Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL

BUDAYA

Oleh:
Kelompok 3
Faiz Hanun Fadhillah
Fachri Adyatma Ayup
Ahmad Candra Dannurahman
Mohammad Ubaidillah Azzarkasi

Kelas 9E

SMP AL FURQAN JEMBER


2023
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… I
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Materi Pertama…………………..............................................................
2.1.1 Sub-Materi Pertama…………………………………………………
2.1.2 Sub-Materi Kedua…………………………………………………...
2.2 Materi Kedua……………………………..………………………….......
2.3 Materi Ketiga……………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman
dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia
termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai
Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa
Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa
penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus
hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga
negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata
tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia
sedari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan
bermanfaat.
Pancasila mengandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut
terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan
dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman
penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa,
budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan.
Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan
Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika. Pancasila membuat Indonesia
tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila

3
sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan 2 budaya dengan yang lain. Karena
ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang
ada di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah;
a. Bagaimana dampak positif Globalisasi terhadap perubahan sosial budaya?
b. Bagaimana dampak negative Globalisasi terhadap perubahan sosial budaya?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dampak positif Globalisasi terhadap perubahan sosial
b. Untuk mengetahui dampak negative Globalisai terhadap perubahan sosial

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dampak Positif Globalisasi Terhadap Perubahan Sosial Budaya

Dampak positif dari globalisasi budaya tersebut diantaranya adalah perubahan tata
nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional; berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
beraktivitas; dan mendorong untuk berpikir lebih maju dan tingkat kehidupan yang
lebih baik.

1. Efisiensi dan Efektivitas dalam Kehidupan Masyarakat


Apakah manfaat moda transportasi, seperti kereta api atau pesawat bagi
Masyarakat?Kemajuan moda transportasi memudahkan Masyarakat untuk
bepergian secara efektif dan efesien.Efektivitas dan efisiensi menunjukan dampak
positif globalisasi dalam kehidupan Masyarakat.Efektivitas berkaitan dengan
kemampuan memenuhi kebutuhan manusia dapat diperoleh dengan cepat dan
mudah.Efisiensi berkaitan dengan penghematan waktu.Kemajuan teknologi pada
era globalisasi mendorong tercapainy efektivitas dan efesiensi dalam kehidupan

2. Modernisasi
Sejak Pandemi Covid-19,kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring untuk
mencegah penyebaran penularan Covid-19.Guru dan peserta didik berinteraksi
dalam kegiatan pembelajaran tanpa terikat ruang dan waktu.Pembelajaran daring
dapat dilakukan menggunakan aplikasi video conference seperti zoom Cloud
Meeting,Visco Webex,atau Google meet.Kelas daring memudahkan peserta didik
memahami materi karena dapat mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber
belajar.

3. Keberadaan dan Pengamala n Sehari-hari


Pancasila bukan hanya sekadar simbol atau dokumen formal, tetapi juga harus
tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi
acuan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, politik, hukum, sosial, ekonomi,

5
dan budaya. Pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi tanggung jawab semua
warga negara Indonesia.

4. Bendera dan Lambang Negara


Pancasila secara visual juga menjadi bagian yang penting dalam simbol-simbol
nasional Indonesia. Lambang negara Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih
menunjukkan keberadaan Pancasila sebagai Dasar Negara yang dihormati dan
dijunjung tinggi.

Dengan demikian, Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tak tergoyahkan
sebagai Dasar Negara Indonesia. Pancasila menjadi landasan moral, ideologi, dan
identitas nasional yang menjadi pijakan untuk membangun masyarakat yang adil,
beradab, dan demokratis.

2.2 Pancasila Sebagai Dasar Hidup Bangsa

2.3 Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan


Hidup Bangsa Pada Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat universal, yakni berlaku
di manapun atau universal sehingga dapat diterapkan negara lain
kendati negara tersebut tidak menggunakan Pancasila sebagai dasar
negara, seperti dikutip dari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan oleh Edi Rohani.

Berikut nilai-nilai Pancasila yang terkandung pada sila 1 dan contohnya


dalam kehidupan sehari-hari.

1. Nilai Ketuhanan

Pancasila sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengandung nilai


ketuhanan. Dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan
Berbangsa dan Bernegara oleh Aa Nurdiaman, perwujudan nilai sila
pertama Pancasila ini antara lain:

a) Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang


Maha sempurna.
b) Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan
semua perintah-Nya, sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
6
c) Saling menghormati dan menoleransi antar pemeluk agama yang
berbeda-beda.
d) Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.

Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-nilainya


bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut merupakan
perwujudan dari aspirasi (citacita hidup bangsa) (Muzayin, 1992: 16). Pancasila memberikan
arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan
berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan

• Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam


kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.

• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung


unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama, budaya, dan adat istiadat.

• Weltanschauung lebih mengacu pada pandangan hidup yang bersifat praktis.


Driyarkara menegaskan bahwa weltanschauung belum tentu didahului oleh filsafat karena
pada masyarakat primitif terdapat pandangan hidup (Weltanschauung) yang tidak didahului
rumusan filsafat

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

8
.

DAFTAR PUSTAKA

Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.

Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.

Buku Lebih Dari Satu Edisi*)


Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Edisi ke-10).
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Penulis Dengan Beberapa Buku*)

9
Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: PT Gramedia.
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk
Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nama Penulis Tidak Diketahui / Lembaga*)


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2003). Panduan Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.

Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.

Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor*)


Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., & Abdullah, J. (2017). Physical and
Mental Health Challenges Found in the LGBTQI+ Population. In M. M.
Ginicola, C. Smith, & J. M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria, VA: American Counseling
Association.

Artikel Jurnal / Ensiklopedi*)


Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014). Positive Narrative Group
Psychotherapy: The Use of Traditional Fairy Tales to Enhance Psychological
Well-Being and Growth. Journal Psychology of Well-Being, 4 (13), 1-9.

Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)


Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L. C.,Asgaard,
G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG activation and
attention last for more than 31 days and are more severe with stress,

10
dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine and Tobacco
Research, 6, 249—267

Artikel Jurnal dengan DOI*)


Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer support marital status, and the
survival times of terminally ill patients. Health Psychology, 24, 225-229. doi:
10.1037/0278-6133.24.2.225

Artikel dalam Prosiding Online*)


Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, J. H., & Lent R. (2008). The
basic nonuniformity of the cerebral cortex. Proceedings of the National
Academy of Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1 073/pnas.Q80541 7105

Artikel dalam Prosiding Cetak*)


Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-touch surface using multiple
cameras. In J. Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P. Scheunders (Eds.),
Lecture Notes in Computer Science: Vol. 4678. Advanced Concepts for
intelligent Vision Systems (pp. 97—108). Berlin, Germany: Springer-Verlag.

Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.

Majalah Online*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. Diakses
dari: http//majalahmarketing.com//

Surat Kabar*)

11
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.

Skripsi/Tesis/Disertasi Tidak Terpublikasi*)


Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi Tidak Terpublikasi). Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai