Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN OBSERVASI DI SEKOLAH

SMPIT MIFTAHUL HUDA VII BOARDING SCHOOL


Jl. Cipangebak RT/RW 01/09 Kel. Tamansari Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya

A. Latar Belakang Sekolah SMP Islam Terpadu Miftahul Huda VII


Memudarnya kecemerlangan pendidikan Islam (the decline of Islamic learning)
sesungguhnya sudah terjadi sejak ratusan tahun yang silam (mulai abad ke-12). Salah
satu sebab utama layunya intelektualisme Islam adalah saat dunia pendidikan Islam
terjadi dikotomi keilmuan; terbelahnya ilmu agama (‘ilmu diniyah) dengan ilmu dunia
(‘ilmu dunya), dikotomi antara wahyu dan alam, serta dikotomi antara wahyu dan akal.
Dikotomi yang pertama telah melanggengkan supremasi ilmu-ilmu agama yang berjalan
secara monotonic. Dikotomi kedua telah menyebabkan kemiskinan penelitian empiris
dalam pendidikan Islam. Dikotomi yang terahir telah menjauhkan filsafat dari
pendidikan Islam.
Dunia pendidikan Islam saat ini telah terjebak pada sistem dikotomi yang sangat
parah: “sekularisasi” dan “sakralisasi” pendidikan. Sekularisasi bermakna bahwa
pendidikan telah melepaskan dirinya dari agama. Agama diartikan sebagai sesuatu yang
hanya berhubungan dengan masalah ibadah ritual, ataupun hal-hal yang berkaitan
dengan urusan-urusan mu’amalah yang sangat terbatas seperti nikah, talak, rujuk, waris,
dan pengurusan jenazah. Agama seolah-olah tidak ada hubungannya dengan sains,
teknologi, terlebih lagi ilmu sosial, hukum, politik, dan budaya. Sedangkan pada
sekolah agama (madrasah ataupun pesantren) pola pendidikannya terlalu asyik dengan
kajian-kajian ajaran Islam klasik yang membahas fiqih, hadits, ataupun tafsir tanpa
upaya aktualisasi dengan perkembangan zaman, kemajuan sains dan teknologi yang
sesungguhnya relevan untuk diketahui, dipahami bahkan dikuasai. Alhasil, “Islam”
hanya diartikan sebatas “Agama”, yang bukan “Ad-Din” yang makna hakikinya
melingkupi seluruh aturan hidup dan kehidupan (minhajul hayah). Dengan paradigma
seperti itu, wajarlah jika pendidikan Islam pun terjebak ke dalam lingkup yang sempit
dan lepas dalam segala urusan memakmurkan dunia.
Pendidikan Islam di Indonesia yang telah ada selama ini terasa seperti jalan di
tempat. Mayoritas lembaga pendidikan Islam tidak menunjukkan kemajuan kinerjanya

1
yang berarti, menilik berbagai tolak ukur (fasilitas, manajemen, SDM, kurikulum),rata-
rata pendidikan Islam belum berada pada barisan “papan atas”. Pendidikan Islam
mengalami kekurangan sumber daya manusia, sumber daya pemikiran, sumber daya
dana, dan sumber-sumber belajar. Pendidikan Islam kurang didukung oleh riset dan
pengembangan yang berkelanjutan, baik yang dilakukan oleh individu, masyarakat
maupun oleh pemerintah. Sehingga model pengelolaan institusi dan pendekatan
pembelajaran tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Di sisi lain, menurut data Badan Pusat Statistik, angka Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) secara nasional sejak tahun 1999 sampai tahun 2009 menunjukkan trend
peningkatan. Demikian juga Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada kelompok umur 13-
15 tahun. Namun, jika dibanding APS pada kelompok umur 7-12 tahun, APS pada
kelompok umur 13-15 tahun masih lebih rendah.
Dalam konteks Jawa Barat, angka IPM Jawa Barat sejak tahun 1999 sampai tahun
2009 menunjukkan kecenderungan peningkatan meski turun peringkat nasional dari
urutan ke-14 pada tahun 2004 s/d 2006 menjadi urutan ke-15 pada tahun 2007 s/d 2009.
Demikian juga APS pada kelompok umur 13-15 tahun, meski sempat mengalami
penurunan pada tahun 2005. Dengan membandingkan IPM Jawa Barat dengan IPM
Nasional, didapat data bahwa IPM Jawa Barat sejak tahun 2008 berada di bawah angka
IPM Nasional. Padahal, tahun 2007 dan sebelumnya angka IPM Jawa Barat selalu
berada di atas angka IPM Nasional.
Hal ini bisa ditafsirkan bahwa kesadaran masyarakat secara umum untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih perlu perhatian semua
pihak. Hal ini bisa terjadi karena jarak tempuh dari tempat tinggal ke pusat pendidikan
relatif jauh, atau bisa juga karena biaya pendidikan yang relatif tinggi, di samping
masalah lain yang menjadi kendala yang tidak terhindarkan.
Demikian juga mengenai IPM yang melibatkan 3 (tiga) unsur, yaitu pendidikan,
kesehatan dan daya beli. Di antara ketiga unsur tersebut, unsur yang paling utama dalam
menentukan IPM adalah pendidikan, karena peningkatan tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan dan daya beli. Karenanya, pendidikan mesti mendapat
perhatian lebih serius, khususnya pendidikan dasar yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah dengan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun (Wajar Dikdas 9
Tahun).

2
Menilik data sekolah di Kota Tasikmalaya terdapat 90 unit SMP/MTs yang terdiri
atas 21 unit SMP Negeri dan 4 MTs Negeri ditambah 31 unit SMP Swasta dan 34 MTs
Swasta. Dari jumlah tersebut, 4 unit menerapkan pola SMP dan MTs Boarding School,
2 Unit menerapkan pola SMP Plus dan 2 unit menerapkan pola SMP Boarding School.
Dalam rangka turut berpartisipasi dalam menyukseskan program Wajar Dikdas 9
Tahun, dan untuk meningkatkan angka IPM dan APS, dengan memperhatikan sumber
daya, potensi, tantangan, peluang dan keterbatasan yang ada, maka Yayasan Miftahul
Huda VII bertekad untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama Boardingschool
Miftahul Huda VII yang berlokasi di Komplek Yayasan Miftahul Huda VII, Kelurahan
Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya mulai Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Bentuk dan Nama Sekolah


Di tengah keterpurukan kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia, terutama
pendidikan Islam sebagaimana diuraikan di atas, perlu upaya terus menerus dan
berkelanjutan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Salah satu upaya
mewujudkan idealisme pendidikan tersebut ialah melalui penyelenggaraan Sekolah
Menengah Pertama Boarding School.
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Miftahul Huda VII yang
merupakan salah satu lembaga pendidikan swadaya masyarakat dengan sebutan “ SMP
IT MIFTAHUL HUDA VII Boarding School” dengan pola pendidikan Boarding
School dan terintegrasi dan program unggulan Aqidah Akhlaq, Bahasa Inggris, Bahasa
Arab, Tahfizh dan Tahsin Al-Quran bernaung di bawah Yayasan Miftahul Huda VII
dan berada di bawah pembinaan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.
SMPIT Miftahul Huda VII merupakan SMP BOARDING SCHOOL yang
diselenggarakan dengan paduan integratif nilai dan ajaran Islam dalam bangunan
kurikulum dengan pendekatan pembelajaran yang efektif dan pelibatan yang optimal
dan koperatif antara guru dan orang tua, serta masyarakat untuk membina karakter dan
kompetensi peserta didik.
SMPIT Miftahul Huda VII menawarkan suatu model sekolah alternatif. SMPIT
Miftahul Huda VII berupaya menerapkan pendekatan penyelanggaraan yang
memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum.
Dan anak didik diasramakan. Sehingga mudah dalam pengawasan setiap perkemabngan

3
sisiwa. Dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak
lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam.
SMPIT Miftahul Huda VII juga menekankan pada metode pembelajaran
integratif sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif, dan konatif atau
psikomotor. Implikasi dari keterpaduanan ini menuntut pengembangan pendekatan
proses pembelajaran yang kaya, variatif, dan menggunakan media serta sumber belajar
yang luas dan luwes.
SMPIT Miftahul Huda VII diselenggarakan berdasarkan konsep ”one for all”.
Artinya, dalam satu atap sekolah peserta didik akan mendapatkan pendidikan umum,
pendidikan agama, dan pendidikan keterampilan. Pendidikan umum mengacu kepada
kurikulum nasional yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan agama menekankan pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari, menumbuhkan bi’ah solihah di dalam lingkungan
sekolah dan qudwah hasanan oleh seluruh guru dan karyawan sekolah. Sedangkan
pendidikan keterampilan dikemas di dalam kegiatan ekstrakurikuler yang menyediakan
beragam pilihan kegiatan yang seluruhnya mengacu kepada prinsip-prinsip
keterampilan hidup (life skill).
Sesungguhnya term boarding school ( diasramakan) bukan sesuatu yang baru
dalam konteks pendidikan di Indonesia. Karena sudah sejak lama lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia menghadirkan konsep pendidikan boarding school yang diberi
nama “Pondok Pesantren” . Pondok Pesantren ini adalah cikal bakal boarding school di
Indonesia. Ketika dipertengahan tahun 1990 an masyarakat Indonesia mulai gelisah
dengan kondisi kualitas generasi bangsa yang cenderung terdikotomi secara ekstrim
yang pesantren terlalu keagama dan yang sekolah umum terlalu keduniawian ada upaya
untuk mengawinkan pendidikan umum dan pesantren dengan melahirkan term baru
yang disebut boarding school.
SMPIT Miftahul Huda VII dibangun dengan paradigma keilmuan yang utuh
dan terintegrasi anatara pendidikan agama dan pendidikan umum, berlandaskan pada
filosofi “ilmullah”. . disamping itu pendidikan sisytem boarding school di harapkan
akan lebih maksimal dalam menanamkan nilai-nilai yang diajarkan pada peserta didik.
Sekolah dapat memenatau setiap perkembangan paa diri peserta didik.

4
C. Peserta Didik
Peserta didik berasal dari SD/MI sederajat yang berada di lingkungan Kota dan
Kabupaten Tasikmalaya dengan data Peserta Didik sebagai berikut :
D. Guru dan Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidikan dan Kependidikan mengacu pada Permen Nomor 16 tahun
2007 yang akan disiapkan untuk SMPIT Miftahul Huda VII Tasikmalaya antara lain
tenaga pendidik dari kalangan praktisi profesional sesuai bidang keahliannya, adapun
untuk tenaga kependidikan sesuai bidang pekerjaannya.
Selain itu rencana pengembangan meliputi penataan guru sesuai dengan
kebutuhan. Pembinaan kependidikan, serta pengadaan fasilitas dan peralatan pendidikan
untuk kelancaran proses belajar mengajar di SMPIT Miftahul Huda VII. Adapun daftar
Guru dan Tenaga Kependidikan diantaranya:

F. Struktur Kurikulum

Kurikulum SMPIT Miftahul Huda VII adalah Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) yang merupakan perpaduan antara Kurikulum Nasional dan
Kurikulum Kepesantrenan (Yayasan Miftahul Huda VII). Menempatkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah sebagai dasar dan panduan “yang paling tinggi” dan sumber dari semua
keahlian, pengetahuan dan kemampuan akademik yang kompeten dengan proses
Islamisasi ilmu pengetahuan, cara hidup dan budaya. Struktur kurikulum SMPIT
Miftahul Huda VII dapat dilihat pada Tabel.1

Pendekatan yang diterapkan berbasis praktek belajar dan pengalaman serta pola
belajar interaktif – yang tidak hanya menjadikan anak didik sebagai obyek belajar tetapi
juga sebagai subyek. Dengan demikian diharapkan akan terbentuk pribadi tangguh
dalam menghadapi tantangan global di masa kini dan masa akan datang. Dengan
metode ini juga akan mengarahkan anak didik akan kesadaran peran kepemimpinan di
muka bumi ini.

Dukungan kurikulum teknologi yang diarahkan untuk membekali peserta didik


dalam menguasai salah satu ketrampilan hidup (life skill), semakin menambah
keyakinan kami dalam tercapainya tujuan tersebut. Pembelajaran yang dikembangkan

5
memadukan antara kurikulum pendidikan yang berbasis kompetensi dan kurikulum
muatan lokal yang berorientasikan pada pembentukan pribadi muslim yang kokoh dan
memiliki akhlakul karimah serta berpengetahuan unggul, kreatif, dan cerdas. Strategi
pembelajaran diarahkan pada optimalisasi potensi kecerdasan anak (Multiple
Intelligence).

Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP IT


Miftahul Huda VII Boarding School
Kelas dan Alokasi waktu
No Mata Pelajaran
VII VIII IX
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2* 2* 2*
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan
2 2 2
Komunikasi
B Muatan Lokal / Muatan Kepesantrenan
1. Bahasa Sunda 2 2 2
2. Bahasa Inggris 2 2 2
3. Ekonomi Syariah 2 2 2
4. Bahasa Arab 2 2 2
5. Tahfizh dan Tahsin Al-Qur’an 2 2 2
7. Nahwu dan Sorof
8. Al-Quran dan Al-Hadits 2 2 2
9. Public speaking 2 2 2

6
C Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler Pilihan) 2** 2** 2**
1. Kepanduan
2. Science Club / Kelompok Ilmiah Remaja
3. Palang Merah Remaja
4. Pertanian dan peternakan
5. Menjahit dan Bordir
Jumlah 48 48 48

* Dilaksanakan di luar jam pelajaran ** Ekuivalen dengan 2 jam pelajaran

BAB II
RENCANA PENGEMBANGAN SMPIT MIFTAHUL HUDA VII
BOARDING SCHOOL

Adapun Visi dan Misi dari SMPIT Miftahul Huda VII adalah sebagai berikut :

A. Visi dan Misi

a. VISI
Terwujudnya generesi yang humanis, berakqlaq mulia, kometitif, mandiri dan
siap menghadapi tantangan global .

b. MISI
1. Menciptakan proses pembelajaran Boarding School antara kurikulum
nasional dan kurikulum kepesantrenan.
2. Mewujudkan generasi yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun
non-akademik.
3. Mewujudkan generasi berkepribadian Islam yang beraqidah salimah,
berfikroh Islamiyah, beribadah sholihah, berakhlakul karimah dan
bermu’amalah syari’ah.

7
4. Membekali anak didik dengan kecakapan hidup ( keterampilan) .
5. Menciptakan genererasi yang mandiri dan kompettitif.

B. Kurikulum
Kurikulum yang akan diterapkan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang merupakan perpaduan antara Kurikulum Nasional dan Kurikulum
Kepesantrenan/Yayasan Miftahul Huda VII.

C. Peserta Didik
Sasaran Peserta didik adalah siswa/siswi yang telah lulus dari Sekolah Dasar (SD)
Negeri maupun Swasta dan dapat juga berasal dari lulusan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau yang sederajat dari dalam Kota Tasikmalaya maupun luar Kota
Tasikmalaya.

D. Ketenagaan
1. Penyiapan untuk pengangkatan serta penempatan Kepala Sekolah sebagai
pemimpin dengan kemampuan kinerja yang akan menunjang kemajuan SMP
Boarding School Miftahul Huda VII sebagaimana yang diharapkan.
2. Kesiapan penempatan sejumlah tenaga pengajar tetap yang berkelayakan dan
yang berkeahlian sesuai kebutuhan.
3. Pengadaan tenaga Tata Usaha/Pegawai administrasi sesuai kebutuhan.

E. Analisis SWOT
Rencana pengembangan lembaga akan diarahkan kepada beberapa poin penting
yang memiliki dampak secara signifikan terhadap keberhasilan lembaga dengan
menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats).

Strengths Weakness
 Lokasi  Ruangan/ Lahan
 Jaringan Kerja sama  Sarana
 SDM  Brand Name

Threats
8  Persaingan
 Kondisi Ekonomi
Opportunities
 Dukungan
 Peluang Kerja
 Pengembangan

Strengths

1. LOKASI, Lokasi SMPIT Miftahul Huda VII terletak di Kp. Cipangebak


Kel/Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya 46196, merupakan tempat yang sangat
strategis karena berada pada komplek lembaga pendidikan/pesantren yang
memiliki komitmen terhadap pendidikan formal dan non formal,.
2. JARINGAN KERJASAMA, SMPIT Miftahul Huda VII terus menerus
memperluas jaringan kerjasama dengan SMP yang sudah terakreditasi di Kota
Tasikmalaya.
3. SDM, Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP IT Miftahul Huda VII didukung
oleh tenaga muda yang professional, cekatan, inovatif, dan kreatif. Sementara
Dewan Penasehat dan Sesepuh Lembaga terdiri dari tokoh-tokoh penting daerah.
Weaknesses
1. RUANGAN/LAHAN, SMPIT Miftahul Huda VII masih harus menambah sarana
dan prasarana untuk mensukseskan dan mengembangkan pendidikan di SMPIT
Miftahul Huda VII.
2. SARANA, sarana belajar seperti perangkat komputer, infokus harus segera
ditambah untuk memperlancar proses belajar mengajar agar diperoleh SDM yang
handal dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai dengan harapan.
3. BRAND NAME, Nama besar yang baik sangatlah penting demi kelangsungan
pendidikan. Mengingat SMPIT Miftahul Huda VII Boarding School masih baru,
berarti harus lebih giat lagi dalam mengangkat citra dan nama baik institusi.
Disamping itu mencetak lulusan peserta didik yang baik diaharpkan mampu
membangun kepercayaan masyarakat secara luas.

Opportunities

9
1. DUKUNGAN, SMPIT Miftahul Huda VII mendapat dukungan yang sangat
positif dari para calon orang tua siswa dan para alumni Pondok Pesantren
Miftahul Huda VII yang tersebar diberbagai daerah karena berhasil melakukan
terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi baru dalam pengembangan sekolah dan
tidak mustahil pemerintah pun akan memberikan perhatian yang serius terhadap
pengembangan sekolah.
2. PELUANG MELANJUTKAN, SMP IT Miftahul Huda VII memberikan
peluang dan kesempatan kepada lulusannya untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan minatnya. Dengan dibekali berbagai
dasar keilmuan dan keterampilan.
3. PENGEMBANGAN, SMPIT Miftahul Huda VII memiliki peluang untuk terus
menerus mengembangkan dirinya dengan cara memperluas dan melengkapi sarana
dan prasarana pendidikan.
Threats
1. INTERNAL, tidak dapat dipungkiri lagi suatu lembaga akan berada di ambang
kehancuran jika di dalam tubuh lembaga SMPIT Miftahul Huda VII terjadi
konflik internal, baik antar sesama murid, guru dengan guru, guru dengan
pimpinan sekolah maupun dengan pihak yayasan sebagai pengelola, sehingga
persamaan visi dan nilai kekeluargaan diharapkan akan mampu menjadi perekat
yang kuat agar selalu mampu mengatasi bebagai konflik yang ada .
2. PERSAINGAN, SMPIT Miftahul Huda VII Boarding School diharapkan dapat
bersaing dengan sekolah setingkat di Kota Tasikmalaya yang dapat menjadi
pendorong lahirnya generasi muda Islam yang terampil dengan pemahaman
syari’ah dan kompetensi sains dan teknologi yang berbasis kepesantrenan.
3. KONDISI EKONOMI, Kondisi ekonomi bangsa yang semakin tidak menentu
akan menjadi batu sandungan yang amat serius dalam pengembangan sekolah,
karena tidak bisa dipungkiri bahwa pengembangan sekolah membutuhkan dana
investasi yang tidak sedikit. Sebagai catatan pada saat ini hampir 80% calon
siswa berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu, sehingga perlu dipikirkan
akan keberlanjutan sumber pendanaan lembaga ini agar bisa selalu tetap eksis
sebagai lembaga yang mampu menghasilkan siswa-siswi yang handal.

10
F. Sarana dan Prasarana
1. Penyediaan lahan tanah dan bangunan serta sarana fisik sebagaimana terdapat
pada tabel berikut ini :
No SARANA Jumlah KONDISI
1 Ruang Kelas 2 Baik
2 Ruang Kantor Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Tata Usaha 1 Baik
4 Ruang Guru 1 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
7 Masjid 1 Baik
8 Lapangan 1 Baik
9 Kamar mandi 1 Baik
10 Meja-Kursi Siswa 20 Proses
11 Meja /Kursi guru 4 Baik
13 Papan Tulis 1 Baik
14 Arama putra 1 baik
15 Asrama putri 1 Baik

2. Sarana dan Prasarana Yang Harus Dilengkapi Untuk Kelancaran Proses Belajar-
Mengajar

No SARANA Jumlah
1 Papan Tulis 2
2 Meja, kursi Guru 8
3 Buku Perpustakaan 12 set
4 Komputer 10
5 Papan Organigram 4
7 Alat Olah Raga 1 set
8 Mesin Tik Manual 1
9 Mesin Hitung 2

11
10 Lemari Arsip 4
11 Meja / Kursi Kep Sek 1/1
12 Meja/ Kursi TAS (Tenaga Administrasi Sekolah) 2/2
13 Komputer TAS (Tenaga Administrasi Sekolah) 2 Unit
14 Media Masing-masing Pembelajaran 1 set
15 Ruang Laboratorium Komputer 1
16 Ruang Laboratorium IPA 1
17 Ruang Laboratorium Bahasa 1
18 Penambahan asrama putra 1
19 Penambahan asrama putri 1
20 Ruang WC 2

G. Organisasi Sekolah
Penerapan Struktur Organisasi meliputi personalia, uraian tugas dan mekanisme
kerja yang mengacu pada standar pelayan minimal penyelenggara Sekolah
Menengah Pertama Boarding School Miftahul Huda VII.

H. Fasilitas Penunjang Pendidikan


Pengadaan mebeulair, alat tulis kantor, buku-buku sumber dan alat bantu
pengajaran serta fasilitas lainnya secara bertahap.

I. Manajemen Sekolah
1. Penerapan dan pemahaman visi dan misi Sekolah.
2. Kesiapan pembinaan serta penanaman disiplin termasuk kehadiran/absensi
tenaga pendidik dan kependidikan.
3. Berupaya menciptakan tertib administrasi dan kinerja sekolah yang optimal.
4. Upaya untuk memacu peserta didik/siswa berprestasi termasuk tingkat
kehadirannya.

J. Peran Serta Masyarakat

12
Diupayakan akan berkelanjutan dukungan dan peran serta dari berbagai pihak,
antara lain :
1. Dukungan dan peran serta Komite Sekolah;
2. Dukungan Orangtua;
3. Peran serta tokoh masyarakat;
4. Peran serta dunia usaha, yang secara keseluruhan amat menunjang bagi
kemajuan serta pengembangan pendidikan di SMPIT Miftahul Huda VII.

K. Rencana Pertahapan Pelaksanaan


1. Persiapan perijinan pendirian dan operasional sekolah
2. Penerimaan siswa/Peserta didik
3. Penempatan Guru dan tenaga kependidikan lainnya.

L. Rencana Kerja
Rencana Kerja Jangka Pendek (1 tahun) s/d Jangka Menengah (4 tahun) SMP IT
Miftahul Huda VII secara bertahap melalui strategi sebagai berikut:
1. Pengembangan Standar Isi
a. Terpenuhinya SKL SMPIT Boarding School
b. Terealisasinya perangkat kurikulum yang dinamis dan inovatif.
c. Terwujudnya administrasi KTSP yang berstandar KBK untuk semua
mata pelajaran.
d. Terwujudnya pemetaan dan pengelompokan materi pelajaran yang
serumpun.
e. Terwujudnya perangkat administrasi pembelajaran semua mata pelajaran
f. Terwujudnya instrumen penilaian yang bervariasi dengan
mempertimbangkan tingkat validitas dan reliabilitas serta relevansinya
dengan kebutuhan siswa.
2. Peningkatan / Pengembangan Tenaga Kependidikan
a. Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang proporsional dan
profesional.
b. Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualifikasi

13
c. Terwujudnya peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
sesuai SNP.
d. Terwujudnya monitoring, supervisi dan evaluasi dari Kepala Sekolah
terhadap kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
e. Terealisasinya setiap guru mata pelajaran dalam melaksanakan PTK
untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kualitas proses
pembelajaran.
3. Peningkatan Standar Proses
a. Terealisasinya proses pembelajaran yang sesuai dengan prinsip PAKEM
untuk semua mata pelajaran.
b. Terealisasinya model-model pembelajaran yang variatif dan inovatif
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Peningkatan / Pengembangan Fasilitas Pendidikan
a. Terwujudnya sarana pembelajaran yang memadai dan relevan dalam
mendukung PBM
b. Terwujudnya prasarana pendidikan yang memadai dalam mendukung
PBM
5. Peningkatan Standar Kelulusan
a. Terwujudnya peningkatan mutu lulusan (pada tahun ke-4)
b. Terwujudnya prestasi akademik dalam lomba rata-rata 10 besar tingkat
Kota
c. Terwujudnya prestasi non akademik dalam lomba rata-rata 5 besar
tingkat Kota
6. Peningkatan Standar Pengelolaan Pendidikan
a. Terwujudnya manajemen sekolah yang akuntabel, transparan dan
partisipatif .
b. Terwujudnya sekolah yang kondusif dalam mendukung peningkatan
mutu pendidikan.
c. Terdapat dokumen rencana pengembangan sekolah tiap tahun baik
jangka pendek maupun panjang.
d. Terdapat dokumen pengembangan pendayagunaan SDM sekolah.

14
e. Terdapatnya struktur dan keorganisasian sekolah sesuai dengan
kebutuhan sekolah dengan mengacu pada tupoksi dan pedoman kerjanya.
7. Pengembangan Standar Pembiayaan Pendidikan
a. Terealisasinya pengembangan pembiayaan pendidikan yang memadai,
wajar dan adil.
b. Terwujudnya kerjasama dengan penyandang dana (sponsor, alumni dan
lain-lain) dalam meningkatkan pengembangan pengadaan sumber
pembiayaan pendidikan.
c. Terwujudnya usaha-usaha sekolah melalui unit produksi (koperasi
siswa/pesantren).
8. Pengembangan Standar Penilaian
a. Terdapatnya perangkat penilaian berbagai ragam untuk semua mata
pelajaran dan semua jenjang kelas.
b. Terselenggaranya berbagai model evaluasi ( ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas dan
sebagainya )
c. Terdapat dokumen pengembangan bank soal untuk semua mata pelajaran
d. Terwujudnya pengadaan bahan pembelajaran dengan bentuk pelayanan
mastery learning, melalui pendekatan CBI dan ICT

15
BAB III
RENCANA ANGGARAN BIAYA SEKOLAH

Untuk merealisasikan SMPIT Miftahul Huda VII Boarding School,


mengalokasikan dananya sebagai berikut :
1. Dari Lembaga, yang telah tersedia saat ini berupa :
Tanah ( 2100) m2 @ Rp 40.000 )* Rp. 84.000.000,00
Gedung ( 300 ) m2 @ Rp 128.000)* Rp. 384.000.000,00
Komputer dan Sarana Belajar Rp. 15.000.000,00
Total Rp 483.000.000,00
2. Proyeksi Bantuan Pemerintah (APBN/APBD)
Penambahan Ruang Belajar/Lab Rp. -
Peralatan Praktikum Rp. -
Total Rp. -

PENUTUP

Kiranya tidak ada gading yang tak retak, tiada sesuatu yang sempurna, demikian
juga dalam penyusunan proposal ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan dan terlaksananya program yang kami susun ini. Semoga
kiprah kita dalam dunia pendidikan selalu tulus ikhlas demi memperbaiki kualitas
pendidikan dan kehidupan bangsa pada saat ini dan masa yang akan datang. Amien.

Tasikmalaya, 10 Februari 2014

PANITIA PENDIRIAN
SMPIT MIFTAHUL HUDA VII

Kital Hilmani , S.Pd.I Dede Yeyet Rohayati, S.Pd


Ketua Sekretaris

16
Muhsin Almunawar
Ketua

MENYETUJUI DAN MENDUKUNG


ATAS DI DIRIKANNYA
SMPIT MIFTAHUL HUDA VII
BOARDING SCHOOL
Cipangebak , Kel. Tamansari Kec. Tamansari Kota. Tasikmalaya

Ketua RW 09 Ketua RW 08

_____________________ _____________________

Ketua RT 0 ../ 0.. Ketua RT 0.../0..

_____________________ _____________________

17
Ketua RT 0../ 0... Ketua RT 0.../0...

_____________________
_____________________

Ketua RT 0..../ 0... Ketua RT 0.../0...

_____________________ _____________________

ANGGARAN DASAR DAN RUMAH TANGGA

YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII

18
Nama Dan Tempat Kedudukan

Pasal 1

(1) Yayasan ini bernama :

Yayasan “ MIFTAHUL HUDA VII”

(-Selanjut nya dalam Anggaran Dasar ini cukup di singkat dengan “Yayasan”),

Berkedudukan dan berkantor pusat Cipangebak , Rukun Tetangga 001, Rukun

Warga 009, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasilmalaya,

Propinsi Jawa Barat.

(2) Yayasan dapat membuka kantor atau kantor perwakilandi tempat lain, baik di dalam

maupun di luar wilayah Negara Republik Indonesiaberdasarkan keputusan pengurus

penpersetujuan Pembina.

Maksud Dan Tujuan

Pasal 2

Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang :

- Sosial, Keagamaan dan Kemanusaiaan.

Kegiatan

Pasal 3

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Yayasan melaksanakan kegiatan

sebagai berikut :

a. Bidang sosial : Menyelenggarakan pendidikan formal yaitu pendidikan umum,

kejuaruan dan Islam, mulai dari Pendidikan usia Dini (PAUD) sampai dengan
perguruan tinggi,

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang terdiri atas : paket A, Paket B, dan

Paket C, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD), Keaksaraan Fungsional

19
(KF), taman Kanak-kanak( TK) , sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama(
SMP), sekolah menengah umum (SMU), sekolah menengah kejuruan ( SMK) dan
perguruan tinggi( PT),taman kanak-kanak terpadu (YKIT), sekola dasar islam
terpadu (SDIT), sekolah menengah pertama islam terpadu (SMPIT), sekilah
menengah umum islam terpadu (SMUIT), madrasah ibtidaiyah (MI), madrsah
tsnawiyah ( Mts) dan madrasah aliyah (MA) dan perguruan tinggo islam(PTI), serta
pendidikan khsusu bagi tuna rungu, tuna wicara dan tuna netra.

b. Bidang Keagamaan : mendirikan Rumah ibadah (Mesjid), menyelenggarakan

Pesantren, Taman Asuh Anak Muslim (TAAM), Taman kanak-kanak Al-Qur’an

(TKA), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Raudhotul Athfal (RA), Madrasah

DiniyahMelaksanakan syiarkeagamaan antara lain melalui majlis ta’lim,

menyelenggarakan bimbingan ibadah haji dan umroh, menerima dan menyalurkan

zakat, infaq dan shodaqoh.

c. Bidang kemanusiaan : memberikan bantuan kepada pakir miskin, tuna wismas


dan

gelandangan, serta kepada korban bencana alam, menyelenggarakan pelayanan

zenajah, penampungan pengungsi, pelestarian lingkungan hidup, perlindungan

konsumen da mendirikan rumah singgah.

Jangka Waktu

Pasal 4

Yayasan didirikan untuk jangka waktu yang tidak di tentukan lamanya.

Kekayaan

Pasal 5

(1) Yayasan mempuyai kekayaan awal yng berasal dari pendiri yang di pisahkan, dalam

bentuk uang tunai sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah)

(2) Selain kekayaan sebagai mana di maksud dalam ayat 1 pasal ini, kekayaan yayasan

20
dapat di peroleh dari :

a. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;

b. Wakaf;

c. Hibah;

d. Hibah wasiat

e. Perolehan lain yang tidak bertentangandengan Anggaran Dasar Yayasan dan

atauperaturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Semua kekayaan Yayasan harus di pergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan

yayasan.

Organ Yayasan

Pasal 6

Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari :

a. Pembina;

b. Pengurus;

c. Pengawas.

Pembina

Pasal 7

(1) Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan

Kepada pengurus atau pengawas.

(2) Pembina terdiri dari seorang atau lebih dari anggota bembina.

(3) Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggota pembina, maka seorang di antaranya

di angkat sebagai Ketua Pembina.

(4) Yang dapat di angkat sebgai angota Pembina adalalah orang perseorangan sebgai

pendiri Yayasan dan mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina

dinilai mempunyai dedikasi yang inggi untuk mencapai maksud dn tujuan Yayasan.

21
(5) Anggota Pembina tidak diberi gaji dan atau tunjangan oleh Yayasan.

(6) Dalam hal Yayasan oleh karena sebab apapun tidak mempunyai anggota Pembina,

Maka dalam waktu 30 (Tiga Puluh) hari, sejak terjadinya kekosongan tersebut wajib

di angkat anggota Pembina berdasarkan keputusan rapat gabungan anggota

pengawas dan anggota pengurus.

(7) Seorang anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan

memberithukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Yayasan, Paling

lambat 30 (Tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

Pasal 8

(1) Masa jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya.

(2) Jabatan Anggota Pembina akan berakhir dengan sendirinya, apabila anggota

Pembina tersebut :

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis sebagamana diatur


dalam pasal 7 Ayat (7) sesuai dengan ketentuan ayat 5 pasal ini;

c. Tidak lagi memenuhi persyaratanperaturan perundang-undangan yang berlaku;

d. di berhentikan berdasarkan Keputusan Rapat Pembina;

e. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampunan berdasarkansuatu


penetapan

pengadilan;

f. dilarang untuk menjadi anggot Pembina karena peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

(3) Anggota Pembina tidak boleh meangkap sebagai anggota pengurusdan atau anggota

pengawasan.

Tugas Dan Wewenang Pembina.

Pasal 9

22
(1) Pembina berwenang bertindak unuk dan atas nama Pembina.

(2) Kewenangan Pembina meliputi :

a. keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;

b. pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota Pengawas;

c. penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan;

d. pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunanYayasan; dan

e. penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Yayasan;

f. pengesahan laporan tahunan;

g. penunjukan likuidator dalam hal Yayasan dibubarkan.

(3) Dalam hal hanya ada seorang anggota pembin, maka segala tugas dan wewenang

yang diberikan kepada ketua Pembina atau angota Pembina berlaku baginya.

Rapat Pembina

Pasal 10

(1) Rapat Pembina diadakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahu, paling lambat

dalam waktu 5 (lima) bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan,

sebagaimana dimaksud dalam pasal 12.

Pembina dapat juga mengadakan rapat setiap waktubila dianggap perlu atas

Permintaan tertulis dari seorang atau lebih dari anggota Pembina, angota pengurus,

Atau anggota pengawas.

(2) Panggilan Rapat Pembina dilakukan oleh Pembina secara langsung, atau melalui

Surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7(Tujuh) hari sebelum rapat

Diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapa.

(3) Panggilan rapat itu harus mencantumkan hari, tanggal, waktu,tempat dan acara

rapat.

(4) Rapat Pembina diadakan di tempat kedudukan Yayasan, atau di tempat kegiatan

23
Yayasan, atau di tempat lain dalam wilayah hukum Republik Indonesia.

(5) Dalam hal semua anggota Pembina hadir, atau diwakili, panggilan tersebut tidak

disyaratkan dan Rapat Pembina dapat di adakan dimanapun juga dan berhak

mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

(6) Rapat Pembina dipimpin oleh Ketua Pembina, dan jika ketua Pembina tidak hadir

atau berhalangan, maka rapat Pembina akan di pimpin oleh seorang yang di pilih

oleh ketua Pembina dan dari angota Pembina yang hadir.

(7) Seorang anggota Pembina hanya dapat diwakili oleh anggota Pembina lainnya dan

Rapat Pembina berdasarkan surat kuasa.

Pasal 11

(1) Rapat Pembina adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila:

a. dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pembina;

b. dalam hal korum sebagaimana di maksud dalam ayat (1) huruf a tidak di percayai,

maka dapat di adakan pemanggilan rapat ke dua;

c. pemanggilan sebagaimana dalam ayat (1) huruf b, harus dilakukan paling lambat
7

(tujuh) hari sebelum rapat di laksanakan dengan tidak memperhitungkan tanggal

panggilan dan rapat.

d. Rapat Pembina kedua di selenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling

lambat 21 dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat Pembina pertama.

e. rapat Pembina kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat

apabila di hadiri lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Pembina.

(2) Keputusan rapat Pembina di ambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat;

(3) Dalam hal keputusan berdasarkanmusyaearah untuk mufakat tidak tercapai, maka

keputusan di ambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah suara

24
yang sah;

(4) Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul di tolak.

