Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH SOSIAL MEDIA TERHADAP PERUBAHAN

MORAL DAN AKHLAK DALAM MODERNISASI


BERAGAMA PADA ERA 5.0

Ditunjukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidiakan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Muhammad Haidlor Lc., M.Pd.I.

Penyusun:

Naimatus Sholiha 231710101004


Arza Zharfan Arviansyah 231710101016
Wanda Hamidatul Uluq 231710101022
Ananda Ulul Afkarina 231710101031
Yuni Nur Fadillah 231710101054
Erlangga Galih Nusantara 231710101079
Dia Ayu Citra Hoyyi 231710101102
Ana Ziaq Ulhaq 231710101132

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era digital kini berkembang sangat pesat dengan teknologi informasi dan
komunikasi yang kompleks. Hal ini mempertegas merebaknya gagasan-
gagasan dari luar yang berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan
Indonesia, karena dengan berkembangnya teknologi ini, bangsa Indonesia
dapat berkomunkasi tanpa batasan jarak, wilayah dan waktu. Namun, hal ini
dapat menyebabkan tersebarnya informasi palsu jika tidak pandai membaca
informasi, sehingga dapat menghilangkan jati diri setiap individu dalam
kehidupan bermasyarakat dan juga dapat menimbulkan berbagai konflik antar
umat beragama (Ramadhan, dkk. 2021 dalam Salsabila, dkk., 2022).
Adanya fenomena perpecahan ini, Kementerian Agama RI mengeluarkan
kebijakan terkait program moderasi beragama. Moderasi beragama
diperkenalkan sebagai kerangka menata kehidupan masyarakat multikultural
Indonesia dengan tujuan toleransi. Toleransi merupakan hal yang perlu
ditanamkan pada setiap individu untuk menghargai perbedaan yang ada di
Indonesia. Dalam konteks keberagaman agama di Indonesia, rasa saling
menghormati antar umat beragama harus tetap dijaga karena agama
mempunyai kadar dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Agama mempunyai fungsi yang sangat penting karena nilai-nilai agama
menjadi pedoman cara pandang seseorang dan masyarakat. Pada dasarnya
semua agama mengajarkan setiap pemeluknya untuk hidup rukun, damai dan
toleran. Otoritas agama juga telah menerbitkan buku pedoman yang disebut
“Moderasi Beragama” yang resmi dirilis pada tahun 2019 (Solihat, A., dkk.,
2021 dalam Salsabila, dkk., 2022).
Kebijakan yang dilaksanakan pemerintah tidak akan efektif tanpa
dukungan masyarakat. Karena diskusi keagamaan yang damai harus menjadi
kebutuhan bersama warga dunia, bukan sekedar kebutuhan individu atau
organisasi. Oleh karena itu, sangat diperlukan dukungan dan partisipasi
Generasi Z (Gen Z) di era 5.0. Generasi ini dikenal sebagai salah satu
generasi terpelajar di era digital saat ini, yang akan memberikan kontribusi
dalam implementasi kebijakan dan program tersebut. Gen Z merupakan
generasi yang lahir antara tahun 1995 sampai 2010 (Rachmawati, 2019 dalam
Salsabila 2022). Gen Z yang cerdas dan melek teknologi harus menjadi
penyelamat masa depan dan menjaga keberagaman Indonesia, sekaligus
sebagai pengendali masyarakat, tidak menerima segala macam permasalahan
yang bisa memecah belah persatuan. Selain itu, Gen Z dianggap ahli media
social (Salsabila, dkk., 2022).
Penduduk Indonesia berjumlah hingga 170 juta jiwa, diketahui mayoritas
penggunanya adalah masyarakat berusia 20 sampai 34 tahun dengan rata-rata
waktu akses 3 jam 14 menit (Hootsuite.com, 2020 dalam Salsabila, dkk.,
2022). Dilihat dari data, tergambar bagaimana Generasi Z sangat dekat
dengan internet dan semakin terhubung dengan jejaring social (Kompas.com,
2021 dalam Salsabila, dkk., 2022). Jadi, generasi Z atau yang sering disebut
dengan anak zaman now adalah generasi yang paham teknologi. Gen Z harus
mampu memanfaatkan kemajuan teknologi secara bijak dalam segala
aktivisme dan sebagai wadah penyebaran informasi positif yang mendukung
solidaritas dan persatuan, seperti dalam isu moderasi beragama (Salsabila,
dkk., 2022).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh sosial media terhadap perubahan moral dan akhlak
dalam menjalankan ajaran agama di kalangan mahasiswa pada era 5.0?
2. Apa saja perubahan perilaku dan akhlak mahasiswa yang dapat dikaitkan
dengan eksposur mereka terhadap sosial media dalam konteks
modernisasi beragama?
3. Apa dampak sosial media terhadap interaksi sosial dan praktik beragama
dalam kalangan mahasiswa?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif penggunaan sosial media
terhadap perubahan moral dan akhlak dalam modern beragama di era 5.0
dalam kalangan mahasiswa?

1.3 Metodologi
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan,
yaitu metode pengumpulan data dengan studi literatur dari berbagai referensi
dan yang berkaitan dengan penelitian (Fadli, 2021 dalam Salsabila, dkk.,
2022). Referensi yang digunakan dalam penelitian adalah berbagai macam
informasi dari buku, jurnal, internet dan literatur. Sumber data primer dalam
penelitian diperoleh dari buku-buku yang khusus membahasan tentang
moderasi beragama dan sumber data sekunder berupa jurnal yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Daftar Pustaka

Salsabila, H., Yuliastuty, D.S., Zahra, N.H.S. (2022). Peran Generasi Z Dalam
Moderasi Beragama di Era Digital. Al-Adyan: Journal of Religious
Studies, Vol.3, No.2, 118-128.

Anda mungkin juga menyukai