Anda di halaman 1dari 21

EMPAT PILAR PENDIDIKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN

PENDIDIKAN DAN BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Luar
Sekolah.
Dosen Pengampu : Ida Nurchamidah, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok : 3 (Tiga)


1. Hasan Anwar ( )
2. Muhammad Feri Fadli (11910219)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Berkat
Rahmat Dan Hidayah-Nya Kami Dari Kelompok III Dapat Menyelesaikan
Makalah Yang Berisi Tentang Pendidikan Sepanjang Hayat. Makalah Ini Dapat
Membantu Kita Untuk Lebih Mengetahui Lebih Dalam Mengenai Pendidikan
Sepanjang Hayat.
Di Dalam Makalah Ini, Kami Mengambil Informasi Dari Internet Yang
Menjadi Panduan Kami Untuk Mengerjakan Makalah Tersebut. Terlepas Dari
Semua Itu, Kami Juga Meminta Maaf Jika Di Dalam Makalah Masih Ada
Kekurangan Baik Dari Segi Susunan Kalimat Maupun Tata Bahasanya. Oleh
Karena Itu, Dengan Tangan Terbuka Kami Menerima Segala Kritik Dan Saran
Dari Pembaca Agar Kami Dapat Memperbaiki Makalah Ini.
Akhir Kata, Kami Berharap Semoga Makalah Tentang Pendidikan Sepanjang
Hayatini Dapat Memberikan Manfaat Danbisa Menjadi Inpirasi Bagi Pembaca.

Semarang , 25September 2022


Penyusun

Kelompok III

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................4
C. Tujuan Dan Manfaat..................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................5
A. Pengertian Pendidikan...............................................................5
B. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat...................................6
C. Dasar Pikiran Pendidikan Sepanjang Hayat..............................7
D. Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat...............................9
E. Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat........................................9
F. Empat Pilar Pendidikan UNESCO Mengenai Pendidikan
sepanjang Hayat......................................................................10
G. Alasan Pentingnya Pendidikan Sepanjang Hayat....................12
H. Kelemahan Pendidikan Sepanjang Hayat...............................15
BAB III PENUTUP...........................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................18
B. Saran........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita Telah Terbiasa Untuk Membicarakan Pendidikan Sebagai Suatu Usaha
Untuk Memberi Bekal Kepada Anak Agar Ia Pada Suatu Ketika Dalam Hidupnya
Dapat Berdiri Sendiri Dan Dapat Memikul Tanggung Jawab Atas Segala
Perbuatannya Di Lingkungan Masyarakat.
Mendidik, Berarti Mengantarkan Anak Yang Belum Dewasa Ke Tingkat
Kedewasaan. Sesudah Tingkat Ini Tercapai, Orang Beranggapan Bahwa Usaha
Pendidikan Yang Menjadi Tugas Orang Tua Dan Guru Selesailah, Kemudian Si
Anak Yang Sudah Dewasa Itu Dianggap Mampu Atas Kekuatan Sendiri, Tanpa
Bantuan Orang Tua Atau Guru Dalam Menghadapi Segala Sesuatu Di Dalam
Hidupnya. Memang, Usia Sebelum Dewasa Merupakan Suatu Periode Dimana
Anak Dihadapkan Pada Sekian Banyak Hal Yang Karena Kurangnya
Pengetahuan, Pengertian, Dan Pengalaman Yang Harus Diatasi, Tidak Mungkin
Diselesaikan Sendiri. Itulah Sebabnya Orang Berpendapat Bahwa Disinilah
Pendidikan Mempunyai Peranan Yang Sangat Penting.
Dewasa Ini, Perwujudan Masyarakat Untuk Belajar Belum Ada Peningkatan
Seperti Yang Diharapkan. Banyak Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Untuk
Mewujudkan Pendidikan Yang Merata, Yang Melingkupi Semua Lapisan
Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam Upaya
Ini Dibutuhkan Pula Campur Tangan Dari Masyarakat Itu Sendiri. Karena Tanpa
Kedasaran Dan Kerjasama Masyarakat, Perwujudan Masyarakat Belajar Tidak
Akan Tecapai. Pendidikan Tidak Hanya Diperoleh Dari Sekolah, Melainkan Dari
Kesadaran Masyarakat Untuk Belajar Antara Lain Melalui Membaca, Internet,
Pengalaman, Dan Lain-Lain.
Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat Dalam Mewujudkan Masyarakat
Belajar Sangat Memberikan Kontribusi Bagi Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia. Dengan Peningkatan Tersebut, Harkat Dan Martabat Masyarakat Dapat
Terangkat Di Mata Dunia. Oleh Sebab Itu, Perlu Adanya Pemerataan Pendidikan

3
Yang Tidak Hanya Didapat Dari Sekolah, Namun Juga Dapat Terwujud Dalam
Perpustakaan Umum Untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pendidikan?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Pendidikan Sepanjang Hayat?
3. Apa Saja Dasar Pikiran Pendidikan Sepanjang Hayat?
4. Apa Saja Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat?
5. Apa Saja Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat?
6. Apa Saja Empat Pilar Pendidikan UNESCO Mengenai Pendidikan
Sepanjang Hayat?
7. Apa Saja Alasan Pentingnya Pendidikan Sepanjang Hayat?
8. Apa Saja Kelemahan Pendidikan Sepanjang Hayat?

C. Tujuan Dan Manfaat


1. Mengetahui Pengertian Pendidikan.
2. Mengetahui Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat.
3. Mengetahui Dasar Pikiran Pendidikan Sepanjang Hayat.
4. Mengetahuikarakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat.
5. Mengetahuitujuanpendidikan Sepanjang Hayat.
6. Mengetahui Empat Pilar Pendidikan UNESCO Mengenai Pendidikan
Sepanjang Hayat.
7. Mengetahuialasan Pentingnya Pendidikan Sepanjang Hayat.
8. Mengetahui Kelemahan Pendidikan Sepanjang Hayat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pengertian Pendidikan Secara Etimologis :
Pendidikan Berasal Dari Kata Dasar Didik, Mendapat Imbuhan  Pe-An,
Menjadi Kata Benda ‘Pendidikan’ Dan Kerja ‘Mendidik’ Pendidikan Berasal Dari
Bahasa Yunani Kuno Dengan Istilah :
‘Paedagogiek’: Seni Menuntun Anak.
‘Paedagogia’: Pergaulan Dengan Anak-Anak.
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli :
Crow And Crow
Pendidikan Adalah Proses Yang Berisi Aneka Macam Kegiatan Yang Cocok
Bagi Individu Untuk Kehidupan Sosialnya Dan Membantu Meneruskan Adat Dan
Budaya Serta Kelembagaan Sosial Dari Generasi Ke Generasi.
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan Adalah Usaha Menuntun Segala Kekuatan Kodrat Yang Ada
Pada Masa Anak, Baik Sebagai Individu, Manusia Maupun Sebagai Anggota
Masyarakat Agar Dapat Mencapai Kesempurnaan Hidup.
Driyarkara
Pendidikan Adalah Proses Pemanusiaan Manusia Muda.
Paulo Freire
Pendidikan Adalah Usaha Penyadaran Manusia.
Redja Mudyahardjo
Makna Pendidikan Bisa Dibagi 3: Luas, Sempit, Dan Luas Terbatas.
Makna Luas
Pendidikan Adalah Segala Pengalaman Belajar Yang Berlangsung Dalam
Segala Lingkungan Hidup Dan Sepanjang Hidup.
Makna Sempit
Pendidikan Adalah Segala Pengaruh Yang Diupayakan Sekolah Tehadap
Anak.

5
Makna Luas Terbatas
Pendidikanadalah Usaha Sadar Yang Dilakukan Oleh Keluarga, Masyarakat,
Dan Pemerintah Melalui Kegiatan Bimbingan, Pengajaran, Dan Atau Latihan,
Yang Berlangsung Di Sekolah Dan Luar Sekolah.

B. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat


Dalam Arti Luas Pendidikan Sepanjang Hayat (Lifelong Education) Adalah
Bahwa Pendidikan Tidak Berhenti Hingga Individu Menjadi Dewasa, Tetapi
Tetap Berlanjut Sepanjang Hidupnya. Pendidikan Sepanjang Hayat Menjadi
Lebih Tinggi Urgensinya Pada Saat Ini Karena Manusia Perlu Terus Menerus
Menyesuaikan Diri Supaya Dapat Tetap Hidup Secara Wajar Dalam Lingkungan
Masyarakatnya Yang Selalu Berubah.
Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat Menurut Beberapa Pakar
Pendidikan, Antara Lain:
Delker (1974) Mengemukakan Bahwa Pendidikan Sepanjang Hayat Adalah
Perbuatan Manusia Secara Wajar Dan Alamiah Yang Prosesnya Tidak Selalu
Memerlukan Kehadiran Guru, Pamong, Atau Pendidik. Proses Belajar Tersebut
Mungkin Tidak Didasari Oleh Seseorang Atau Kelompok Bahwa Ia Atau Mereka
Telah Atau Sedang Terlibat Di Dalamnya. Kegiatan Belajar Sepanjang Hayat
Terwujud Apabila Terdapat Dorongan Pada Diri Seseorang Atau Kelompok
Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Dan Kepuasan, Serta Apabila Ada
Kesadaran Dan Semangat Untuk Belajar Selama Hayat Masih Di Kandung Badan.
Gestrelius (1977) Mengemukakan Bahwa Pendidikan Sepanjang Hayat
Mencakup Interaksi Belajar (Pembelajaran), Penentuan Bahan Belajar Dan
Metode Belajar, Lembaga Penyelenggara, Fasilitas, Administrasi, Dan Kondisi
Lingkungan Yang Mendukung Kegiatan Belajar Berkelanjutan. Dalam
Pendidikaan Ini Termasuk Pula Peranan Pendidik Dan Peserta Didik Yang Harus
Dan Saling Belajar, Pengelolaan Kegiatan Belajar, Dan Faktor-Faktor Lainnya
Yang Mendukung Terjadinya Proses Belajar.Disisilain Dari Pendidikan
Sepanjang Hayat Adalah Peluang Yang Luas Bagi Seseorang Untuk Terus Belajar

6
Agar Dapat  Meraih Keadaan Kehidupan Yang Lebih Baik.Adapun Hal-Hal Yang
Menyebabkan Dan Memungkinkan Hal-Hal Yang Demikian Itu Adalah :
Majunya Ilmu Dan Teknologi.
Produk-Produk Teknologi Yang Perlu Dipelajari Karena Terkait Dengan
Alat-Alat Kerja.
Bagi Mereka Yang Menggunakan Alat Kerja Berbasis Teknologi.
Perubahan Sosial Sebagai Dampak Majunya Ilmu Dan Teknologi.
Pendidikan Sepanjang Hayat Merupakan Jawaban Terhadap Kritik-Kritik
Yang Dilontarkan Pada Sekolah. Sistem Sekolah Secara Tradisional Mengalami
Kesukaran Dalam Menyesuaikan Diri Dengan Perubahan Kehidupan Yang Sangat
Cepat Dalam Abad Terakhir Ini Dan Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan-
Kebutuhan Atau Tuntutan-Tuntutan Manusia Yang Semakin Meningkat.
Pendidikan Di Sekolah Hanya Terbatas Pada Tingkat Pendidikan Sejak Kanak-
Kanak Sampai Dewasa, Tidak Akan Memenuhi Persyaratan-Persyaratan Yang
Dibutuhkan Dunia Yang Berkembang Sangat Pesat. Dunia Yang Selalu Berubah
Ini Membutuhkan Suatu Sistem Yang Fleksibel. Pendidikan Harus Tetap
Bergerak Dan Mengenal Inovasi Secara Terus-Menerus. Melalui Proses Belajar
Sepanjang Hayat Inilah Manusia Mampu Meningkatkan Kualitas Kehidupannya
Secara Terus-Menerus, Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu Dan Teknologi
Serta Perkembangan Masyarakat Yang Diakibatkannya Dan Budaya Untuk
Menghadapi Tantangan Masa Depan, Serta Mau Dan Mampu Mengubah
Tantangan Menjadi Peluang.

C. Dasar Pikiran Pendidikan Sepanjang Hayat


Ada Beberapa Cara Untuk Meninjau Dasar Pikiran Mengenai Pendidikan
Sepanjang Hayat, Diantaranya Yaitu:
Tinjauan Ideologis
Semua Manusia Dilahirkan Sama Dan Mempunyai Hak Yang Sama,
Khususnya Hak Untuk Memperoleh Pendidikan Dan Meningkatkan Pengetahuan
Dan Keterampilannya.
Tinjauan Ekonomis

7
Salah Satu Cara Keluar Dari Lingkaran Antara Kebodohan Dan Kemelaratan
Atau Kemiskinan Ialah Dengan Pendidikan Seumur Hidup.
Tinjauan Sosiologis
Salah Satu Masalah Pendidikan Di Negara Berkembang Adalah Pemborosan
Pendidikan Yang Disebabkan Oleh Sebagian Orang Tua Kurang Menyadari
Pentingnya Pendidikan, Putus Sekolah. Bahkan Tidak Sekolah Sama Sekali. Hal
Itu Dapat Mengakibatkan Tambahnya Jumlah Buta Huruf, Terutama Orang Tua
Yang Lahir Pada Zaman Yang Belum Berkembang Pesat Seperti Sekarang Ini.
Tinjauan Politis
Negara Kita Adalah Negara Demokrasi Di Mana Seluruh Warga Negara
Wajib Menyadari Hak Dan Kewajibannya Di Samping Memahami Fungsi
Pemerintah. Agar Politik Dan Demokrasi Pada Suatu Negara Dapat Berkembang
Dengan Baik Dan Tidak Ketinggalan Oleh Zaman.
Tinjauan Teknologis
Dengan Majunya Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Para Pemimpin, Teknisi,
Guru, Dan Sarjana Dari Berbagai Disiplin Ilmu Harus Senantiasa Menyusaikan
Perkembangan Ilmu Dan Teknologi Untuk Menambah Cakrawala Pngetahuan Di
Samping Keterampilan.
Tinjauan Psikologis Dan Pedagogis
Tidak Ayal Lagi Bahwa Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Berpengaruh Besar Terhadap Pendidikan Khususnya Konsep Dan Teknik
Penyampaiannya. Oleh Karena Perkembangan Ilmu Dan Teknologi Semakin Luas
Dan Komplek Maka Tidak Mungkin Segalanya Itu Dapat Diajarkan Kepada Anak
Di Sekolah.
Maka Dewasa Ini, Tugas Pendidikan Formal Yang Utama Adalah Bagaimana
Mengajarkan Cara Belajar, Menanamkan Motivasi Yang Kuat Kepada Anak
Untuk Belajar Sepanjang Hayatnya, Memberi Keterampilan Kepada Anak Untuk
Secara Lincah Menyesuaikan Diri Kepada Lingkungan Masyarakat Yang Dengan
Cepatnya Berubah-Ubah.

