Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM MADRASAH(SEKOLAH


UMUM YANG BERCIRI KHAS ISLAM)

DISUSUN OLEH:
AKBAR FALLAH
2021G1B015

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PENDIDIKAN GURU MADRASA IBTIDAIYAH (PGMI)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022/2023
ARTIKEL
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM MADRASAH(SEKOLAH
UMUM YANG BERCIRI KHAS ISLAM)

ABSTRAK:
Bersamaan dengan perkembangan pendidikan agama di sekolah umum, perhatian terhadap madrasah atau
pendidikan agama Islam umumnya, terjadi sejak Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) di
masa setelah kemerdekaan mengeluarkan maklumat dan mengajukan pendidikan atau pengajaran di langgar,
surau, masjid, dan madrasah berjalan terus dan ditinggkatkan”.Madrasah dalam bentuknya yang kita kenal saat ini
secarah arfiah berasal dari bahasa Arab yang artinya sama atau setara dengan kata Indonesia “sekolah” (school).
Madrasah di sinikemudian memiliki konotasi spesifik, di mana anak memperoleh pelajaran agama.Madrasa inilah
yang tadinya disebut pendidikan keagamaan dalam bentuk belajar mengaji Al-Qur’an, kemudian ditambah dengan
pelajaran ibadah praktis,terus ke pengajaran tauhid, hadis, tafsir, tarikh Islam dalam basaha Arab. Kemudian
masuk pula pelajaran umum dan keterampilan. Dari segi jenjang pendidikan, mulanya madrasah identik dengan
belajar mengaji Quran, jenjang pengajian kitab tinggkat dasar dan pengajian kitab lebih lanjut, kemudian berubah
ke jenjang Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,danMadrasah Aliyah.
Katakunci:Sejarah,Pendidikan Islam,Madrasah,Sekolah umum yang berciri khas Islam
PENDAHULUAN terus berlanjut. Satu sisi terdapat sistem dan
kelembagaan “pendidikan Islam” yang
Menurut catatan sejarah, kebijakan,
sebenar-nya pendidikan umum dengan
politik, penjajahan yang sangat tidak
memasukkan pengajaran agama. Kelompok
menguntungkan umat Islam dulu
ini biasanya menamakan sekolah dengan
sempat memicu beberapa lembaga
SDI,SMPI,danSMAI. Di sisi lain, ada sistem
keagamaan Islam mengisolir diri dari
dan kelembagaan“madrasah” yang menitik
intervensi“ dunia luar”dengan tetap
beratkan pengajaran agama baru kemudian
mengajarkan hanya pelajaran agama.
memasukkan pelajaran umum dengan
Namun sekelompok yang lain melihat
keagamaan corak dan orientasinya. Pada
banyak hal yang menarik dari sistem
kesempatan ini penulis hanya membahas
“sekolah Belanda”, sehingga
yang dinamakan“Madrasah“
menimbulkan gagasan membuka
sekolah dengan tambahan pelajaran
MADRASAH DAN EKSISTENSINYA
agama, disamping ada juga sekolah
Madrasah adalah salah satu jenis lembaga
yang tetap fokus pada pengajaran
pendidikan Islam yang berkembang di
agama namun dengan mengadopsi
Indonesia disamping masjid dan pesantren.
sistem sekolah serta tambahan
Madrasah pernah berkembang pada abad11
beberapa mata pelajaran umum.
dan atau priode pertengahan sejarah
Pada saat itu, perguruan keagamaan
Islam,khususnya di wilayah Baghdad seperti
dalam bentuk persekolahan ada yang
Madrasah Nizamiyah.Namun kehadiran
menggunakan nama madrasah
madrasah di Indonesia terjadi pada awal abad
dibanyak daerah jawa dan luar jawa,
ke-20. Tampaknya tokoh Zainuddin Labay
maktabdi Medan, kuliyah mualliminidi
dapat disebut sebagai tokoh pertama yang
Sumatra Barat, dll. Beberapa
pada tanggal 10 Oktober 1915 mendirikan
perguruan keagamaan tersebut
lembaga pendidikan Islam(madrasah)
dimotori juga oleh kaum pesantren.
diPadang.Panjang mungkin yang dimaksud
Tidak seluruhnya berisi ilmu agama.
juga memberi pelajaran umum di samping
Muhammadiyah misalnya, pola
pelajaran agama, sebelum berkembangnya
menggunakan 50% agama 50%
lembaga serupa diberbagai daerah. Ada juga
umum.
pendapat yang mengatakan bahwa pada
Pertama, mengadopsi sistem dan tahun itu pula berdirilah madrasah sebagai
lembaga
lemba pendidikan Islam yang pertama
pendidikan modern (Belanda) secara diJawah Tengah yang bernama George
hampir menyeluruh.Usaha ini melahirkan Makdisi. Madrasah Muawanatul Muslimin
sekolah-sekolah umum model Belanda Kenepan (M3K) dikudus yang didirikan pada
tetapi diberimuatan tambahan pengajaran tangga l7 Juli 1915. Madrasah tersebut
Islam. adalah setingkat ibtidaiyah (dasar). Lama
Kedua ,munculnya madrasah modern, pelajaran 8 tahun terdiri dari kelas9,
yang secara terbatas mengadopsi subtansi kelas1A, kelas1B, kemudian kelas2 sapai
dan metologi pendidikan modern kelas 6. Mata pelajarannya terdiri dari agama
Belanda, namun tetap menggunakan dan pengetahuan umum.
madrasah dan lembaga tradisional Secara historis, kelahiran madrasah
pendidikan Islam sebagai basis utamanya. diIndonesia bisa dilihat dari dua
Kedua bentuk dasar ini pada dasarnya aspek,yaitu: pertama, aspek internal
diantaranya meliputi faktor ajaran dengan nilai-nilai budaya lokal yang
Islam dan kondisi pendidikan Islam sudah berkembang.
diIndonesia. Kedua, aspek eksternal Perpaduan antara Islam yang
diantaranya yang menyangkut kondisi membawa semangat untuk pencarian ilmu
pendidikan modern kolonial pengetahuan dan pengembangannya,
diIndonesia. Secara sosial kultural dengan budaya lokaldi Indonesia
masyarakat Islam diIndonesia dan membentuk tradisi intelektualitas
variasi keagamaan mempunyai tersendiri yang tidak terlepas dari
perbedaan dengan masyarakat dan karakter-karakter budaya masing-
tradisi keagamaan di negara-negara masing.Islam yang berkombinasi dengan
Islam lainnya. Sebelum kedatangan budaya-budya lokal atau yang sering
Islam masyarakat Indonesia sudah disebut dengan Islam sinkretis inilah yang
lebih dulu mengenal dan terbentuk kemudian banyak berkembang dan
oleh budaya non Islam, yakni Hindu diterima oleh kebanyak masyarakat
dan Budha, Animismem dan Indonesia.Maka budaya Islam Indonesia
Dinamisme. ajaran yang lebih merupakan kelanjutan budaya-
terkombinasikan dengan budaya lokal budaya yang terbentuk ber-kombinasi
yang sudah terbentuk dengan ajaran-ajaran Islam.Islamsinkretis
sebelumnya.Kelenturan ajaran Islam yang berkembang diIndonesia inilah
yang mengandung nilai-nilai Islam
Yang kemudian berinteraksi dengan budaya- agama di sekolah.
budaya lain, termasuk budaya Barat. Namun perhatian pemerintah begitu
Madrasah adalah salah satu hasil dari bentuk besardi awal kemerdekan yang ditandai
perpaduan antara budaya Islam yang dengan tugas Dapertemen Agma dan
mempunyai akar budaya Nusantara dan beberapa keputusan BPKNIP ini
budaya Barat. tampaknya tidak berlanjut. Hal ini
MADRASAH DAN PERHATIAN NEGARA tampak ketika Undang-undang
Pendidikan Nasional pertama (UU No.4
Bersamaan dengan perkembangan
Tahun 1950 dan UU No.12 Tahun 1954)
pendidikan agama disekolah umum,
diundangkan, masalah madrasah dan
perhatian terhadap madrasah atau
pesantren tidak dimasukan sama
pendidikan agama Islam umum-nya
sekali,yang ada hanya masalah
terjadi sejak di masa setelah kemerdekaan
pendidikan agama yang telah mendapat
mengeluarkan maklumat danmengajukan
pengakuan dari Menteri Agama dianggap
pendidikan atau pengajaran dilanggar,
telah memenuhi kewajiban belajar.
surau, masjid, dan madrasah berjalan
Dampaknya, madrasah Pada tangggal
terus dan ditingkatkan. Madrasah dalam
27 Desember 1945, sebagai tindak lanjut
bentuknya yang kita kenal saat ini secara
dari maklumat di atas, BPKNIP menyaran
harfiah berasal dari bahasa Arab yang
agar agar Madrasah dan Pondok
artinya sama atau setara dengan kata
Pesantren mendapatkan perhatian dan
Indonesia“sekolah”(school). Madrasah di
bantuan materil dari pemerintah, karena
sini kemudian memiliki konotasi spesifik,
Madarasah dan Ponpes pada hakekatnya
dimana anak memperoleh pelajaran
adalah salah satu alat dan sumber
agama.Madrasah inilah yang tadinya
pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata
disebut pendidikan keagamaan dalam
yang sudah berurat dan berakat pada
bentuk belajar mengaji Al-Qur’an,
masyarakat Indonesia pada umumnya.
kemudian ditambah dengan pelajaran
ibadah praktis, terus kepengajaran
tauhid,hadis,tafsir,tarikh Islam dalam
basaha Arab. Kemudian masuk pula
pelajaran umum dan keterampilan. Dari
segi jenjang pendidikan, mulanya
madrasah identik dengan belajar mengaji
Quran, jenjang pengajian kitab tinggkat
dasar dan pengajian kitab lebih lanjut,
kemudian berubah ke jenjang Madrasah
Ibtidaiyah,Madrasah Tsanawiyah,dan
Madrasah Aliyah.
Perhatian pemeritah RI terhadap
madrasah terbukti sejak Kementrian
Agama dalam struktur organisasinya,
memperuntukkan Bagian-bagian
pendidikan dengan tugas pokoknya
mengurusi masalah masalah pendidikan
agama di sekolah umum dan pendidikan
PENUTUP
Perjuangan agar mendapat DAFTARPUSTAKA
perlakuan yang sama (integrasi Hamka,”(Kenang-
madrasah dalam sistem pendidikan kenanganHidup)”,Gapura,Jakarta1951
Hamalik,Oemar,”Kurikulum dan
nasional secara penuh), baru dicapai Pembelajaran”.
dalam UUSPN No.2 Tahun 1989., Jakarta.RinekaCipta2005
dimana madrasah dianggap sebagai JurnalMP3APusat,”(Madrasah,Pemberdayaa
sekolah umum yang berciri khas Islam ndan Peningkatan Mutu),”Volme
dan kurikulum madrasah sama persis 1,nomor12005.
dengan sekolah, plus pelajaran agama KholilFathoniMuhammad,“PendidikanIsla
Islam (7matapelajaran). (Secara mdan Pendidikan Nasional (paradigma
operasional, integrasi madrasah Baru)”,DepagDirektoratJendralKelemba
kedalam sistem pendidikan nasional ini gaanAgamaIslam,Jakarta,2005
dikuatkan dengan PPNo.28 tahun 1990 Makdisi George ,”(The Rise of College
dan SK Menteri Pendidikan Nasional Insitutions ofIslam and The West)”,
No.0487/U/1992 dan No.054/U/1993 Endinburgh UniversitiPress1991
yang antara lain menetapkan bahwa MansurdanmahfudJunaedi,“RekonstruksiSej
MI/MTs wajib memberikan bahan arah Pendidikan Islam di Indonesia”,
kajian sekurang kurangnya sama dengan DepagDirektoratJendralKelembagaanAg
“SD/SMP”. Surat-surat Keputusan ini amaIslam,Jakarta,2005
ditindaklanjuti dengan SK Menteri Maksud,”(Madrasah, Sejarah dan
Agama No. 368 dan 369 tahun 1993 Perkembangannya),LogosWacanaIlmu,Ja
tentang penyelenggaraan MI dan MTs. karta1999
Sementara tentang Madrasah
Aliyah(MA) diperkuat dengan PP
Nomor 29 tahun 1990, SK Menteri
Pendidikan Nasional
Nomor0489/U/1992 (MA sebagai SMA
berciri khas agama Islam) dan SK
Menag Nomor 370 tahun 1993.
Pengakuan ini mengakibatkan tidak ada
perbedaan lagi antara MI/MTs/MA dan
SD/SMP/SMA selain ciri khas agama
Islamnya.) Integrasi madrasah ke dalam
sistem pendidikan nasional, dengan
demikian bukan merupakan integrasi
dalam arti penyelenggaraan dan
pengelolaan madrasah oleh
Departemen Pendidikan Kebudayaan
(sekarang Kementerian Pendidikan
Nasional), tetapi lebih pada pengakuan
yang lebih mantap bahwa madrasah
adalah bagian dari sistem pendidikan
nasiona lwalaupun pengelolaannya
dilimpahkan pada Kementerian Agama.

Anda mungkin juga menyukai