertanyaan tentang mengapa kita harus terus
belajar selama hidup kita. Apa pentingnya pendidikan seumur hidup ini
bagi kita para manusia.

3
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDKAN SEPANJANG HIDUP
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 )
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat[ CITATION Jok20 \l 1033 ]. Sedangkan pendidikan
sepanjang hayat (Lifelong Education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti
hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.
Pendidikan sepanjang hayat menjadi lebih tinggi urgensinya pada saat ini
karena manusia perlu terus menerus menyesuaikan diri supaya dapat tetap
hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya yang selalu berubah
[ CITATION Gir16 \l 1033 ].
Dapat saya simpulkan disini bahwa ada keterkaitan, yaitu tentang
pendidikan yang merupakan proses untuk mendapatkan sesuatu sehingga
seseorang itu harus belajar. Yang kita ketahui bahwa manusia itu adalah
makhluk yang memiliki sangat banyak kemauan dan kebutuhan yang tidak
pernah berhenti sampai akhir hayatnya, maka dari itu pentingnya bagi
manusia belajar
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita
harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh
masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah ruang
(kelas), tetapi belajar bukan hanya berada dalam ruangan saja melainkan
belajar disemua tempat, semua situasi, dan semua hal. Dalam Pendidikan
atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar
diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam diri manusia. Dalam
belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan berlangsungnya
kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup,
mengamankan hidup dan menghindari pengerusakan hidup. Pendidikan
tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah

4
proses masa sekolah yang berlangsung sepanjang hidup [ CITATION Nel16 \l
1033 ].
Dapat kita ketahui bahwa sebenarnya pendidikan seumur hidup itu bukan
kita dapatkan dari sekolah saja, namun kita juga aka bisa mendapatkan nya
melalui lingkungan kita, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
lingkungan pertemanan, dan dengan siapa pun kita. Karena ketika kita mulai
berinteraksi dengan seseorang, maka disitu kita akan mulai menanggapi
perkataannya, dengan kegiatan menanggapi tersebut kita sudah termasuk
melakukan pendidikan sepanjang hayat. Atau ketika kita sedang tertimpa
suatu masalah, pada permasalahan itu kita di tuntuk untuk berfikir, maka
ketika kita berfikir untuk mecari solusinya, kita sudah mulai melakukan
pendidikan sepanjang hayat.

B. KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP


Konsep pendidikan seumur hidup memandang pendidikan sebagai satu
sistem yang menyeluruh yang di dalamya terkandung prinsip-prinsip
pengorganisasian untuk pengembangan pendidikan. Dalam kehidupan peranan
pendidikan atau  belajar sepanjang hayat diperlukan oleh setiap orang,
karena dalam belajar sepanjang hayat menjadi alat untuk membangun
keseimbangan antara belajar dan bekerja serta adaptasi yang terus-menerus
untuk sejumlah pekerjaan dan untuk pelaksanaan kewarganegaraan yang
aktif [ CITATION Nel16 \l 1033 ].
Dalam konsep pendidikan ada beberapa pengetahuan yang harus dilakukan
atau yang merupakan sebagai landasan. Yaitu dimana seseorang harus belajar
untuk menguasai pengetahuan. Kemudian setelah mengetahui hal tersebut
dia harus mampu mempraktikan dari apa yang sudah di pelajari. Kemudian
dalam bermasyarakat yang memiliki banyak keragaman, dia harus bisa
berbaur dan berinteraksi secara baik dengan orang-orang di sekitarnya serta
bijak dan tidak membeda-bedakan. Kemudian manusian itu belajar menjadi
seseorang yang bermanfaat untuk banyak orang. Dan karena pendidikan itu
menyatu dalam hidup, maka proses belajar juga harus menyatu selama
manusia hidup.

5
C. HAKIKAT PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Hakikat pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun yang rohaniah, menumbuh
suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan sang pencipta, dengan
manusia, dan dengan alam. Belajar merupakan tugas semua manusia dari
yang tua - muda, yang besar - kecil, kaya - miskin semua mempunyai tugas
tersebut. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar,  belajar
menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal merupakan
kenyataan kehidupan sehari - hari dari dahulu sudah dapat dilihat  bahwa
pada hakikatnya orang belajar sepanjang hidup, meskipun dengan cara yang
berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Tiga komponen yang saling
berhubungan satu dengan lainnya, yaitu individu, masyarakat, dan lingkungan
fisik. Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai
segera setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal
dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu,
proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses
perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar
kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi
antara orang tua sampai anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua
akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan
pendidikan terhadap anaknya.
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah
merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua
setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan
sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan
belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus
mencerminkan kehidupan sekelilingnya karena sekolah tidak boleh dipisahkan
dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan
budayanya. Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan
suatu keharusan, karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi
perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh

6
keluarga. Materi yang diberikan di sekolah berhubungan langsung dengan
pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan
langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangan
kecakapan-kecakapan tertentu yang langsung dapat dirasakan dalam
pengisian tenaga kerja.
Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang
diselenggarakan di luar keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini
menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta
praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.

