Anda di halaman 1dari 9

PARADIGMA DIKOTOMI ILMU

DALAM SISTEM PENDIDIKAN


DI INDONESIA

Sabilatus Syarifah
NIM: 234120600049
Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan sejak zaman kolonial hingga saat ini.
Salah satu isu yang masih menjadi perdebatan hingga kini adalah dikotomi ilmu dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Dikotomi ini terjadi karena adanya pemisahan antara ilmu umum dan ilmu
\
agama. Hal ini menyebabkan munculnya dua sistem pendidikan di Indonesia, yakni institusi
pendidikan umum (sekolah dan PTU) dan institusi pendidikan agama (madrasah, pesantren, dan
PTAI) bahkan berkembang menjadi perbedaan antara pendidikan berbasis agama di bawah
Kementerian Agama (Kemenag) dan sekolah umum di bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud). Dikotomi ini telah menimbulkan sejumlah kesenjangan dalam sistem
pendidikan di Indonesia.
Permulaan Dikotomi Ilmu di Indonesia
Munculnya perbedaan dalam sistem pendidikan dimulai sejak kedatangan Belanda yang menjajah
Nusantara. Semua dikelola oleh Belanda dengan misi zending Kristen dan mewajibkan sekolah
untuk mengadopsi orientasi Barat dan menghalangi penyesuaian pendidikan dengan kondisi di
\
Indonesia. Hanya 6% saja pribumi dapat bersekolah di sekolah Belanda dan mereka berasal dari
kalangan priyayi (untuk bekerja di pemerintah Belanda). Bagi non-priyayi, mendapatkan
pendidikan di pesantren pada kubu sendiri (Belajar kitab kuning). Masing-masing institusi
pendidikan tersebut mempunyai sistem pendidikan yang secara diameteral berbeda dan dikotomik.
Dampak dari tindakan Belanda tersebut masih terlihat dalam fenomena dikotomi pendidikan di
Indonesia hingga saat ini.
Sebab Munculnya Dikotomi Ilmu di Indonesia
Manajemen dalam pengelolaan Pendidikan Kontruksi Keilmuan
Adanya manajemen Kemendikbud mengelola Pembagian ilmu dianggap sebagai ilmu agama
pendidikan umum, sementara Kemenag mengelola yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis dan
madrasah dan perguruan tinggi agama Islam, ilmu umum yang berdasarkan observasi. Hal ini
berdampak pada perpecahan dalam penyelenggaraan mengakibatkan perpecahan ilmu agama dan ilmu
pendidikan, termasuk pada jenis ilmu yang diajarkan, umum, baik di lingkungan PTKI, sekolah dan
yaitu ilmu agama dan ilmu umum. madrasah

Penggunaan Istilah Bahasa Arab


penggunaan istilah-istilah berbahasa Arab oleh umat Islam di Indonesia yang sering kali
dihubungkan dengan kesan lebih Islami, walaupun ini bersifat subjektif
Permasalahan Dikotomi Ilmu dalam
Sistem Pendidikan di Indonesia
● pemerintah Indonesia mengoperasikan dua jenis sistem pendidikan: sistem pendidikan sekuler
(seperti sekolah) dan sistem pendidikan yang fokus pada pendidikan agama (seperti madrasah).
Keduanya dikelola oleh pemerintah dan sering disebut "Negeri.
● pemisahan antara sekolah Negeri (pemerintah) dan sekolah Swasta (masyarakat). Pemerintah,
melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), mengelola pendidikan formal,
tetapi Departemen Agama mengelola madrasah
● Malik Fajar menunjukkan bahwa dikotomi pendidikan terlihat dalam perbedaan antara
perguruan tinggi umum dan pesantren. Perguruan tinggi umum dianggap unggul dalam
pemahaman rasional dan keterampilan, sedangkan pesantren unggul dalam aspek moral tetapi
kurang dalam pemahaman rasional.
Dampak Dikotomi Ilmu di Indonesia
• kesenjangan antara lulusan sekolah umum dan PTU dengan lulusan pesantren dan PTAI. Lulusan
sekolah umum lebih mudah menemukan pekerjaan di sektor formal, sementara lulusan pesantren
dan PATI cenderung bekerja di sektor informal
• mengakibatkan ketidakseimbangan dalam kurikulum. Fokus yang berlebihan pada salah satu
jenis ilmu dapat mengurangi kualitas pendidikan secara keseluruhan
• menghambat pengembangan keterampilan holistik siswa, seperti kritis berpikir, etika, dan
kepemimpinan.
• mempengaruhi pemahaman agama siswa. Beberapa siswa mungkin lebih fokus pada ilmu agama
dan kurang memperhatikan ilmu umum, atau sebaliknya
• menciptakan polarisasi antara kelompok yang lebih mengutamakan ilmu agama dan kelompok
yang lebih mengutamakan ilmu umum bahkan memicu konflik
Solusi Mengatasi Dikotomi Ilmu dalam Sistem Pendidikan
di Indonesia
• menerapkan undang-undang No. 20 tahun 2003, Pasal 3 yaitu Konsep integrasi, yang
menggabungkan nilai-nilai agama dan umum
• Melakukan pembelajaran yang efisien yang mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam ke dalam
mata pelajaran umum
• Meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam berbagai
aspek kehidupan peserta didik
• Mengubah perguruan tinggi agama (seperti IAIN atau STAIN) menjadi UIN yang mencakup
ilmu umum dan ilmu agama
• Menggabungkan pendekatan sekuler modern dalam pendidikan dengan konsep-konsep ajaran
Islam (Fazlur Rahman)
Regulasi Pendidikan Islam di Indonesia
• Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pendidikan Islam kurang mendapat dukungan, sementara sekolah-sekolah Missie
dan Zending yang didukung oleh pemerintah Belanda lebih diutamakan.
• Pasca kemerdekaan lahir beberapa Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
• UU No 4 tahun 1950 dan UU No 12 tahun 1954 masih memperkuat
\ dikotomi ini, (MI), (MTs), dan (MA) tidak diatur
sebagai jenjang pendidikan formal. Namun, pendidikan agama wajib diberikan dalam semua jalur dan jenjang Pendidikan
• Surat Keputusan Bersama tiga menteri pada tahun 1975 menyamakan level madrasah dengan sekolah umum, menjadikan MI
setingkat dengan SD, MTs setingkat dengan SMP, dan MA setingkat dengan SMA.
• Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 menyamakan kurikulum madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah dengan sekolah umum, ditambah dengan mata pelajaran agama Islam yang lebih banyak.
• Undang-undang No. 20 tahun 2003 memperkuat status madrasah secara substansial, dengan penyebutan madrasah masuk
dalam batang undang-undang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai