1
yang berarti, menilik berbagai tolak ukur (fasilitas, manajemen, SDM, kurikulum),rata-
rata pendidikan Islam belum berada pada barisan “papan atas”. Pendidikan Islam
mengalami kekurangan sumber daya manusia, sumber daya pemikiran, sumber daya
dana, dan sumber-sumber belajar. Pendidikan Islam kurang didukung oleh riset dan
pengembangan yang berkelanjutan, baik yang dilakukan oleh individu, masyarakat
maupun oleh pemerintah. Sehingga model pengelolaan institusi dan pendekatan
pembelajaran tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Di sisi lain, menurut data Badan Pusat Statistik, angka Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) secara nasional sejak tahun 1999 sampai tahun 2009 menunjukkan trend
peningkatan. Demikian juga Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada kelompok umur 13-
15 tahun. Namun, jika dibanding APS pada kelompok umur 7-12 tahun, APS pada
kelompok umur 13-15 tahun masih lebih rendah.
Dalam konteks Jawa Barat, angka IPM Jawa Barat sejak tahun 1999 sampai tahun
2009 menunjukkan kecenderungan peningkatan meski turun peringkat nasional dari
urutan ke-14 pada tahun 2004 s/d 2006 menjadi urutan ke-15 pada tahun 2007 s/d 2009.
Demikian juga APS pada kelompok umur 13-15 tahun, meski sempat mengalami
penurunan pada tahun 2005. Dengan membandingkan IPM Jawa Barat dengan IPM
Nasional, didapat data bahwa IPM Jawa Barat sejak tahun 2008 berada di bawah angka
IPM Nasional. Padahal, tahun 2007 dan sebelumnya angka IPM Jawa Barat selalu
berada di atas angka IPM Nasional.
Hal ini bisa ditafsirkan bahwa kesadaran masyarakat secara umum untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih perlu perhatian semua
pihak. Hal ini bisa terjadi karena jarak tempuh dari tempat tinggal ke pusat pendidikan
relatif jauh, atau bisa juga karena biaya pendidikan yang relatif tinggi, di samping
masalah lain yang menjadi kendala yang tidak terhindarkan.
Demikian juga mengenai IPM yang melibatkan 3 (tiga) unsur, yaitu pendidikan,
kesehatan dan daya beli. Di antara ketiga unsur tersebut, unsur yang paling utama dalam
menentukan IPM adalah pendidikan, karena peningkatan tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan dan daya beli. Karenanya, pendidikan mesti mendapat
perhatian lebih serius, khususnya pendidikan dasar yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah dengan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun (Wajar Dikdas 9
Tahun).
2
Menilik data sekolah di Kota Tasikmalaya terdapat 90 unit SMP/MTs yang terdiri
atas 21 unit SMP Negeri dan 4 MTs Negeri ditambah 31 unit SMP Swasta dan 34 MTs
Swasta. Dari jumlah tersebut, 4 unit menerapkan pola SMP dan MTs Boarding School,
2 Unit menerapkan pola SMP Plus dan 2 unit menerapkan pola SMP Boarding School.
Dalam rangka turut berpartisipasi dalam menyukseskan program Wajar Dikdas 9
Tahun, dan untuk meningkatkan angka IPM dan APS, dengan memperhatikan sumber
daya, potensi, tantangan, peluang dan keterbatasan yang ada, maka Yayasan Miftahul
Huda VII bertekad untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama Boardingschool
Miftahul Huda VII yang berlokasi di Komplek Yayasan Miftahul Huda VII, Kelurahan
Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya mulai Tahun Ajaran 2014/2015.
3
sisiwa. Dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak
lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam.
SMPIT Miftahul Huda VII juga menekankan pada metode pembelajaran
integratif sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif, dan konatif atau
psikomotor. Implikasi dari keterpaduanan ini menuntut pengembangan pendekatan
proses pembelajaran yang kaya, variatif, dan menggunakan media serta sumber belajar
yang luas dan luwes.
SMPIT Miftahul Huda VII diselenggarakan berdasarkan konsep ”one for all”.
Artinya, dalam satu atap sekolah peserta didik akan mendapatkan pendidikan umum,
pendidikan agama, dan pendidikan keterampilan. Pendidikan umum mengacu kepada
kurikulum nasional yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan agama menekankan pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari, menumbuhkan bi’ah solihah di dalam lingkungan
sekolah dan qudwah hasanan oleh seluruh guru dan karyawan sekolah. Sedangkan
pendidikan keterampilan dikemas di dalam kegiatan ekstrakurikuler yang menyediakan
beragam pilihan kegiatan yang seluruhnya mengacu kepada prinsip-prinsip
keterampilan hidup (life skill).
Sesungguhnya term boarding school ( diasramakan) bukan sesuatu yang baru
dalam konteks pendidikan di Indonesia. Karena sudah sejak lama lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia menghadirkan konsep pendidikan boarding school yang diberi
nama “Pondok Pesantren” . Pondok Pesantren ini adalah cikal bakal boarding school di
Indonesia. Ketika dipertengahan tahun 1990 an masyarakat Indonesia mulai gelisah
dengan kondisi kualitas generasi bangsa yang cenderung terdikotomi secara ekstrim
yang pesantren terlalu keagama dan yang sekolah umum terlalu keduniawian ada upaya
untuk mengawinkan pendidikan umum dan pesantren dengan melahirkan term baru
yang disebut boarding school.
SMPIT Miftahul Huda VII dibangun dengan paradigma keilmuan yang utuh
dan terintegrasi anatara pendidikan agama dan pendidikan umum, berlandaskan pada
filosofi “ilmullah”. . disamping itu pendidikan sisytem boarding school di harapkan
akan lebih maksimal dalam menanamkan nilai-nilai yang diajarkan pada peserta didik.
Sekolah dapat memenatau setiap perkembangan paa diri peserta didik.
4
C. Peserta Didik
Peserta didik berasal dari SD/MI sederajat yang berada di lingkungan Kota dan
Kabupaten Tasikmalaya dengan data Peserta Didik sebagai berikut :
D. Guru dan Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidikan dan Kependidikan mengacu pada Permen Nomor 16 tahun
2007 yang akan disiapkan untuk SMPIT Miftahul Huda VII Tasikmalaya antara lain
tenaga pendidik dari kalangan praktisi profesional sesuai bidang keahliannya, adapun
untuk tenaga kependidikan sesuai bidang pekerjaannya.
Selain itu rencana pengembangan meliputi penataan guru sesuai dengan
kebutuhan. Pembinaan kependidikan, serta pengadaan fasilitas dan peralatan pendidikan
untuk kelancaran proses belajar mengajar di SMPIT Miftahul Huda VII. Adapun daftar
Guru dan Tenaga Kependidikan diantaranya:
F. Struktur Kurikulum
Pendekatan yang diterapkan berbasis praktek belajar dan pengalaman serta pola
belajar interaktif – yang tidak hanya menjadikan anak didik sebagai obyek belajar tetapi
juga sebagai subyek. Dengan demikian diharapkan akan terbentuk pribadi tangguh
dalam menghadapi tantangan global di masa kini dan masa akan datang. Dengan
metode ini juga akan mengarahkan anak didik akan kesadaran peran kepemimpinan di
muka bumi ini.
5
memadukan antara kurikulum pendidikan yang berbasis kompetensi dan kurikulum
muatan lokal yang berorientasikan pada pembentukan pribadi muslim yang kokoh dan
memiliki akhlakul karimah serta berpengetahuan unggul, kreatif, dan cerdas. Strategi
pembelajaran diarahkan pada optimalisasi potensi kecerdasan anak (Multiple
Intelligence).
6
C Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler Pilihan) 2** 2** 2**
1. Kepanduan
2. Science Club / Kelompok Ilmiah Remaja
3. Palang Merah Remaja
4. Pertanian dan peternakan
5. Menjahit dan Bordir
Jumlah 48 48 48
BAB II
RENCANA PENGEMBANGAN SMPIT MIFTAHUL HUDA VII
BOARDING SCHOOL
Adapun Visi dan Misi dari SMPIT Miftahul Huda VII adalah sebagai berikut :
a. VISI
Terwujudnya generesi yang humanis, berakqlaq mulia, kometitif, mandiri dan
siap menghadapi tantangan global .
b. MISI
1. Menciptakan proses pembelajaran Boarding School antara kurikulum
nasional dan kurikulum kepesantrenan.
2. Mewujudkan generasi yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun
non-akademik.
3. Mewujudkan generasi berkepribadian Islam yang beraqidah salimah,
berfikroh Islamiyah, beribadah sholihah, berakhlakul karimah dan
bermu’amalah syari’ah.
7
4. Membekali anak didik dengan kecakapan hidup ( keterampilan) .
5. Menciptakan genererasi yang mandiri dan kompettitif.
B. Kurikulum
Kurikulum yang akan diterapkan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang merupakan perpaduan antara Kurikulum Nasional dan Kurikulum
Kepesantrenan/Yayasan Miftahul Huda VII.
C. Peserta Didik
Sasaran Peserta didik adalah siswa/siswi yang telah lulus dari Sekolah Dasar (SD)
Negeri maupun Swasta dan dapat juga berasal dari lulusan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau yang sederajat dari dalam Kota Tasikmalaya maupun luar Kota
Tasikmalaya.
D. Ketenagaan
1. Penyiapan untuk pengangkatan serta penempatan Kepala Sekolah sebagai
pemimpin dengan kemampuan kinerja yang akan menunjang kemajuan SMP
Boarding School Miftahul Huda VII sebagaimana yang diharapkan.
2. Kesiapan penempatan sejumlah tenaga pengajar tetap yang berkelayakan dan
yang berkeahlian sesuai kebutuhan.
3. Pengadaan tenaga Tata Usaha/Pegawai administrasi sesuai kebutuhan.
E. Analisis SWOT
Rencana pengembangan lembaga akan diarahkan kepada beberapa poin penting
yang memiliki dampak secara signifikan terhadap keberhasilan lembaga dengan
menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats).
Strengths Weakness
Lokasi Ruangan/ Lahan
Jaringan Kerja sama Sarana
SDM Brand Name
Threats
8 Persaingan
Kondisi Ekonomi
Opportunities
Dukungan
Peluang Kerja
Pengembangan
Strengths
Opportunities
9
1. DUKUNGAN, SMPIT Miftahul Huda VII mendapat dukungan yang sangat
positif dari para calon orang tua siswa dan para alumni Pondok Pesantren
Miftahul Huda VII yang tersebar diberbagai daerah karena berhasil melakukan
terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi baru dalam pengembangan sekolah dan
tidak mustahil pemerintah pun akan memberikan perhatian yang serius terhadap
pengembangan sekolah.
2. PELUANG MELANJUTKAN, SMP IT Miftahul Huda VII memberikan
peluang dan kesempatan kepada lulusannya untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan minatnya. Dengan dibekali berbagai
dasar keilmuan dan keterampilan.
3. PENGEMBANGAN, SMPIT Miftahul Huda VII memiliki peluang untuk terus
menerus mengembangkan dirinya dengan cara memperluas dan melengkapi sarana
dan prasarana pendidikan.
Threats
1. INTERNAL, tidak dapat dipungkiri lagi suatu lembaga akan berada di ambang
kehancuran jika di dalam tubuh lembaga SMPIT Miftahul Huda VII terjadi
konflik internal, baik antar sesama murid, guru dengan guru, guru dengan
pimpinan sekolah maupun dengan pihak yayasan sebagai pengelola, sehingga
persamaan visi dan nilai kekeluargaan diharapkan akan mampu menjadi perekat
yang kuat agar selalu mampu mengatasi bebagai konflik yang ada .
2. PERSAINGAN, SMPIT Miftahul Huda VII Boarding School diharapkan dapat
bersaing dengan sekolah setingkat di Kota Tasikmalaya yang dapat menjadi
pendorong lahirnya generasi muda Islam yang terampil dengan pemahaman
syari’ah dan kompetensi sains dan teknologi yang berbasis kepesantrenan.
3. KONDISI EKONOMI, Kondisi ekonomi bangsa yang semakin tidak menentu
akan menjadi batu sandungan yang amat serius dalam pengembangan sekolah,
karena tidak bisa dipungkiri bahwa pengembangan sekolah membutuhkan dana
investasi yang tidak sedikit. Sebagai catatan pada saat ini hampir 80% calon
siswa berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu, sehingga perlu dipikirkan
akan keberlanjutan sumber pendanaan lembaga ini agar bisa selalu tetap eksis
sebagai lembaga yang mampu menghasilkan siswa-siswi yang handal.
10
F. Sarana dan Prasarana
1. Penyediaan lahan tanah dan bangunan serta sarana fisik sebagaimana terdapat
pada tabel berikut ini :
No SARANA Jumlah KONDISI
1 Ruang Kelas 2 Baik
2 Ruang Kantor Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Tata Usaha 1 Baik
4 Ruang Guru 1 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
7 Masjid 1 Baik
8 Lapangan 1 Baik
9 Kamar mandi 1 Baik
10 Meja-Kursi Siswa 20 Proses
11 Meja /Kursi guru 4 Baik
13 Papan Tulis 1 Baik
14 Arama putra 1 baik
15 Asrama putri 1 Baik
2. Sarana dan Prasarana Yang Harus Dilengkapi Untuk Kelancaran Proses Belajar-
Mengajar
No SARANA Jumlah
1 Papan Tulis 2
2 Meja, kursi Guru 8
3 Buku Perpustakaan 12 set
4 Komputer 10
5 Papan Organigram 4
7 Alat Olah Raga 1 set
8 Mesin Tik Manual 1
9 Mesin Hitung 2
11
10 Lemari Arsip 4
11 Meja / Kursi Kep Sek 1/1
12 Meja/ Kursi TAS (Tenaga Administrasi Sekolah) 2/2
13 Komputer TAS (Tenaga Administrasi Sekolah) 2 Unit
14 Media Masing-masing Pembelajaran 1 set
15 Ruang Laboratorium Komputer 1
16 Ruang Laboratorium IPA 1
17 Ruang Laboratorium Bahasa 1
18 Penambahan asrama putra 1
19 Penambahan asrama putri 1
20 Ruang WC 2
G. Organisasi Sekolah
Penerapan Struktur Organisasi meliputi personalia, uraian tugas dan mekanisme
kerja yang mengacu pada standar pelayan minimal penyelenggara Sekolah
Menengah Pertama Boarding School Miftahul Huda VII.
I. Manajemen Sekolah
1. Penerapan dan pemahaman visi dan misi Sekolah.
2. Kesiapan pembinaan serta penanaman disiplin termasuk kehadiran/absensi
tenaga pendidik dan kependidikan.
3. Berupaya menciptakan tertib administrasi dan kinerja sekolah yang optimal.
4. Upaya untuk memacu peserta didik/siswa berprestasi termasuk tingkat
kehadirannya.
12
Diupayakan akan berkelanjutan dukungan dan peran serta dari berbagai pihak,
antara lain :
1. Dukungan dan peran serta Komite Sekolah;
2. Dukungan Orangtua;
3. Peran serta tokoh masyarakat;
4. Peran serta dunia usaha, yang secara keseluruhan amat menunjang bagi
kemajuan serta pengembangan pendidikan di SMPIT Miftahul Huda VII.
L. Rencana Kerja
Rencana Kerja Jangka Pendek (1 tahun) s/d Jangka Menengah (4 tahun) SMP IT
Miftahul Huda VII secara bertahap melalui strategi sebagai berikut:
1. Pengembangan Standar Isi
a. Terpenuhinya SKL SMPIT Boarding School
b. Terealisasinya perangkat kurikulum yang dinamis dan inovatif.
c. Terwujudnya administrasi KTSP yang berstandar KBK untuk semua
mata pelajaran.
d. Terwujudnya pemetaan dan pengelompokan materi pelajaran yang
serumpun.
e. Terwujudnya perangkat administrasi pembelajaran semua mata pelajaran
f. Terwujudnya instrumen penilaian yang bervariasi dengan
mempertimbangkan tingkat validitas dan reliabilitas serta relevansinya
dengan kebutuhan siswa.
2. Peningkatan / Pengembangan Tenaga Kependidikan
a. Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang proporsional dan
profesional.
b. Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualifikasi
13
c. Terwujudnya peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
sesuai SNP.
d. Terwujudnya monitoring, supervisi dan evaluasi dari Kepala Sekolah
terhadap kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
e. Terealisasinya setiap guru mata pelajaran dalam melaksanakan PTK
untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kualitas proses
pembelajaran.
3. Peningkatan Standar Proses
a. Terealisasinya proses pembelajaran yang sesuai dengan prinsip PAKEM
untuk semua mata pelajaran.
b. Terealisasinya model-model pembelajaran yang variatif dan inovatif
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Peningkatan / Pengembangan Fasilitas Pendidikan
a. Terwujudnya sarana pembelajaran yang memadai dan relevan dalam
mendukung PBM
b. Terwujudnya prasarana pendidikan yang memadai dalam mendukung
PBM
5. Peningkatan Standar Kelulusan
a. Terwujudnya peningkatan mutu lulusan (pada tahun ke-4)
b. Terwujudnya prestasi akademik dalam lomba rata-rata 10 besar tingkat
Kota
c. Terwujudnya prestasi non akademik dalam lomba rata-rata 5 besar
tingkat Kota
6. Peningkatan Standar Pengelolaan Pendidikan
a. Terwujudnya manajemen sekolah yang akuntabel, transparan dan
partisipatif .
b. Terwujudnya sekolah yang kondusif dalam mendukung peningkatan
mutu pendidikan.
c. Terdapat dokumen rencana pengembangan sekolah tiap tahun baik
jangka pendek maupun panjang.
d. Terdapat dokumen pengembangan pendayagunaan SDM sekolah.
14
e. Terdapatnya struktur dan keorganisasian sekolah sesuai dengan
kebutuhan sekolah dengan mengacu pada tupoksi dan pedoman kerjanya.
7. Pengembangan Standar Pembiayaan Pendidikan
a. Terealisasinya pengembangan pembiayaan pendidikan yang memadai,
wajar dan adil.
b. Terwujudnya kerjasama dengan penyandang dana (sponsor, alumni dan
lain-lain) dalam meningkatkan pengembangan pengadaan sumber
pembiayaan pendidikan.
c. Terwujudnya usaha-usaha sekolah melalui unit produksi (koperasi
siswa/pesantren).
8. Pengembangan Standar Penilaian
a. Terdapatnya perangkat penilaian berbagai ragam untuk semua mata
pelajaran dan semua jenjang kelas.
b. Terselenggaranya berbagai model evaluasi ( ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas dan
sebagainya )
c. Terdapat dokumen pengembangan bank soal untuk semua mata pelajaran
d. Terwujudnya pengadaan bahan pembelajaran dengan bentuk pelayanan
mastery learning, melalui pendekatan CBI dan ICT
15
BAB III
RENCANA ANGGARAN BIAYA SEKOLAH
PENUTUP
Kiranya tidak ada gading yang tak retak, tiada sesuatu yang sempurna, demikian
juga dalam penyusunan proposal ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan dan terlaksananya program yang kami susun ini. Semoga
kiprah kita dalam dunia pendidikan selalu tulus ikhlas demi memperbaiki kualitas
pendidikan dan kehidupan bangsa pada saat ini dan masa yang akan datang. Amien.
PANITIA PENDIRIAN
SMPIT MIFTAHUL HUDA VII
16
Muhsin Almunawar
Ketua
Ketua RW 09 Ketua RW 08
_____________________ _____________________
_____________________ _____________________
17
Ketua RT 0../ 0... Ketua RT 0.../0...
_____________________
_____________________
_____________________ _____________________
18
Nama Dan Tempat Kedudukan
Pasal 1
(-Selanjut nya dalam Anggaran Dasar ini cukup di singkat dengan “Yayasan”),
(2) Yayasan dapat membuka kantor atau kantor perwakilandi tempat lain, baik di dalam
penpersetujuan Pembina.
Pasal 2
Kegiatan
Pasal 3
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Yayasan melaksanakan kegiatan
sebagai berikut :
kejuaruan dan Islam, mulai dari Pendidikan usia Dini (PAUD) sampai dengan
perguruan tinggi,
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang terdiri atas : paket A, Paket B, dan
19
(KF), taman Kanak-kanak( TK) , sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama(
SMP), sekolah menengah umum (SMU), sekolah menengah kejuruan ( SMK) dan
perguruan tinggi( PT),taman kanak-kanak terpadu (YKIT), sekola dasar islam
terpadu (SDIT), sekolah menengah pertama islam terpadu (SMPIT), sekilah
menengah umum islam terpadu (SMUIT), madrasah ibtidaiyah (MI), madrsah
tsnawiyah ( Mts) dan madrasah aliyah (MA) dan perguruan tinggo islam(PTI), serta
pendidikan khsusu bagi tuna rungu, tuna wicara dan tuna netra.
Jangka Waktu
Pasal 4
Kekayaan
Pasal 5
(1) Yayasan mempuyai kekayaan awal yng berasal dari pendiri yang di pisahkan, dalam
(2) Selain kekayaan sebagai mana di maksud dalam ayat 1 pasal ini, kekayaan yayasan
20
dapat di peroleh dari :
b. Wakaf;
c. Hibah;
d. Hibah wasiat
(3) Semua kekayaan Yayasan harus di pergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan
yayasan.
Organ Yayasan
Pasal 6
a. Pembina;
b. Pengurus;
c. Pengawas.
Pembina
Pasal 7
(1) Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan
(2) Pembina terdiri dari seorang atau lebih dari anggota bembina.
(3) Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggota pembina, maka seorang di antaranya
(4) Yang dapat di angkat sebgai angota Pembina adalalah orang perseorangan sebgai
pendiri Yayasan dan mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina
dinilai mempunyai dedikasi yang inggi untuk mencapai maksud dn tujuan Yayasan.
21
(5) Anggota Pembina tidak diberi gaji dan atau tunjangan oleh Yayasan.
(6) Dalam hal Yayasan oleh karena sebab apapun tidak mempunyai anggota Pembina,
Maka dalam waktu 30 (Tiga Puluh) hari, sejak terjadinya kekosongan tersebut wajib
(7) Seorang anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
Pasal 8
(2) Jabatan Anggota Pembina akan berakhir dengan sendirinya, apabila anggota
Pembina tersebut :
a. meninggal dunia;
pengadilan;
yang berlaku.
(3) Anggota Pembina tidak boleh meangkap sebagai anggota pengurusdan atau anggota
pengawasan.
Pasal 9
22
(1) Pembina berwenang bertindak unuk dan atas nama Pembina.
(3) Dalam hal hanya ada seorang anggota pembin, maka segala tugas dan wewenang
yang diberikan kepada ketua Pembina atau angota Pembina berlaku baginya.
Rapat Pembina
Pasal 10
(1) Rapat Pembina diadakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahu, paling lambat
dalam waktu 5 (lima) bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan,
Pembina dapat juga mengadakan rapat setiap waktubila dianggap perlu atas
Permintaan tertulis dari seorang atau lebih dari anggota Pembina, angota pengurus,
(2) Panggilan Rapat Pembina dilakukan oleh Pembina secara langsung, atau melalui
Surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7(Tujuh) hari sebelum rapat
(3) Panggilan rapat itu harus mencantumkan hari, tanggal, waktu,tempat dan acara
rapat.
(4) Rapat Pembina diadakan di tempat kedudukan Yayasan, atau di tempat kegiatan
23
Yayasan, atau di tempat lain dalam wilayah hukum Republik Indonesia.
(5) Dalam hal semua anggota Pembina hadir, atau diwakili, panggilan tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Pembina dapat di adakan dimanapun juga dan berhak
(6) Rapat Pembina dipimpin oleh Ketua Pembina, dan jika ketua Pembina tidak hadir
atau berhalangan, maka rapat Pembina akan di pimpin oleh seorang yang di pilih
(7) Seorang anggota Pembina hanya dapat diwakili oleh anggota Pembina lainnya dan
Pasal 11
(1) Rapat Pembina adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila:
a. dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pembina;
b. dalam hal korum sebagaimana di maksud dalam ayat (1) huruf a tidak di percayai,
c. pemanggilan sebagaimana dalam ayat (1) huruf b, harus dilakukan paling lambat
7
d. Rapat Pembina kedua di selenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat Pembina pertama.
e. rapat Pembina kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila di hadiri lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Pembina.
(3) Dalam hal keputusan berdasarkanmusyaearah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan di ambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah suara
24
yang sah;
(4) Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul di tolak.
a. setiap anggota Pembina yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan
tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka dan ditandatangani, kecuali ketua rapat menentukan lain dan tidak ada
c. suara yang abstain dan suara yang tidak sah tidak di hitung dalam menentukan
(6) setiap rapat Pembina di buat berita acara rapat yang di tandatangani oleh ketua
(7) penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) tidak di syaratkan apabila
(8) Pembina dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Pembina,
dengan ketentuan semua anggota Pembina telah di beritahu secara tertulis dan semua
(9) keputusan yang di ambil sebagaimana yang di maksud dalam ayat (8), mempunyai
kekuata yang sama dengan keputusan yang di ambil dengan sah dalam rapat Pembina.
(10) Dalam hal hanya ada 1 (satu) otang Pembina, maka dia dapat mengambil keputusan
Rapat Tahunan
25
Pasal 12
(1) Pembina wajib menyeleggarakan rapat tahunan setiap tahun, paling lambat 5 (lima)
a. evaluasi tentang harta kekayaan, hak dan kewajiban yayasan tahun yang lampau
(3) pengesahan laporan tahunan oleh Pembina dalam rapat tahunan, berarti memberikan
dan pengawas atas pengurusan dan pengawasan yag telah di jalankan selama tahun
buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam lapolan tahunan.
Pengurus
Pasal 13
(1) Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan yang
a. seorang ketua;
c. seorang bendahara.
(2) Dalam hal diangkat lebih dari 1(satu) orang Ketua, maka 1(satu) orang diantaranya
(3) Dalam hal diangkat lebih dari 1(satu) orang Sekretaris, maka 1(satu) maka 1(satu)
26
(4) Dalam hal diangkat dari 1(satu) orang Bendahara, maka 1(satu) orang diantaranya
Pasal 14
(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota pengurus adalah orang perseorangan yang
mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan
negara berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka waktu 5(lima) tahun terhitung
(2) Pengurus diangkat oleh Pembina melalui rapat Pembina untuk jangka waktu 5(lima)
(3) Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium, apabila pengurus Yayasan :
a. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, Pembina dan
pengawas;
dan
(4) Dalam hal jabatan pengurus kosong, maka dalam waktu paling lama 30(tiga puluh)
mengisi kekosongan.
(5) Dalam hal semua jabatan pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30
(6) pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan secara
Tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh)
27
(7) dalam hal terdapat pergantian pengurus Yayasan, maka dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tig puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian pengurus
tertulis kepada mentri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia dan intansi
terkait.
(8) pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, pengawas atau pelaksana kegiatan.
Pasal 15
Pasal 16
(1) Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan
Yayasan.
(2) Pengurus Wajib menyusun Program Kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan
(3) Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang dinyatakan oleh
pengawas.
(4) Setiap anggota pengurus wajib dengan I’tikad bik dan penuh tanggung jawab
berlalu.
28
(5) Pengurus berhak mewakili Yayasan didalam dan di luar pengadilan tentang segala hal
dan dalam segala kejadian, dengan pembatasan terhadap hal-hal sebagai berikut :
b. mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk
d. membeli atau dengan cara lain mendapatkan/memperoleh harta tetap atas nama
Yayasan;
Pembina, pengurus dan atau penawas Yayasan atau seorang yang bekerja pada
Yayasan, yang perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan
Yayasan.
(6) Bantuan pengurus sebagaimana diatur dalam ayat (5) huruf a,b,c,d,e dan f harus
Pasal 17
(3) Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina,
Pengurus dan atau pengawas Yayasan atau seseorang yang bekerja pada Yayasan,
Yang Perjanjian tersebut tidak ada hubungannya bagi tercapainya maksud dan tujuan
Yayasan.
29
Pasal 18
(1) Ketua Umum bersama-sama dengan salaseorang anggota pengurus lainnya berwenag
(2) dalam hal Ketua Umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ke tiga, maka seoranga ketua lainnya
bersama-sama dengan Sekretaris Umum atau apabila Skretaris Umum tidak hadir atau
berhalangan kaena sebab apapun juga, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ke tiga, seorang keua lainnya bersama-sama dengan seorang Sekretaris lainnya
berwenang bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.
(3) Dalam hal hanya seorang ketua, maka segala tugas dan Wewenang yang diberikan
(4) Sekretaris Umum bertugas mengelola administrasi Yayasan, dalam hal hanya ada
seorang bendahara, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada
(5) Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan Yayasan, dalam hanya ada seorang
bendahara, maka segala tugas dan wewenag yang diberikan kepada Bendahara Umum
(6) Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota pengurus ditetapkan oleh Pembina
(7) Pengurus untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau lebih wakil atau
Pelaksana Kegiatan
Pasal 19
30
(2) Yang dapat diangkat sebagai pelaksana kegiatan Yayasan adalah orang perseorangan
Yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailid atau di
pidana karena melakukan tindakan yang merugikan Yayasan, masyarakat atau Negara
(3) Pelaksana kegiatan Yayasan di angkat oleh pengurus berdasarkan keputusan rapat
Pengurus untuk jangka waktu 3(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali dengan tidak
(5) Pelaksana kegiatan Yayasan menerima gaji, upah, atau honorarium yang jumlahnya
Pasal 20
(1) Dalam terjadi perkara dipengadilan antara Yayasan dengan anggota pengurus atau
Maka Anggota pengurus yang besangkutan tidak berwenang bertindak untuk dan atas
Nama pengurus serta mewakili Yayasan, maka anggota pengurus lainnya bertindak
(2) Dalam hal Yayasan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
Rapat Pengurus
Pasal 21
(1) Rapat pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas permintaan
tertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas, atau Pembina.
(2) Panggilan rapat pengurus dilakukan oleh pengurus yangberhak mewakili pengurus.
(3) pangilan rapat pengurus disampaikan kepada seiap anggota pengurus secara langsung,
31
Atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7(tujuh) hari sebelum
rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
(4) Panggilan rapat pengurus itu harus mencantumkan tangal, waktu, tempat dan acara
rapat.
(5) Rapat pengurus dapat diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau di tempat kegiatan
Yayasan.
(6) Rapat pengurus dapat diadakan ditempat lain dalam wilayah Republik Indonesia
Pasal 22
(2) Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat pengurus
akan dipimpin olehseorang anggota pengurus yang dipilih oleh dan dari pengurus yang
hadir.
(3) Satu orang pengurus hanya dapat diwakili oleh pengurus lainnya dalam rapat
(4) Rapat Pengurs sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
b. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf a tidak tercapai,
c. pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b harus dilakukan
d. rapat pengurus kedua diselenggarakan paling cepat 10(sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat pengurus pertama;
e. rapat penurus kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
32
dihadiri lebih dari ½ (satu perdua) jumlsh pengurus.
Pasal 23
(1) Keputusan rapat pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
Keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu perdua) jumlah suara
yang sah.