D. IMPLIKASI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP PADA PROGRAM PENDIDIKAN


 Pendidikan Realisasi baca tulis fungsional memuat dua hal yaitu:
- Memberi kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang
fungsional bagi anak didik.
- Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk
mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.
- Pendidikan Vokasional. Pendidikan vokasional adalah program
pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia.
- Pendidikan profesional.
 Pendidikan dalam upaya mencetak golongan profesional yang mampu
mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan yaitu:
- Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar
mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan.
- Pendidikan dalam upaya penguasaan pendidikan kewarganegaraan dan
kedewasaan politik bagi setiap warga negara.
- Pendidikan dalam upaya menciptakan masyarakat yang mampu
memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, kesastraan, filsafat
hidup, seni dan musik bangsa sendiri.

E. PENTINGANNYA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Pendidikan itu sangat di butuhkan, kemana pun kita pergi pasti yang di
cari orang adalah manusia yang berpendidikan, yang cakap. Ingat yan, perlu di

7
pertegas sekali lagi bahwa berpendidikan bukan berarti dia yang menguasai
banyak mata pelajaran disekolah, tapi dia yang mampu memahami dan
menyelesaikan masalah yang tengah di hadapi dirinya.

Hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup: Pendidikan


seumur hidup yaitu pembentukan sistem pendidikan yang berfungsi sebagai basic
untuk memperoleh ketrampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak
berarti mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat
meningkatkan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi
hal terpenting adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar
pembenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi.
Keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh
pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya
bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestarikan
ketidakadilan. Keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu
silam. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang
memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani
keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan
pendidikn seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas
sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa.
Pendidikan seumur hidup berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peran
sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyelesaian
terhadap perubahan hubungan antar mereka atau orang lain. Teknologi
menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada
meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin
banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat kenudiaan dan materialisme
menjiwai nilai-nilai budaya dan spritual serta berakibat pula kerenggangan dan
keterasingan manusia yang satu dengan yang lainnya. Pendidikan vocational
diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal dan terampil untuk
menghadapi tantangan masa depan. Orang dewasa mengalami efek cepatnya
perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan
sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal
perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah

8
apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup. Masa anak-
anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik
tersendiri bukan semata-mata masa penantian untuk memasuki periode anak-
anak, remaja dan dewasa. Masa anak-anak awal merupakan basis untuk
perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu
pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi
perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya
[ CITATION Nel16 \l 1033 ].

9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat saya simpulkan pada hasil rekayasa ide saya kali ini bahwa
pentingnya pendidikan itu sangat tergambar jelas dalam tulisan ini.
Pendidikan sepanjang hayat tidak harus kita dapatkan dalam bangku
sekolah. Karena terlalu kecil rasanya kalau pendidikan hanya di artikan
dalam belajar yang dilakukan di dalam kelas. Karena sejatinya manusia
ini pasti akan terus belajar, belajar dari masa lalu, belajar dari
kesalahan, belajar untuk beradaptasi,belajar untuk memahami dirinya
sendiri. Namun dengan adanya belajar formal yang dilakukan di sekolah
itu dapat menambah pendidikan para peserta didik, karena nanti ketika
mereka beranjak dewasa akan menemukan banyak persoalan, mereka
juga akan membutuhkan suatu pendidikan, maka dari itu pendidikan itu
sangat perlu. Pendidikan sepanjang hayat ini memang benar adanya dan
sudah di akui dari dahulu bahkan nabi juga menghadiskannya.

B. Rekomendasi
Setelah membaca laporan itu, saya menyarankan kepada pembaca
untuk selalu melakukan suatu pendidikan dan menerapkannya sampai
dengan akhir hayatnya. Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China, yang
artinya menuntut ilmu tidak mengenal batasan jarak jauh. Saya juga
berharap kepada pembaca setelah membaca laporan ini, kiranya kita
menjadi punya suatu tekad ataupun niat untuk terus menuntut ilmu
Saya mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan ini, saya
berharap ada kritk dan masukan kepada saya, sehingga saya dapat
memperbaik tulisan saya untuk kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, J. (20, 4 15). Pengertian Pendidikan Menurut Ahli.

Pambudi, G. W. (2016, 12 3). Makalah Pendidikan Sepanjang Hayat.

Rolliya, N. (2016, 6 15). pendidikan seumur hidup.

11

Anda mungkin juga menyukai