Anda di halaman 1dari 17

Available Online Jurnal Al Ashriyyah

http://jurnal.nuruliman.or.id/index.php/alashriyyah
Volume x No x xxxx

Internalisasi Prinsip Moderasi Beragama dalam Mewujudkan Generasi Z Islam


Moderat
1
Sabilatus Syarifah, 2Fahri Hidayat
1,2
Universitas Islam Negeri Prof.K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto, Indonesia
1
sabilatussyarifah0103@gmail.com , 2fahrihidayat@uinsaizu.ac.id

Diterima: xxx; Diperbaiki: xxx; Disetujui: xxx


Abstract
The research explores the impact of internalizing values of religious moderation on shaping
Generation Z towards practicing Wasatiyyah Islam. The research method employed is literature
review, a research technique that focuses on data collection through the analysis of literature from
various sources relevant to the research topic. The findings of the research indicate that religious
education that encourages the internalization of values of religious moderation has a significant impact
on shaping Generation Z, which tends to embrace Wasatiyyah Islam. Overall, education on religious
moderation plays a crucial role, especially in the context of Indonesian society characterized by
pluralism and multiculturalism. Comprehensive religious education curriculum and relevant teaching
methods, aligned with the preferences of the digital-era Generation Z, play a crucial role. A profound
understanding of religious moderation serves as the basis for fostering social harmony and
appreciation for diversity. Education emerges as a key element in shaping a correct understanding of
religion and engaging the younger generation, especially Generation Z.

Keywords: Religious Moderation; Generation Z; Moderate Islam

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran internalisasi nilai-nilai moderasi beragama dalam
membentuk generasi Z yang menjalankan Islam wasathiyah dalam pemahaman dan pelaksanaan
agamanya. Metode penelitian yaitu studi pustaka, suatu teknik penelitian yang fokus pada
pengumpulan data melalui analisis literatur dari berbagai sumber yang relevan dengan topik
penelitian. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama yang mendorong internalisasi
nilai-nilai moderasi beragama memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk generasi Z yang
cenderung menanamkan Islam wasathiyah. Secara keseluruhan, edukasi mengenai moderasi beragama
memiliki peranan yang sangat penting, terutama dalam realitas masyarakat Indonesia yang bersifat
plural dan multikultural. Implementasi mencakup internalisasi nilai-nilai moderasi melalui kurikulum
pendidikan agama yang menyeluruh, relevansi metode pembelajaran dengan preferensi Generasi Z
yang hidup dalam era digital. Pemahaman yang mendalam tentang moderasi beragama menjadi dasar
bagi terciptanya harmoni sosial dan penghargaan terhadap keberagaman. Dalam konteks ini,
pendidikan menjadi elemen kunci, terutama dalam membentuk pemahaman yang benar mengenai
agama dan melibatkan generasi muda, khususnya Generasi Z.
Kata kunci: Moderasi Beragama; Generasi Z; Islam Moderat

Permalink/DOI: xxx
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

Pendahuluan diikuti.(Indonesia & Indonesia, 2019) Maka


penting untuk mengangkat pentingnya
Bangsa Indonesia merupakan
moderasi dalam beragama sebagai
masyarakat yang kaya akan keberagaman,
pandangan yang bijak.
baik dalam aspek budaya, bahasa, suku,
etnis, maupun agama. Berdasarkan data dari Pentingnya moderasi beragama
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, menjadi salah satu prioritas pemerintah
Indonesia memiliki 1331 suku dan sub-suku dalam upaya meningkatkan kehidupab
yang berbeda. Namun, pada tahun 2013, beragama yang seimbang dalam kerangka
BPS bekerja sama dengan Institute of kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain
Southeast Asian Studies, berperan sebagai alat untuk
mengklasifikasikan mereka menjadi 633 mempromosikan harmoni dalam masyarakat
kelompok suku besar yang berbicara dalam melaui pandangan, perilaku, dan praktik
652 bahasa daerah yang beragam. Selain itu, keagamaan yang moderat. Moderasi
terdapat enam agama utama yang dianut beragama juga menjadi dasar untuk
oleh masyarakat Indonesia, yaitu Islam, memahami esensi ajaran agama yang
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan melibatkan nilai-nilai kemanusiaan, budaya,
Konghucu. Dengan tingginya keragaman nasionalisme, pluralism, dan ketaatan
ini, tentu saja perbedaan antar individu dan terhadap konstitusi yang berlaku di
kelompok adalah hal yang wajar, dan Republik Indonesia.(Ali Muhtarom & Ala’i
kadang-kadang gesekan, termasuk dalam Najib, 2021)
hal keagamaan, sulit dihindari.(Amelia Pemahaman agama yang moderat dan
Hidayati & Jaipuri Harahap, 2020) Maka seimbang merupakan hal yang sangat
salah satu untuk mengatasi keberagaman ini penting dalam membentuk generasi Muslim
yaitu dengan moderasi agama yang mampu berkontribusi positif dalam
Dengan beragamnya masyarakat di masyarakat. Sebab mayoritas penduduk di
Indonesia, terdapat beragam pandangan, Indonesia adalah beragama Islam. Merujuk
keyakinan, dan kepentingan, termasuk pada data demografi saat ini, dengan jumlah
dalam hal agama dan kepercayaan. Setiap sekitar 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2%
agama juga memiliki beragam interpretasi dari total populasi Indonesia yang mencapai
terhadap ajarannya, terutama terkait dengan 269,6 juta jiwa. Ketika kita
praktik dan ritual agama. Biasanya, setiap memproyeksikan angka ini ke dalam
interpretasi agama memiliki pengikut yang konteks populasi muslim global yang
meyakini kebenarannya. Pemahaman diperkirakan akan mencapai sekitar 2,2
tentang hal-hal yang tetap dan hal-hal yang miliar pada tahun 2030 (sekitar 23% dari
bisa berubah dalam ajaran agama sangat populasi dunia), maka populasi muslim di
penting bagi para pemeluk agama, karena Indonesia akan berkontribusi sekitar 13,1%
ini memungkinkan mereka untuk dari seluruh umat muslim di seluruh dunia.
mengambil pendekatan moderat jika suatu dunia.(Mastuki, 2020)
tafsir ajaran agama tidak memungkinkan Perilaku beragama yang moderat juga
dijalankan. Sikap ekstrem cenderung sangat di anjurkan kepada khususnya Z.
muncul ketika seseorang tidak menyadari Karena generasi Z sebagai penduduk
adanya alternatif tafsir lain yang dapat

2 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

mayoritas di Indonesia berdasarkan Selain itu, sekitar 17,8% mahasiswa


informasi yang disampaikan oleh Kepala menganggap Khilafah sebagai bentuk
Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto pemerintahan yang ideal dibandingkan
dan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam dengan Negara Kesatuan Republik
Negeri RI, Muhammad Hudori, hasil Sensus Indonesia (NKRI). Lebih lanjut, sekitar
Penduduk Tahun 2020 (SP2020) 23.4% siswa menyatakan kesiapannya
menunjukkan bahwa dari total 270,20 juta untuk berjihad demi mendukung negara
penduduk Indonesia, kelompok dominan Islam atau Khilafah. Dalam presentasinya,
adalah Generasi Z (kelahiran tahun 1997– Alvara Research Center juga Merujuk pada
2012) dan Generasi Milenial (kelahiran survei BNPT tahun 2016 yang
tahun 1981–1996). Generasi Z menunjukkan bahwa sekitar 26.7% pemuda
menyumbang sekitar 27,94 persen dari total setuju dengan jihad yang melibatkan
populasi, sementara Generasi Milenial kekerasan.(Yunita Faela Nisa et al., 2018)
sekitar 25,87 persen.(BPS Kabupaten Pada survei selanjutnya pada bulan
Demak, 2021) Terlebih generasi ini tumbuh
April 2017, yang dilakukan oleh BNPT di
di tengah kemajuan teknologi dan informasi 15 provinsi di Indonesia, ditemukan bahwa
membuat mereka bergantung kepada sekitar 39% siswa menunjukkan minat
teknologi, dihadapkan oleh berbagi aplikasi untuk bergabung dengan organisasi radikal
digital yang dekat dengan media social dengan tujuan mengubah ideologi negara.
sehingga berpengaruh bagi karakter dari Data dari Pusat Pengkajian Islam dan
berbagai bidang.(Burhan, 2021) Salah Masyarakat (PPIM) Universitas Islam
satunya internet dan media sosial yang Negeri Jakarya yang dikeluarkan pada awal
memberikan informasi dan pandangan maret 2017 menyatakan bahwa sekitar
beragama yang beragam. Sebagai akibatnya, 30.16 persen mahasiswa Insonesia
generasi Z dihadapkan pada berbagai menunjukkan tingkat toloeransi beragama
pengaruh yang bisa membentuk atau yang rendah atau di anggap sebagai tingkat
merusak pemahaman agama mereka. intoleransi. Data ini tentunya merupakan hal
(Baehaqi, n.d.) yang patut diperhatikan. Penelitian lebih
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa baru yang dilakukan oleh Forum LSM
dalam beberapa tahun terakhir, muncul Internasional tentang Pembangunan
berbagai kelompok ekstremis yang muncul Indonesia (INFID) yang dirilis pada Selasa,
untuk tujuan radikal dan kekerasan. Hal ini 23 Maret 2021, mengungkapkan bahwa
telah memunculkan keprihatinan global secara keseluruhan generasi muda
tentang penyebaran ideologi yang tidak menunjukkan tingkat penolakan yang tinggi
moderat. Penelitian yang dilakukan oleh terhadap intoleransi dan ektremisma dalam
Alvara Research Center pada bulan persepsi dan sikap mereka. Meskipun
Desember 2017 terhadap 25 perguruan demikian, mereka masih memiliki potensi
tinggi terkemuka di Indonesia adalah cukup rentan terhadap perilaku intoleransi.(Agus
baru. Hasil penelitian ini mengungkap Muhammad, 2021)
bahwa sekitar 23,5% mahasiswa setuju Dalam menghadapi keberagaman
bahwa penerapan Islam secara kaffah harus yang dapat menyebabkan intoleransi di
diperjuangkan untuk menjadi negara Islam. kalangan generasi Z, sangat penting bagi

|3 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

generasi Z untuk memiliki karakter mengenai prinsip moderasi beragama dan


wasathiyyah. Karakter ini mencerminkan bagaimana prinsip ini dapat diinternalisasi
sifat toleransi, pemahaman yang moderat, oleh generasi Z. Selain itu, penelitian ini
dan bijaksana dalam beragama, yang juga diharapkan mampu memberikan
membantu dalam mengembangkan rekomendasi kebijakan dan langkah-
pemahaman dan penghormatan terhadap langkah praktis yang dapat mendukung
perbedaan agama serta mencegah upaya menciptakan masyarakat yang lebih
ekstremisme.(Aceng Abdul Aziz & A. toleran dan moderat.
Khoirul Anam, 2019) Dengan demikian,
karakter wasathiyyah berperan penting Metode
dalam memperkuat sikap inklusif dan
Penelitian ini berfokus pada
menjaga stabilitas sosial dalam masyarakat
internalisasi prinsip moderasi beagama pada
yang multikultural.
generasi Z dengan tujuan membentuk
Berbagai literatur dan penelitian karakter dan etika yang wasathiyah.
membahas moderasi beragama yang Langkah awal penelitian adalah analisis
dikaitkan dengan berbagai konteks. Namun literatur terkait konsep internalisasi prinsip
menurut peneliti terdapat kesenjangan moderasi beragama dari berbagai kerangka
dalam pemahaman tentang bagaimana budaya dan agama dan generasi Z.
menginternalisasi prinsip-prinsip moderasi Tujuannya adalah untuk memahami
ini secara efektif dalam kalangan generasi Z keterkaitan konsep tersebut.
Muslim dalam membentuk generasi yang
Penelitian ini menggunakan
moderat atau wasathiyah. Penelitian
pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk
sebelumnya tcenderung lebih fokus pada
menggali dan memahami fenomena sosial
aspek teoritis daripada implementasi praktis
yang terjadi dalam realitas kehidupan secara
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
mendalam. Peneliti menggunakan metode
itu, penelitian ini mengisi kesenjangan ini
studi pustaka, suatu teknik penelitian yang
dengan memfokuskan pada strategi konkret
fokus pada pengumpulan data melalui
untuk menginternalisasi prinsip moderasi
analisis literatur dari berbagai sumber yang
beragama dalam kalangan generasi Z.
relevan dengan topik penelitian. Sumber
Hipotesis yang dapat dikemukakan referensi akan meliputi buku-buku, jurnal
dalam penelitian ini adalah bahwa proses ilmiah, informasi dari internet, serta literatur
internalisasi prinsip moderasi beragama yang berkaitan. Data primer dalam
dapat berpartisipasi dalam membentuk penelitian ini akan diperoleh dari buku-buku
karakter dan kepribadian yang seimbang yang secara spesifik membahas aspek
pada generasi Z Islam yang moderat. moderasi beragama, sementara data
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sekunder akan bersumber dari jurnal-jurnal
temuan yang mampu menggambarkan yang relevan dengan topik penelitian ini.
sejauh mana Generasi Z berhasil dalam
Hasil dan Pembahasan Penelitian
menginternalisasi prinsip moderasi
beragama. Keseluruhan tujuan dari artikel Prinsip-Prinsip Moderasi Beragama
ini adalah untuk memberikan kontribusi Moderasi beragama sangat penting
yang lebih mendalam dalam pemahaman dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

4 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

Kata moderasi berasal dari bahasa Latin moderasi atau wasatiyah tersebut antara lain
moderatio yang mengandung arti sentralitas (tawassuth), integritas (i'tidal),
pengaturan dengan tidak berlebihan maupun toleransi (tasamuh), musyawarah (syura),
tidak kurang. Istilah tersebut juga mencakup reformasi (ishlah), kepeloporan (qudwah),
konsep pengendalian diri, kemampuan dan kewarganegaraan atau memuat konsep
untuk tidak terjebak dalam sikap yang patriotisme (muwathanah), tanpa kekerasan
berlebihan atau tidak memadai. KBBI (la’unf), dan ramah budaya (i’tibar al-’urf)
memberikan dua definisi mengenai istilah (Ali Muhtarom & Ala’i Najib, 2021).(Ali
moderat. Ini tentang mengurangi kekerasan Muhtarom & Ala’i Najib, 2021) Untuk itu,
dan menghindari hal-hal ekstrem. Ketika jumlah keseluruhannya menjadi sembilan
kita menyebut seseorang "moderat", yang prinsip moderasi beragama, berikut ini
kita maksudkan adalah orang tersebut rincian ringkasnya:
berakal sehat, normal, dan tidak ekstrem. 1. Tawassuth (mengambil jalan tengah)
Dengan kata lain, moderasi mencerminkan menggambarkan kesadaran akan
keseimbangan tindakan dan pandangan keharmonisan dalam beragama, tanpa
tanpa melakukan tindakan ekstrem. berlebihan atau mengurangi esensi ajaran
(Indonesia & Indonesia, 2019) Oleh karena agaam.
itu, konsep moderasi melibatkan penekanan 2. Tawazun (keseimbangan) mencakup
pada keseimbangan dan pengendalian diri pemahaman dan praktik agama secara
untuk mengurangi kekerasan dan seimbang yang mencakup semua aspek
menghindari perilaku ekstrem. kehidupan, baik dunia maupun akhirat,
Dari sudut pandang keagamaan, dengan tegas dalam menyatakan prinsip
moderasi beragama berarti keseimbangan untuk membedakan antara
antara mengamalkan agama dan penyimpangan dan perbedaan.
menghormati keyakinan orang lain. Fitriana 3. I'tidal (lurus dan tegas) adalah
menyatakan bahwa sikap keagamaan yang menempatkan segala sesuatu pada
seimban dapat mencegah perilaku tempatnya dan melaksanakan hak serta
berlebihan, fanatisme, dan ekstremisme. kewajiban secara proporsional.
Sikap ini memungkinkan setiap individu 4. Tasamuh (toleransi) melibatkan
menjalankan keyakinan agamanya tanpa pengakuan dan penghargaan terhadap
merugikan orang lain atau melakukan perbedaan, baik dalam konteks
tindakan ekstrem. Dengan berpegang pada keagamaan maupun berbagai konteks
prinsip moderasi beragama, masyarakat kehidupan lainnya.
hendaknya hidup berdampingan secara 5. Musawah (egaliter) yaitu tidak bersikap
damai dan menghindari konflik yang timbul diskriminatif terhadap orang lain karena
karena perbedaan keyakinan.(Andung Dwi perbedaan keyakinan, tradisi, atau asal
Haryanto et al., 2022) Oleh karena itu, usul.
moderasi beragama menjadi landasan dalam 6. Syura (musyawarah) mencakup
membangun hubungan yang harmonis antar penyelasaian setiap persoalan melalui
pemeluk agama yang berbeda. musyawarah untuk mencapai mufakat
dengan prinsip menempatkan
Prinsip moderasi beragama yang
kemaslahatan di atas segalanya.
dikembangkan oleh para ulama peserta KTT
7. Ishlah (reformasi) mengutamakan prinsip
Bogor 2018 terdiri dari tujuh prinsip. Dua
progersif untuk mencapai keadaan yang
nilai lain yang diajukan para ahli ke
lebih baik yang mengakomodasi
Kementerian Agama adalah nirkekerasan
perubahan dan kemajuan zaman, sambil
dan penghormatan terhadap adat istiadat.
tetap berpegang pada prinsip
Kedua nilai ini juga mempunyai landasan
dalam teks hukum Islam. Kesembilan nilai

|5 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

mempertahankan yang baik dan 1994), generasi Z (lahir 1995-2010), dan


merangkul yang lebih baik dan sesuai. generasi alpha (lahir 2011-2025).(Febriyanti
8. Tathawwur wa Ibtikar (dinamis dan & Muhammad, 2023) Setiap generasi ini
inovatif) melibatkan sikap terbuka mengalami perkembangan kepribadian yang
terhadap perubahan sesuai dengan berbeda satu sama lain.
perkembangan zaman dan menciptakan Generasi Z adalah kelompok yang
inovasi baru untuk kesejahteraan dan muncul setelah Generasi Y, karakteristik
kemajuan umat manusia. utamanya adalah sebagai generasi peralihan
9. Tahadhdhur (berkeadaban) mencakup antara Generasi Y dan perkembangan
penghargaan terhadap akhlak mulia, teknologi yang pesat. Beberapa anggotanya
karakter, identitas, dan integritas sebagai memiliki ikatan keturunan dengan Generasi
masyarakat terbaik dalam kehidupan X dan Y.(Tety Nur Bayti & Desi Ariani,
manusia dan peradaban.(Duski Samad, 2020) Generasi Z, juga dikenal sebagai
2020) "zoomer", mengacu pada orang yang lahir
Pemilihan sembilan prinsip antara tahun 1995 dan 2010. Nama
moderasi tersebut didasarkan pada tujuan “Zoomer” berasal dari pemikiran bahwa
untuk membangun kualitas spiritual terbaik generasi ini tumbuh dan berkembang di era
bagi masyarakat Indonesia. Prinsip ini kemajuan teknologi yang semakin maju.
sesuai dengan ajaran Islam bahwa siapa Mereka cenderung memiliki pola pikir
yang berada di tengah-tengahlah yang instan, hidupnya sangat tergantung pada
terbaik dalam segala hal. Melalui pemikiran teknologi, dan mencari pengakuan melalui
yang moderat diharapkan bangsa Indonesia popularitas di media sosial.(Muhammad
mampu menjaga kemandiriannya dan Misbakul Munir, 2022)
mewujudkan cita-cita yang tertuang dalam Di era digital, Gen Z sedang
konstitusi. Pentingnya moderasi juga mengalami fase pertumbuhan yang dipenuhi
ditekankan sebagai upaya menjaga dengan kemajuan teknologi yang pesat.
independensi dan mencapai cita-cita Mereka terbiasa dengan dinamika
nasional yang tertuang dalam Konstitusi. perubahan teknologi yang cepat dan
(Ramdhani et al., 2021) Bagi umat Islam, memiliki kemampuan yang tinggi dalam
terwujudnya cita-cita konstitusi merupakan beradaptasi terhadap perubahan tersebut.
bukti kepatuhan terhadap kesepakatan Selain itu, keragaman lingkungan juga
bersama negara. menjadi ciri khas perkembangan Gen Z,
Mewujudkan Generasi Z Islam karena mereka tumbuh dalam lingkungan
Wasathiyah yang beragam secara budaya, etnis, agama,
dan sosial. Pengalaman-pengalaman
Generasi didefinisikan Schmidt
tersebut membentuk kemampuan menerima
sebagai sebuah kelompok orang yang
perbedaan dan berhasil beradaptasi dengan
mengenali identitas mereka berdasarkan
lingkungan yang berbeda.(Muhammad
tahun kelahiran, usia, lokasi, dan peristiwa
Misbakul Munir, 2022) Generasi Z juga
signifikan dalam kehidupan mereka yang
dicirikan oleh tingkat kecerdasan yang
memiliki pengaruh yang besar pada tahap
tinggi, keterbukaan terhadap variasi,
pertumbuhan mereka. Dalam teori generasi
kemampuan memperoleh informasi yang
yang dikemukakan oleh Codrington,
komprehensif, motivasi yang tinggi untuk
manusia dibagi menjadi lima kelompok
mengejar tujuan, dan kemampuan
berdasarkan tahun kelahiran, yaitu: baby
multitasking yang sangat baik. Di sisi lain,
boomer (lahir 1946-1964), generasi X (lahir
kelemahan generasi ini antara lain memiliki
1965-1980), generasi Y atau yang sering
kepribadian individualistis, kurang
disebut generasi millennial (lahir 1981-
konsentrasi, cenderung cepat mendapatkan

6 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

hasil, kurang menghargai proses, dan termasuk syariah, muamalah, akhlak, dan
ketidakstabilan emosi serta cenderung dimensi rohaniah (Iman, Islam, Ihsan).
kurang toleran terhadap pandangan atau Seorang Muslim wasathiyah dianggap
pendapat yang berbeda dengan mereka. mampu menyeimbangkan kepentingan
(Febriyanti & Muhammad, 2023) pribadi dengan kepentingan sosial, serta
dapat menempatkan diri secara rasional.
Mempertimbangkan keberagaman di
Manifestasi dari sikap wasathiyah ini
Indonesia, lembaga pendidikan berperan
mencakup(Habibah et al., 2022): (a)
sebagai garda terdepan dalam memperkuat
Kemauan untuk berdialog secara terbuka
nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan
dan bijaksana dalam menyampaikan pesan-
moderasi beragama. Sebagai sarana yang
pesan agama untuk meningkatkan
tepat, lembaga pendidikan memiliki
pemahaman moral agama; (b) Menekankan
tanggung jawab untuk menyelidiki,
prinsip rasionalitas untuk menerima
menganalisis, dan menyelesaikan isu-isu
kebenaran tanpa mengabaikan prinsip-
literasi keagamaan secara sistematis,
prinsip fundamental dan warisan pemikiran
rasional, ilmiah, dan dapat dipercaya. Oleh
ulama terdahulu; (c) Tetap berpegang pada
karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan
dalil Al-Qur'an yang bersifat qath'i dan
dan pengajaran, fokusnya adalah pada
dalil-dalil syariah; (d) Menghindari
pembentukan akhlak mulia, moralitas, dan
pandangan pluralisme dan universalisme
budi pekerti yang tinggi, serta
yang dapat menghilangkan identitas sebagai
pengembangan keterampilan yang berguna,
seorang Muslim; (e) Mampu menjaga
baik hard skill maupun soft skill, untuk
tradisi keagamaan di tengah modernitas,
kepentingan masyarakat, bangsa, dan
dengan berusaha mempertahankan nilai-
agama. Aspek ini dikenal sebagai nilai
nilai yang baik dan terbuka terhadap inovasi
karakter lembaga pendidikan. Nilai karakter
yang dapat memberikan kontribusi bagi
ini mencakup berbagai hal seperti kejujuran,
kemajuan.
tanggung jawab, disiplin, kerja keras,
kemampuan berpikir logis, dan lain-lain, Maka pentingnya moderasi
yang selaras dengan kesadaran terhadap beragama dianggap sebagai kunci
pelestarian lingkungan sebagai terwujudnya toleransi dan wasathiyah.
implementasi dari nilai-nilai agama. Sistem nilai dalam moderasi dianggap
(Baehaqi, n.d.) Maka generasi Muslim sebagai benteng yang kokoh melawan
untuk selalu memegang prinsip "gerakan pemahaman ekstrem, radikalisme,
pencerahan" dalam kehidupan sosial liberalisme, dan pluralisme yang berlebihan.
mereka, yang ditandai oleh cara berpikir Strategi Internalisasi Prinsip-Prinsip
dan sudut pandang yang menekankan Moderasi Beragama pada Generasi Z
"keseimbangan" dalam tindakan
keagamaan. Konsep keseimbangan ini, atau Berdasarkan Rencana Pembangunan
lebih dikenal sebagai moderat, dalam Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
terminologi Islam disebut sebagai 2024, Pemerintah Indonesia mengarahkan
wasathiyah, menekankan pemahaman untuk memasukkan moderasi beragama
keagamaan dengan prinsip-prinsip (wasathiyyah) secara menyeluruh dalam
tawassuth (tengah), tasamuh (toleran), sektor pendidikan. Hal ini diwujudkan
tawazun (seimbang), i'tidal (adil), dan melalui pengembangan kurikulum
iqtishad (sederhana).(Lukman Hakim pendidikan agama yang mengedepankan
Saifuddin, 2019) perspektif moderat yang menekankan pada
internalisasi sembilan nilai dan sikap moderasi.
Pengaktualisasian seorang Muslim Dari segi konsep, internalisasi nilai
wasathiyah (yang memiliki sikap moderat) merupakan usaha untuk menyerap nilai-nilai
melibatkan seluruh aspek kehidupan, tertentu sehingga nilai-nilai tersebut benar-

