Anda di halaman 1dari 21

Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

HUBUNGAN ANTARA PENDIRIAN MDTA DENGAN


KEMENTERIAN AGAMA BIDANG PEKAPONTREN

Deden Abdul Malik1) Muhamad Reza Adinda2)


Program Studi Pendidikan Agama Islam1)2)

Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya Madrasah Diniyah yang belum
faham dengan prosedur dan hubungan pendirian Madrasah Diniyah dengan
Kementerian Agama, dan juga Madrasah Diniyah masih belum merata secara garis
besar dalam kesejahteraan Pendidik maupun sarana prasarana. Penelitian ini
menggunakan metode observasi, metode ini terbagi menjadi dua yaitu observasi non
partisipan dan observasi berstruktur, karena madin melihat dari kacamata yang objektif
terhadap beberapa lembaga madrasah yang diobservasi masih banyak satu dan lain hal
yang perlu dibenahi oleh pihak berwenang atas faktor-faktor yang belum terjamah oleh
pemerintahan. Tantangan yang dihadapi Madin justru menjadi imun sebagai lembaga
yang lebih mengedepankan fungsi sosialnya pada masyarakat, terutama masyarakat
pedesaan.
Kata Kunci : Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA);Pendirian
MDTA;PEKAPONTREN

Abstract :
This research is motivated by the large number of Madrasah Diniyah who do
not understand the procedures and the relationship between the establishment of
Madrasah Diniyah and the Ministry of Religion, and also that Madrasah Diniyah is still
not evenly distributed in the welfare of educators and infrastructure. This study uses the
observation method, this method is divided into two, namely non-participant
observation and structured observation, because Madin sees from an objective
perspective on several madrasah institutions that are observed there are still many
things that need to be addressed by the authorities on factors that have not been
touched by the government. The challenge faced by Madin is to become immune as an
institution that prioritizes its social functions in society, especially rural communities.
Keyword : Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah ( MDTA );Estabilishment of
MDTA;PEKAPONTREN
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

Pendahuluan berstatus sosial ekonomi menengah ke


bawah. Dengan demikian, maka tanpa
Madrasah Diniyah adalah suatu Madrasah Diniyah tampaknya sangat
lembaga pendidikan nonformal yang sulit bagi bangsa Indonesia untuk dapat
mengajarkan tentang nilai-nilai ke- memenuhi kebutuhan pendidikan agama
Islaman. Nilai-nilai ke-Islaman itu yang mendalam secara nasional sesuai
tertuang dalam bidang studi yang dengan program pendidikan nasional.
diajarkannya seperti adanya pelajaran
Fiqih, Tauhid, Akhlaq, Hadist, Tafsir Dalam Undang-undang