(5) Tata cara pemunguta dilakukan sebagai berikut:

a. setiap anggota Pembina yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan

tambahan 1 (satu) suarauntuk setiap anggota Pembina lain yang di wakilinya.

b. pemungutansuara mengenai diri orang di lakukan dengan surat surat tertutup


tanpa

tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara

terbuka dan ditandatangani, kecuali ketua rapat menentukan lain dan tidak ada

keberatan dari yang hadir.

c. suara yang abstain dan suara yang tidak sah tidak di hitung dalam menentukan

jumlah suara yang di keluarkan.

(6) setiap rapat Pembina di buat berita acara rapat yang di tandatangani oleh ketua

rapat dan sekertaris rapat

(7) penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) tidak di syaratkan apabila

berita acara rapat di buat dengan aktanotaris.

(8) Pembina dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Pembina,

dengan ketentuan semua anggota Pembina telah di beritahu secara tertulis dan semua

anggota Pembina memberikan persetujuan mengenai usul yang di ajukan secara

tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

(9) keputusan yang di ambil sebagaimana yang di maksud dalam ayat (8), mempunyai

kekuata yang sama dengan keputusan yang di ambil dengan sah dalam rapat Pembina.

(10) Dalam hal hanya ada 1 (satu) otang Pembina, maka dia dapat mengambil keputusan

yang sah dan mengikat.

Rapat Tahunan

25
Pasal 12

(1) Pembina wajib menyeleggarakan rapat tahunan setiap tahun, paling lambat 5 (lima)

bulan setelah tahun buku yayasan di tutup.

(2) dalamrapat tahunan, Pembina melakukan:

a. evaluasi tentang harta kekayaan, hak dan kewajiban yayasan tahun yang lampau

sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan yayasan untuk

tahun yang akan datang.

b. pengesahan laporan tahunan yang di ajukan pengurus

c. penetapan kebijakan umum yayasan

d. pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan.

(3) pengesahan laporan tahunan oleh Pembina dalam rapat tahunan, berarti memberikan

pelunasan dan pemmbebasantanggung jawab seluruhnya kepada anggota pengurus

dan pengawas atas pengurusan dan pengawasan yag telah di jalankan selama tahun

buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam lapolan tahunan.

Pengurus

Pasal 13

(1) Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan yang

sekurang-kurangnya terdiri dari :

a. seorang ketua;

b. seorang sekretaris; dan

c. seorang bendahara.

(2) Dalam hal diangkat lebih dari 1(satu) orang Ketua, maka 1(satu) orang diantaranya

diangkat sebagai Ketua Umum.

(3) Dalam hal diangkat lebih dari 1(satu) orang Sekretaris, maka 1(satu) maka 1(satu)

Orang diantaranya diangkat sebagai Sekretaris Umum.

26
(4) Dalam hal diangkat dari 1(satu) orang Bendahara, maka 1(satu) orang diantaranya

diangkt sebagai Bendahara Umum.

Pasal 14

(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota pengurus adalah orang perseorangan yang

mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan

pengurusan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau

negara berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka waktu 5(lima) tahun terhitung

sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.

(2) Pengurus diangkat oleh Pembina melalui rapat Pembina untuk jangka waktu 5(lima)

dan dapat diangkat kembali.

(3) Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium, apabila pengurus Yayasan :

a. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, Pembina dan
pengawas;

dan

b. melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.

(4) Dalam hal jabatan pengurus kosong, maka dalam waktu paling lama 30(tiga puluh)

Hari sejak terjadinya kekosongan, Pembina haus menyelengarakan rapat, untuk

mengisi kekosongan.

(5) Dalam hal semua jabatan pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30

(tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, Pembina harus

menyelenggarakan rapat untuk mengangkat pengurus baru, dan untuk sementara

Yayasan diurus oleh pengawas.

(6) pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan secara

Tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh)

hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

27
(7) dalam hal terdapat pergantian pengurus Yayasan, maka dalam jangka waktu paling

lambat 30 (tig puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian pengurus

Yayasan, pengurus yang menggantikan wajib menyampaikan pwmberitahuan secara

tertulis kepada mentri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia dan intansi

terkait.

(8) pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, pengawas atau pelaksana kegiatan.

Pasal 15

Jabatan anggota pengurus berakhir apabila :

(1) Meninggal dunia;

(2) Mengundurkan diri;

(3) Bersalah melakukantindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam

denan hukuman penjara paling sedikit 5(lima) tahun;

(4) Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina;

(5) Masa jabatan berakhir.

Tugas dan Wewenang Pengurus

Pasal 16

(1) Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan

Yayasan.

(2) Pengurus Wajib menyusun Program Kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan

untuk disahkan Pembina.

(3) Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang dinyatakan oleh

pengawas.

(4) Setiap anggota pengurus wajib dengan I’tikad bik dan penuh tanggung jawab

menjalankan tugasya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang

berlalu.

28
(5) Pengurus berhak mewakili Yayasan didalam dan di luar pengadilan tentang segala hal

dan dalam segala kejadian, dengan pembatasan terhadap hal-hal sebagai berikut :

a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Yayasan ( tidak termasuk


mengambil uang Yayasan di bank);

b. mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk

usaha baik didalam maupun diluar negri;

c. member atau menerima pengalihan atas harta tetap;

d. membeli atau dengan cara lain mendapatkan/memperoleh harta tetap atas nama

Yayasan;

e. menjual atau dengan cara lain melepaskan kekayaan Yayasan serta


mengagungkan/

membebani kekayaan Yayasan;

f. mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan,

Pembina, pengurus dan atau penawas Yayasan atau seorang yang bekerja pada

Yayasan, yang perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan

Yayasan.

(6) Bantuan pengurus sebagaimana diatur dalam ayat (5) huruf a,b,c,d,e dan f harus

mendapat persetujuan dari Pembina.

Pasal 17

Pengurus tidak berwenang mewakili Yayasan dalam hal :

(1) Mengikat Yayasan sebagai penjamin utang;

(2) Membebani Kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain;

(3) Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina,

Pengurus dan atau pengawas Yayasan atau seseorang yang bekerja pada Yayasan,

Yang Perjanjian tersebut tidak ada hubungannya bagi tercapainya maksud dan tujuan

Yayasan.

29
Pasal 18

(1) Ketua Umum bersama-sama dengan salaseorang anggota pengurus lainnya berwenag

Bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.

(2) dalam hal Ketua Umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal

tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ke tiga, maka seoranga ketua lainnya

bersama-sama dengan Sekretaris Umum atau apabila Skretaris Umum tidak hadir atau

berhalangan kaena sebab apapun juga, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada

pihak ke tiga, seorang keua lainnya bersama-sama dengan seorang Sekretaris lainnya

berwenang bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.

(3) Dalam hal hanya seorang ketua, maka segala tugas dan Wewenang yang diberikan

kepada ketua Umum berlaku juga baginya.

(4) Sekretaris Umum bertugas mengelola administrasi Yayasan, dalam hal hanya ada

seorang bendahara, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada

Sekretaris Umum berlaku juga baginya.

(5) Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan Yayasan, dalam hanya ada seorang

bendahara, maka segala tugas dan wewenag yang diberikan kepada Bendahara Umum

derlaku juga baginya.

(6) Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota pengurus ditetapkan oleh Pembina

melalui rapat Pembina.

(7) Pengurus untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau lebih wakil atau

Kuasanya berdasarkan surat kuasa.

Pelaksana Kegiatan

Pasal 19

(1) Pengurs berwenang mengangkat dan memberhentikan pelaksana kegiatan Yayasan

Berdasarkan keputusan rapat pengurus.

30
(2) Yang dapat diangkat sebagai pelaksana kegiatan Yayasan adalah orang perseorangan

Yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailid atau di

pidana karena melakukan tindakan yang merugikan Yayasan, masyarakat atau Negara

berdasarkan putusan Pengadilandalam jangka waktu 5(lima) tahunterhitung sejak

tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.

(3) Pelaksana kegiatan Yayasan di angkat oleh pengurus berdasarkan keputusan rapat

Pengurus untuk jangka waktu 3(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali dengan tidak

mengurangi keputusa rapat pengurus untuk memberhentikan sewaktu-waktu.

(4) Pelaksana kegiatan Yayasan bertanggug jawab kepada pengurus.

(5) Pelaksana kegiatan Yayasan menerima gaji, upah, atau honorarium yang jumlahnya

Ditentukan berdasarkan keputusan rapat pengurus.

Pasal 20

(1) Dalam terjadi perkara dipengadilan antara Yayasan dengan anggota pengurus atau

Apabia kepentingan pribadi seorang anggota pengurus bertentangan dengan Yayasan,

Maka Anggota pengurus yang besangkutan tidak berwenang bertindak untuk dan atas

Nama pengurus serta mewakili Yayasan, maka anggota pengurus lainnya bertindak

untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.

(2) Dalam hal Yayasan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan

seluruh pengurus, maka Yayasan diwakili oleh pengawas.

Rapat Pengurus

Pasal 21

(1) Rapat pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas permintaan

tertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas, atau Pembina.

(2) Panggilan rapat pengurus dilakukan oleh pengurus yangberhak mewakili pengurus.

(3) pangilan rapat pengurus disampaikan kepada seiap anggota pengurus secara langsung,

31
Atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7(tujuh) hari sebelum

rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

(4) Panggilan rapat pengurus itu harus mencantumkan tangal, waktu, tempat dan acara

rapat.

(5) Rapat pengurus dapat diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau di tempat kegiatan

Yayasan.

(6) Rapat pengurus dapat diadakan ditempat lain dalam wilayah Republik Indonesia

Dengan persetujuan Pembina.

Pasal 22

(1) Rapat pengurus dipimpin oleh Ketua Umum.

(2) Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat pengurus

akan dipimpin olehseorang anggota pengurus yang dipilih oleh dan dari pengurus yang

hadir.

(3) Satu orang pengurus hanya dapat diwakili oleh pengurus lainnya dalam rapat

pengurus bedasarkan surat kuasa.

(4) Rapat Pengurs sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :

a. dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah pengurus;

b. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf a tidak tercapai,

maka dapat diadakan pemanggilan rapat pengurus kedua;

c. pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b harus dilakukan

paling lambat 7(tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak

memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat;

d. rapat pengurus kedua diselenggarakan paling cepat 10(sepuluh) hari dan paling

lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat pengurus pertama;

e. rapat penurus kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila

32
dihadiri lebih dari ½ (satu perdua) jumlsh pengurus.

Pasal 23

(1) Keputusan rapat pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

(2) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka

Keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu perdua) jumlah suara
yang sah.

(3) Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.

(4) Pemunutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara-suara tertutup tampa

tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara

terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukanlain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.

(5) Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah

Suara yang dikeluarkan.

(6) Setiap rapat pengurus dibuat acara rapatyang ditandatangani oleh ketua rapatdan

1(satu) orang anggota pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris

rapat.

(7) Penanda tangan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila berita acara

Rapat dibuat dengan akta notaries.

(8) Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tampa mengadakan rapat

Pengurus, dengan ketentuan semua anggota pengurus telah diberitahukan secara

tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

(9) Keputusan yng diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8), mempunyai kekuatan

yang sama dengan keputususan yang diambil dengan sah dalam rapat pengurus .

Pengawas

Pasal 24

(1) Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan penawasan dan pemberi

33
nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.

(2) Pengawas terdiri dari 1(satu) orang atau lebih angota pengawas.

(3) Dalam hal diangkat lebih dari 1(satu) orang pengawas, maka 1(satu) orang

diantaranya daapat diangkat sebagai Ketua Pngawas.

Pasal 25

(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota pengawas adalah orang perseorangan yng

mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan

pengawasan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau

Negara berdasarkan putusan Pengadilan, dalam jangka waktu 5(lima) tahunterhitung

sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.

(2) Pengawas diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5(lima)

Tahun dan dapat diangkat kembali.

(3) Dalam hal jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30(tiga

puluh) hari sejak terjadinya kekosongan, Pembina harus menyelenggarakan rapat

untuk mengisi kekosongan itu.

(4) dalam hal semua Pengawas jabatan kosong, maka dalam jangka waktu paling lama

30(tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, Pembina harus

Menyelenggarakan rapat untuk mengangkat Pengawas baru, dan untuk sementara

Yayasan diurus oleh Pengurus.

(5) Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberithukan secara

tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh)

hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

(6) Dalam hal terdapat penggantian Pengawas Yayasan, maka dalam jangaka waktu

paling lambat 30(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian

pengawas Yayasan, pengurus wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis

34
kepada Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan intansi terkait.

(7) Pengawas tidak dapat menangkap sebagai bembina, penurus atau pelaksana kegiatan.

Pasal 26

Jabatan Pengawas berakhir, apabila :

(1) Meninggal dunia;

(2) Mengundurkan diri;

(3) Besalah melakukan tindak pidana berdasarkan petusan pengadilan yang diancam

dengan hukuman penjara paling lama 5(lima) tahun;

(4) Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina;

(5) Masa jabatan berakhir.

Tugas Dan Wewenang Pengawas

Pasal 27

(1) Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab mejalankan tugas

pengawasan untuk kepentingn Yayasan.

(2) Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas

nama pengawas.

(3) Pengawas berwenang :

a. memasuki bangunan, halaman atau tempat lain yang dipegunakan Yayasan;

b. memeriksa dokumen;

c. memeriksa pembukuan dan mencocokannya dengan uang kas; dan

d. mengetahui segala tindakan yang telah di jalankan oleh pengurus;

e. member peringatan kepada pengurus.

(4) Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1(satu) orang atau lebih atau lebih

Pengurus, apabila pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar

Dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

35
(5) Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang

bersangkutan disertai alasannya.

(6) Dalam jangka waktu 7(tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh

Pembina sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), maka Pembina wajib memanggil

anggota pengurus yang bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri.

(7) Dalam jangka waktu 7(tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana

dimaksud dalam ayat (6), maka Pembina wajib memanggil anggota pengurus yang

bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri.

(8) Dalam jangka waktu 7(tujuh) hariterhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana

dimaksud dalam ayat (7), Pembina dengan keputusan Rapat Pembina wajib :

a. mencabut keputusan pemberhentiaan sementara tersebut; atau

b. memberhentikan anggota pengurus yang bersangkutan.

(9) Dalam hal Pembina tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(7) dan ayat (8), maka pemberhentian sementara tersebut batal demi hukum, dan yang

bersangkutan menjabat kembali jabatannya semula.

(10) Dalam hal seluruh pengurus diberhentikan sementara, maka untuk sementara

pengawas diwajibkan mengurus Yayasan.

Rapat Pengurus

Pasal 28

(1) Rapat pengawas dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atasa

permintaan tertulis dari seorang atau lebih Pengawas atau Pembina.

(2) Panggilan rapat Pengawas disampaikan kepada setiap pengawas yang berhak

mewakili pengawas.

(3) Panggilan Rapat Pengawas disampaikan kepada setiap pengwas secara langsung, atau

Melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7(tujuh) hari sebelum

36
rapat Diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

(4) Panggilan rapat itu harus mencanumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.

(5) Rapat Pengawas diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat kegiatan

Yayasan.

(6) Rapat Pengawas diadakan ditempat lain dalam wilayah hukum Republik Indonesia

dengan persetujuan Pembina.

Pasal 29

(1) Rapat Pengawas dipimpin oleh Ketua Umum.

(2) Dalam Ketua Umum tidak dapat atau berhalangan, maka Rapat pengawas akan

dipimpin oleh satu orang pengawas yang dipilih oleh dan dari pengawas yang hadir.

(3) Satu orang angota pengawas hanya dapat diwakili oleh pengawas lainnya dalam

Rapat Pengawas berdasarkan Surat Kuasa.

(4) Rapat Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :

a. dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah pengawas;

b. dalam hal korum sebagaimana yang dimaksud dengan ayat (4) huruf a. tidak ercapai

maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Pengawas kedua;

c. pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b, harus dilakukan

paling lambat 7(tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan dengan tidak

memperhitungkantanggal panggilan dan tanggal rapat;

d. Rapat Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10(sepuluh) hari dan paling

lambat 21 (dua puluh satu) hari dari terhitung sejak rapat pengawas pertama;

e. Rapat pengawas kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang

mengikat, apabila dihadiri oleh paling sedikit ½ (satu pe dua) jumlah pengawas.

Pasal 30

(1) Keputusan Rapat Pengwas harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

37
(2) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka

keputusan di ambil berdasrkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah suara

yang sah.

(3) Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul di tolak.

(4) Pemungutan suara mengnai diri orang dilakukan dngan surat surat tertutup tanpa

tandatngan , sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara

terbuka, kecuali ketua rapat menentukan lain dan tidak ada keberatn dari yang hadir.

(5) Suaa abstain dan suara yang tidak sah tidak di hitung dalam mnentukan jumlah suara

yang dikeluarkan.

(6) Setiap rapat pengawas dibuat berita acara rapat yang ditandatangani ketu rapat

dan 1 (satu) orang anggot pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai

kertaris rapat.

(7) Penandatangan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila Berita acara

Rapat dibuat dengan akta notaries.

(8) Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat

Pengawas, dengan ketentuan semua pengawas telah diberitahu secara tertulis dan

Semu pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis

serta menandatangani perstujuan tersebut.

(9) Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8), mempunyai kekuatan

yang sama dngan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat pengawas.

Rapat Gabungan

Pasal 31

(1) Rapat gabungan adalah rapat yang diadakan oleh pengurus dan pengawas untuk\

mengangkat Pembina, apabila Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.

(2) Rapat gabungan diadakan paling lambat 30(tiga puluh) hari dihitung sejak Yayasan

38
tidak lagi mempunyai Pembina.

(3) Pangilan rapat gabungan dilakukan oleh pengurus.

Panggiln rapat gabungan disampaikan kepada setiap pengurus dan pengawas secara

langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7(tujuh)

hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan

tanggal rapat.

(4) Pangilan rapat gabungan harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat, dan acara

rapat.

(5) Rapat gabungan diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat kegiatan

Yayasan.

(6) Rapat gabungan dipimpin oleh Ketua Pengurus.

(7) Dalam hal ketua pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka rapat gabungan

dipimpin oleh Ketua Pengawas.

(8) Dalam hal ketua pengurus dan ketua pengawas tidak ada atau berhalangan hadir,

maka rapat gabungan dipimpin oleh pengurus atau pengawas yang dipilih oleh dan

dari pengurus dan pengawas yang hadir.

Pasal 32

(1) Satu orang pengurus hanya dapat diwakili oleh pengurus lainnya dalam rapat

gabungan berdasarkan Surat Kuasa.

(2) Satu orang pengawas hanya dapat diwakili oleh pengawas lainya dalam rapat

gabungan berdasarkan Surat Kuasa.

(3) Setiap pengurus atau pengawas yang hadir berhak mengelurkan 1(satu) suara dan

tambahan 1(satu) suara untuk setiap pengurus atau pengawas lain yang diwakilinya.

(4) Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup

tanpa tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan

39
secara terbuka, kecuali ketua rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang

hadir.

(5) Surat abstain dan surat yang tidak sah tidak dianggap tidak dikeluarkan, dan

dianggap tidak ada.

Korum Dan putusan Rapat Gabungan

Pasal 33

(1) a. Rapat Gabungan adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat

apabila dihari paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota pengurus dan

2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota pengawas;

b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a tidak tercapai,

maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Gabungan kedua;

c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b, harus dilakukan

paling lambat 7(tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak

memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat;

d. Rapat gabungan kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling

lambat 21(dua puluh satu) hari dari terhitung sejak Rapat Gabungan Pertama;

e. Rapat Gabungan kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang

mengikat, apabila dihadiri oleh paling sedikit ½ (satu per dua) dari jumlah anggota

pengurus dan ½ (satu per dua dari jumlah anggota pengawas.

(2) Keputusan Rapat Gabungan sebagaimana tersebut di atas ditetapkan berdasarkan

Musyawarah untuk mufakat.

(3) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka

keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit

2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.

(4) Setiap Rapat Gabungan di buat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya

40
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan 1(satu) orang anggota Pengurus atau anggota

Pengawas yang ditunjuk oleh rapat.

(5) Berita Acara Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) menjadi bukti yang sah

terhadap Yayasan dan pihak ke tiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi

dalam rapat.

(6) Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak disyaratkan apabila

Berita Acara Rapat dibuat dengan akta notaries.

(7) Anggota Pengurus dan anggota Pengawas dapaat juga mengambil keputusan yang ash

tanpa mengadakan Rapat Gabungan, dengan ketentuan semua pengurus dan semua

pengawas telah diberitahu secara tertulis dan semua pengurus dan semua pengawas

memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis, dengan

menandatangani usul tersebut.

(8) Keputusan yang diambil dengan cara sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)

mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam

Rapat Gabungan.

Tahun Buku

Pasal 34

(1) Tahun buku Yayasan dimulai dari tanggal 1(satu) Januari sampai dengan tanggal

31(tiga puluh atu) Desember.

(2) Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Yayasan ditutup.

(3) Untuk pertama kalinya buku Yayasan dimulai pada tanggal dari akta pendirian ini dan

ditutup pada tanggal 31-12-2011 (tiga puluh satu Desember dua ribu sebelas).

Laporan Tahunan

Pasal 35

(1) Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat 5(limqa)

41
bulan setelah berakhirnya tahun buku Yayasan.

Laporan tahunanmemuat kurang-kurangnya :

a. laporan kedaan dan kegiatan Yayasan selama tahun tahun buku yang lalu serta hasil

yang telai dicapai

b. laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir priode

laporan aktifitas, laporan arus kas dan cacatan laporan keuangan

(3) Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh pengurus dan pengawas

(4) Dalam hal terdapat anggota pengurus atau pengawas yang tidak menandatangani

laporan tersebut, maka yang besangkutan harus menyebutkan alasan tertulis.

(5) laporan tahunan disahkan oleh bembina dalam rapat tahunan.

(6) Ikhtisar laporan tahunan Yayasan disusun sesuai dengan standar akutansi keangn yang

berlaku dan di umumkan pada papan pengumuman dikantor Yayasan.

(7) Ikhtisar laporan tahunan tersebut wajib diaudit oleh akuntan public dan diumumkan

dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia, apabila Yayasan :

a. memporoleh bantuan Negara, bantuan luar negri atau pihak lain sebesar

Rp.500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) atau lebih; atau

b. mempunyai kekayaan, diluar wakaf sebesar Rp.20.000.000.000,-(dua puluh miliar

rupiah) atau lebih.

Pengubahan Anggaran Dasar

Pasal 36

(1) Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat

Pembina yang dihadiri paling sedikit 2/3(dua per tiga) dari jumlah Pembina.

(2) keputusan diambil bedasarkan musyawarah untuk mufakat.

(3) Dalam hal keputusan bedasarkan musayawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka

keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari

42
seluruh jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.

(4) dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak tercapai, maka diadakan

pemanggilan rapat Pembina yang kedua palin cepat 3(tiga) hari terhitung sejak tanggal

rapat Pembina yang pertama.

(5) Rapat Pembina kedua tersebut sah, apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua)

dari seluruh Pembina.

(6) Ratusan rapat Pembina kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara

terbanyak dari jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.

Pasal 37

(1) perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris dan di buat dalam bahasa

Indonesia.

(2) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud dan tujuan

Yayasan.

(3) Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama dan kegiatan Yayasan,

harus mendapat persetujuan dari menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia.

(4) Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal sebagai mana dimaksud

dalam ayat (3) cukup diberitahukan kepada menteri hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia.

(5) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat Yayaan dinyatakan pailit,

kecuali atas persetujuan curator.

Pembangunan

Pasal 38

(1) Pembangunan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan satu atau lebih

Yayasan dengan Yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan yang menggabungkan diri

43
menjadi bubar.

(2) Pembangunan Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan

dengan memperhatikan :

a. ketidakmampuan Yayasan melaksanakan kegiatan usaha tampa dukungan Yayasan

lain;

b. Yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung kegiatannya sejenis;

atau

c. Yayasan yang menggabungkan diri tidak pernah melakukan pebuatan yang

bertentangan dengan Anggaran Dasarnya, ketertiban umum dan kesusilaan.

(3) Usul penggabungan Yayasan dapat disampaian oleh pengurus kepada Pembina.

Pasal 39

(1) Penggabungan Yayasan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan rapat Pembina

yang dihadiri paling sedikit ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina dan

disetujui paling sedikit ¾ (tiga per empat) dari seluruh jumlah anggota pembina yang

hadir.

(2) Pengurus dari masing-masing Yayasan yang menggabungkan diri dan yang akan

menerima penggabungan penyusun rancangan penggabungan.

(3) Usul rencana penggabungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dituangkan dalam

rancangan akta penggabungan oleh pengurus dari Yayasa yang akan menggabungkan

diri dan yang akan menerima penggabungan.