|7 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

benar menjadi bagian integral dari setiap RI, yang dijalankan melalui Direktorat
individu. Proses ini melibtakan pemahaman Jenderal Litbang Kegamaan. Berbagai
mendalam, contoh konkret, pembiasaan, metode digunakan dalam upaya ini, seperti
penerapan disiplin, bimbingan, dan melakukan sosialisasi, pelatihan (ToT),
motivasi.(Agus Muhammad, 2021) menerbitkan buku-buku moderasi
Sehingga internalisasi mengacu pada beragama, menyusun materi ajar moderasi
penanaman nilai-nilai dalam ranah beragama, dan sebagainya. Tujuan dari
pengetahuan, sikap, dan perilaku secara langkah-langkah ini adalah untuk
bersamaan, membentuk karakter pribadi membangun pertahanan yang kuat (self-
yang tercermin dalam kualitas yang defence) terhadap pengaruh radikalisme dan
tertanam. inklusivisme. Selain itu, langkah-langkah
ini bertujuan untuk mengembangkan rasa
Saat ini pelajar Indonesia khususnya
cinta terhadap tanah air dan pemahaman
gen Z hidup berdampingan dengan mesin,
terhadap signifikansi keberagaman budaya
robot, kecerdasan buatan dan informasi
yang ada dalam masyarakat majemuk
dapat diakses internet yang cepat, maka
seperti Indonesia.(Baehaqi, n.d.)
sangat penting untuk menyelenggarakan
pendidikan Islam yang sesuai dengan Generasi Z memiliki potensi untuk
preferensi peserta didik saat ini. Metode menggali kreativitas mereka dalam
pembelajaran harus relevan dengan era mempromosikan moderasi beragama. Agar
digital, terutama dalam materi Pendidikan tema keberagamaan di kalangan anak muda
Agama Islam (PAI) di sekolah yang masih lebih menarik, ide tersebut perlu
menggunakan metode tradisional. Adanya diintegrasikan secara lebih luas. Melalui
ketidaksesuaian ini dapat mengakibatkan karya-karya sederhana seperti animasi,
kurangnya minat dari peserta didik, meme, dan video pendek, mahasiswa dapat
terutama yang berasal dari Generasi Z dan aktif mempromosikan konten moderasi
Gen Alpha, dan menghambat pencapaian beragama di berbagai platform media sosial
tujuan pembelajaran.(Ardilla et al., n.d.) seperti YouTube, Line, Facebook,
Pendidikan agama Islam seharusnya di Instagram, WhatsApp, dan lainnya.
fokuskan pada upaya yang sengaja dan Pengawalan dan pembimbingan ini dapat
terencana untuk mempersiapakan peserta dimulai dari penyiapan kurikulum dan
didik agar dapat mengenal, memahami, materi ajar yang mendukung pemahaman
merasakan, dan meyakini ajaran agama yang lebih baik tentang moderasi beragama.
Islam. Selain itu, hal ini perlu diimbangi Meskipun moderasi beragama tidak perlu
dengan pentingnya menghargai penganut diajarkan secara eksplisit dalam mata
agama lain, dengan tujuan untuk pelajaran, guru dapat mengembangkan
menciptakan harmoni diantara umat penelitian dan pengajaran yang mencakup
beragama dan pada akhirnya berkontribusi nilai-nilai moderasi beragama sebagai
pada persatuan dan kesatuan bangsa. bagian dari kurikulum tersembunyi.(Aksin
(Muhtarom, 2020) Dengan merujuk pada Wijaya & dkk, 2020) Karena Gen Z lebih
penjelasan di atas, Pendidikan Agama Islam tertarik pada hal-hal praktis daripada teori,
seharusnya memberikan dampak langsung berbeda dengan generasi sebelumnya, maka
terhadap perkembangan sikap toleransi peran seorang pendidik atau guru sangat
dalam menjalankan agama dan penting sebagai landasan awal bagi anak-
mempromosikan kehidupan beragama yang anak dalam memahami nilai-nilai moderasi
harmonis. beragama.(Mercia Karina & dkk, 2021)
Upaya untuk mempromosikan Salah satu program yang dapat di prakatikan
moderasi beragama menjadi fokus utama oleh guru dan peserta didik dalam
dalam banyak inisiatif Kementerian Agama implementasi prinsip-prinsip moderasi

8 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

beragama pada generasi Z, peneliti membuat aktivitas 9 Nilai Moderasi


menguraikannya berdasarkan buku 9 Beragama di sekolah atau lingkungan.(Siti
Aktivitas Hebat Pelajar Moderat. Buku ini Kholisoh, 2021) Dalam menjelaskan prinsip
menyajikan desain yang unik, menarik dan moderasi beragama buku ini di lengkapi
atraktif, yang memuat berbagai pelajaran dengan komik, refleksi, konsep kunci,
yang penting bagi siswa khususnya generasi insprasi, tips&trik, dan diari misi dengan
Z. Tujuan dari buku ini membantu siswa Bahasa yang ringan dan mudah dipahami
yaitu: memahami moderasi beragama, oleh siswa masa kini. Berikut ini peneliti
memahami 9 nilai moderasi beragama, menjelaskan beberapa informasi sebagai
mendapatkan inspirasi praktik moderasi berikut:
beragama di sekolah, menjalankan misi
1. Prinsip Tawasuth

Prinsip JURUS#1: TAWASUTH Di Pertengahan, Nggak Berlebihan

Komik Menceritakan tiga sahabat yang di tegur oleh Rasullah SAW karena akan
berlebihan dalam beribadah, yaitu sholat malam terus menerus, puasa sepanjang
tahun dan tidak menikah selamanya.

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengan menjawab pertanyaan


Mengapa tiga sahabat tadi begitu semangat beribadah?
Mengapa Rasulullah SAW melarang melakukan ibadah secara berlebihan?
Jadi apa pesan Rasulullah SAW dalam kisah tadi?

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Israf dan Ghulluw
Konsep

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Dulu Ekstrem, Sekarang Ngajarin Boardgame

Tips &  Kenali 3 ciri berlebihan dalam Agama yaitu: 1) Literalisme dan fanatisme buta, 2)
Trik Merasa dirinya benar dan senang menyalahkan yang berbeda, dan 3) Tidak mau
menerima pendapat orang lain
 3 cara agar tetap di pertengahan: 1) Pelajari berbagai versi informasi, 2) Berpikir
kritis: Jangan mudah percaya pada informasi yang diterima, dan 3) Jadilah
pendengar yang baik.

Diari Misi Menonton video dan menulis ulasannya dari bit.ly/TentaraAnak

2. Prinsip I’tidal

Prinsip JURUS#2: I’TIDAL Tegas, Nggak Ngegas Adil, Nggak Pilih-pilih

Komik Kisah tentang seorang yahudi yang mengadu kepada Sy. Umar bin Khattab karena
tidak ingin rumahnya di gusur oleh Amr bin Ash, kemudian Sy. Umar memberi

|9 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

pesan melalui tulang yang diberi garis lurus oleh pedang memberi isyarat untuk
berbuat lurus.

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengan menjawab pertanyaan


Mengapa Gubernur menggusur tanah milik Yahudi?
Mengapa Yahudi pemilik rumah mengadukan kepada Umar RA?
Apa pesan Umar RA untuk Gubernur?

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah I’tidal, Adil, dan Zhalim
Konsep

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Jadi Teman Asik, Nggak Membeda-Bedakan

Tips & 5 cara menumbuhkan pandangan dan sikap yang adil:


Trik 1. Sadari dan yakini bahwa setiap orang memiliki posisi, peluang, dan hak
yang setara.
2. Hindari menghakimi atau merendahkan pandangan, pendapat, atau karakter
individu yang tidak sesuai dengan norma umum.
3. Pelajari latar belakang unik setiap individu, mengakui bahwa keberagaman
adalah sumber kekuatan kolektif.
4. Bangun komunikasi dengan beragam teman dari berbagai komunitas,
karena semakin luas lingkaran pergaulanmu, semakin luas perspektifmu terhadap
realitas.
5. Hargai dan berikan peluang kepada teman-teman yang berbeda di
lingkunganmu.

Diari Misi Membuat kelompok dan mengamati kejadian bersama dengan minoritas agama
atau etnis dan bersama anak berkebutuhan khusu dan penyandang disabilitas

3. Prinsip Tasamuh

Prinsip JURUS#3: TASAMUH Semakin Beriman, Semakin Toleran

Komik Menceritakan tentang Rasulullah yang membiarkan rombongan Nasrani


melakukan ibadah kebaktian di Madinah, kemudian terjadi dialog keagaaman
antara Rasulullah dan rombongan Nasrani dan akhirnya keduanya sepakat untuk
memegang keyakinan masing-masing.

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengan menjawab pertanyaan


Bagaimana sikap Rasulullah SAW terhadap rombongan Nasrani yang melakukan
ibadah di Masjid Nabawi?
Mengapa Rasulullah SAW meminta orang Nasrani untuk melepaskan pakaian
kebesaras dan perhiasan?
Mengapa Rasulullah SAW tidak mmemaksakan pendapatnya kepada Nasrani

10 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

Najran? Padahal pendapt Rasulullah sudah pasti benar karena bersal dari Allah
SWT.

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Tasamuh dan Kalimatun Sawa’.
Konsep

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Membangun Jembatan Dua Sekolah Beda Agama

Tips & Tips dan triks merancang program membangun jembatan dua sekolah beda agama:
Trik Cari sekolah mitra, bangun komunikasi awal, membuat kondep acara, menyiapkan
acara, publikasi dan dokumnetasi, follow up program, dan variasu program.

Diari Misi Memilih salah satu dari misi dan menceritakan pengalaman
1. Membuat acara Breaking Down the Walls
2. Menjelajahi rumah ibadah dari enam agama di Indonesia menggunakan
aplikasi virtual reality
3. Menjalin pertemanan di media social dengan enam orang dari enam agama
berbeda

4. Prinsip Syura

Prinsip JURUS#4: SYURA Ayo Musyawarah, Nggak Usah Marah-marah

Komik Menceritakan tentang Rasulullah, Sahabat dan kaum Quraisy bermusyawarah


membentuk perjanjian Hudaibiyah.

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengan menjawab pertanyaan


Mengapa para sahabat jengkel dengan poin-poin perjanjian Hudaibiyah?
Bagaimana sikap Rasulullah SAW terhadap berbagai keberatan dan syaray yang
diajukan pihak Quraisy?
Mengapa Rasulullah SAW seolah anyak mengalah dalam musyawarah tersebut?
Apa hikmah dari sikap Rasulullah SAW?

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Syura, Muafakat dan Ta’awun.
Konsep

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Walau Berbeda, Kita Bisa Bertumbuh Bersama

Tips & Prinsip dan Teknik Musyawarah:


Trik  Beretika: Menyampaikan pendapat secara santun dan tidak memaksakan
kehendak, Berkomitmen terhadap keputusan musyawarah yang telah disepakati
 Teknik memimpin: Mendengarkan secara seksama pendapat dari peserta,
mengungkapkan ulang perkataan peserta musyawarah, menyimpulkan semua
pembicaraan menjadi poinpoin penting yang menjadi fokus bahasan atau

|11 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

keputusan
 Bedakan kebutuhan dan kedududkan

Diari Misi Menjalankan misi dan menceritakan pengalaman dari temuan dua orang/dua
kelompok yang sedang berkonflik, mengajak musyawarah, dan siswa berperan
sebagai mediator.

5. Prinsip Ishlah

Prinsip JURUS#5: ISHLAH Lestarikan Alam dan Perdamaian, Jangan Bikin Kerusakan

Komik Menceritakan tentang Rasulullah membentangkan sorbannya untuk peletakan


Hajar Aswad oleh pemuka kabilah secara bersamaan.

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengan menjawab pertanyaan


Apa yang menyebabkan kelompok kelompok disana berselisih?
Apa solusi dari Nabi Muhammad SAW saat itu?
Apa yeng membuat solusi dari Nabi Muhammad SAW memuaskan banyka pihak?

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Islah, Salam dan Fasad.
Konsep

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Ambil Peran Mudah dan Berkelanjutan: Belajar
dari Sosok Lutfian

Tips & Cara Membuat event menanam untuk perdamaian:


Trik  Buatlah presentasi tentang kerusakkan lingkungan agar mereka menyadari
masalah yang sedang terjadi dan tergerak untuk bergabung pada gerakanmu.
 Bentuk tim yang terdiri dari tim pencarian benih tanaman, tim penggalangan
dana, tim penanam, tim pemelihara, dan tim kampanye.
 Cari tempat-tempat yang akan dijadikan tempat penanaman benih pohon.
Pastikan tempat itu mudah terjangkau untuk proses pemeliharaan.
 Rencanakan acara penanam benih yang meriah. Agar event itu bisa kamu jadikan
media promosi dan sosialisasi agar semakin banyak orang bergabung.

Diari Misi Mengisi form misi dari pengalaman program tersebut.

6. Prinsip Muwathanah

Prinsip JURUS#6: MUWATHANAH Cinta Agama Bela Negara

Komik Menceritakan tentang Rasulullah SAW yang sangat mencintai kota Mekkah dan
Madinah.