(3) Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
(4) Pemunutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara-suara tertutup tampa
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukanlain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
(5) Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah
(6) Setiap rapat pengurus dibuat acara rapatyang ditandatangani oleh ketua rapatdan
1(satu) orang anggota pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris
rapat.
(7) Penanda tangan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila berita acara
(8) Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tampa mengadakan rapat
(9) Keputusan yng diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8), mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputususan yang diambil dengan sah dalam rapat pengurus .
Pengawas
Pasal 24
(1) Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan penawasan dan pemberi
33
nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
(2) Pengawas terdiri dari 1(satu) orang atau lebih angota pengawas.
(3) Dalam hal diangkat lebih dari 1(satu) orang pengawas, maka 1(satu) orang
Pasal 25
(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota pengawas adalah orang perseorangan yng
mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan
(2) Pengawas diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5(lima)
(3) Dalam hal jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30(tiga
(4) dalam hal semua Pengawas jabatan kosong, maka dalam jangka waktu paling lama
(5) Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberithukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh)
(6) Dalam hal terdapat penggantian Pengawas Yayasan, maka dalam jangaka waktu
paling lambat 30(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian
34
kepada Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan intansi terkait.
(7) Pengawas tidak dapat menangkap sebagai bembina, penurus atau pelaksana kegiatan.
Pasal 26
(3) Besalah melakukan tindak pidana berdasarkan petusan pengadilan yang diancam
Pasal 27
(1) Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab mejalankan tugas
(2) Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas
nama pengawas.
b. memeriksa dokumen;
(4) Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1(satu) orang atau lebih atau lebih
35
(5) Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang
(6) Dalam jangka waktu 7(tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh
Pembina sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), maka Pembina wajib memanggil
(7) Dalam jangka waktu 7(tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (6), maka Pembina wajib memanggil anggota pengurus yang
(8) Dalam jangka waktu 7(tujuh) hariterhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7), Pembina dengan keputusan Rapat Pembina wajib :
(9) Dalam hal Pembina tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(7) dan ayat (8), maka pemberhentian sementara tersebut batal demi hukum, dan yang
(10) Dalam hal seluruh pengurus diberhentikan sementara, maka untuk sementara
Rapat Pengurus
Pasal 28
(1) Rapat pengawas dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atasa
(2) Panggilan rapat Pengawas disampaikan kepada setiap pengawas yang berhak
mewakili pengawas.
(3) Panggilan Rapat Pengawas disampaikan kepada setiap pengwas secara langsung, atau
Melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7(tujuh) hari sebelum
36
rapat Diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
(4) Panggilan rapat itu harus mencanumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
(5) Rapat Pengawas diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat kegiatan
Yayasan.
(6) Rapat Pengawas diadakan ditempat lain dalam wilayah hukum Republik Indonesia
Pasal 29
(2) Dalam Ketua Umum tidak dapat atau berhalangan, maka Rapat pengawas akan
dipimpin oleh satu orang pengawas yang dipilih oleh dan dari pengawas yang hadir.
(3) Satu orang angota pengawas hanya dapat diwakili oleh pengawas lainnya dalam
(4) Rapat Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah pengawas;
b. dalam hal korum sebagaimana yang dimaksud dengan ayat (4) huruf a. tidak ercapai
c. pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b, harus dilakukan
d. Rapat Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10(sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari dari terhitung sejak rapat pengawas pertama;
e. Rapat pengawas kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat, apabila dihadiri oleh paling sedikit ½ (satu pe dua) jumlah pengawas.
Pasal 30
(1) Keputusan Rapat Pengwas harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
37
(2) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan di ambil berdasrkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah suara
yang sah.
(3) Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul di tolak.
(4) Pemungutan suara mengnai diri orang dilakukan dngan surat surat tertutup tanpa
terbuka, kecuali ketua rapat menentukan lain dan tidak ada keberatn dari yang hadir.
(5) Suaa abstain dan suara yang tidak sah tidak di hitung dalam mnentukan jumlah suara
yang dikeluarkan.
(6) Setiap rapat pengawas dibuat berita acara rapat yang ditandatangani ketu rapat
dan 1 (satu) orang anggot pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai
kertaris rapat.
(7) Penandatangan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila Berita acara
(8) Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat
Pengawas, dengan ketentuan semua pengawas telah diberitahu secara tertulis dan
Semu pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
(9) Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8), mempunyai kekuatan
yang sama dngan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat pengawas.
Rapat Gabungan
Pasal 31
(1) Rapat gabungan adalah rapat yang diadakan oleh pengurus dan pengawas untuk\
(2) Rapat gabungan diadakan paling lambat 30(tiga puluh) hari dihitung sejak Yayasan
38
tidak lagi mempunyai Pembina.
Panggiln rapat gabungan disampaikan kepada setiap pengurus dan pengawas secara
langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7(tujuh)
hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan
tanggal rapat.
(4) Pangilan rapat gabungan harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat, dan acara
rapat.
(5) Rapat gabungan diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat kegiatan
Yayasan.
(7) Dalam hal ketua pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka rapat gabungan
(8) Dalam hal ketua pengurus dan ketua pengawas tidak ada atau berhalangan hadir,
maka rapat gabungan dipimpin oleh pengurus atau pengawas yang dipilih oleh dan
Pasal 32
(1) Satu orang pengurus hanya dapat diwakili oleh pengurus lainnya dalam rapat
(2) Satu orang pengawas hanya dapat diwakili oleh pengawas lainya dalam rapat
(3) Setiap pengurus atau pengawas yang hadir berhak mengelurkan 1(satu) suara dan
tambahan 1(satu) suara untuk setiap pengurus atau pengawas lain yang diwakilinya.
(4) Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup
39
secara terbuka, kecuali ketua rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang
hadir.
(5) Surat abstain dan surat yang tidak sah tidak dianggap tidak dikeluarkan, dan
Pasal 33
(1) a. Rapat Gabungan adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila dihari paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota pengurus dan
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a tidak tercapai,
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b, harus dilakukan
d. Rapat gabungan kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21(dua puluh satu) hari dari terhitung sejak Rapat Gabungan Pertama;
e. Rapat Gabungan kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat, apabila dihadiri oleh paling sedikit ½ (satu per dua) dari jumlah anggota
(3) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit
2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.
(4) Setiap Rapat Gabungan di buat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya
40
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan 1(satu) orang anggota Pengurus atau anggota
(5) Berita Acara Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) menjadi bukti yang sah
terhadap Yayasan dan pihak ke tiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi
dalam rapat.
(6) Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak disyaratkan apabila
(7) Anggota Pengurus dan anggota Pengawas dapaat juga mengambil keputusan yang ash
tanpa mengadakan Rapat Gabungan, dengan ketentuan semua pengurus dan semua
pengawas telah diberitahu secara tertulis dan semua pengurus dan semua pengawas
(8) Keputusan yang diambil dengan cara sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam
Rapat Gabungan.
Tahun Buku
Pasal 34
(1) Tahun buku Yayasan dimulai dari tanggal 1(satu) Januari sampai dengan tanggal
(2) Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Yayasan ditutup.
(3) Untuk pertama kalinya buku Yayasan dimulai pada tanggal dari akta pendirian ini dan
ditutup pada tanggal 31-12-2011 (tiga puluh satu Desember dua ribu sebelas).
Laporan Tahunan
Pasal 35
(1) Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat 5(limqa)
41
bulan setelah berakhirnya tahun buku Yayasan.
a. laporan kedaan dan kegiatan Yayasan selama tahun tahun buku yang lalu serta hasil
b. laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir priode
(4) Dalam hal terdapat anggota pengurus atau pengawas yang tidak menandatangani
(6) Ikhtisar laporan tahunan Yayasan disusun sesuai dengan standar akutansi keangn yang
(7) Ikhtisar laporan tahunan tersebut wajib diaudit oleh akuntan public dan diumumkan
a. memporoleh bantuan Negara, bantuan luar negri atau pihak lain sebesar
Pasal 36
(1) Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat
Pembina yang dihadiri paling sedikit 2/3(dua per tiga) dari jumlah Pembina.
(3) Dalam hal keputusan bedasarkan musayawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari
42
seluruh jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.
(4) dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak tercapai, maka diadakan
pemanggilan rapat Pembina yang kedua palin cepat 3(tiga) hari terhitung sejak tanggal
(5) Rapat Pembina kedua tersebut sah, apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua)
(6) Ratusan rapat Pembina kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara
Pasal 37
(1) perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris dan di buat dalam bahasa
Indonesia.
(2) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud dan tujuan
Yayasan.
(3) Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama dan kegiatan Yayasan,
harus mendapat persetujuan dari menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
(4) Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal sebagai mana dimaksud
dalam ayat (3) cukup diberitahukan kepada menteri hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
(5) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat Yayaan dinyatakan pailit,
Pembangunan
Pasal 38
(1) Pembangunan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan satu atau lebih
Yayasan dengan Yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan yang menggabungkan diri
43
menjadi bubar.
(2) Pembangunan Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan
dengan memperhatikan :
lain;
atau
(3) Usul penggabungan Yayasan dapat disampaian oleh pengurus kepada Pembina.
Pasal 39
(1) Penggabungan Yayasan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan rapat Pembina
yang dihadiri paling sedikit ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina dan
disetujui paling sedikit ¾ (tiga per empat) dari seluruh jumlah anggota pembina yang
hadir.
(2) Pengurus dari masing-masing Yayasan yang menggabungkan diri dan yang akan
(3) Usul rencana penggabungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dituangkan dalam
rancangan akta penggabungan oleh pengurus dari Yayasa yang akan menggabungkan
(4) Rancangan akta penggabungan harus mendpat persetujuan dari pembina masing
masing Yayasan.
(5) Rancangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dituangkan dalam akta
44
dalam surat kabara haraian berbahasa Indonesia paling lambat 30(tiga puluh) hari
(7) Dalam hal penggabungan Yayasan diikuti dengan perubahan Angaran Dasar yang
memerlukan persetujuan dari menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, maka akta perubahan anggaran dasar Yayasan wajib disampaikan kepada
menteri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia untuk memperoleh
Pembubaran
Pasal 40
a. alas an sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran
dasar berakhir;
b. tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah tercapai atau tidak
tercapai;
(2) Dalam hal yayasan bubar sebagaimana diatur dalam ayat (1) huruf a dan huruf b,
(3) Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, maka pengurus bertindak sebagai likuidator.
Pasal 41
(1) Dalam hal Yayasan bubar, Yayasan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali
45
(2) Dalam hal Yayasan sedang dalam proses likuidasi, untuk semua surat keluar
(3) Dalam hal Yayasan bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan juga
mengunjuk likuidator.
(4) Dalam hal pembubaran Yayasan karena pailit, berlaku pelaturan perundang-undangan
di bidang kepailitan.
(6) Likuidator atau kurator yang di tunjuk untuk melakukan pemberesan kekayaan
Yayasan yang bubar atau di bubarkan, paling lambat 5 (lima) hari terhitung sejak
(7) Likuidator atau Kurator dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir, wajib mengumumkan hasil likuidasi
(8) Likuidator atau Kurator dalm waktu paling lambat 7 ( tujuh ) hari terhitung sejak
Pembina.
(9) Dalam hal laporan mengenai pembubaran sebagaimana dimaksud ayat (8) dan
pengumuman hasil likuidasi sebagaimana dimaksud ayat (7) tidak dilakukan, maka
Pasal 42
(1) Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan lain yang mempunyai
46
maksud dan tujuan yang sama dengan Yayasan yang bubar.
(2) Kekayaan sisa hasil likuidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diserahkan
kepada badan hukum lain yang melakukan kegiatan yang sama dengan Yayasan yang
bubar, apabila hal tersebut diatur dalam undang-undang yang berlangku bagi badan
hukum tersebut.
(3) Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak deserahkan kepada Yayasan lain atau
kepada badan hukum lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),
Pengaturan penutup
Pasal 43
(1) Hal-hal yang tidak diatur atau boleh cukup diatur dalam anggaran dasar ini akan
Muhsin Almunawar
KETUA
47
BERITA ACARA HASIL MUSYAWARAH
Pada hari ini, Jumat tanggal 24 Januari 2014 bertempat di tempat Pondok pesantren
Miftahul Huda VII, telah dilaksanakan Musayawarah Persiapan Pendirian Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Miftahul Huda VII Boarding school.
Musyawarah di mulai pukul 13.00 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB di pimpin oleh
ketua Yayasan Miftahul Huda VII dan di hadiri oleh pengurus Yayasan, tokoh
Masyarakat dan para calon pengajar , dengan data terlampir :
Pimpinan Musyawarah,
Ketua Yayasan Miftahul Huda VII
Muhsin Almunawar
48
PROGRAM KERJA YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
PERIODE 2014-2019
A. Program JangkaPendek
49
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) /
Taman Asuh Anak Muslim (TAAM)
2. Meningkatkan penyantunan dan pembinaan anak yatim piatu melalui Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA) dan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW).
Pengurus
Yayasan Miftahul Huda VII,
Muhsin Almunawar,
Ketua
50
I. KETUA
1. Bertanggung jawab atas maju mundurnya organisasi.
2. Mengkoordinir kinerja tiap-tiap departemen.
3. Mengadakan evaluasi kinerja tiap-tiap departemen minimal satu bulan
satu kali.
4. Mengkoordinir jalannya peraturan atau tata tertib.
5. Menerima usul-usuldan saran-saran dari bawahan.
6. Memberikan penghargaan kepada orang yang dianggap perlu.
7. Memberikan mandat kepada orang yang dianggap mampu.
II. SEKRETARIS
1. Menyusun Administrasi Organisasi.
2. Mencatat segala program atau kegiatan.
3. Membuat keterangan santri bila perlu.
4. Mencatat keluar masuknya surat dan mengarsipkannya.
5. Mencatat barang inventaris yayasan atau Madrasah.
6. Menampung usulan atau kritik dari Ketua atau Dewan Pengurus
lainnya.
III. BENDAHARA
1. Bertanggungjawabataskeluarmasuknyauang.
2. Mencatatpemasukandanpengeluaranuang.
3. Melaporkankeadaanuang minimal satubulansekalikepadaKetua.
4. Mengeluarkan uang apabila sudah mendapat persetujuan dari ketua
atau yang diberimandat.
5. Menyiapkan Anggaran BelanjaYayasan
51
2. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
pendidikan.
3. Mengadakan komunikasi atau study komparatif dengan pihak luar dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.
4. Mengusahakan perlengkapan perpustakaan seperti: Kitab-kitab,majalah-
majalah dan sumberbacaan lain yang dapat meningkatkan wawasan
keilmuan.
5. Mengadakan Evaluasi kepada santri.
b. Dakwah:
1. Memberikan bimbingan dan pengarahan tentang cara-caraDakwah yang
baik.
2. Mencetak kader-kader Mubaligh.
3. Mengirimkan utusan dalam mengikuti sebuah perlombaan pidato atau yang
lainnya yang berkaitan dengan dakwah.
c. Bahasa:
1. Mengaktifkan komunikasi dengan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris di antara
santri dan dewan pengajar.
2. Mendidik santri supaya bisa menerapkan bahasa Arab dan bahasaInggris
yang telah diajarkan, baik dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam
membaca dan menulis.
d. Madrosatul-Qur’an
1. Bertanggungjawab terhadap kelangsungan pendidikan atau pengajian
madrosah dari masing-masing marhalah.
2. Mengadakan tadarus Al-Qur’an tiap hari.
3. Menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an pada diri santri dan dewan
pengajar.
4. Mencetak santri-santriyah yang berakhlak Al-Qur’an.
5. Membina santri agar dapat menulis dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar.
6. Mencetak santri yang hafal terhadap Juz‘Amma.
52
7. Berusaha supaya santri hafal terhadap ayat-ayat Al-Qur’an tentang hukum
syariah.