(4) Rancangan akta penggabungan harus mendpat persetujuan dari pembina masing

masing Yayasan.

(5) Rancangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dituangkan dalam akta

penggabungan yang dibuat dihadapan notaries dalam bahasa Indonesia.

(6) Pengurus Yayasan hasil pembangunan wajib mengumumkan hasil penggabungan

44
dalam surat kabara haraian berbahasa Indonesia paling lambat 30(tiga puluh) hari

terhitung sejak penggabungan selesai dilakukan.

(7) Dalam hal penggabungan Yayasan diikuti dengan perubahan Angaran Dasar yang

memerlukan persetujuan dari menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, maka akta perubahan anggaran dasar Yayasan wajib disampaikan kepada

menteri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia untuk memperoleh

persetujuan dengan dilampiri dengan akta penggabungan.

Pembubaran

Pasal 40

(1) Yayasan bubar karena :

a. alas an sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran

dasar berakhir;

b. tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah tercapai atau tidak

tercapai;

c. putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan alasan:

1) Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesesusilaan;

2) Tidak mampuh membayar hutangnya setelah dinyatatakan pailit; atau

3) Harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi hutangnya setelah

pernyataan pailit di cabut.

(2) Dalam hal yayasan bubar sebagaimana diatur dalam ayat (1) huruf a dan huruf b,

Pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan Yayasan.

(3) Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, maka pengurus bertindak sebagai likuidator.

Pasal 41

(1) Dalam hal Yayasan bubar, Yayasan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali

untuk membereskan kekayaanya dalam proses likuidasi.

45
(2) Dalam hal Yayasan sedang dalam proses likuidasi, untuk semua surat keluar

dicantumkan frasa” dalam likuidasi” dibelakang nama Yayasan.

(3) Dalam hal Yayasan bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan juga

mengunjuk likuidator.

(4) Dalam hal pembubaran Yayasan karena pailit, berlaku pelaturan perundang-undangan

di bidang kepailitan.

(5) Ketentuan mengenai menunjuk, pengankatan, pemberhentian sementara,

Pemberhentian, wewenang kewajiban, tugas dan tanggung jawab, serta pengawasan

terhadap pengurus, berlaku juga likuidator.

(6) Likuidator atau kurator yang di tunjuk untuk melakukan pemberesan kekayaan

Yayasan yang bubar atau di bubarkan, paling lambat 5 (lima) hari terhitung sejak

tanggal penunjukan wajib mengumumkan pembubaran Yayasan dan proses

likuidasinya dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia.

(7) Likuidator atau Kurator dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari

terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir, wajib mengumumkan hasil likuidasi

dalam surat kabar harian bahasa Indonesia

(8) Likuidator atau Kurator dalm waktu paling lambat 7 ( tujuh ) hari terhitung sejak

tanggal proses likuidasi berakhir wajib melaporkan pembubaran Yayasan kepada

Pembina.

(9) Dalam hal laporan mengenai pembubaran sebagaimana dimaksud ayat (8) dan

pengumuman hasil likuidasi sebagaimana dimaksud ayat (7) tidak dilakukan, maka

bubarnya Yayasan tidak berlaku bagi pihak ketiga,

Cara penggunaan kekayaan sisa hasil likuidasi

Pasal 42

(1) Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan lain yang mempunyai

46
maksud dan tujuan yang sama dengan Yayasan yang bubar.

(2) Kekayaan sisa hasil likuidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diserahkan

kepada badan hukum lain yang melakukan kegiatan yang sama dengan Yayasan yang

bubar, apabila hal tersebut diatur dalam undang-undang yang berlangku bagi badan

hukum tersebut.

(3) Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak deserahkan kepada Yayasan lain atau

kepada badan hukum lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),

kekayaan tersebut diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan sesuai

dengan maksud dan tujuan Yayasan yang bubar.

Pengaturan penutup

Pasal 43

(1) Hal-hal yang tidak diatur atau boleh cukup diatur dalam anggaran dasar ini akan

diputuskan oleh rapat Pembina.

Tasikmalaya, 10 Februari 2014


PENGURUS YAYASAN
MIFTAHUL HUDA VII

Muhsin Almunawar
KETUA

YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII


AKTA NOTARIS HERI HENDRIYANA SH, MH NO. 1/2013
Alamat: Pondok Pesantren Miftahul Huda VII. Kp. Cipangebak Rt 01/09 Kel/Kec.
Tamansari Kota Tasikmlaya- Hp. 085 222 925 403

47
BERITA ACARA HASIL MUSYAWARAH

Pada hari ini, Jumat tanggal 24 Januari 2014 bertempat di tempat Pondok pesantren
Miftahul Huda VII, telah dilaksanakan Musayawarah Persiapan Pendirian Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Miftahul Huda VII Boarding school.

Musyawarah di mulai pukul 13.00 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB di pimpin oleh
ketua Yayasan Miftahul Huda VII dan di hadiri oleh pengurus Yayasan, tokoh
Masyarakat dan para calon pengajar , dengan data terlampir :

Musyawarah menghasilkan keputusan sebagai berikut :

1. Menyepakati dan mendukung Pendirian Lembaga Pendidikan Formal Tingkat


Menengah.
2. Nama Sekolah : SMPIT Miftahul Huda VII Boarding School
3. Lokasi : Komplek Yayasan/ Pondok Pesantren Miftahul Huda VII Kp.
Cipangebak RT/RW 01/09 Kel/Kec Tamansari Kota Tasikmalaya 46196
4. Mulai Oprasional : Tahun Ajaran 2014-2015
5. Membentuk susunan Panitia yang bertugas mempersiapkan Pendirian SMPIT
Miftahul Huda VII dengan Susunan sebagamana terlampir :
6. Hal-hal yang berhubungan dengan persiapan SMPIT Miftahul Huda VII,
diserahkan kepada dewan pendiri SMPIT Miftahul Huda VII.

Tasikmalaya, Jum’at , 24 januari 2014

Pimpinan Musyawarah,
Ketua Yayasan Miftahul Huda VII

Muhsin Almunawar

48
PROGRAM KERJA YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII

PERIODE 2014-2019

A. Program JangkaPendek

1. Meningkatkan perbendaharaan perpustakaan sebagai wadah pencerahan umat,


khususnya santri Pondok pesantren Miftahul Huda VII.
2. Meningkatkan kualitas kegiatan peringatan hari-hari besar Islam
3. Mengintensifkan pembinaan masyarakat melalui Majelis Ta’lim mingguan
4. Menghadirkan ulama-ulama, Ustadz-ustadz, dan para akademisi dari berbagai
mazhab dan pemikiran untuk mengisi berbagai program kajian.
5. MenjadikanYayasan sebagai pusat informasi, konsolidasi, evaluasi dan
penyusunan program kerja dan pelaksanaan dakwah.
6. Mengadakan kerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga
7. Mengadakan kegiatan-kegiatan sosial
8. Peningkatan pengelolaan kantin yayasan

B. Program Jangka Menengah

49
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) /
Taman Asuh Anak Muslim (TAAM)
2. Meningkatkan penyantunan dan pembinaan anak yatim piatu melalui Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA) dan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW).

C. Program Kerja Jangka Panjang

1. Membuka lembaga pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.


2. Membuka cabang pembantu Yayasan pada daerah-daerah
3. Mengadakan desa-desa binaan di daerah-daerah
4. Mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga dan organisasi Islam lainnya
5. Mengirim kader-kader potensial untuk belajar di dalam maupunl luar negeri
melalui jaringan beasiswa.
6. Menyusun Program PengembanganYayasan dalam bidang, pendidikan,
ekonomi, sosial, dan lain-lain.

Pengurus
Yayasan Miftahul Huda VII,

Muhsin Almunawar,
Ketua

PEMBAGIAN TUGAS PENGURUS


YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII

50
I. KETUA
1. Bertanggung jawab atas maju mundurnya organisasi.
2. Mengkoordinir kinerja tiap-tiap departemen.
3. Mengadakan evaluasi kinerja tiap-tiap departemen minimal satu bulan
satu kali.
4. Mengkoordinir jalannya peraturan atau tata tertib.
5. Menerima usul-usuldan saran-saran dari bawahan.
6. Memberikan penghargaan kepada orang yang dianggap perlu.
7. Memberikan mandat kepada orang yang dianggap mampu.

II. SEKRETARIS
1. Menyusun Administrasi Organisasi.
2. Mencatat segala program atau kegiatan.
3. Membuat keterangan santri bila perlu.
4. Mencatat keluar masuknya surat dan mengarsipkannya.
5. Mencatat barang inventaris yayasan atau Madrasah.
6. Menampung usulan atau kritik dari Ketua atau Dewan Pengurus
lainnya.

III. BENDAHARA
1. Bertanggungjawabataskeluarmasuknyauang.
2. Mencatatpemasukandanpengeluaranuang.
3. Melaporkankeadaanuang minimal satubulansekalikepadaKetua.
4. Mengeluarkan uang apabila sudah mendapat persetujuan dari ketua
atau yang diberimandat.
5. Menyiapkan Anggaran BelanjaYayasan

IV. DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN DAKWAH


a. Pendidikan:
1. Mengatur kelancaran jalannya pendidikan dan pengajaran.

51
2. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
pendidikan.
3. Mengadakan komunikasi atau study komparatif dengan pihak luar dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.
4. Mengusahakan perlengkapan perpustakaan seperti: Kitab-kitab,majalah-
majalah dan sumberbacaan lain yang dapat meningkatkan wawasan
keilmuan.
5. Mengadakan Evaluasi kepada santri.

b. Dakwah:
1. Memberikan bimbingan dan pengarahan tentang cara-caraDakwah yang
baik.
2. Mencetak kader-kader Mubaligh.
3. Mengirimkan utusan dalam mengikuti sebuah perlombaan pidato atau yang
lainnya yang berkaitan dengan dakwah.

c. Bahasa:
1. Mengaktifkan komunikasi dengan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris di antara
santri dan dewan pengajar.
2. Mendidik santri supaya bisa menerapkan bahasa Arab dan bahasaInggris
yang telah diajarkan, baik dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam
membaca dan menulis.
d. Madrosatul-Qur’an
1. Bertanggungjawab terhadap kelangsungan pendidikan atau pengajian
madrosah dari masing-masing marhalah.
2. Mengadakan tadarus Al-Qur’an tiap hari.
3. Menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an pada diri santri dan dewan
pengajar.
4. Mencetak santri-santriyah yang berakhlak Al-Qur’an.
5. Membina santri agar dapat menulis dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar.
6. Mencetak santri yang hafal terhadap Juz‘Amma.

52
7. Berusaha supaya santri hafal terhadap ayat-ayat Al-Qur’an tentang hukum
syariah.

V. DEPARTEMEN IBADAH DAN AKHLAK


1. Bertanggungjawab terhadap ibadah dan akhlak seluruh anak didik.
2. Membiasakan seluruh anak didik untuk sholat pada awal waktu.
3. Bertanggungjawab terhadap kelangsungan Sholat berjama’ah, dzikir dan
tadarrus Al-Qur’an.
4. Mengawasi akhlak anak didik didalam maupun diluar komplek.
5. Mengadakan evaluasi terhadap anak didik dalam hal ibadah terutam
asholat.
6. Mencetak santri yang disiplin dalam ibadah dan berakhlak yang mulia.

VI. DEPARTEMEN KEAMANAN DAN KETERTIBAN


1. Bertanggungjawab atas berjalannya tata tertib dan peraturan.
2. Mengawasi dan mengontrol jalannya patroli keamanan.
3. Mengawasi ketertiban, keamanan dan ketentraman saat kegiatan santri
berlangsung.
4. Memberikan sanksi kepada santri yang melanggar tata tertib sesuai dengan
kadar pelanggaran yang dilakukan.

VII. DEPARTEMEN KEBERESIHAN DAN KEINDAHAN


1. Bertanggungjawab terhadap kebersihan dan keindahan komplek.
2. Mengintruksikan dan mengatur kebersihan umum.
3. Memberikan peringatan terhadap santri yang tidak memperhatikan
kebersihan.
4. Memelihara seluruh peralatan kebersihan.

VIII. DEPARTEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS)


1. Bertindak sebagai komunikator antaraYayasan dengan Masyarakat.
2. Mempererat hubungan antara Yayasan dengan Masyarakat.
3. Menyampaikan pengumumans ecara tertulis atau lisan dan surat-surat.