12 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengangan menjawab pertanyaan


Mengapa Rasulullah SAW berat saat harus berhijrah ke madinah?
Apa bukti Nabi Muhammad SAW mencintai tanah kleahurannya?
Apa upaya Rasulullah SAW agar bias mencintai tanah air kelahiran dan tanah air
yang beliau pilih untuk menetap?

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Muwathanah, Hubbul Wathan dan
Konsep Ulul Amri.

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Jadi Pahlawan Budaya Bangsa, Meski Harus
Ngamen Di Eropa

Tips & Tips memperkuat rasa cinta tanah air:


Trik  Bangga dan Bersyukur dengan Bangsa Indonesia.
 Tumbuhkan rasa memiliki bahwa setiap yang ada di negara ini adalah milik kita
bersama yang harus selalu kita jaga Bersama.
 Memupuk sikap saling menghormati, tidak anti perbedaan. Justru membangun
kolaborasi yang beragam
 Rela berkorban, tidak keberatan untuk merayakan hari-hari nasional yang
berkaitan dengan penghormatan terhadap tanah air.

Diari Misi Menemukan 10 event online internasional dan mencatat pengamatan di kolom
misi.

7. Prinsip Qudwah

Prinsip JURUS#7: QUDWAH Ayo Gerak Bikin Dampak

Komik Menceritakan tentang seorang pemuda Yaman yang di tipu oleh Al-‘Ash dan dia
naik kebukit dan melantikan syair keluahanya hinnga Zubair (Paman Nabi)
membuat gerakan Hilful-Fudhul hingga akhirnya mendapat dukungan di saksikan
Rasulullah dan berhasil, pedagang Yaman mendapatkan haknya.

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengangan menjawab pertanyaan


Mengapa pedagang Yaman melalukan protes?
Mengapa Zubair dan Rasulullah SAW menginisiasi Hilful-Fudhul dan memuat
petisi?
Bagaimana dampak dari gerakan Hilful-Fudhul tersebut?

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Qudwah, Uswah Hasanah dan
Konsep Hifzhul Mal.

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Ila, Pembaharu Muda Bantu Anak-anak
Kenalkan Dunia

|13 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

Tips & Lima langkah Thinking Design:


Trik  Berempati. yaitu memahami masalah yang akan dipecahkan.
 Menstrukturkan masalah menjadi pernyataan masalah yang jelas.
 mencurahkan gagasan sebanyak-banyaknya. Fokus pada kuantitas, abaikan dulu
kualitas
 Mmengeksekusi ide dalam bentuk percontohan. Buat dulu dalam skala kecil.
 Ujicoba prototype yang sudah dibuat. Amati, apakah solusi yang kita buat betul-
betul memecahkan masalah.

Diari Misi Mencari masalah di sekolah, amati dan cari solusi dengan lima kerangka Thinking
Design.

8. Prinsip Al-La’unf

Prinsip JURUS#8: AL-LA ‘UNF Pake Otak Jangan Maen Otot

Komik Menceritakan tentang Rasulullah yang mendapat perlakuan kasar dengan lemparan
batu oleh penduduk Mekkah dan Thaif, hingga malaikat menawarka pembalasan,
namun Rasulullah menolak malah mendoakan.

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengangan menjawab pertanyaan


Mengapa Rasulullah SAW datang ke Thaif?
Bagaimana perlakuan penduduk Thaif?
Mengapa Rasulullah SAW tidak mau membalas keburukan penduduk Thaif?

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Shabr, Ihsan dan Hilm.
Konsep

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Mengakhiri Kekerasan, Memulai Perubahan

Tips & Lima cara bijaksana dalam merespon perbedaan pendapat:


Trik  Menyadari setiap individu dibekali oleh Allah SWT akal pikiran, sehingga
memungkinkan perbedaan pandangan.
 Membangun “iklim pemaaf” di lingkungan, dengan menjadi seorang pemaaf dan
dimaafkan. Jika perbedaan pandangan itu menyakiti kamu, maafkan dan
sampaikan pendapatmu dengan baik.
 Menghargai setiap pandangan, gali informasi dari berbagai sudut pandang.
 Mengambil sisi baik, membuang sisi buruk dari berbagai perbedaan pendapat.
 Meminta pandangan dari guru dan orang tua, kamu bisa berdiskusi tentang
kebingunganmu merespons perbedaan pendapat.

Diari Misi Mengamati dan rasakan masalahnya Lakukan pengamatan, wawancara dengan
korban, pelaku, penonton atas tindakan bullying di sekolah.

14 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

9. Prinzip I’tiraf Al-‘Urf

Prinsip JURUS#9: I’TIRAF AL-‘URF Pelihara Agama Lestarikan Budaya

Komik Menceritakan tentang Walisanga Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga yang
menyebarkan dakwah Islam dengan kesenian seperti Wayang dan Gamelan.

Refleksi Siswa merefleksikan komik dengangan menjawab pertanyaan


Mengapa dakwah Islam awalnya sulit diterima?
Mengapa saat menggunakan wayang dan gamelan dakwah Islam diterima dengan
baik?
Bagaimana para Walisanga menyelipkan pesan Islam dalam kesenian?

Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Urf, Bid’ah dan Tasyabbuh.
Konsep

Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Hasthalaku: Menghidupkan Nilai Luhur Budaya
Lokal

Tips & Tips menggali tardisi di sekitar:


Trik  Cari tahu akar budaya keluargamu dari orang tua. Pelajari ragam tradisi dan
kesenian dari akar budaya tersebut
 Jika ayah dan ibu berasal dari tradisi yang berbeda, temukan apa saja
perbedaannya dan apa persamaannya.