dan pelajaran lainnya yang tidak Pendidikan Nasional disebutkan bahwa

diperoleh murid saat belajar di sekolah pendidikan non formal diselenggarakan

formal yang bukan madrasah. Jam bagi warga masyarakat yang

belajar madrasah ini pun dimulai sore memerlukan layanan pendidikan

hari antara pukul 14.30 hingga pukul berfungsi sebagai pengganti, penambah,

17.00 dengan tipe peserta didik yang dan atau pelengkap pendidikan formal

bervariasi umurnya Madrasah Diniyah dalam rangka mendukung pendidikan

menempati pendidikan strategis tidak sepanjang hayat.3 Sementara itu Dalam

hanya dalam transmisi pengetahuan PP no. 55 tahun 2007 tentang

agama, tetapi juga dalam memenuhi Pendidikan Agama dan Keagamaan

kebutuhan pendidikan masyarakat dijelaskan bahwa Pendidikan Madrasah

Indonesia. Hal ini disebabkan, pertama, Diniyah Takmiliyah merupakan

Madrasah Diniyah berlokasi di pendidikan keagamaan non formal yang

pedesaan, sementara sebagian besar keberadaannya tumbuh dan berkembang

masyarakat Indonesia bertempat tinggal di masyarakat. Untuk keperluan teknis

di desa. Kedua, Madrasah Diniyah yang penyelenggaraan, masyarakat

pengelolaannya secara swadaya membutuhkan ketentuan-ketentuan

masyarakat adalah menyajikan umum dalam rangka peningkatan

pendidikan dengan biaya murah dan pelayanan pendidikan keagamaan

terjangkau bagi kalangan masyarakat kepada masyarakat. Hanya saja

menengah ke bawah. Berbeda dengan mengingat jati dirinya sebagai

rumah sakit, yang jika swastaumumnya pendidikan berbasis masyarakat,

bertaraf lebih mahal, madrasah justru Diniyah Takmiliyah tetap diberikan

bertaraf lebih murah padahalmasyarakat keleluasaan untuk melakukan


Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

modifikasi pengelolaan maupun pengetahuan umum dengan


pelaksanaan system kurikulum agar pengetahuan Agama.
sesuai dengan kondisi lingkungannya.4
3. Materi Pelajaran yang
Dengan demikian perlu ditegaskan
disajikan di Madrasah Diniyah
bahwa Madrasah Diniyah Takmiliyah
Takmiliyah adalah khusus Pengetahuan
yang menjadi fokus penelitian ini
Agama Islam (Qur’an Hadits, Fiqih,
adalah lembaga pendidikan Islam non
AqidahAkhlak, Sejarah Kebudayaan
formal yang diselenggarakan sebagai
Islam (SKI) dan bahasa Arab
pengganti, penambah dan atau
sedangkan Madrasah yang dikenal
pelengkap pendidikan formal. Madrasah
secara umum (Madrasah Ibtidaiyah,
Diniyah Takmiliyah berbeda dengan
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah
Madrasah lainnya perbedaan Madrasah
Aliyah) menyajikan pengetahuan umum
Diniyah Takmiliyah dengan Madrasah
dan Pengetahuan Agama Islam.
yang dikenal pada umumnya (Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Diniyah Takmiliyah
Madrasah Aliyah) antara lain: diselenggarakan sebagai pelengkap
pelaksanaan pendidikan keagamaan.
Madrasah Diniyah Takmiliyah
Hal ini didasari adanya kesadaran
adalah Lembaga pendidikan Islam non
bahwa porsi pendidikan agama di
formal sedangkan Madrasah yang
sekolah kurang. Porsi mata pelajaran
dikenal secara umum (Madrasah
Pendidikan Agama Islam di sekolah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan
umum hanya 2 (dua) jam pelajaran
Madrasah Aliyah) adalah Lembaga
dalam seminggu. Sementara materi
Pendidikan Islam formal.
pelajaran Agama Islam mencakup Al-
Madrasah Diniyah Takmiliyah Qur’an, Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak,
memiliki peranan untuk melengkapi Tarikh (sejarah Islam) dan Bahasa Arab.
pendidikan Agama yang dianggap Dengan 2 (dua) jam pelajaran, materi-
kurang di sekolah umum (SD,SMP, materi tersebut diyakini tidak dapat
SMA sederajat) sedangkan Madrasah diajarkan dengan tuntas. Maka dengan
yang dikenal secara umum (Madrasah adanya Madrasah Diniyah Takmiliyah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan diharapkan dapat melengkapi
Madrasah Aliyah) memadukan pembelajaran Agama Islam di sekolah.
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

