Anda di halaman 1dari 5

UTS MATRIKULASI

Sabilatus Syarifah

MPAI B

1) Dari berbagai batasan/definisi kurikulum, jelaskan minimal 3 konsep kurikulum


dan bagaimana implikasinya bagi proses pembelajaran
Jawab:
Kurikulum adalah sebuah konsep yang sering digunakan dalam bidang pendidikan,
namun memiliki interpretasi yang berbeda tergantung pada konteks dan perspektifnya.
secara umum, kurikulum dapat dijelaskan sebagai sebuah panduan atau rencana yang
mengatur tujuan, isi, serta proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
dengan tujuan mencapai hasil yang diharapkan.
Berikut beberapa konsep kurikulum:
a. Kurikulum sebagai produk
Dalam konsep ini, kurikulum dianggap sebagai suatu produk yang dihasilkan dari
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Produk kurikulum dapat
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, atau perilaku yang dimiliki oleh
peserta didik setelah mengikuti suatu program pendidikan. Produk kurikulum
biasanya diukur dengan menggunakan berbagai alat evaluasi, seperti tes, kuis,
portofolio, proyek, atau observasi, untuk mengetahui sejauh mana tujuan kurikulum
telah tercapai.
Implikasi dari konsep ini adalah bahwa kurikulum harus memiliki kriteria dan
indikator yang jelas, objektif, dan dapat diukur, serta mampu memberikan umpan
balik yang konstruktif bagi peserta didik.
b. Kurikulum sebagai proses
Dalam konsep ini, kurikulum dianggap sebagai suatu proses interaktif yang
melibatkan berbagai unsur, seperti guru, siswa, materi, metode, media, lingkungan,
dan evaluasi, dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta
didik. Proses kurikulum tidak hanya terbatas pada apa yang tertulis dalam dokumen,
tetapi juga pada apa yang terjadi di lapangan, yang dapat berubah-ubah sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Implikasi dari konsep ini adalah bahwa kurikulum harus fleksibel, dinamis, dan
responsif, serta mampu mengakomodasi kebutuhan, minat, dan potensi yang
beragam dari peserta didik.
c. Kurikulum sebagai dokumen
Dalam konsep ini, kurikulum dianggap sebagai suatu dokumen resmi yang berisi
rumusan tentang tujuan, kompetensi, materi, metode, media, sumber belajar, dan
evaluasi yang harus dipenuhi oleh peserta didik dalam suatu jenjang atau program
pendidikan. Dokumen kurikulum biasanya disusun oleh pihak-pihak yang
berwenang, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, atau organisasi profesi, dan
menjadi acuan bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Implikasi dari konsep ini adalah bahwa kurikulum harus disusun secara sistematis,
komprehensif, dan konsisten, serta sesuai dengan standar dan kebutuhan yang
berlaku.1

2) Secara umum konsep pengembangan kurikulum terbagi dua, yaitu konsep


invention dan discovery. Berdasarkan pengamatan atas praktik pengembangan
kurikulum nasional di Indonesia, maka buatlah satu simpulan tentang
kecenderungan Indonesia menggunakan konsep yang mana? Buktinya apa?
Jawab:
Konsep invention dan discovery dalam pengembangan kurikulum mengacu pada dua
pendekatan yang berbeda. Invention berarti menciptakan sesuatu yang baru dan belum
ada sebelumnya, sedangkan discovery berarti menemukan atau mengidentifikasi
sesuatu yang telah ada dan dikenal sebelumnya. 2
Dalam konteks sejarah perubahan kurikulum di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa
Indonesia cenderung menerapkan pendekatan invention atau inovasi dalam
pengembangan kurikulum nasional. Ini terlihat dari kebiasaan Indonesia untuk
mengganti kurikulum yang ada dengan kurikulum baru yang berbeda, seperti
kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975,
kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum 2006, kurikulum 2013,
dan kurikulum Merdeka. Kurikulum-kurikulum ini merupakan hasil kreasi manusia

1
Lise Chasmisijatin, Telaah Kurikulum, Malang: UMM Press, 2019, 3-5.
2
Haeran, dkk, Gagasan Konsep Inovasi Pendidikan, Tasikmalaya: Edupublisher, 2020, 71
yang mencerminkan perubahan kebutuhan, tantangan, dan aspirasi masyarakat
Indonesia di berbagai periode waktu.

3) Buatlah tabel analisis perbandingan model-model pengembangan kurikulum


antara model managerial dan model behavioral perspektif kelebihan dan
kekurangan!
Jawab:
Model pengembangan kurikulum adalah suatu metode atau prosedur yang digunakan
untuk merancang, menerapkan, dan mengevaluasi kurikulum. Terdapat berbagai model
yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan, konteks, dan karakteristik kurikulum. Dua
model yang sering dibandingkan adalah model managerial dan model behavioral.
Model managerial atau Beauchamp Managerial Model adalah pendekatan yang
menekankan pada perencanaan, organisasi, pengendalian, dan pengawasan kurikulum.
Model ini menganggap kurikulum sebagai suatu produk yang harus dihasilkan secara
efektif dan efisien. Model ini cocok untuk kurikulum yang memiliki standar yang ketat,
struktur yang jelas, dan kemampuan untuk diukur dengan baik.
Model behavioural atau Tyler Behavioral Model sebaliknya, menekankan pada perilaku
yang diharapkan dari peserta didik setelah menyelesaikan kurikulum. Model ini melihat
kurikulum sebagai suatu proses yang harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan
kemampuan peserta didik. Model ini cocok untuk kurikulum yang memerlukan
fleksibilitas, responsivitas terhadap perubahan, dan variasi dalam pendekatan
pembelajaran. 3
Berikut adalah tabel perbandingan antara model managerial dan model behavioral dari
sudut pandang kelebihan dan kekurangan:
Model Kelebihan Kekurangan
managerial • Memudahkan pengelolaan dan • Kurang memperhatikan aspek-
pengawasan kurikulum aspek kognitif, afektif, dan
• Menjamin kualitas dan psikomotor peserta didik
konsistensi kurikulum • Kurang fleksibel dan responsif
terhadap perubahan lingkungan
dan kebutuhan peserta didik

3
Joko Suratno, dkk, KURIKULUM DAN MODEL-MODEL PENGEMBANGANNYA, Jurnal Pendidikan Guru
Matematika Vol. 2, No. 1, Januari 2022
• Menyederhanakan proses • Kurang memberikan ruang bagi
evaluasi dan akuntabilitas kreativitas dan inovasi
kurikulum pengembang dan pelaksana
kurikulum
behavioral • Memperhatikan aspek-aspek • Sulit untuk mengelola dan
kognitif, afektif, dan psikomotor mengawasi kurikulum
peserta didik • Sulit untuk menjamin kualitas
• Fleksibel dan responsif terhadap dan konsistensi kurikulum
perubahan lingkungan dan • Sulit untuk menyederhanakan
kebutuhan peserta didik proses evaluasi dan
• Memberikan ruang bagi akuntabilitas kurikulum
kreativitas dan inovasi
pengembang dan pelaksana
kurikulum

4) Pada kasus penerapan Kurikulum Merdeka, Lakukan evaluasi atas beberapa


aspek berikut: organisasi materi/isi dan evaluasi implementasinya (evaluasi
proses dan hasil). Berdasarkan hal tersebut, bagaimana konstruksi teori evaluasi
kurikulum yang terbentuk?
Jawab:
Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memiliki tujuan untuk memberikan lebih
banyak kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru dalam proses pembelajaran,
serta untuk memperkuat kompetensi yang relevan untuk abad ke-21. Dalam rangka
mengevaluasi beberapa aspek yang telah dijelaskan, ada beberapa poin yang perlu
dipertimbangkan:
• Organisasi materi/isi: Kurikulum Merdeka mengurangi jumlah mata pelajaran yang
wajib dan memberikan pilihan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran yang
sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Hal ini dapat meningkatkan motivasi
dan keterlibatan siswa dalam belajar, serta mengurangi beban belajar yang terlalu
berat. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan bagi guru dan sekolah untuk
menyusun materi pembelajaran yang relevan, bermutu, dan beragam, serta
menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa yang berbeda-beda
• Evaluasi implementasi: evaluasi tidak hanya melihat pada hasil akademik siswa,
tetapi juga pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas, seperti interaksi,
kolaborasi, keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, serta sikap dan nilai
yang berkembang.
Konstruksi teori evaluasi kurikulum yang terbentuk dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Teori evaluasi kurikulum adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk
memberikan pertimbangan berdasarkan kriteria yang telah disepakati dan dapat
dipertanggungjawabkan, untuk membuat keputusan tentang suatu kurikulum.
• Teori evaluasi kurikulum harus mempertimbangkan konteks, input, proses, dan
output dari kurikulum yang dievaluasi. Konteks adalah situasi dan kondisi yang
memengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum. Input adalah sumber
daya yang digunakan untuk merancang dan melaksanakan kurikulum. Proses adalah
serangkaian kegiatan yang terlibat dalam perancangan, pengembangan, dan
pelaksanaan kurikulum. Output adalah hasil atau pencapaian yang diharapkan dari
kurikulum.
• Teori evaluasi kurikulum harus menggunakan metode dan teknik yang sesuai dengan
tujuan, tujuan, dan karakteristik kurikulum yang dievaluasi. Metode dan teknik
evaluasi kurikulum dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan kombinasi
dari keduanya. Yang penting, metode dan teknik ini harus mampu mengumpulkan,
menganalisis, dan menyajikan data yang valid, reliabel, dan objektif. 4

4
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/

Anda mungkin juga menyukai