8
D. Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat
Adapun Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat Yaitu:
Hidup, Seumur Hidup, Dan Pendidikan Merupakan Tiga Istilah Pokok Yang
Menentukan Lingkup Dan Makna Pendidikan Seumur Hidup.
Pendidikan Tidaklah Selesai Setelah Berakhirnya Masa Sekolah, Tetapi
Merupakan Sebuah Proses Yang Berlangsung Sepanjang Hidup.
Pendidikan Seumur Hidup Tidak Diartikan Sebagai Pendidikan Orang
Dewasa, Tetapi Pendidikan Seumur Hidup Mencakup Dan Memadukan Semua
Tahap Pendidikan (Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Dan Sebagainya).
Pendidikan Seumur Hidup Mencakup Pola-Pola Pendidikan Formal Maupun
Pola-Pola Pendidikan Non-Formal.
Pendidikan Sepanjang Hayat Mampu Menghilangkan Tembok Pemisah
Antara Sekolah Dengan Lingkungan Kehidupan Nyata Di Luar Sekolah.
Pendidikan Sepanjang Hayat Mampu  Menempatkan Kegiatan Belajar
Sebagai Bagian Dari Proses Hidup Yang Berkesinambungan.
Pendidikan Sepanjang Hayat  Lebih Mengutamakan Pembekalan Sikap Dan
Metode Dari Pada Isi Pendidikan.
Pendidikan Sepanjang Hayat Mampu  Menempatkan Peserta Didik Sebagai
Individu Yang Menjadi Pelaku Utama Dalam Proses Pendidikan.
Pendidikan Seumur Hidup Memiliki Dua Macam Komponen Besar Yaitu
Pendidikan Umum Dan Pendidikan Professional. Komponen Tersebut Tidaklah
Berpisah Sama Sekali Antara Yang Satu Dengan Yang Lainnya. Tetapi, Saling
Berhubungan Dan Dengan Sendirinya Bersifat Interaktif.
Tujuan Akhir Pendidikan Seumur Hidup Adalah Mempertahankan Dan
Meningkatkan Mutu Hidup.

E. Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat


Adapun Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat Ialah Sebagai Berikut:
Mengembangkan Potensi Kepribadian Manusia Sesuai Dengan Kodrat Dan
Hakikatnya, Yakni Seluruh Aspek Pembawaannya Seoptimal Mungkin. Dengan

9
Demikian, Secara Potensial Keseluruhan Potensi Manusia Diisi Sesuai
Kebutuhannya Agar Dapat Berkembang Secara Wajar.
Mengembangkan Proses Pertumbuhan Dan Perkembangan Kepribadian
Manusia Bersifat Hidup Dan Dinamis Maka Pendidikan Wajar Berlangsung
Selama Manusia Hidup.
Menciptakan Belajar Untuk Hidup (Learning To Be) Dan Membentuk
Masyarakat Belajar (Learning Society)
Sebagai Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Yaitu Menyesuaikan Diri
Dengan Perubahan Positif Yang Terus Menerus Dan Berkembang Dalam
Sepanjang Kehidupan Manusia Dan Masyarakat Serta Menyiapkan Diri Guna
Mencapai Kehidupan Yang Lebih Baik Dimasa Yang Akan Datang.
Membangun Seseorang Untuk Meningkatkan Produktifitas Individu,
Organisasi, Tempat Kerja, Dan Negara.
Mampu Mengembangkan Potensi, Pengetahuan Dan Ketrampilan Yang
Dimilikinya.

F. Empat Pilar Pendidikan UNESCO Mengenai Pendidikan Sepanjang Hayat


Upaya Meningkatkan Kualitas Suatu Bangsa Tidak Ada Cara Lain Kecuali
Melalui Peningkatan Mutu Pendidikan. Berangkat Dari Pemikiran Itu UNESCO
Mencanangkan Empat Pilar Pendidikan Sekarang Dan Masa Depan Yaitu:
Learning To Know, Learning To Do, Learning To Be, Dan Learning To Live
Together.
Learning To Know
Pendidikan Pada Hakikatnya Merupakan Usaha Untuk Mencari Agar
Mengetahui Informasi Yang Dibutuhkan Dan Berguna Bagi Kehidupan.
Penguasaan Yang Dalam Dan Luas Akan Bidang Ilmu Tertentu, Termasuk Di
Dalamnya “Learning To How”. Untuk Mengimplementasikan “Learning To
Know” (Belajar Untuk Mengetahui). Guru Harus Mampu Menempatkan Dirinya
Sebagai Fasilitator. Di Samping Itu, Guru Dituntut Untuk Dapat Berperan Ganda
Sebagai Kawan Berdialog Bagi Siswanya Dalam Rangka Mengembangkan
Penguasaan Pengetahuan Siswa.

10
Learning To Do
Pendidikan Juga Merupakan Proses Belajar Untuk Bisa Melakukan Sesuatu
(Learning To Do). Proses Belajar Menghasilkan Perubahan Dalam Ranah
Kognitif, Peningkatan Kompetensi, Serta Pemilihan Dan Penerimaan Secara
Sadar Terhadap Nilai, Sikap, Penghargaan, Perasaan, Serta Kemauan Untuk
Berbuat Atau Merespon Suatu Stimulus. Pendidikan Membekali Manusia Tidak
Sekedar Untuk Mengetahui, Tetapi Lebih Jauh Untuk Terampil Berbuat Atau
Mengerjakan Sesuatu Sehingga Menghasilkan Sesuatu Yang Bermakna Bagi
Kehidupan. Belajar Untuk Mengaplikasi Ilmu, Bekerja Sama Dalam Team,
Belajar Memecahkan Masalah Dalam Berbagai Situasi. Sekolah Sebagai Wadah
Masyarakat Untuk Belajar Dengan Memfasilitasi Siswanya Untuk
Mengaktualisasikan Keterampilan Yang Dimiliki, Serta Bakat Dan Minatnya
Agar “Learning To Do” (Belajar Untuk Melakukan Sesuatu) Dapat
Terrealisasikan. Walaupun, Sesungguhnya Bakat Dan Minat Anak Dipengaruhi
Faktor Keturunan. Tetapi, Tumbuh Dan Berkembangnya Bakat Dan Minat Juga
Bergantung Pada Lingkungan. Seperti Yang Kita Ketahui Bersama Bahwa
Keterampilan Merupakan Sarana Untuk Menopang Kehidupan Seseorang Bahkan
Keterampilan Lebih Dominan Daripada Penguasaan Pengetahuan Semata.
Learning To Be
Penguasaan Pengetahuan Dan Keterampilan Merupakan Bagian Dari Proses
Menjadi Diri Sendiri (Learning To Be). Hal Ini Erat Sekali Kaitannya Dengan
Bakat, Minat, Perkembangan Fisik, Kejiwaan, Tipologi Pribadi Anak Serta
Kondisi Lingkungannya. Misalnya, Bagi Siswa Yang Agresifakan Menemukan
Jati Dirinya Bila Diberi Kesempatan Cukup Luas Untuk Berkreasi. Dan
Sebaliknya Bagi Siswa Yang Pasif, Peran Guru Sebagai Kompas Penunjuk Arah
Sekaligus Menjadi Fasilitator Sangat Diperlukan Untuk Menumbuhkembangkan
Potensi Diri Siswa Secara Utuh Dan Maksimal. Menjadi Diri Sendiri Diartikan
Sebagai Proses Pemahaman Terhadap Kebutuhan Dan Jati Diri. Belajar
Berperilaku Sesuai Dengan Norma Dan Kaidah Yang Berlaku Di Masyarakat
Serta Belajar Menjadi Orang Yang Berhasil. Belajar Untuk Dapat Mandiri,
Menjadi Orang Yang Bertanggung Jawab Untuk Mewujudkan Tujuan Bersama.

11
Pilar Ketiga Yang Dicanangkan UNESCO Adalah “Learning To Be” (Belajar
Untuk Menjadi Seseorang).
Learning To Live Together
Belajar Memahami Dan Menghargai Orang Lain, Sejarah Mereka Dan Nilai-
Nilai Agamanya. Terjadinya Proses “Learning To Live Together” (Belajar Untuk
Menjalani Kehidupan Bersama). Pada Pilar Keempat Ini, Kebiasaan Hidup
Bersama, Saling Menghargai,Terbuka, Memberi, Dan Menerima Perlu
Dikembangkan Disekolah. Kondisi Seperti Inilah Yang Memungkinkan
Tumbuhnya Sikap Saling Pengertian Antar Ras, Suku, Dan Agama. Dengan
Kemampuan Yang Dimiliki, Sebagai Hasil Dari Proses Pendidikan, Dapat
Dijadikan Sebagai Bekal Untuk Mampu Berperan Dalam Lingkungan Dimana
Individu Tersebut Berada, Dan Sekaligus Mampu Menempatkan Diri Sesuai
Dengan Perannya. Pemahaman Tentang Peran Diri Dan Orang Lain Dalam
Kelompok Belajar Merupakan Bekal Dalam Bersosialisasi Di Masyarakat
(Learning To Live Together).
Dengan Mengaplikasikan Pilar-Pilar Tersebut, Diharapkan Pendidikan Yang
Berlangsung Di Seluruh Dunia Termasuk Indonesia Dapat Menjadi Lebih Baik,
Namun Yang Menjadi Masalah Adalah Dunia Pendidikan Di Indonesia Yang Saat
Ini Masih Minim Fasilitas, Terlebih Lagi Di Daerah-Daerah Terpencil, Belum
Meratanya Fasilitas Pendidikan, Tentunya Akan Menjadi Halangan Bagi Siswa
Untuk Mengembangkan Diri Mereka. Oleh Karena Itu, Pendidikan Di Indonesia
Harus Diarahkan Pada Peningkatan Kualitas Kemampuan Intelektual Dan
Profesional Serta Sikap, Kepribadian Dan Moral. Dengan Kemampuan Dan Sikap
Manusia Indonesia Yang Demikian Maka Pada Gilirannya Akan Menjadikan
Masyarakat Indonesia Masyarakat Yang Bermartabat Di Mata Masyarakat Dunia.

G. Alasan Pentingnya Pendidikan Sepanjang Hayat


Pendidikan Sepanjang Hayat Diperlukan Untuk Meningkatkan Persamaan
Distribusi Pelayanan Pendidikan, Memiliki Implikasi Ekonomi Yang
Menyenangkan, Dan Esensial Dalam Menghadapi Struktur Sosial Yang Berubah
Terdapat Alasan-Alasan Kejuruan Untuk Menetapkannya Akan Menghantarkan

12
Peningkatan Kualitas Hidup. Gagasan Dasarnya Bahwa Pendidikan Harus
Dikonsepkan Secara Formal Sebagai Proses Yang Terus-Menerus Dalam
Kehidupan Individu, Mulai Dari Anak-Anak Sampai Dewasa. Di Dalam
Tulisannya, Cropley Dengan Memperhatikan Masukan Dari Sebagian Pemerhati
Pendidikan, Mengemukakan Beberapa Alasan Diperlukannya Pendidikan
Sepanjang Hayat, Antara Lain: Alasan Keadilan, Ekonomi, Faktor Sosial,
Perkembangan IPTEK, Dan Sifat Pekerjaan.
a) Alasan Keadilan
Terselenggaranya Pendidikan Sepanjang Hayat Secara Meluas Di Kalangan
Masyarakat Dapat Menciptakan Iklim Lingkungan Yang Memungkinkan
Terwujudnya Keadilan Sosial. Hinsen Menunjukan Konteks Yang Lebih Luas
Yaitu Dengan Terselenggaranya Pendidikan Sepanjang Hayat Yang Lebih Baik
Akan Membuka Peluang Bagi Perkembangan Nasional Untuk Mencapai Tingkat
Persamaan Internasional. Dalam Hubungan Ini, Bowle Mengemukakan Statemen
Bahwa Pada Prinsipnya Dapat Mengeliminasi Peranan Sekolah Sebagai Alat
Untuk Melestarikan Ketidakadilan Sosial.
b) Alasan Ekonomi
Tidak Dapat Dipungkiri, Alasan Ekonomi Merupakan Alasan Yang Sangat
Vital Dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Apalagi Di Negara Berkembang, Biaya
Untuk Perluasan Pendidikan Dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Hampir-
Hampir Tidak Tertanggulangi. Di Satu Sisi, Tantangan Untuk Mengejar
Keterlambatan Pembangunan Dirasakan, Sedangkan Di Sisi Lain Keterbatasan
Biaya Dirasakan Menjadi Penghambat. Tidak Terkecuali Di Negara Yang Sudah
Maju Teknologinya, Yaitu Dengan Munculnya Kebutuhan Untuk Memacu
Kualitas Pendidikan Dan Jenis-Jenis Pendidikan, Dan Mereka Merasa Berat
Beban Biaya Penyelenggaraan Pendidikan Tersebut. Dalam Hubungannya
Dengan Masalah Tersebut, Pendidikan Sepanjang Hayat Mendasarkan Diri Pada
Konsep Baru Dalam Pemrosesan Pendidikan Memiliki Implikasi Pembiayaan
Pendidikan Yang Lebih Luas Dan Lebih Longgar.

13
c) Alasan Faktor Sosial
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perubahan Peranan Keluarga, Remaja,
Dan Emansipasi Wanita Dalam Kaitannya Dengan Perkembangan IPTEK.
Perkembangan IPTEK Yang Demikian Pesat Yang Telah Melanda Negara Maju
Dan Negara-Negara Yang Sedang Berkembang Memberi Dampak Yang Besar
Karena Adanya Perubahan-Perubahan Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Nilai
Budaya. Seperti Berubahnya Corak Pekerjaan, Status Dan Peran, Hubungan
Sosial Pekerja Dengan Atasannya, Khususnya Bertambahnya Usia Harapan Hidup
Dan Menurunnya Jumlah Kematian Bayi, Dan Yang Tak Kalah Pentingnya Ialah
Berubahnya Sistem Dalam Peranan Lembaga Pendidikan. Fungsi Pendidikan
Yang Seharusnya Diperankan Oleh Keluarga, Dan Juga Fungsi Lainnya, Seperti
Fungsi Ekonomi, Rekreasi, Dan Lain-Lain, Lebih Banyak Diambil Alih Oleh
Lembaga-Lembaga, Organisasi-Organisasi Di Luar Lingkungan Keluarga,
Khususnya Oleh Sekolah. Jika Dahulu Masa Anak-Anak Dan Remaja Diartikan
Sebagai Masa Belajar Dalam Dunia Persekolahan, Sedangkan Dunia Orang
Dewasa Adalah Dunia Kerja, Kini Garis Batas Yang Memisahkan Kedua
Kelompok Usia Tersebut Sedang Menjadi Kabur.
d) Alasan Perkembangan IPTEK
Uraian Sebelumnya Telah Menjelaskan Betapa Luasnya Pengaruh
Perkembangan IPTEK Dalam Semua Sektor Pembangunan. Meskipun Diakui
Bahwa Pengaruh Tersebut Di Dalam Dunia Pendidikan Belum Sejauh Yang
Terjadi Pada Dunia Pertanian, Industri, Transportasi, Dan Komunikasi. Namun Di
Dalam Dunia Pendidikan Telah Menggejala Dalam Banyak Hal.
e) Alasan Sifat Pekerjaan
Kenyataan Menunjukkan Bahwa Perkembangan IPTEK Disatu Sisi Dalam
Skala Besar Menyita Pekerjaan Tangan Diganti Dengan Mesin, Tetapi Tidak
Dapat Dipungkiri Di Sisi Yang Lain Juga Memberi Andil Kepada Munculnya
Pekerjaan-Pekerjaan Baru Yang Menyerap Banyak Tenaga Kerja Dan Munculnya
Cara-Cara Baru Dalam Memproses Pekerjaan. Akibatnya Pekerjaan Menuntut
Persyaratan Kerja Yang Selalu Saja Berubah.

14
Pada Setiap Kejadian, Jika Proses Pendidikan Itu Merupakan Kehidupan Dan
Mengabdi Pada Pengembangan Diri, Maka Proses Itu Harus Mempunyai
Hubungan Positif Dengan Waktu Yang Dianggap Sebagai Faktor Yang
Konstruktif Dan Sama Sekalli Bukanlah Faktor Yang Destruktif. Pendidikan
Orang Dewasa Adalah Bentuk Pendidikan Yang Tidak Diharuskan. Dengan
Demikian Masa Pendidikan Yang Dipandang Secara Keseluruhan, Dan
Kemampuan Pendidikan Itu Untuk Memperbarui Diri, Tergantung Pada
Perkembangan Pendidikan Orang Dewasa.
Pendidikan Sepanjang Hayat Juga Muncul Sebagai Jalan Keluar Yang
Didapat Pada Salah Satu Masalah Kritis Masyrakat Modern Yaitu Masalah Yang
Timbul Dalam Hubungan Generasi Berbeda. Dalam Metode Pendidikan
Sepanjang Hayat, Mempelajari Cara Belajar Adalah Ini Sama Artinya Dengan
Melengkapi Manusia Dengan Sesuatu Yang Didapatnya Dari Perjalanan
Hidupnya Baik Bidang Intelektual Ataupun Budaya. Perkembangan Pendidikan
Sepanjang Hayat Juga Memiliki Rintangan. Rintangan Itu Ialah Sebuah Pilihan
Ketika Keturunan Dan Kekayaan Adalah Satu-Satunya Tolak Ukur Untuk
Keberhasilan. Pendidikan Sepanjang Hayat Merupakan Suatu Usaha Untuk
Menyesuaikan Dan Menyerasikan Berbagai Taraf Latihan Ini Sedemikian Rupa
Sehingga Tidak Bertantangan Dengan Dirinya Sendiri, Dengan Cara Menekankan
Kesatuan, Yakni Potensi Dan Perkembangan Individu.
Pendidikan Sepannjang Hayat Menuju Pada Sarana Pendidikan Yang Dapat
Mewujudkan Komunikasi Antara Kebutuhan Dan Pelajaran Tentang Kehidupan
Professional, Kebudayaan, Pembangunan Umum, Dan Berbagai Situasi. Mulai
Sekarang Dan Seterusnya Pendidikan Dapat Dipandang Sebagai Suatu Struktur
Yang Tersusun Rapi Dan Tiap Bagiannya Saling Tergantung Serta Hanya
Mempunyai Arti Jika Bagian Tersebut Berhubungan Dengan Bagian Yang Lain.

H. Kelemahan Pendidikan Sepanjang Hayat


Perkembangan Pendidikan Tidak Benar Jika Dikatakan Bahwa Tidak Ada
Perbaikan Dalam Kehidupan Kita Sebagai Bangsa, Cukup Banyak Perbaikan Atau

15
Kemajuan Yang Kita Capai Berkat Diselenggarakannya Kegiatan  Pendidikan
Sepanjang Hayat.
Permasalahannya Ialah Bahwa Laju Perbaikan Kehidupan Yang Kita Capai
Selama Ini Kalah Cepat Dengan Laju Perkembangan Berbagai Permasalahan
Yang Kita Hadapi. Disamping Itu, Kemajuan Yang Dicapai Oleh Negara Lain
Misalnya Negara – Negara Di ASEAN, Dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Rupanya Juga Lebih Pesat Dari Kemajuan Yang Kita Capai. Dari Dua Hal Inilah,
Kita Dapat Mengambil Kesimpulan Bahwa Pendidikan Sepanjang Hayat
Mempunyai Kelemahan – Kelemahan. Kelemahan – Kelemahan Tersebut
Diantaranya :
Kegiatan Pendidikan Non – Formal Yang Diselenggarakan Sekarang Ini
Masih Belum Dapat Menyentuh Seluruh Golongan Masyarakat. Masih Banyak
Kalangan Masyarakat Yang Tidak Mempunyai Kesempatan Ataupun Keinginan
Untuk Mengikuti Program Pendidikan Formal. Akibatnya Adalah Masih
Terlampau Banyak Kalangan Dalam Masyarakat Yang Tidak Terlibat Dalam
Usaha Untuk Memperbaiki Pola Kehidupan Bersama, Banyak Kalangan Dalam
Masyarakat Yang Dari Tahun Ke Tahun Hidup Dan Bekerja Dengan Pola Yang
Sama Atau Kurang Memadainya Pengetahuan Akan Pendidikan. Untuk
Mengatasi Kelemahan Ini Adalah Dengan Memperluas Jaringan Penerimaan
Pelayanan Pendidikan Sepanjang Hayat.
Program Pendidikan Yang Ada Kebanyakan Bersifat Kurang Komprehensif
Dan Dapat Dibagi Menjadi Dua Jenis, Yaitu Program
Vokasional Dan Programidiil. Program Vokasional Berusaha Memberikan
Berbagai Jenis Ketrampilan Kepada Para Peserta. Sedangkan Program Idiil
Berusaha Menanamkan Kesadaran Ideologis Kepada Para Peserta. Untuk
Keperluan Kemajuan Kehidupan Bangsa, Program Yang Bersifat Parsial Dan
Tidak Akan Memadai. Untuk Keperluan Ini, Yang Diperlukan Ialah Program
Pendidikan Yang Mempunyai Inti Dan Konteks. Bagian Inti Adalah Bagian Yang
Mengandung Materi Yang Dirancang Untuk Meningkatkan Kemampuan Para
Peserta Dalam Melaksanakan Suatu Pekerjaan, Suatu Vokasi Atau Profesi. Bagian
Konteks Adalah Bagian Yang Dirancang Untuk Meningkatkan Kesadaran Serta