Diari Misi Membuat poster berisi kalimat atau ungkapan dalam Bahasa daerah yang
mengandung nilai luhur.
Berdasarkan table tersebut, analisis peneliti damai, kegiatan bersama seluruh warga
bahwa internalisasi prinsip moderasi sekolah,
beragama pada generasi Z dengan penugasan setiap guru dalam implementasi
menggunakan cara yang di jabarkan dalam sekolah damai dan lainnya
buku 9 Aktivitas Pelajar Moderat sangat
efektif di terapkan khususnya bagi pelajar Kesimpulan
tingkat SMP dan SMA yang di dampingi
oleh guru PAI di sekolah. Selain itu, Edukasi mengenai moderasi beragama
penguatan budaya sembilan nilai moderasi memiliki peranan yang sangat penting,
beragama di sekolah juga dilakukan melalui terutama dalam realitas masyarakat
penguatan kebijakan kepala sekolah yang Indonesia yang bersifat plural dan
mendukung terwujudnya implementasi
multikultural. Pemahaman yang mendalam
sembilan nilai moderasi. Dalam penguatan
budaya sembilan nilai moderasi di sekolah, tentang moderasi beragama menjadi dasar
pengelolaan suasana sekolah yang bagi terciptanya harmoni sosial dan
menunjukkan nilai moderasi dapat penghargaan terhadap keberagaman. Dalam
dilakukan di antaranya dengan quote-quote konteks ini, pendidikan menjadi elemen

|15 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

kunci, terutama dalam membentuk Islam Kementerian Agama Republik


pemahaman yang benar mengenai agama Indonesia.
dan melibatkan generasi muda, khususnya Agus Muhammad, S. M. (2021). Jalan
Menuju Moderasi Modul Penguatan
Generasi Z. Langkah-langkah implementasi
Moderasi Beragama Bagi Guru.
mencakup internalisasi nilai-nilai moderasi Direktorat Jenderal Pendidikan
melalui kurikulum pendidikan agama yang Islam Kementerian Agama RI.
menyeluruh, relevansi metode pembelajaran Aksin Wijaya & dkk. (2020). Berislam di
dengan preferensi Generasi Z yang hidup Jalur Tengah. IRCiSoD.
dalam era digital, dan keterlibatan aktif Ali Muhtarom, M. M., & Ala’i Najib.
generasi ini dalam mempromosikan (2021). Integrasi Moderasi
Beragama dalam Mata Pelajaran
moderasi beragama. Media sosial dapat
Pendidikan Agama Islam. Direktorat
menjadi alat pendidikan yang efektif dengan Jenderal Pendidikan Islam
menyajikan konten moderasi melalui format Kementerian Agama RI.
yang menarik bagi Generasi Z, seperti Amelia Hidayati & Jaipuri Harahap. (2020).
animasi, meme, dan video pendek. Selain Internalisasi Nilai Moderasi
itu, pendidikan karakter dan keterampilan Beragama Melalui Pendidikan
perlu ditekankan, sementara pemerintah Agama Islam untuk para Z
Generation. Guepedia.
dapat melibatkan berbagai inisiatif
Andung Dwi Haryanto, Dewi Puspitasari, &
sosialisasi, pelatihan, dan pengembangan Mutammam. (2022). Penggambaran
materi ajar moderasi beragama untuk guru Nilai Moderasi Beragama dalam
dan siswa. Program kreatif di sekolah, Tayangan Kartun Anak Nussa Rara
seperti dalam buku 9 Aktivitas Pelajar dan Omar Hana. NEM.
Moderat dapat menjadi sarana efektif untuk Ardilla, M., Triani, I. C., Wahyuni, I. L., &
menyampaikan prinsip-prinsip moderasi Pare, E. T. (n.d.). PENANAMAN
NILAI-NILAI MODERASI
beragama secara menarik dan relevan. BERAGAMA DALAM BINGKAI
Kolaborasi antar agama, pertukaran pelajar, PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN.
dan kerjasama antaragama di sekolah juga Baehaqi. (n.d.). Pesantren Gen Z:
dapat merangsang pemahaman yang lebih Reaktualisasi Nilai Moderasi
baik dan toleransi. Dengan melibatkan Beragama pada Lembaga
Generasi Z secara aktif dalam proses Pendidikan. Deepublish.
BPS Kabupaten Demak. (2021). Hasil
pendidikan moderasi beragama, diharapkan
Sensus Penduduk 2020.
mereka dapat menjadi agen perubahan yang https://demakkab.bps.go.id/news/20
memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, 21/01/21/67/hasil-sensus-penduduk-
toleransi, dan kerukunan di masa depan. 2020.html
Burhan, A. (2021). Kampus Islam di Era
Daftar Pustaka Generasi Z. Azka Pustaka.
Duski Samad. (2020). Best Practice
Aceng Abdul Aziz, A. M., & A. Khoirul Toleransi. PAB Publishing.
Anam. (2019). Implementasi Febriyanti & Muhammad. (2023).
Moderasi Beragama dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Pendidikan Islam. Kelompok Kerja yang Pro Gen Z. Inteligi.
Implementasi Moderasi Beragama Habibah, S. M., Setyowati, R. R. N., &
Direktorat Jenderal Pendidikan Fatmawati, F. (2022). Moderasi
Beragama dalam Upaya Internalisasi

16 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x

Nilai Toleransi pada Generasi Z. Yunita Faela Nisa, Laifa Annisa


Pancasila: Jurnal Keindonesiaan, Hendarmin, & Debby Affianty
126–135. Lubis. (2018). Gen Z: Kegalauan
https://doi.org/10.52738/pjk.v2i1.70 Identitas Keagamaan. Pusat
Indonesia, & Indonesia (Eds.). (2019). Pengkajian Islam dan Masyarakat
Moderasi beragama (Cetakan (PPIM) UIN Jakarta.
pertama). Badan Litbang dan Diklat,
Kementerian Agama RI.
Lukman Hakim Saifuddin. (2019).
Moderasi Beragama. Badan Litbang
dan Diklat, Kementerian Agama RI.
Mastuki. (2020, June 11). Menjadi Muslim,
Menjadi Indonesia (Kilas Balik
Indonesia Menjadi Bangsa Muslim
Terbesar).
https://kemenag.go.id/opini/menjadi-
muslim-menjadi-indonesia-kilas-
balik-indonesia-menjadi-bangsa-
muslim-terbesar-03w0yt
Mercia Karina & dkk. (2021). Gen Z
Insights: Perspective on Education.
UNISRI Press.
Muhammad Misbakul Munir. (2022).
Karakter dan Kesejahteraan
Finansial Untuk Gen Z: Penerapan
Islamic Finance Sebagai Solusi. CV
Green Publisher.
Muhtarom, A. (2020). Moderasi beragama:
Konsep, nilai, dan strategi
pengembangannya di pesantren
(Cetakan pertama). Yayasan
Talibuana Nusantara.
Ramdhani, M. A., Sapdi, R. M., Zain, M.,
Rochman, A., Azis, I. A., Hayat, B.,
Bashri, Y., Munir, A., Anam, K.,
Iksan, M., Muryono, S., Muhtarom,
A., & Marbawi, M. (2021).
Moderasi Beragama Berlandaskan
Nilai-nilai Islam. Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI.
Siti Kholisoh, I. A. (2021). 9 Aktivitas
Hebat Pelajar Moderat. Kerjasama
Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama.
Tety Nur Bayti & Desi Ariani. (2020).
Gagasan Millenial & Generasi Z.
Untuk Indonesia Emas 2045.
Fianosa Publishing.

|17 - x

Anda mungkin juga menyukai