53
IX. DEPARTEMEN AKOMODASI DAN PEMBANGUNAN
1. Bertanggungjawab terhadap barang-barang inventaris dan non
inventarisYayasan.
2. Berusaha melengkapi peralatan yang dibutuhkanYayasan.
3. Bertanggungjawab atas penerangan dan berusaha memperbaiki jika terjadi
kerusakan.
4. Bertangjawab terhadap pembangunan yayasan yang sedang dilaksanakan.
X. DEPARTEMEN PEREKONOMIAN
1. Mencari peluang saha yang bisa menjadi jalan untuk memberdayakan
ekonomi khususnyaYayasan.
2. Melakukan kerjasama dengan para pelaku ekonomi dalam membangun
jiwa kewirausahaan.
3. Mengadakan dan mengikuti pelatihan-pelatihan kewirausahaan.
4. Mengadakan dan mengikuti pelatihan-pelatihan produksi.
54
Muhsin Almunawar
55
Berfungsi dan bertugas sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan
sekolah.
Sebagai supervisor kepada Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga
Kependidikan.
Melaksanakan fungsi dan tugas monitoring kinerja tenaga pelaksana pendidikan
sekolah.
2. KOMITE SEKOLAH ( Aj. Cecep.)
Menyelenggarakan rapat-rapat komite sesuai dengan program yang ditetapkan
Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan standar pelayanan
pembelajaran di sekolah
Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana stategik
pengembangan sekolah.
Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana kerja tahunan
sekolah yang dirumuskan dalam Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah
(RAPBS ).
Membahas dan menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan bagi kepala
sekolah, guru, dan tenaga administrasi sekolah yang berasal dari masyarakat/
orang tua.
Bersama pihak sekolah mengembangkan prestasi unggulan, baik yang bersifat
akademis ( nilai tes harian, semesteran , dan Ujian sekolah / Ujian nasional ),
maupun yang bersifat non-akademis ( keagamaan, olah raga, seni dan atau
keterampilan ) bagi seluruh siswa di sekolah
Menghimpun dan menggali sumber dana dari masyarakat luas untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di sekolah.
Mengelola dana yang bersumber dana dari masyarakat luas untuk kepentingan
peningkatan layanan pendidikan yang bermutu.
Menampung dan menyalurkan kontribusi masyarakat yang berupa material dan
non material ( tenaga, pikiran ) yang diberikan kepada sekolah.
Mengevaluasi pelaksanaan program sekolah sesuai dengan kesepakatan dengan
pihak sekolah, meliputi : pengawasan penggunaan sarana dan prasarana sekolah,
pengawasan keuangan secara berkala dan berkesinambungan.
56
Mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah dan mencari
solusinya bersama pihak sekolah.
Bersama pihak sekolah mengembangkan kurikulum yang ditetapkan pemerintah
sesuai dengan kebutuhan dan potensi sekolah untuk menjadi program unggulan.
Memberikan motivasi dan penghargaan ( baik berupa materi maupun non materi
kepada tenaga kependidikan atau pihak lain yang berjasa kepada sekolah sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan
sekolah untuk meningkatkan kualitas pelayanan proses dan hasil pendidikan di
sekolah.
Memantau pelaksanaan proses pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah.
Mengkaji laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program yang disampaikan
oleh Kepala Sekolah.
Menyampaikan usulan atau rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Bersama pihak sekolah memantau dan mendata anak yang tidak mampu untuk
mendapat bantuan keringanan dan / atau pembebasan biaya pendidikan
berdasarkan ketentuan yang berlaku
Bersama pihak sekolah memberikan penghargaan kepada siswa yang
berprestasi, baik itu yang bersifat akademis ataupun non-akademis
57
Administrasi laboratorium; (9) Administrasi bimbingan & konseling; (10)
Administrasi hubungan dengan masyarakat; (11) Berbagai jenis laporan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Merencanakan jadwal kerja kepala sekolah yang mencakup : (1) Kegiatan
harian; (2) Kegiatan mingguan; (3) Kegiatan bulanan; (4) Kegiatan semester; (5)
Kegiatan awal dan akhir tahun.
Mengangkat Wakil Kepala Sekolah dan Wakasek Urusan yang dipandang
mampu bekerja sama dengan Kepala Sekolah maupun warga sekolah.
Bersama -sama dengan Wakil Kepala Sekolah, membuat tugas Pendidik dan
Tenaga Kependidikan dengan mempertimbangkan aspek loyalitas, dedikasi ,
kejujuran, kecakapan dan kemampuan serta kualifikasi pendidikan.
Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap Kinerja Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Memberikan sanksi kepada warga sekolah yang melakukan Indisipliner atau
tersangkut tindak pidana
Melayani Guru, siswa, Orang tua, dan Masyarakat
Melaksanakan Kerjasama secara Vertikal maupun Horizontal dengan Yayasan
dan Pemerintah
Memiliki sumber data sekolah / profil sekolah yang up to date
Memelihara situasi dan kondisi sekolah yang harmonis/kondusif
4. WAKASEK
Membantu dalam urusan tugas Kepala Sekolah dalam hal tertentu mewakili
Kepala Sekolah baik ke dalam maupun ke luar bila Kepala Sekolah berhalangan.
Membantu tugas harian Kepala Sekolah dalam pelaksanaan KBM
Membantu Kepala Sekolah dalam membagi tugas guru pada setiap awal tahun
ajaran
Membina guru yang bermasalah
Berhak menegur guru yang lalai dalam melaksanakan tugas
Memfasilitasi keperluan Pendidik dan Tenaga Kependidikan kepada Kepala
Sekolah
58
Mewakili Kepala Sekolah dalam mengikuti / menghadiri undangan yang tidak
dapat dihadiri
Mengelola surat ijin sakit guru
Mengevaluasi program sekolah
Mengadakan rapat-rapat koordinasi dengan para Wakasek urusan, guru, TU
Melayani tamu
Melakukan inovasi untuk pengembangan sekolah pada 8 standar pendidikan
Memiliki buku notula rapat dinas
59
Mengelola bantuan-bantuan kepada sekolah, siswa dan pihak lainnya\
Mengelola pengaturan peserta didik di kelas
Mengelola pengembangan diri
60
Mengelola, memelihara dan memperbaiki sarana prasarana yang dimiliki oleh
sekolah sesuai dengan RPS/RAKS/APBS
Bersama-sama dengan tata administrasi sekolah urusan inventaris sarana
prasarana mendata seluruh sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
Bertindak proaktif dan langsung terhadap sarana prasarana yang perlu segera
diperbaiki,
Menjadi pelaksana dalam pengadaan sarana prasarana sakolah
Melaporkan keadaan sarana prasarana sekolah kepada Kepala Sekolah
Memiliki buku notula rapat dinas.
61
Memfasilitasi surat masuk dan keluar dengan cara membubuhkan paraf
sebelum ditandatangani Kepala Sekolah
Berperan serta daram seluruh aktivitas sekolah
Memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah
Memiliki agenda kerja kegiatan
Memelihara sarana dan prasarana sekolah
Melaksanakan dan memelihara budaya / kultur sekolah dan pesantren
Bertanggung jawab atas kelengkapan data-data sekolah
Membuat laporan secara berkala kepada kepala sekolah
Membuat konsep-konsep surat keluar
Memiliki buku notula rapat dinas
Memonitoring petugas piket malam
62
12. GURU MATA PELAJARAN
Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari pukul 07.00 WiB sampai
dengan pukul 13.00 WlB.
Membuat administrasi Guru
Melaksanakan penilaian terhadap hasil belajar siswa melalui ulangan Harian,
tugas tugas, UTS. Ulangan Akhir Semester/UKK, ujian Sekolah, Ujian praktek.
Memelilhara lingkungan sekolah agar tetap bersih, nyaman dan asri.
Memelihara suasana sekolah yang tetap kondusif.
Melayani siswa dan orang tua siswa secara maksimal.
Melaksanakan tugas tambahan yang dibebankan oleh kepala sekolah
Berperan serta dalam seluruh aktivitas sekolah.
Memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap sekolah,
Memelihara sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah
Memberitahu Kepala Sekolah bila berhalangan hadir melalui surat dan
menyiapkan tugas untuk siswa bila ada jam mengajar
Melaksanakan budaya/kultur sekolah dan Kultur Pesantren
Melaporkan hasil kegiatan belajar mengajar kepada kepala sekolah.
63
YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
AKTA NOTARIS HERI HENDRIYANA SH, MH NO 1/2013
ALAMAT : PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA VII. KP. CIPANGEBAK RT/RW 01/09
KELURAHAN/KECAMATAN TAMANSARI-KOTA TASIKMALAYA - TLP/HP : 085222925403
64
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 03/A/ YMH7/02/2014
TENTANG
Dengan senantiasa mengharap Rahmat Allah Swt., Badan Pengurus Yayasan Miftahul Huda
VII setelah :
Menimbang :
1. Firman Allah Swt. : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di
jalan-Nya secara bershaf seperti bangunan yang tersusun rapi” (QS. Ash-Shaff
[61] : 4)
2. Firman Allah Swt. : “Berapa banyak kelompok kecil mampu mengalahkan kelompok
yang besar dengan izin Allah” (QS. Al-Baqarah [2] : 249)
3. Firman Allah Swt. : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sehingga mereka berjuang mengubah nasib mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’du [13] :
11)
4. Firman Allah Swt. : “Dan hendaklah merasa khawatir, orang-orang yang
meninggalkan di belakang mereka generasi yang lemah” (QS. An-Nisa’ [4] : 9)
5. Firman Allah Swt. : “Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS.
Al-Mujadilah [58] : 11)
Mengingat :
1. UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
4. Surat Rekomendasi Kepala SMPN 15 Tasikmalaya Nomor 904/-SMP.15/TU
Tanggal 7 maret 2014;
65
Memperhatikan :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama :E Mengangkat :
Nama : Kital Hilmani, S.Pd.I
Ttl : Tasikmalaya ,01 januari 1983
Alamat : kp. cipangebak rt/rw 01/09 kel/kec. Tamansari Kota Tasikmalaya
Sebagai Kepala SMPIT Miftahul Huda VII. Boarding school
Kedua Menmengamanatkan
: yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada diktum Pertama untuk
menyelenggarakan dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mengelola
SPIT SMPIT Miftahul Huda VII. Boarding School
Ketiga Keputusan
: ini berlaku sejak ditetapkan dan bila terdapat kekeliruan akan ditinjau seperlunya.
Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 10 FebruAri 2014 M
Pengurus
Yayasan Miftahul Huda VII,
Muhsin Almunawar
Ketua
66
YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
AKTA NOTARIS HERI HENDRIANA SH, MH NO 1/2013
ALAMAT : PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA VII. KP. CIPANGEBAK RT/RW 01/09
KELURAHAN/KECAMATAN TAMANSARI-KOTA TASIKMALAYA - TLP/HP : 085222925403
67
SURAT PERNYATAAN
Nomor : 06/A/ YMH7/02/2014
Yang bertanda tangan dibawah ini ketua Yayasan Miftahul Huda VII
Tamansari Kota Tasikmalaya, dengan ini menyatakan bahwa dengan berdirinya SMPIT
Miftahul Huda VII, BOARDINGSCHOOL dikampung Cipangebak RT/RW 01/09 ,
kami berharap SMPIT Boarding School Miftahul Huda VII bagi anak didik ini akan
berjalan sesuai dengan yang diharapkan baik oleh masyarakat penyelenggara maupaun
pemerintah.
Kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak demi berkembangnya
pendidikan ini.
Dan kami akan bertanggung jawab bilamana pendidikan yang kami
selenggerakan ini karena sesuatu hal sampai terhenti ditengah jalan, yaitu dengan
menyalurkan perserta didik tersebut kelembaga pendidikan lain.
Demikian surat pernyataan kami buat, agar menjadi maklum adanya.
Ditetapkan : Tamansari
Pada Taanggal : 10 Februari 2014
Yayasan Miftahul Huda VII
Muhsin Almunawar
Ketua
68
YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
AKTA NOTARIS HERI HENDRIYANA SH, MH NO 1/2013
ALAMAT : PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA VII. KP. CIPANGEBAK RT/RW 01/09
KELURAHAN/KECAMATAN TAMANSARI-KOTA TASIKMALAYA - TLP/HP : 085222925403
SURAT KETERANGAN
Nomor : 07/A/ YMH7/05/2014
Yang bertandatangan di bawah ini, Ketua Yayasan Miftahul Huda VII menerangkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru SMPIT Miftahul Huda VII Boarding
School dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
2. Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru untuk Tahun Pelajaran 2014/2015 akan
dilaksanakan pada tanggal 10 Juni s.d. 1 Juli 2014.
3. Mulai masuk sekolah tanggal 1 Juli 2014.
69
Muhsin Almunawar
Ketua
70
5 Inda Indrayana L Sumelap III Cipangebak
6 Pipit Yuniar P Sumelap III Cipangebak
7 Siska Amalia P Sumelap III Cipangebak
8 Ai Puput P Sumelap III Babakan
9 Milawati P Sumelap III Babakan
10 Zenal Mutaqin L Sumelap III Babakan
11 Nur Hasim L Sumelap III Babakan
12 Risma P Sumelap III Cipangbak
13 Sela P Sumelap III Cipangebak
14 Tia Saputri L Sumelap III Cipangebak
15 Akram Sidiq L Sumelap III Cipangebak
16 Egi Kusamsi L Sumelap III Cipangebak
17 Ayi ahyar L Sumelap III Cipangebak
18 Ika P Sumelap III Cipangebak
19 Rini P Sumelap III Cipangebak
20 Siti Nurangraeni P Sumelap III Cipangebak
21 Wina P Sumelap III Cipangebak
22 Dagus P Sumelap III Sarongge
23 Abdul Aziz L Sumelap III Sirahranca
24 M Taofiq L Sumelap III Sirahranca
25 Idan Sapiudin L Sumelap III Sirahranca
26 Hanifa P Sumelap III Sirahranca
27 Erik L Sumelap III Babakan
28 Anggi Saputra L Sumelap III Ciatal
29 Ayu P Sumelap III Cipangebak
72
Tasikmalaya, 10 Februari 2014
Panitia Pendirian SMPIT
Miftahul Huda VII
SURAT KEPUTUSAN
YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
Nomor : 01/A/ YMH7/02/2014
TENTANG :
PENGANGKATAN PANITIA PENDIRIAN
73
SMPIT MIFTAHUL HUDA VII BOARDING SCHOOL MIFTAHUL HUDA VII
Memperhatikan : dst
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Mengangkat dan menetapkan nama-nama berikut ini sebagai
Panitia pendirian SMPIT MIFTAHUL HUDA VII BOARDING
SCHOOL
Kedua : Surat keputusan ini belaku sejak tanggal di tetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan di tinjau kembali.
Ketiga : susunan Panitia Pendirian SMPIT MIFTAHUL HUDA VII
Boarding school sebagaimana terlampir .
Muhsin Almunawar,
Ketua
74
SUSUNAN PANITIA PENDIRIAN
SMPIT MIFTAHUL HUDA VII BOARDING SCHOOL
MIFTAHUL HUDA VII
PELINDUNG /PENANGUNGJAWAB
KETUA YAYASAN MIFTAHUL HUDA VII
PENASIHAT
KETUA
KITAL HILMANI, S.Pd.I
SEKRETARIS
DEDE YEYET R, S.Pd
BENDAHARA
AI NURHIDAYAH
IMASRIYAH
75
BIDANG HUMAS
Rahmat , S.Pd.I
UST. ABDUL ROHMAN
DODI, S.Pd
Muhsin Almunawar,
Ketua
76