16
Pengetahuan Para Peserta Mengenai Persoalan – Persoalan Dasar Yang Terdapat
Dalam Lingkungan Mereka, Baik Lokal, Nasional, Ataupun Global. Dengan
Program Yang Disusun Seperti Ini, Para Peserta Akan Dapat Memahami Apa
Yang Sebaiknya Mereka Lakukan Dibidang Pekerjaan Mereka Masing – Masing
Untuk Turut Mendorong Lingkungan Mereka Ketingkat Perkembangan Atau
Kemajuan Yang Lebih Tinggi.
Metode Atau Penyampaian Materi Pendidikan. Metode Atau Cara
Penyampaian Yang Digunakan Selama Ini Banyak Menekankan Penguasaan
Informasi Atau Materi, Dan Kurang Memperhatikan Masalah Penggunaan
Informasi Untuk Menyelesaikan Persoalan. Pemupukan Kemampuan Untuk
Menggunakan Suatu Perangkat Informasi Atau Materi Secara Kreatif Untuk
Menyelesaikan Suatu Masalah Yang Rasanya Masih Kita Abaikan Selama Ini.
Metode Pendidikan Yang Dipergunakan Selama Ini Baik Di Lembaga Pendidikan
Formal Maupun Di Lembaga Pendidikan Non-Formal Lebih Mengutamakan
Terbinanya Manusia-Manusia Patuh Dan Kurang Memikirkan Terbinanya
Manusia-Manusia Kreatif.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Sepanjang Hayat Masih Berada Dalam Terkonsep Seperti Asas
Yang Lain Misalnya Kebebasan, Keadilan, Dan Persamaan. Maka Dengan
Demikian, Pendidikan Sepanjang Hayat Tidak Nyata Selama Jangka Waktu Tidak
Berbatas Karena Masih Dalam Bentuk Peta Konsep. Jika Hasil Pemikiran
Tersebut Harus Timbul Dari Keadaan Tertentu Dan Harus Berwujud Dalam Arti
Sebenarnya, Maka Seharusnya Pemikiran Tersebut Disajikan Dengan Fakta Dan
Tindakan.
Tidak Dapat Disangkal Bahwa Pendidikan Sepanjang Hayat Belum Ada Di
Mana Saja Dengan Tujuan Sepenuhnya. Dalam Pemecahan Permasalahan Yang
Diterapkan Dapat Ditemukan Unsur Baru Yang Kemudian Membentuk Kerangka
Konseptual Tentang Pendidikan Baru. Jika Kita Tidak Mendapat Manfaat Dari
Pendidikan Orang Dewasa Atau Pendidikan Yang Diperoleh Dari Luar Sekolah,
Atau Seandainya Tidak Tersedia Sarana Pengajaran Yang Berlaku Dimana Saja,
Maka Pemikiran Tentang Pendidikan Sepanjang Hayat Mungkin Tidak
Mempunyai Arti Dan Bahkan Sudah Pasti Belum Mulai Terbentuk.
Sebaliknya, Jika Pendidikan Sepanjang Hayat Itu Memungkinkan, Maka
Mulai Sekarang Dan Seterusnya Pendidikan Sepanjang Hayat Merupakan Suatu
Harapan Yang Besar. Harapan Tersebut Terletak Pada Ketulusan Dan
Kemampuan Manusia Untuk Menjadi Orang Dewasa Yang Bertanggung Jawab
Atas Pemikirannya, Perasaan, Dan Haknya Untuk Menyaring, Bertindak Dengan
Anggapan Bahwa Daya Cipta Manusia Itu Tidak Terkikis Dari Awal, Baik
Karena Sifat Manusia Yang Tidak Ramah Ataupun Karena Saling Tidak
Menghormati Antar Hakikat Manusia Dan Keinginan Untuk Hidup Maju.

18
B. Saran
Dengan Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat Ini,Diharapkan Bisa Mengubah
Pandanganmasyarakat Bahwa Pendidikan Bukan Hanya Belajar Di Sekolah
Formal Saja, Melainkan Dapat Dilakukan Di Mana Saja Dan Kapan Saja.
Misalnya, Di Lingkungan Keluarga Dan Masyarakat. Untuk Mendukung Konsep
Tentang Pembelajaran Sepanjang Hayat, Dibutuhkan Peran Aktif Dari
Masyarakat Dan Pemerintah Agar Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat Dapat
Terealisasikan Dengan Baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Lengrand Paul.1981.Pendidikan Sepanjang Hayat.Diterjemahkan Oleh: Kelompok


Penterjemah Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan Yayasan Bhinneka
Tunggal Ika.Jakarta: PT.Gunung Agung
Https://Alfinmaulani407.Wordpress.Com/2016/06/06/Makalah-Pendidikan-
Sepanjang-Hayat/
Http://Kependidikanislam2010.Blogspot.Co.Id/2011/06/Peranan-Sekolah-Dalam-
Pendidikan.Html
Http://Richadnugroho.Blogspot.Co.Id/2014/08/Konsep-Pendidikan-Sepanjang-
Hayat.Html
Http://Dyahmayarikawati.Blogspot.Co.Id/2013/12/Makalah-Pendidikan-
Sepanjang-Hayat.Html

20

Anda mungkin juga menyukai