53
IX. DEPARTEMEN AKOMODASI DAN PEMBANGUNAN
1. Bertanggungjawab terhadap barang-barang inventaris dan non
inventarisYayasan.
2. Berusaha melengkapi peralatan yang dibutuhkanYayasan.
3. Bertanggungjawab atas penerangan dan berusaha memperbaiki jika terjadi
kerusakan.
4. Bertangjawab terhadap pembangunan yayasan yang sedang dilaksanakan.

X. DEPARTEMEN PEREKONOMIAN
1. Mencari peluang saha yang bisa menjadi jalan untuk memberdayakan
ekonomi khususnyaYayasan.
2. Melakukan kerjasama dengan para pelaku ekonomi dalam membangun
jiwa kewirausahaan.
3. Mengadakan dan mengikuti pelatihan-pelatihan kewirausahaan.
4. Mengadakan dan mengikuti pelatihan-pelatihan produksi.

XI. DEPARTEMEN KESEHATAN


1. Mengadakan pengarahan dan pendidikan dalam bidang kesehatan.
2. Mencetak santri yang mencintai kesehatan.
3. Membiasakan santri supaya hidup sehat.
4. Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pertolongan
pertama.
5. Memperhatikan santri yang sakit dan mengantarkan kepada Dokter atau
puskesmas apabiladiperlukan.

Ketua Badan Pengurus


Yayasan Miftahul Huda VII

54
Muhsin Almunawar

PEMBAGIAN TUGAS PENGURUS YAYASAN DAN


PIMPINAN SMPIT MIFTAHUL HUDA VII BOARDING SCHOOL

1. KETUA YAYASAN ( Muhsin Almunawar.)

55
 Berfungsi dan bertugas sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan
sekolah.
 Sebagai supervisor kepada Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga
Kependidikan.
 Melaksanakan fungsi dan tugas monitoring kinerja tenaga pelaksana pendidikan
sekolah.
2. KOMITE SEKOLAH ( Aj. Cecep.)
 Menyelenggarakan rapat-rapat komite sesuai dengan program yang ditetapkan
 Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan standar pelayanan
pembelajaran di sekolah
 Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana stategik
pengembangan sekolah.
 Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana kerja tahunan
sekolah yang dirumuskan dalam Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah
(RAPBS ).
 Membahas dan menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan bagi kepala
sekolah, guru, dan tenaga administrasi sekolah yang berasal dari masyarakat/
orang tua.
 Bersama pihak sekolah mengembangkan prestasi unggulan, baik yang bersifat
akademis ( nilai tes harian, semesteran , dan Ujian sekolah / Ujian nasional ),
maupun yang bersifat non-akademis ( keagamaan, olah raga, seni dan atau
keterampilan ) bagi seluruh siswa di sekolah
 Menghimpun dan menggali sumber dana dari masyarakat luas untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di sekolah.
 Mengelola dana yang bersumber dana dari masyarakat luas untuk kepentingan
peningkatan layanan pendidikan yang bermutu.
 Menampung dan menyalurkan kontribusi masyarakat yang berupa material dan
non material ( tenaga, pikiran ) yang diberikan kepada sekolah.
 Mengevaluasi pelaksanaan program sekolah sesuai dengan kesepakatan dengan
pihak sekolah, meliputi : pengawasan penggunaan sarana dan prasarana sekolah,
pengawasan keuangan secara berkala dan berkesinambungan.

56
 Mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah dan mencari
solusinya bersama pihak sekolah.
 Bersama pihak sekolah mengembangkan kurikulum yang ditetapkan pemerintah
sesuai dengan kebutuhan dan potensi sekolah untuk menjadi program unggulan.
 Memberikan motivasi dan penghargaan ( baik berupa materi maupun non materi
kepada tenaga kependidikan atau pihak lain yang berjasa kepada sekolah sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
 Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan
sekolah untuk meningkatkan kualitas pelayanan proses dan hasil pendidikan di
sekolah.
 Memantau pelaksanaan proses pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah.
 Mengkaji laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program yang disampaikan
oleh Kepala Sekolah.
 Menyampaikan usulan atau rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
 Bersama pihak sekolah memantau dan mendata anak yang tidak mampu untuk
mendapat bantuan keringanan dan / atau pembebasan biaya pendidikan
berdasarkan ketentuan yang berlaku
 Bersama pihak sekolah memberikan penghargaan kepada siswa yang
berprestasi, baik itu yang bersifat akademis ataupun non-akademis

3. KEPALA SEKOLAH ( Kital Hilmani, S.Pd.I)


 Sebagai penanggung jawab pelaksana pendidikan sekolah termasuk di dalamnya
penanggung jawab pelaksana administrasi sekolah.
 Melaksanakan model manajemen yang berbasis sekolah (MBS)
 Bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi dan mengevaluasi
seluruh proses pendidikan di sekolah yang meliputi aspek edukatif dan
administrative. Aspek edukatif meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum, sedangkan aspek administrative meliputi pengaturan :
(1) Administrasi belajar-mengajar; (2) Administrasi perkantoran; (3)
Administrasi siswa; (4) Administrasi ketenagaan; (5) Administrasi
perlengkapan; (6) Administrasi keuangan; (7) Administrasi perpustakaan; (8)

57
Administrasi laboratorium; (9) Administrasi bimbingan & konseling; (10)
Administrasi hubungan dengan masyarakat; (11) Berbagai jenis laporan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
 Merencanakan jadwal kerja kepala sekolah yang mencakup : (1) Kegiatan
harian; (2) Kegiatan mingguan; (3) Kegiatan bulanan; (4) Kegiatan semester; (5)
Kegiatan awal dan akhir tahun.
 Mengangkat Wakil Kepala Sekolah dan Wakasek Urusan yang dipandang
mampu bekerja sama dengan Kepala Sekolah maupun warga sekolah.
 Bersama -sama dengan Wakil Kepala Sekolah, membuat tugas Pendidik dan
Tenaga Kependidikan dengan mempertimbangkan aspek loyalitas, dedikasi ,
kejujuran, kecakapan dan kemampuan serta kualifikasi pendidikan.
 Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap Kinerja Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
 Memberikan sanksi kepada warga sekolah yang melakukan Indisipliner atau
tersangkut tindak pidana
 Melayani Guru, siswa, Orang tua, dan Masyarakat
 Melaksanakan Kerjasama secara Vertikal maupun Horizontal dengan Yayasan
dan Pemerintah
 Memiliki sumber data sekolah / profil sekolah yang up to date
 Memelihara situasi dan kondisi sekolah yang harmonis/kondusif

4. WAKASEK
 Membantu dalam urusan tugas Kepala Sekolah dalam hal tertentu mewakili
Kepala Sekolah baik ke dalam maupun ke luar bila Kepala Sekolah berhalangan.
 Membantu tugas harian Kepala Sekolah dalam pelaksanaan KBM
 Membantu Kepala Sekolah dalam membagi tugas guru pada setiap awal tahun
ajaran
 Membina guru yang bermasalah
 Berhak menegur guru yang lalai dalam melaksanakan tugas
 Memfasilitasi keperluan Pendidik dan Tenaga Kependidikan kepada Kepala
Sekolah

58
 Mewakili Kepala Sekolah dalam mengikuti / menghadiri undangan yang tidak
dapat dihadiri
 Mengelola surat ijin sakit guru
 Mengevaluasi program sekolah
 Mengadakan rapat-rapat koordinasi dengan para Wakasek urusan, guru, TU
 Melayani tamu
 Melakukan inovasi untuk pengembangan sekolah pada 8 standar pendidikan
 Memiliki buku notula rapat dinas

5. WAKASEK URUSAN KURIKULUM ( AYI, S.Pd.I )


 Mengelola kegiatan proses belajar-mengajar, baik kurikuler, ekstrakurikuler
maupun kegiatan pengembangan kemampuan guru melalui MGMP serta
pelaksanaan kegiatan penilaian sekolah.
 Memiliki program kerja tahunan yang sesuai dengan APBS sekolah
 Mengelola proses Belajar dan Mengajar
 Mendokumentasikan KTSP dalarn bentuk softcopy dan Hardcopy
 Mengelola perangkat kurikulum lainnya
 Mengelola Kegiatan akademis dan non akademis
 Membuat kalender pendidikan
 Memiliki dakumentasi akademis yang up ta date
 Mengelola administrasi guru
 Membuat jadwal pelajaran
 Melaksanakan monitoring pelaksanaan KBM dengan menandatangani agenda
kelas
 Berhak menegur guru yang lalai melaksanakan tugas KBM
 Melaksanakan rapat koordinasi , evaluasi program sekolah bersama-sama wakil
kepala sekolah
 Memiliki buku notula rapat dinas
 Mengelola program evaluasi hasil belajar siswa
 Merencanakan Program Penelitian dan Pengembangan Sekolah
 Mengelola Absen guru

59
 Mengelola bantuan-bantuan kepada sekolah, siswa dan pihak lainnya\
 Mengelola pengaturan peserta didik di kelas
 Mengelola pengembangan diri

6. WAKASEK URUSAN KESISWAAN ( Dodi. S.Pd )


 Pembinaan OSIS
 Pengarahan dan pengendalian siswa dalam rangka penegakan disiplin dan tata
tertib sekolah.
 Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi kebersihan, ketertiban, keindahan, dan
kekeluargaan.
 Memiliki program kerja tahunan
 Memiliki administrasi OSIS
 Mengelola prestasi akademis dan Non akademis
 Mengelola seluruh program kegiatan ekstrakulikuler
 Menyelesaikan permasalahan siswa baik internal maupun eksternal ,bersama -
sama dengan wakil kepala sekolah, wali kelas dan BK atau dengan guru
 Melaporkan segara kegiatan kepada Kepala Sekolah
 Menjadi panitia PPDB ke dalam dan keluar
 Melayani siswa dan orang tua siswa
 Mengelola data siswa yang up to date bersama-sama dengan Tata laksana
urusan kesiswaan
 Melaksanakan rapat koordinasi evaluasi program sekolah bersama-sama wakil
Kepala Sekolah
 Memiliki buku notula rapat dinas
 Mengelola kedisiplinan siswa dalam KBM
 Mengelola berbagai pelaksanaan upcara dan acara rutin, PHBN dan PHBI

7. WAKASEK URUSAN SARANA & PRASARANA DAN KEASRAMAAN (UST.


ABDUL ROHMAN )
 Memiliki program kerja tahunan.

60
 Mengelola, memelihara dan memperbaiki sarana prasarana yang dimiliki oleh
sekolah sesuai dengan RPS/RAKS/APBS
 Bersama-sama dengan tata administrasi sekolah urusan inventaris sarana
prasarana mendata seluruh sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
 Bertindak proaktif dan langsung terhadap sarana prasarana yang perlu segera
diperbaiki,
 Menjadi pelaksana dalam pengadaan sarana prasarana sakolah
 Melaporkan keadaan sarana prasarana sekolah kepada Kepala Sekolah
 Memiliki buku notula rapat dinas.

8. WAKASEK URUSAN HUMAS ( Dede Yeyet R, S.Pd.I )


 Memiliki dan melaksanakan program kerja tahunan.
 Melaksanakan evaluasi program humas.
 Membuat pelaporan kepada kepala sekolah.
 Melaksanakan rapat koordinasi dengan para Wakasek Urusan dan Wakil
Kepala Sekolah.
 Mewakili Kepala Sekolah apabila Kepala Sekolah danWakasek berhalangan
hadir.
 Menerima tamu yang studi banding ke sekolah.
 Memiliki buku notula rapat dinas.