Fungsi Madrasah Diniyah (MDTW) atau menengah pertama


Takmiliyah (Awaliyah, Wustha, dan dengan masa belajar 2 (dua) tahun; dan
Ulya / MDTA, MDTW dan MDTU) (c) Madrasah Diniyah Takmiliyah Ulya
adalah: (MDTU) atau menengah dengan masa
belajar 2 (dua) tahun. Pendidikan
Menyelenggarakan pendidikan
keagamaan non formal ini
agama Islam meliputi Al-Qur’an,
diselenggarakan dan dikelola secara
Hadits, Aqidah, Fiqih, Tarikh Islam,
terprogram. Perintisan, pertumbuhan
Bahasa Arab dan pengembangan diri
dan perkembangannya dilakukan oleh
yang berkaitan dengan keterampilan
masyarakat, sehingga ketentuan
pengamalan ajaran Islam serta
peraturan yang dibuat oleh pemerintah
pembiasaaan akhlakul karimah;
harus tetap mengakomodasi berbagai
Memenuhi kebutuhan bentuk inovasi dari masyarakat
masyarakat akan tambahan pendidikan penyelenggara dengan memperhatikan
agama Islam terutama bagi siswa yang kebutuhan, keunggulan dan kekhasan
belajar di SD/MI, SMP/MTs, dan masing-masing.6 Penyelenggaraan
SMA/MA sederajat maupun anak usia Madrasah Diniyah Takmiliyah tidak
pendidikan setingkat yang belum mengharuskan adanya badan hukum
berkesempatan mengikuti pendidikan sebagai lembaga penyelenggara. Oleh
formal; sebab itu, dari segi penyelenggaraannya,
Madrasah Diniyah Takmiliyah dapat
Membina hubungan kerjasama
dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) jenis
dengan orang tua santri dan masyarakat.
yaitu:
Melaksanakan tata usaha dan
Madrasah Diniyah Takmiliyah
rumah tangga pendidikan keagamaan
yang diselenggarakan oleh sekumpulan
non formal dan perpustakaan.
orang di masyarakat yang berkompeten
Madrasah Diniyah Takmiliyah untuk menjalankan visi dan misi
mempunyai 3 (tiga) jenjang tingkatan, pendidikan Madrasah Diniyah
yaitu (a) Madrasah Diniyah Takmiliyah Takmiliyah, ataupun oleh badan
Awaliyah (MDTA) atau dasar dengan hukum/yayasan tertentu;
masa belajar 4 (empat) tahun; (b)
Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

Madrasah Diniyah Takmiliyah Seksi Pendidikan Salafiyah


yang diselenggarakan di pesantren; Mempunyai tugas melakukan pelayanan
dan bimbingan di bidang kurikulum,
Madrasah Diniyah Takmiliyah
ketenagaan dan sarana, supervisi dan
yang diselenggarakan di lembaga
evaluasi pendidikan wajib belajar pada
pendidikan formal, baik SD/MI,
pondok pesantren Salafiyah.
SMP/MTs ataupun SMA/SMK/MA dan
yang sederajat. Seksi Kerjasama Kelembagaan
dan Pengembangan Potensi Pondok
Bidang Pekapontren mempunyai
Pesantren Mempunyai tugas melakukan
tugas melaksanakan pelayanan dan
pelayanan dan bimbingan di bidang
bimbingan di bidang pendidikan
kerjasama kelembagaan dan
keagamaan dan pondok pesantren.
pengembangan potensi pondok
Dalam melaksanakan tugasnya Bidang
pesantren di bidang pendidikan dan
Pekapontren menyelenggarakan fungsi
ilmu pengetahuan dan teknologi,
penjabaran dan pelaksanaan
keagamaan, ekonomi dan sosial budaya.
kebijaksanaan teknis di bidang
pendidikan keagamaan, pendidikan Seksi Pengembangan Santri
salafiah, kerjasama kelembagaan dan Mempunyai tugas melakukan pelayanan
pengembangan potensi pondok dan bimbingan di bidang kegiatan dan
pesantren, pengembangan potensi kesejahteraan santri serta organisasi
santri, dan pelayanan pondok pesantren alumni.
pada masyarakat, serta penyiapan bahan
Seksi Pelayanan Pondok
pelayanan dan bimbingan di bidang
Pesantren pada Masyarakat Mempunyai
pendidikan keagamaan dan pondok
tugas melakukan pelayanan dan
pesantren.
bimbingan di bidang pelayanan taklim,
Seksi Pendidikan Keagamaan ubudiyah dan muamalah.
Mempunyai tugas melakukan pelayanan
Dari sini tersirat bahwa
dan bimbingan di bidang kurikulum,
Madrasah Diniyah merupakan
ketenagaan dan sarana, supervisi dan
pendidikan yang mempersiapkan
evaluasi pendidikan pada madrasah
peserta didik untuk dapat menjalankan
diniyah.
peranan yang menuntut penguasaan
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

