Makalah
Disusun Oleh
TAHUN 2014
I. PENDAHULUAN
2
Ibid, hal 13-14
begitu, telah diasumsikan bahwa output pendidikan sudah dapat
menguasai kedua ilmu tersebut.
3
Ibid, hal 131-133
4
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia ,Jakarta:Logos,2001, Hal.13
kependidikan yang masih lemah, dan pola rekrutmen tenaga pegawai
yang kurang selektif. Secara eksternal, masa depan pendidikan Islam
dipengaruhi oleh tiga isu besar : globalisasi, demokratisasi dan
liberalisasi Islam.
5
Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, Pt. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2013, hal 274-
277
Otonomi di sini diartikan sebagai kewenangan atau kemandirian
yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri, dan
merdeka tidak tergantung. Sedangkan fleksibilitas, dapat diartikan
sebagai keluwesan-keluwesan yang diberikan kepada sekolah untuk
mengelola, memanfaatkan dan memberdayakan sumberdaya sekolah
seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah. Peningkatan
partisipasi yang dimaksud adalah penciptaan lingkungan yang terbuka
dan demokratik, dimana warga sekolah (guru, siswa, karyawan) dan
masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, usahawan,
dsb.) didorong untuk terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan
pendidikan, mulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan
evaluasi pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
6
Majid Arsan Al-kailani, Ahdaf At-Tarbiyah Al-islamihah, Madinah:Maktabah Darut-Turast, 1988, Hal.
35
Oleh sebab itu kurikulum yang diberikan kepada anak-anak saat ini sama dengan
apa yang diberikan pada masa yang lalu tanpa memperhatikan perbedaan kebutuhan
saat ini dan masa yang lalu dan tanpa memperbadingkan probelma yang dihadapi
oleh umat masa kini dengan problema mereka masa lampau. Akibat ketidak pahaman
tujuan ini lahirlah keterbelakangan di berbagai lembaga pendidikan Islam, baik dalam
bidang kurikulum ataupun dalam bidang metode. Dan yang lebih naif lagi timbulnya
dualisme, atau dikhatomi dalam sistim pendidikan kita saat ini.
IV. KESIMPULAN
V. PENUTUP