http://jurnal.nuruliman.or.id/index.php/alashriyyah
Volume x No x xxxx
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran internalisasi nilai-nilai moderasi beragama dalam
membentuk generasi Z yang menjalankan Islam wasathiyah dalam pemahaman dan pelaksanaan
agamanya. Metode penelitian yaitu studi pustaka, suatu teknik penelitian yang fokus pada
pengumpulan data melalui analisis literatur dari berbagai sumber yang relevan dengan topik
penelitian. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama yang mendorong internalisasi
nilai-nilai moderasi beragama memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk generasi Z yang
cenderung menanamkan Islam wasathiyah. Secara keseluruhan, edukasi mengenai moderasi beragama
memiliki peranan yang sangat penting, terutama dalam realitas masyarakat Indonesia yang bersifat
plural dan multikultural. Implementasi mencakup internalisasi nilai-nilai moderasi melalui kurikulum
pendidikan agama yang menyeluruh, relevansi metode pembelajaran dengan preferensi Generasi Z
yang hidup dalam era digital. Pemahaman yang mendalam tentang moderasi beragama menjadi dasar
bagi terciptanya harmoni sosial dan penghargaan terhadap keberagaman. Dalam konteks ini,
pendidikan menjadi elemen kunci, terutama dalam membentuk pemahaman yang benar mengenai
agama dan melibatkan generasi muda, khususnya Generasi Z.
Kata kunci: Moderasi Beragama; Generasi Z; Islam Moderat
Permalink/DOI: xxx
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
2 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
|3 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
4 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
Kata moderasi berasal dari bahasa Latin moderasi atau wasatiyah tersebut antara lain
moderatio yang mengandung arti sentralitas (tawassuth), integritas (i'tidal),
pengaturan dengan tidak berlebihan maupun toleransi (tasamuh), musyawarah (syura),
tidak kurang. Istilah tersebut juga mencakup reformasi (ishlah), kepeloporan (qudwah),
konsep pengendalian diri, kemampuan dan kewarganegaraan atau memuat konsep
untuk tidak terjebak dalam sikap yang patriotisme (muwathanah), tanpa kekerasan
berlebihan atau tidak memadai. KBBI (la’unf), dan ramah budaya (i’tibar al-’urf)
memberikan dua definisi mengenai istilah (Ali Muhtarom & Ala’i Najib, 2021).(Ali
moderat. Ini tentang mengurangi kekerasan Muhtarom & Ala’i Najib, 2021) Untuk itu,
dan menghindari hal-hal ekstrem. Ketika jumlah keseluruhannya menjadi sembilan
kita menyebut seseorang "moderat", yang prinsip moderasi beragama, berikut ini
kita maksudkan adalah orang tersebut rincian ringkasnya:
berakal sehat, normal, dan tidak ekstrem. 1. Tawassuth (mengambil jalan tengah)
Dengan kata lain, moderasi mencerminkan menggambarkan kesadaran akan
keseimbangan tindakan dan pandangan keharmonisan dalam beragama, tanpa
tanpa melakukan tindakan ekstrem. berlebihan atau mengurangi esensi ajaran
(Indonesia & Indonesia, 2019) Oleh karena agaam.
itu, konsep moderasi melibatkan penekanan 2. Tawazun (keseimbangan) mencakup
pada keseimbangan dan pengendalian diri pemahaman dan praktik agama secara
untuk mengurangi kekerasan dan seimbang yang mencakup semua aspek
menghindari perilaku ekstrem. kehidupan, baik dunia maupun akhirat,
Dari sudut pandang keagamaan, dengan tegas dalam menyatakan prinsip
moderasi beragama berarti keseimbangan untuk membedakan antara
antara mengamalkan agama dan penyimpangan dan perbedaan.
menghormati keyakinan orang lain. Fitriana 3. I'tidal (lurus dan tegas) adalah
menyatakan bahwa sikap keagamaan yang menempatkan segala sesuatu pada
seimban dapat mencegah perilaku tempatnya dan melaksanakan hak serta
berlebihan, fanatisme, dan ekstremisme. kewajiban secara proporsional.