9. KEPALA TATA ADMINISTRASI SEKOLAH ( Yunita Laila Rahmah )


 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pegawai
 Memonitoring,mengevaluasi dan memberikan penilaian kinerja kepada pegawai
 Membuat program kerja ke tatalaksanaan
 Memantau administrasi ketatalaksanaan
 Mengagendakan surat ijin pegawai
 Melaksanakan pembinaan kepada pegawai
 Merekapitulasi kehadiran pegawai
 Memberikan teguran, sanksi kepada pegawai yang indisipliner
 Memelihara keharmonisan suasana kerja

61
 Memfasilitasi surat masuk dan keluar dengan cara membubuhkan paraf
sebelum ditandatangani Kepala Sekolah
 Berperan serta daram seluruh aktivitas sekolah
 Memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah
 Memiliki agenda kerja kegiatan
 Memelihara sarana dan prasarana sekolah
 Melaksanakan dan memelihara budaya / kultur sekolah dan pesantren
 Bertanggung jawab atas kelengkapan data-data sekolah
 Membuat laporan secara berkala kepada kepala sekolah
 Membuat konsep-konsep surat keluar
 Memiliki buku notula rapat dinas
 Memonitoring petugas piket malam

10. WALI KELAS


 Buku legger
 Buku raport
 Buku catatan khusus siswa
 Agenda kelas
 Peta kerawanan kelas
 Melayani siswa dan orang tua siswa
 Melakukan koordinasi dengan Kesiswaan dan Guru BK
 Penyelesaian Administrasi siswa yang lulus atau mutasi

11. GURU BP/BK


 Memiliki program kerja tahunan
 Mengkoordinasikan kegiatan Konseling dengan guru BK lainnya
 Bertanggung jawab terhadap data -data yang ada di ruang konseling
 Memelihara kebersihan, keindahan dan kenyamanan ruangan Konselar
 Menerima dan melayani siswa yang berkansultasi
 Merekapitulasi abesnsi kehadiran siswa

62
12. GURU MATA PELAJARAN
 Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari pukul 07.00 WiB sampai
dengan pukul 13.00 WlB.
 Membuat administrasi Guru
 Melaksanakan penilaian terhadap hasil belajar siswa melalui ulangan Harian,
tugas tugas, UTS. Ulangan Akhir Semester/UKK, ujian Sekolah, Ujian praktek.
 Memelilhara lingkungan sekolah agar tetap bersih, nyaman dan asri.
 Memelihara suasana sekolah yang tetap kondusif.
 Melayani siswa dan orang tua siswa secara maksimal.
 Melaksanakan tugas tambahan yang dibebankan oleh kepala sekolah
 Berperan serta dalam seluruh aktivitas sekolah.
 Memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap sekolah,
 Memelihara sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah
 Memberitahu Kepala Sekolah bila berhalangan hadir melalui surat dan
menyiapkan tugas untuk siswa bila ada jam mengajar
 Melaksanakan budaya/kultur sekolah dan Kultur Pesantren
 Melaporkan hasil kegiatan belajar mengajar kepada kepala sekolah.

63
YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
AKTA NOTARIS HERI HENDRIYANA SH, MH NO 1/2013
ALAMAT : PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA VII. KP. CIPANGEBAK RT/RW 01/09
KELURAHAN/KECAMATAN TAMANSARI-KOTA TASIKMALAYA - TLP/HP : 085222925403

64
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 03/A/ YMH7/02/2014

TENTANG

PENGANGKATAN KEPALA SMPIT MIFTAHUL HUDA VII


BOARDING SCHOOL

Dengan senantiasa mengharap Rahmat Allah Swt., Badan Pengurus Yayasan Miftahul Huda
VII setelah :

Menimbang :
1. Firman Allah Swt. : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di
jalan-Nya secara bershaf seperti bangunan yang tersusun rapi” (QS. Ash-Shaff
[61] : 4)
2. Firman Allah Swt. : “Berapa banyak kelompok kecil mampu mengalahkan kelompok
yang besar dengan izin Allah” (QS. Al-Baqarah [2] : 249)
3. Firman Allah Swt. : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sehingga mereka berjuang mengubah nasib mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’du [13] :
11)
4. Firman Allah Swt. : “Dan hendaklah merasa khawatir, orang-orang yang
meninggalkan di belakang mereka generasi yang lemah” (QS. An-Nisa’ [4] : 9)
5. Firman Allah Swt. : “Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS.
Al-Mujadilah [58] : 11)

Mengingat :
1. UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
4. Surat Rekomendasi Kepala SMPN 15 Tasikmalaya Nomor 904/-SMP.15/TU
Tanggal 7 maret 2014;

65
Memperhatikan :

1. Program Kerja Yayasan Miftahul Huda VII Periode 2012-2017;


2. Saran dan Usul peserta Rapat Gabungan Dewan Pendiri SMP IT Miftahul Huda VII
dengan Badan Pengurus Yayasan Miftahul Huda VII tanggal 16 Desember 2011;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama :E Mengangkat :
Nama : Kital Hilmani, S.Pd.I
Ttl : Tasikmalaya ,01 januari 1983
Alamat : kp. cipangebak rt/rw 01/09 kel/kec. Tamansari Kota Tasikmalaya
Sebagai Kepala SMPIT Miftahul Huda VII. Boarding school

Kedua Menmengamanatkan
: yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada diktum Pertama untuk
menyelenggarakan dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mengelola
SPIT SMPIT Miftahul Huda VII. Boarding School

Ketiga Keputusan
: ini berlaku sejak ditetapkan dan bila terdapat kekeliruan akan ditinjau seperlunya.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 10 FebruAri 2014 M

Pengurus
Yayasan Miftahul Huda VII,

Muhsin Almunawar
Ketua

66
YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
AKTA NOTARIS HERI HENDRIANA SH, MH NO 1/2013
ALAMAT : PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA VII. KP. CIPANGEBAK RT/RW 01/09
KELURAHAN/KECAMATAN TAMANSARI-KOTA TASIKMALAYA - TLP/HP : 085222925403

67
SURAT PERNYATAAN
Nomor : 06/A/ YMH7/02/2014

Yang bertanda tangan dibawah ini ketua Yayasan Miftahul Huda VII
Tamansari Kota Tasikmalaya, dengan ini menyatakan bahwa dengan berdirinya SMPIT
Miftahul Huda VII, BOARDINGSCHOOL dikampung Cipangebak RT/RW 01/09 ,
kami berharap SMPIT Boarding School Miftahul Huda VII bagi anak didik ini akan
berjalan sesuai dengan yang diharapkan baik oleh masyarakat penyelenggara maupaun
pemerintah.
Kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak demi berkembangnya
pendidikan ini.
Dan kami akan bertanggung jawab bilamana pendidikan yang kami
selenggerakan ini karena sesuatu hal sampai terhenti ditengah jalan, yaitu dengan
menyalurkan perserta didik tersebut kelembaga pendidikan lain.
Demikian surat pernyataan kami buat, agar menjadi maklum adanya.

Ditetapkan : Tamansari
Pada Taanggal : 10 Februari 2014
Yayasan Miftahul Huda VII

Muhsin Almunawar
Ketua

68
YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
AKTA NOTARIS HERI HENDRIYANA SH, MH NO 1/2013
ALAMAT : PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA VII. KP. CIPANGEBAK RT/RW 01/09
KELURAHAN/KECAMATAN TAMANSARI-KOTA TASIKMALAYA - TLP/HP : 085222925403

SURAT KETERANGAN
Nomor : 07/A/ YMH7/05/2014

Yang bertandatangan di bawah ini, Ketua Yayasan Miftahul Huda VII menerangkan
hal-hal sebagai berikut :

1. Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru SMPIT Miftahul Huda VII Boarding
School dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
2. Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru untuk Tahun Pelajaran 2014/2015 akan
dilaksanakan pada tanggal 10 Juni s.d. 1 Juli 2014.
3. Mulai masuk sekolah tanggal 1 Juli 2014.

Surat Keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Tasikmalaya, 10 Februari 2014


Pengurus Yayasan Miftahul Huda VII

69
Muhsin Almunawar
Ketua

DAFTAR CALON SISWA SMPIT MIFTAHUL HUDA VII


BOARDING SCHOOL
TAHUN AJARAN 2014 – 2015
NO NAMA SISWA L/P ASAL SEKOLAH ALAMAT SISWA KET
1 Egis saputra L Sumelap III Cipangebak
2 Eris L Sumelap III Cipangebak
3 Ririn anjani P Sumelap III Cipangebak
4 Rosmalia P Sumelap III Cipangebak

70
5 Inda Indrayana L Sumelap III Cipangebak
6 Pipit Yuniar P Sumelap III Cipangebak
7 Siska Amalia P Sumelap III Cipangebak
8 Ai Puput P Sumelap III Babakan
9 Milawati P Sumelap III Babakan
10 Zenal Mutaqin L Sumelap III Babakan
11 Nur Hasim L Sumelap III Babakan
12 Risma P Sumelap III Cipangbak
13 Sela P Sumelap III Cipangebak
14 Tia Saputri L Sumelap III Cipangebak
15 Akram Sidiq L Sumelap III Cipangebak
16 Egi Kusamsi L Sumelap III Cipangebak
17 Ayi ahyar L Sumelap III Cipangebak
18 Ika P Sumelap III Cipangebak
19 Rini P Sumelap III Cipangebak
20 Siti Nurangraeni P Sumelap III Cipangebak
21 Wina P Sumelap III Cipangebak
22 Dagus P Sumelap III Sarongge
23 Abdul Aziz L Sumelap III Sirahranca
24 M Taofiq L Sumelap III Sirahranca
25 Idan Sapiudin L Sumelap III Sirahranca
26 Hanifa P Sumelap III Sirahranca
27 Erik L Sumelap III Babakan
28 Anggi Saputra L Sumelap III Ciatal
29 Ayu P Sumelap III Cipangebak

Tasikmalaya, 10 Februari 2014


Panitia Pendirian SMPIT
Miftahul Huda VII

Kital Hilmani, S.Pd.I


Ketua
71
DATA CALON GURU

Kepala Sekolah : Kital Hilmani, S.Pd.I


Tata Administrasi Sekolah : Yunita Laila Rahmah,

Staf Pengajar : 1. Kital Hilmani, S.Pd.I


2. Dodi , S.Pd
3. Dede R , S.Pd.I
4. Rahmat, S.Pd.I
5. Ojat Sudrajat, S.Pd
6. Atih , S.Pd
7. Onah Saronah, S.Pd
8. Imron , S.Pd.I
9. Apipudi ,SE
10. Ustd . Abdul Rohman
11. Ustd. Muhsin Almunawar
12. Cece Darusman A.Md
13. Ayi ahyar, S.Pd.I

72
Tasikmalaya, 10 Februari 2014
Panitia Pendirian SMPIT
Miftahul Huda VII

Kital Hilmani, S.Pd.I


Ketua

YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII


AKTA NOTARIS HERI HENDRIYANA SH, MH NO 1/2013
ALAMAT : PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA VII. KP. CIPANGEBAK RT/RW 01/09
KELURAHAN/KECAMATAN TAMANSARI-KOTA TASIKMALAYA - TLP/HP : 085222925403

SURAT KEPUTUSAN
YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
Nomor : 01/A/ YMH7/02/2014

TENTANG :
PENGANGKATAN PANITIA PENDIRIAN

73
SMPIT MIFTAHUL HUDA VII BOARDING SCHOOL MIFTAHUL HUDA VII

Ketua yayasan Miftahul Huda VII


Menimbang : bahwa untuk mendirikan SMPIT MIFTAHUL HUDA VII
BOARDING SCHOOL Miftahul Huda VI di pandang perlu
mengangkat dan menetapkan kepanitiaan
Pendirian.

Mengingat : 1. Angaran Dasar Yayasan Miftahul Huda VII Pasal 21

Memperhatikan : dst

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Mengangkat dan menetapkan nama-nama berikut ini sebagai
Panitia pendirian SMPIT MIFTAHUL HUDA VII BOARDING
SCHOOL
Kedua : Surat keputusan ini belaku sejak tanggal di tetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan di tinjau kembali.
Ketiga : susunan Panitia Pendirian SMPIT MIFTAHUL HUDA VII
Boarding school sebagaimana terlampir .

Tasikmalaya, 10 Februari 2014

Yayasan Miftahul Huda VII

Muhsin Almunawar,
Ketua

74
SUSUNAN PANITIA PENDIRIAN
SMPIT MIFTAHUL HUDA VII BOARDING SCHOOL
MIFTAHUL HUDA VII

PELINDUNG /PENANGUNGJAWAB
KETUA YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII

PENASIHAT

OJAT SUDRAJAT, S.Pd


WAHID MANSUR
ONAH SARONAH , S.Pd
AJ. CECEP
AJ. NAAN A ROHMAN

KETUA
KITAL HILMANI, S.Pd.I

SEKRETARIS
DEDE YEYET R, S.Pd

BENDAHARA
AI NURHIDAYAH
IMASRIYAH

75
BIDANG HUMAS
Rahmat , S.Pd.I
UST. ABDUL ROHMAN
DODI, S.Pd

Tasikmalaya, 10 Februari 2014

Yayasan Miftahul Huda VII

Muhsin Almunawar,
Ketua

76

Anda mungkin juga menyukai