Sikap ini memungkinkan setiap individu 4. Tasamuh (toleransi) melibatkan
menjalankan keyakinan agamanya tanpa pengakuan dan penghargaan terhadap
merugikan orang lain atau melakukan perbedaan, baik dalam konteks
tindakan ekstrem. Dengan berpegang pada keagamaan maupun berbagai konteks
prinsip moderasi beragama, masyarakat kehidupan lainnya.
hendaknya hidup berdampingan secara 5. Musawah (egaliter) yaitu tidak bersikap
damai dan menghindari konflik yang timbul diskriminatif terhadap orang lain karena
karena perbedaan keyakinan.(Andung Dwi perbedaan keyakinan, tradisi, atau asal
Haryanto et al., 2022) Oleh karena itu, usul.
moderasi beragama menjadi landasan dalam 6. Syura (musyawarah) mencakup
membangun hubungan yang harmonis antar penyelasaian setiap persoalan melalui
pemeluk agama yang berbeda. musyawarah untuk mencapai mufakat
dengan prinsip menempatkan
Prinsip moderasi beragama yang
kemaslahatan di atas segalanya.
dikembangkan oleh para ulama peserta KTT
7. Ishlah (reformasi) mengutamakan prinsip
Bogor 2018 terdiri dari tujuh prinsip. Dua
progersif untuk mencapai keadaan yang
nilai lain yang diajukan para ahli ke
lebih baik yang mengakomodasi
Kementerian Agama adalah nirkekerasan
perubahan dan kemajuan zaman, sambil
dan penghormatan terhadap adat istiadat.
tetap berpegang pada prinsip
Kedua nilai ini juga mempunyai landasan
dalam teks hukum Islam. Kesembilan nilai
|5 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
6 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
hasil, kurang menghargai proses, dan termasuk syariah, muamalah, akhlak, dan
ketidakstabilan emosi serta cenderung dimensi rohaniah (Iman, Islam, Ihsan).
kurang toleran terhadap pandangan atau Seorang Muslim wasathiyah dianggap
pendapat yang berbeda dengan mereka. mampu menyeimbangkan kepentingan
(Febriyanti & Muhammad, 2023) pribadi dengan kepentingan sosial, serta
dapat menempatkan diri secara rasional.
Mempertimbangkan keberagaman di
Manifestasi dari sikap wasathiyah ini
Indonesia, lembaga pendidikan berperan
mencakup(Habibah et al., 2022): (a)
sebagai garda terdepan dalam memperkuat
Kemauan untuk berdialog secara terbuka
nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan
dan bijaksana dalam menyampaikan pesan-
moderasi beragama. Sebagai sarana yang
pesan agama untuk meningkatkan
tepat, lembaga pendidikan memiliki
pemahaman moral agama; (b) Menekankan
tanggung jawab untuk menyelidiki,
prinsip rasionalitas untuk menerima
menganalisis, dan menyelesaikan isu-isu
kebenaran tanpa mengabaikan prinsip-
literasi keagamaan secara sistematis,
prinsip fundamental dan warisan pemikiran
rasional, ilmiah, dan dapat dipercaya. Oleh
ulama terdahulu; (c) Tetap berpegang pada
karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan
dalil Al-Qur'an yang bersifat qath'i dan
dan pengajaran, fokusnya adalah pada
dalil-dalil syariah; (d) Menghindari
pembentukan akhlak mulia, moralitas, dan
pandangan pluralisme dan universalisme
budi pekerti yang tinggi, serta
yang dapat menghilangkan identitas sebagai
pengembangan keterampilan yang berguna,
seorang Muslim; (e) Mampu menjaga
baik hard skill maupun soft skill, untuk
tradisi keagamaan di tengah modernitas,
kepentingan masyarakat, bangsa, dan
dengan berusaha mempertahankan nilai-
agama. Aspek ini dikenal sebagai nilai
nilai yang baik dan terbuka terhadap inovasi
karakter lembaga pendidikan. Nilai karakter
yang dapat memberikan kontribusi bagi
ini mencakup berbagai hal seperti kejujuran,
kemajuan.
tanggung jawab, disiplin, kerja keras,
kemampuan berpikir logis, dan lain-lain, Maka pentingnya moderasi
yang selaras dengan kesadaran terhadap beragama dianggap sebagai kunci
pelestarian lingkungan sebagai terwujudnya toleransi dan wasathiyah.
implementasi dari nilai-nilai agama. Sistem nilai dalam moderasi dianggap
(Baehaqi, n.d.) Maka generasi Muslim sebagai benteng yang kokoh melawan
untuk selalu memegang prinsip "gerakan pemahaman ekstrem, radikalisme,
pencerahan" dalam kehidupan sosial liberalisme, dan pluralisme yang berlebihan.
mereka, yang ditandai oleh cara berpikir Strategi Internalisasi Prinsip-Prinsip
dan sudut pandang yang menekankan Moderasi Beragama pada Generasi Z
"keseimbangan" dalam tindakan
keagamaan. Konsep keseimbangan ini, atau Berdasarkan Rencana Pembangunan
lebih dikenal sebagai moderat, dalam Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
terminologi Islam disebut sebagai 2024, Pemerintah Indonesia mengarahkan
wasathiyah, menekankan pemahaman untuk memasukkan moderasi beragama
keagamaan dengan prinsip-prinsip (wasathiyyah) secara menyeluruh dalam
tawassuth (tengah), tasamuh (toleran), sektor pendidikan. Hal ini diwujudkan
tawazun (seimbang), i'tidal (adil), dan melalui pengembangan kurikulum
iqtishad (sederhana).(Lukman Hakim pendidikan agama yang mengedepankan
Saifuddin, 2019) perspektif moderat yang menekankan pada
internalisasi sembilan nilai dan sikap moderasi.
Pengaktualisasian seorang Muslim Dari segi konsep, internalisasi nilai
wasathiyah (yang memiliki sikap moderat) merupakan usaha untuk menyerap nilai-nilai
melibatkan seluruh aspek kehidupan, tertentu sehingga nilai-nilai tersebut benar-
|7 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
benar menjadi bagian integral dari setiap RI, yang dijalankan melalui Direktorat
individu. Proses ini melibtakan pemahaman Jenderal Litbang Kegamaan. Berbagai
mendalam, contoh konkret, pembiasaan, metode digunakan dalam upaya ini, seperti
penerapan disiplin, bimbingan, dan melakukan sosialisasi, pelatihan (ToT),
motivasi.(Agus Muhammad, 2021) menerbitkan buku-buku moderasi
Sehingga internalisasi mengacu pada beragama, menyusun materi ajar moderasi
penanaman nilai-nilai dalam ranah beragama, dan sebagainya. Tujuan dari
pengetahuan, sikap, dan perilaku secara langkah-langkah ini adalah untuk
bersamaan, membentuk karakter pribadi membangun pertahanan yang kuat (self-
yang tercermin dalam kualitas yang defence) terhadap pengaruh radikalisme dan
tertanam. inklusivisme. Selain itu, langkah-langkah
ini bertujuan untuk mengembangkan rasa
Saat ini pelajar Indonesia khususnya
cinta terhadap tanah air dan pemahaman
gen Z hidup berdampingan dengan mesin,
terhadap signifikansi keberagaman budaya
robot, kecerdasan buatan dan informasi
yang ada dalam masyarakat majemuk
dapat diakses internet yang cepat, maka
seperti Indonesia.(Baehaqi, n.d.)
sangat penting untuk menyelenggarakan
pendidikan Islam yang sesuai dengan Generasi Z memiliki potensi untuk
preferensi peserta didik saat ini. Metode menggali kreativitas mereka dalam
pembelajaran harus relevan dengan era mempromosikan moderasi beragama. Agar
digital, terutama dalam materi Pendidikan tema keberagamaan di kalangan anak muda
Agama Islam (PAI) di sekolah yang masih lebih menarik, ide tersebut perlu
menggunakan metode tradisional. Adanya diintegrasikan secara lebih luas. Melalui
ketidaksesuaian ini dapat mengakibatkan karya-karya sederhana seperti animasi,
kurangnya minat dari peserta didik, meme, dan video pendek, mahasiswa dapat
terutama yang berasal dari Generasi Z dan aktif mempromosikan konten moderasi
Gen Alpha, dan menghambat pencapaian beragama di berbagai platform media sosial
tujuan pembelajaran.(Ardilla et al., n.d.) seperti YouTube, Line, Facebook,
Pendidikan agama Islam seharusnya di Instagram, WhatsApp, dan lainnya.
fokuskan pada upaya yang sengaja dan Pengawalan dan pembimbingan ini dapat
terencana untuk mempersiapakan peserta dimulai dari penyiapan kurikulum dan
didik agar dapat mengenal, memahami, materi ajar yang mendukung pemahaman
merasakan, dan meyakini ajaran agama yang lebih baik tentang moderasi beragama.
Islam. Selain itu, hal ini perlu diimbangi Meskipun moderasi beragama tidak perlu
dengan pentingnya menghargai penganut diajarkan secara eksplisit dalam mata
agama lain, dengan tujuan untuk pelajaran, guru dapat mengembangkan
menciptakan harmoni diantara umat penelitian dan pengajaran yang mencakup
beragama dan pada akhirnya berkontribusi nilai-nilai moderasi beragama sebagai
pada persatuan dan kesatuan bangsa. bagian dari kurikulum tersembunyi.(Aksin
(Muhtarom, 2020) Dengan merujuk pada Wijaya & dkk, 2020) Karena Gen Z lebih
penjelasan di atas, Pendidikan Agama Islam tertarik pada hal-hal praktis daripada teori,
seharusnya memberikan dampak langsung berbeda dengan generasi sebelumnya, maka
terhadap perkembangan sikap toleransi peran seorang pendidik atau guru sangat
dalam menjalankan agama dan penting sebagai landasan awal bagi anak-
mempromosikan kehidupan beragama yang anak dalam memahami nilai-nilai moderasi
harmonis. beragama.(Mercia Karina & dkk, 2021)
Upaya untuk mempromosikan Salah satu program yang dapat di prakatikan
moderasi beragama menjadi fokus utama oleh guru dan peserta didik dalam
dalam banyak inisiatif Kementerian Agama implementasi prinsip-prinsip moderasi
8 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
Komik Menceritakan tiga sahabat yang di tegur oleh Rasullah SAW karena akan
berlebihan dalam beribadah, yaitu sholat malam terus menerus, puasa sepanjang
tahun dan tidak menikah selamanya.
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Israf dan Ghulluw
Konsep
Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Dulu Ekstrem, Sekarang Ngajarin Boardgame
Tips & Kenali 3 ciri berlebihan dalam Agama yaitu: 1) Literalisme dan fanatisme buta, 2)
Trik Merasa dirinya benar dan senang menyalahkan yang berbeda, dan 3) Tidak mau
menerima pendapat orang lain
3 cara agar tetap di pertengahan: 1) Pelajari berbagai versi informasi, 2) Berpikir
kritis: Jangan mudah percaya pada informasi yang diterima, dan 3) Jadilah
pendengar yang baik.
2. Prinsip I’tidal
Komik Kisah tentang seorang yahudi yang mengadu kepada Sy. Umar bin Khattab karena
tidak ingin rumahnya di gusur oleh Amr bin Ash, kemudian Sy. Umar memberi
|9 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
pesan melalui tulang yang diberi garis lurus oleh pedang memberi isyarat untuk
berbuat lurus.
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah I’tidal, Adil, dan Zhalim
Konsep
Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Jadi Teman Asik, Nggak Membeda-Bedakan
Diari Misi Membuat kelompok dan mengamati kejadian bersama dengan minoritas agama
atau etnis dan bersama anak berkebutuhan khusu dan penyandang disabilitas
3. Prinsip Tasamuh
10 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
Najran? Padahal pendapt Rasulullah sudah pasti benar karena bersal dari Allah
SWT.
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Tasamuh dan Kalimatun Sawa’.
Konsep
Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Membangun Jembatan Dua Sekolah Beda Agama
Tips & Tips dan triks merancang program membangun jembatan dua sekolah beda agama:
Trik Cari sekolah mitra, bangun komunikasi awal, membuat kondep acara, menyiapkan
acara, publikasi dan dokumnetasi, follow up program, dan variasu program.
Diari Misi Memilih salah satu dari misi dan menceritakan pengalaman
1. Membuat acara Breaking Down the Walls
2. Menjelajahi rumah ibadah dari enam agama di Indonesia menggunakan
aplikasi virtual reality
3. Menjalin pertemanan di media social dengan enam orang dari enam agama
berbeda
4. Prinsip Syura
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Syura, Muafakat dan Ta’awun.
Konsep
Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Walau Berbeda, Kita Bisa Bertumbuh Bersama
|11 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
keputusan
Bedakan kebutuhan dan kedududkan
Diari Misi Menjalankan misi dan menceritakan pengalaman dari temuan dua orang/dua
kelompok yang sedang berkonflik, mengajak musyawarah, dan siswa berperan
sebagai mediator.
5. Prinsip Ishlah
Prinsip JURUS#5: ISHLAH Lestarikan Alam dan Perdamaian, Jangan Bikin Kerusakan
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Islah, Salam dan Fasad.
Konsep
Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Ambil Peran Mudah dan Berkelanjutan: Belajar
dari Sosok Lutfian
6. Prinsip Muwathanah
Komik Menceritakan tentang Rasulullah SAW yang sangat mencintai kota Mekkah dan
Madinah.
12 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Muwathanah, Hubbul Wathan dan
Konsep Ulul Amri.
Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Jadi Pahlawan Budaya Bangsa, Meski Harus
Ngamen Di Eropa
Diari Misi Menemukan 10 event online internasional dan mencatat pengamatan di kolom
misi.
7. Prinsip Qudwah
Komik Menceritakan tentang seorang pemuda Yaman yang di tipu oleh Al-‘Ash dan dia
naik kebukit dan melantikan syair keluahanya hinnga Zubair (Paman Nabi)
membuat gerakan Hilful-Fudhul hingga akhirnya mendapat dukungan di saksikan
Rasulullah dan berhasil, pedagang Yaman mendapatkan haknya.
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Qudwah, Uswah Hasanah dan
Konsep Hifzhul Mal.
Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Ila, Pembaharu Muda Bantu Anak-anak
Kenalkan Dunia
|13 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
Diari Misi Mencari masalah di sekolah, amati dan cari solusi dengan lima kerangka Thinking
Design.
8. Prinsip Al-La’unf
Komik Menceritakan tentang Rasulullah yang mendapat perlakuan kasar dengan lemparan
batu oleh penduduk Mekkah dan Thaif, hingga malaikat menawarka pembalasan,
namun Rasulullah menolak malah mendoakan.
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Shabr, Ihsan dan Hilm.
Konsep
Diari Misi Mengamati dan rasakan masalahnya Lakukan pengamatan, wawancara dengan
korban, pelaku, penonton atas tindakan bullying di sekolah.
14 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
Komik Menceritakan tentang Walisanga Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga yang
menyebarkan dakwah Islam dengan kesenian seperti Wayang dan Gamelan.
Kunci Mencari tahu makna dan maksud dari istilah Urf, Bid’ah dan Tasyabbuh.
Konsep
Inspirasi Kisah pengalaman yang berjudul Hasthalaku: Menghidupkan Nilai Luhur Budaya
Lokal
Diari Misi Membuat poster berisi kalimat atau ungkapan dalam Bahasa daerah yang
mengandung nilai luhur.
Berdasarkan table tersebut, analisis peneliti damai, kegiatan bersama seluruh warga
bahwa internalisasi prinsip moderasi sekolah,
beragama pada generasi Z dengan penugasan setiap guru dalam implementasi
menggunakan cara yang di jabarkan dalam sekolah damai dan lainnya
buku 9 Aktivitas Pelajar Moderat sangat
efektif di terapkan khususnya bagi pelajar Kesimpulan
tingkat SMP dan SMA yang di dampingi
oleh guru PAI di sekolah. Selain itu, Edukasi mengenai moderasi beragama
penguatan budaya sembilan nilai moderasi memiliki peranan yang sangat penting,
beragama di sekolah juga dilakukan melalui terutama dalam realitas masyarakat
penguatan kebijakan kepala sekolah yang Indonesia yang bersifat plural dan
mendukung terwujudnya implementasi
multikultural. Pemahaman yang mendalam
sembilan nilai moderasi. Dalam penguatan
budaya sembilan nilai moderasi di sekolah, tentang moderasi beragama menjadi dasar
pengelolaan suasana sekolah yang bagi terciptanya harmoni sosial dan
menunjukkan nilai moderasi dapat penghargaan terhadap keberagaman. Dalam
dilakukan di antaranya dengan quote-quote konteks ini, pendidikan menjadi elemen
|15 - x
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
16 - x|
Jurnal Al Ashriyyah, Volume x No x xxxx, x-x
|17 - x