pengetahuan khusus tentang agama kurikulum formal dan tertulis adalah


Islam baik secara formal, non-formal pendidikan di sekolah.Keberadaan
maupun informal. Bagi umat Islam, Madrasah Diniyah di masyarakat masih
agama merupakan dasar utama dalam cukup banyak dijumpai di daerah-
mendidik anak-anaknya melalui sarana- daerah. Karena Madrasah Diniyah
sarana pendidikan. Dengan demikian memiliki peran penting dalam mendidik
dapat dikatakan bahwa pendidikan masyarakat para generasi muda dalam
Islam adalah usaha yang diarahkan pada hal menanamkan nilai-nilai moral dan
pembentukan kepribadian anak yang keagamaan sejak dini. Apalagi di tengah
sesuai dengan ajaran Islam atau suatu derasnya arus informasi dan canggihnya
upaya dengan ajaran Islam, memikir, teknologi. Dimana sudah tidak ada sekat
memutuskan dan berbuat berdasarkan ruang dan waktu untuk mengakses
nilai-nilai Islam, serta tanggungjawab informasi apapun karena banyaknya
sesuai dengan nilai-nilai Islam. pemanfaatan teknologi data dalam
Pendidikan keagamaan yang formal jaringan (daring) di kehidupan sehari-
memiliki beberapa kelebihan hari. Oleh sebab itu, untuk
dibandingkan dengan pendidikan mengantisipasi dampak negatif dari
informal (dalam lingkungan keluarga). tidak terkendalinya pemanfaatan daring
Pertama, pendidikan formal di sekolah bagi masyarakat khususnya generasi
memiliki lingkup isipendidikan yang muda. maka sangat perlu untuk tidak
lebih luas, bukan hanya berkenaan hanya mengoptimalkan pendidikan
dengan pembinaan segi-segi moral agama dan pembentukan karakter di
tetapi juga ilmu pengetahuan dan sekolah tetapi juga didukung dengan
ketrampilan. Kedua, pendidikan di peran Madrasah Diniyah. Tulisan ini
sekolah dapat memberikan pengetahuan menyajikan hasil penelitian tentang
yang lebih tinggi, lebih luas dan Hubungan antara Pendirian MDTA
mendalam. Ketiga, karena memiliki dengan Kementerian Agama bidang
rancangan atau kurikulum secara formal PEKAPONTREN Kabupaten
dan tertulis, pendidikan di sekolah Sukabumi, Penelitian ini fokus
dilaksanakan secara berencana, mengkaji: (1) Bagaimana mendirikan
sistematis, dan lebih disadari, karena MDTA melalui Kementerian Agama
yang memiliki rancangan atau bidang PEKAPONTREN? (2)
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

Bagaimana Hubungan MDTA dengan yang digunakan. Sistematis artinya


Kementerian Agama bidang proses yang digunakan dalam penelitian
PEKAPONTREN? itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Persoalan Hubungan antara
pendirian MDTA dengan Kementerian Jenis penelitian artikel ini adalah
Agama bidang PEKAPONTREN ini penelitian lapangan (field research)
belum pernah dikaji, maka dari itu dengan metode Observasi, Metode
harapan penulis terhadap tulisan ini Observasi adalah teknik pengumpulan
adalah supaya Madrasah Diniyah data yang dilakukaan melalui sesuatu
Takmiliyah Awaliyah bisa menjadi pengamatan, dengan disertai
Lembaga Pendidikan yang dapat pencatatan-pencatatan terhadap keadaan
bersaing dengan Lembaga Pendidikan atau prilaku objek sasaran.
lainnya.
Adapun jenis-jenis observasi yang
Metodologi Penelitian dilakukan dalam penelitian ini adalah:

Metode penilitian pada dasarnya - Observasi non partisipan, artinya:

merupakan cara ilmiah untuk penulis tidak ambil bagian/tidak terlihat

mendapatkan data dengan tujuan dan langsung dalam kegiatan orang-orang

kegunaan tertentu. Berdasarkan hal yang di observasi;

tersebut terdapat empat kata kunci yang


- Observasi yang berstruktur, artinya:
perlu diperhatikan yaitu: Cara ilmiah,
dalam melakukan observasi penulis
data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah
mengacu pada pedoman yaag telah
berarti kegiatan penelitian itu
disiapkan terlebih dahulu oleh penulis.
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu
rasional, empiris dan sistematis. Temuan dan Pembahasan
Rasional berarti kegiatan penelitian itu
Kabupaten Sukabumi merupakan salah
dilakukan dengan cara cara yang masuk
satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat
akal sehingga terjangkau oleh penalaran
dengan ibu kotanya adalah Palabuhan
manusia. Empiris berarti cara cara yang
Ratu. Kabupaten ini berbatasan dengan
dilakukan itu dapat diamati oleh indra
Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten
manusia, sehingga orang lain dapat
Cianjur di Timur, Samudra Hindia di
mengamati dan mengetahui cara-cara
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

Selatan, dan Kabupaten Lebak di Barat. siswa putus sekolah Drop Out (DO).
Dengan luas wilayah 3.934,47 km, Selain itu pembangunan sekolah –
Kabupaten Sukabumi merupakan sekolah baru juga terus dilaksanakan
Kabupaten terluas di Jawa Barat. Batas dalam upaya untuk meningkatkan
wilayah Kabupaten Sukabumi 40 % sumber daya manusia yang berkualitas
berbatasan dengan lautan dan 60% di Kabupaten Sukabumi. Dari tahun ke
merupakan daratan. Saat ini Kabupaten tahun jumlah sekolah di Kabupaten
Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan, Sukabumi cenderung mengalami
yang dibagi lagi atas sejumlah 364 desa peningkatan pada semua jenjang.
dan 3 kelurahan. Diikuti dengan peningkatan jumlah guru
hampir pada semua jenjang pendidikan.
Kebijakan pembangunan
Kabupaten Sukabumi dalam konteks Selain lembaga pendidikan yang
reformasi, otonomi dan globalisasi ada dibawah naungan Dinas Pendidikan
diarahkan pada kebijakan investasi seperti tersebut di atas, Pemerintah
sumberdaya manusia yang mencakup Sukabumi juga memiliki ribuan
bidang pendidikan, kesehatan, dan pendidikan keagamaan yang ada
ekonomi. Indeks Pembangunan dibawah binaan Kementerian Agama
Manusia (Human Development Index) baik yang bersifat formal maupun
yang diukur berdasarkan parameter nonformal. Berdasarkan data emis
pendidikan, kesehatan, dan daya beli Kementerian Agama Kabupaten
masyarakat merupakan instrumen Sukabumi, pada tahun 2017 MDT
global yang saat ini digunakan untuk berjumlah 2428 yang tersebar di 47
mengukur tingkat kemajuan kecamatan, dengan rician sebagaimana
sumberdaya manusia suatu bangsa. pada gambar berikut:

Dalam rangka meningkatkan


indek pembangunan manusia dalam
bidang pendidikan, berbagai upaya
dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Sukabumi, seperti
menuntaskan wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun, dan menekan angka
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

Pedes memiliki madrasah diniyah yang


paling sedikit (20 lembaga). Jika
dipetakan berdasarkan wilayah 50%
berada di wilayah dataran, 47% di
wilayah pegunungan dan 3 % di
wilayah pantai. Sedangkan jika dilihat
berdasarkan lokasi keberadaannya, 230
lembaga berada di dalam pondok
pesantren dan sisanya di luar pondok
pesantren.

Perkembangan MDT di
Kabupaten Sukabumi menunjukan hal
yang positif, namun perkembangan
tersebut belum didukung oleh kualitas
ustadz dan kepala madrasah yang
memadai, baik kuantitas maupun
kualitas. Baik Ustadz maupun kepala
Madrasah banyak yang belum
memenuhi kualifikasi yang disyaratkan
oleh Standar Pelayanan Minimal
(SPM). Menurut SPM, MDT di setiap
Kabupaten/Kota harus memiliki kepala
dengan kualifikasi akademik
S1/DIV/pendidikan pesantren, dan
minimal tersedia 1 (satu) orang guru

Gambar 1. Data Jumlah MDT yang memenuhi kualifikasi akademik


Perkecamatan di Kabupaten Sukabumi S1/DIV/Pendidikan pesantren.

Berdasarkan data di atas, Di samping itu, kesejahteraan


Kecamatan Nagrak memiliki sebaran pendidik juga relatif masih rendah dan
jumlah MDT paling banyak (82 fasilitas belajar belum tersedia secara
lembaga), sedangkan Kecamatan Kebon mencukupi, serta biaya operasional
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

pendidikan belum disediakan secara - Peraturan Bupati Sukabumi


memadai. Padahal jika melihat Undang- Nomor 7 Tahun 2006 Tentang
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pedoman Akreditasi Madrasah
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 11 Diniyah.
ayat (1) dan (2) ditegaskan bahwa - Surat Keputusan Badan
pemerintah dan pemerintah daerah Akreditasi Madrasah Diniyah
wajib memberikan layanan dan Kabupaten Sukabumi Nomor:
kemudahan, serta menjamin 001/ Sk.PED/BAMD/2006
terselenggaranya pendidikan bermutu Tanggal 10 Maret 2006 Tentang
bagi setiap warga negara tanpa Pengangkatan Tim Penilai
diskriminasi; dan wajib menjamin Akreditasi Madrasah diniyah.
tersedianya dana bagi penyediaan - Intruksi Bupati Nomor 4 Tahun
pendidikan untuk setiap warga negara 2007 Tentang Pelaksanaan
yang berusia 7-15 tahun. Namun Program Wajib Belajar
kenyataan di lapangan masih Pendidikan Keagamaan.
menunjukkan kesenjangan yang - Intruksi Bupati Nomor 5 Tahun
kentara. 2007 Tentang Monitoring,
Evaluasi dan Fasilitasi
Salah satu usaha untuk
Pelaksanaan Program Wajib
menopang keberadaannya Madrasah
Belajar Pendidikan Keagamaan.
Diniyah Takmiliyah, Pemerintah
- Peraturan Daerah Kabupaten
Kabupten Sukabumi mengeluarkan
Sukabumi Nomor 8 Tahun 2009
beberapa Peraturan Daerah dan
Tentang Wajib Belajar
Peraturan Bupati yang terkait dengan
Pendidikan Keagamaan Islam.
pendidikan keagamaan, seperti tersebut
dibawah ini: Dari Uraian diatas bahwa dapat
disimpulkan bahwa MDTA yang
- Peraturan Bupati Sukabumi
tersebar di wilayah Kabupaten
Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Sukabumi masih belum merata dalam
Program wajib Belajar
hal kualitas ustadznya, karena
Pendidikan Keagamaan Sebagai
kebanyakan yang mengabdi pada
Bagian Dari Program Wajib
MDTA adalah keluaran Pondok
Belajar Pendidikan Dasar.
Pesantren salaf yang tidak melanjutkan
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

sekolah formalnya. Disamping itu juga kalimat maupun bentuk proposal yang
bahwa pendidikan formal juga penting tidak ditentukan.
bagi setiap pendidik pada zaman
Pengajuan dilakukan setelah
sekarang, karena setiap lembaga
Madrasah Diniyah Takmiliyah
pendidikan membutuhkan bukti untuk
Melaksanakan kegiatan pendidikan
pengajuan-pengajuan pendidik maupun
dengan syarat-syarat sebagai berikut :
lembaga pendidikannya. Dilembaga
pendidikan MDTA khususnya Tersedia Pengelola, terdiri dari;
pendiriannya dilakukan sangat mudah, - Kepala Madrasah Diniyah
Pada prinsipnya izin operasional Takmiliyah
madrasah diniyah takmiliyah bernama - Guru, Sekurang-kurangnya 2
piagam terdaftar madrasah diniyah (dua) orang
takmiliyah. dalam piagam terdaftar - Tenaga administrasi, sekurang-
dimaksud terdapat nomor statistik kurangnya 1(satu) orang
diniyah takmiliyah (NSDT) berupa kode - Tersedia tempat belajar dan
unik bagi identitas lembaga madin yang kelengkapannya;
mana kalau penomoran dilakukan - Tersedia calon santri sekurang-
dengan benar maka tidak akan ada kurangnya 15 (lima belas)
dobel nomor statistik pada madrasah orang;
diniyah takmiliyah di seluruh indonesia. - Bersedia dan sanggup
menyelenggarakan dan
Dalam buku pedoman
mengelola Madrasah Diniyah
penyelenggaraan madrasah diniyah
Takmiliyah dibuktikan dengan
takmiliyah termaktub tata cara
surat pernyataan dari Kepala
pengajuan izin operasional. dalam
Madrasah Diniyah Takmiliyah;
pengajuannya tidaklah berbelit belit
maupun sulit dan telah disebutkan Secara lebih teknis, persyaratan
secara terperinci hal – hal yang harus yang disebutkan diatas diatur oleh
dilampirkan dalam pengajuan. Akan Kankemenag dengan memperhatikan
tetapi tidak diberikan contoh proposal kebutuhan dan dinamika masyarakat
pengajuan izinnya. Dengan begitu sekita. biasanya akan ditambahkan
secara prinsip ada pengajuan dari syarat berupa :
lembaga secara resmi dengan kata
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

- Surat keterangan domisili dari - Daftar Nama Tenaga


pemerintah desa/kelurahan Administrasi minimal 1 (satu)
- surat rekomendasi dari KUA orang;
(Kantor Urusan Agama) - Sarana berupa ruangan dan
setempat. peralatan pembelajaran
- Mekanisme Pendirian dan Selanjutnya Kantor Kementerian
Perizinan Agama Kabupaten / Kota melalui seksi
Pendaftaran Pendirian Madrasah Pendidikan Keagamaan dan Pondok
Diniyah Takmiliyah dilakukan di Pesantren (PD Pontren) atau seksi
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pendidikan Agama dan Keagamaan
Setempat. Kepala Madrasah Islam (PAKIS) melakukan pengecekan
mengajukan permohonan izin MDT proposal, setelah syarat dalam
dengan proposal yang disebutkan pengajuan terpenuhi dilanjutkan dengan
dalam pengajuan hal-hal berikut : verifikasi lokasi lembaga yang
- Nama Madrasah Diniyah mengajukan dalam rangka melakukan
Takmiliyah dan alamat verifikasi atas kesesuaian data dengan
Lengkap; kondisi lapangan.
- Nama Kepala Madrasah Diniyah Pemberian piagam dan sk izin
Takmiliyah; operasional MDT dilakukan jika setelah
- Jenis Jenjang MDT yang verifikasi data dan lokasi ada kecocokan
diselenggarakan (Awwaliyah, dan juga kelayakan untuk mendapatkan
Wustha, Ulya); izin operasional sesuai dengan
- Daftar nama siwa/santri, pengajuan dari MDT yang selanjutnya
minimal 15 (lima belas) orang; SK dimaksud dilaporkan ke Kanwil
- Daftar nama guru minimal 2 Kemenag setempat dan Kemenag RI di
(dua) orang dan masing masing Jakarta.
pelajaran yang di ampu yaitu Al- Untuk MDT tingkat Ulya SK
Qur’an, Hadits, Aqidah, Fiqh, Penetapan izin operasional dikeluarkan
Tarikh Islam (SKI), Bahasa oleh Kantor Wilayah Kementerian
Arab Agama Provinsi.
Sedangkan Bidang Pekapontren
mempunyai tugas melaksanakan
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

pelayanan dan bimbingan di bidang Kondisi masyarakat kabupaten


pendidikan keagamaan dan pondok Sukabumi yang agamis yang tampak
pesantren. Dalam melaksanakan sekarang ini, tidak terlepas dari peran
tugasnya Bidang Pekapontren dan kiprah Madrasah Diniyah.
menyelenggarakan fungsi penjabaran Madrasah Diniyah Takmiliyah di
dan pelaksanaan kebijaksanaan teknis di Sukabumi seluruhnya (100%) didirikan
bidang pendidikan keagamaan, oleh masyarakat yang dipimpin oleh
pendidikan salafiah, kerjasama pimpinan keagamaan yang disebut
kelembagaan dan pengembangan AAng/AAh, Ustadz, atau Ajengan.
potensi pondok pesantren, Dengan semangat yang, tinggi, ternyata
pengembangan potensi santri, dan keterbatasan materi yang dimiliki tidak
pelayanan pondok pesantren pada mengendurkan niat mendirikan MDT.
masyarakat, serta penyiapan bahan Sehingga seringkali terlihat MDT yang
pelayanan dan bimbingan di bidang amat sangat sederhana digunakan untuk
pendidikan keagamaan dan pondok proses pendidikan. Dari wujud luarnya,
pesantren. gedung atau bangunan ini tampak tidak
Tingginya minat orang tua layak pakai, akan tetapi semangat juang
menyekolahkan anaknya ke MDT, Ajengan dan masyarakat mengalahkan
karena manfaat dari belajar di MDT segala keterbatasan dan
jauh lebih efektif dibanding diajarkan mengesampingkan idealisme
agama di rumah. Madrasah Diniyah pembelajaran yang professional.
Takmiliyah di Sukabumi secara historis Walaupun terdapat keterbatasan
sudah memperlihatkan hasil nyata sarana, proses pendidikan di Madarasah
dalam melahirkan generasi yang berjalan dinamis, para murid menerima
memiliki dasar keagamaan yang kuat. pengajaran dengan penuh optimisme
Sebagai institusi keagamaan yang menyongsong masa depan karena
mengkhususkan diri pada pendidikan ustadz mengajar dengan penuh
keagamaan dasar, MDT telah teruji keikhlasan dan penuh dedikasi.
dalam mempertahankan nilai-nilai dan Sayangnya sampai saat ini belum ada
ajaran Islam sehingga masyarakat hidup pengawas yang secara khusus
dalam tradisi-tradisi keagamaan yang melakukan pengawasan sekaligus
berjalan secara kontinyu tanpa terputus. pembinaan kepada para ustadz. Hal ini
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

menyebabkan proses kegiatan belajar pendidikan keagamaan Islam diberikan


terkesan seadanya dan mengalir apa ijazah atau sertifikat kelulusan (ayat 1).
adanya. Ijazah atau sertifikat kelulusan
Daya tarik siswa untuk belajar di pendidikan keagamaan Islam menjadi
MDT atau TPQ tidak lepas dari salah satu syarat melanjutkan pada
optimalisasi pendidikan keagamaan di jenjang pendidikan formal lanjutan
Kabupaten Sukabumi sebagaimana (ayat 2). Bagi peserta didik yang tidak
telah ditetapkan menjadi program wajib memiliki ijazah atau sertifikat kelulusan
belajar pendidikan keagamaan maka satuan pendidikan wajib
berdasarkan Peraturan Bupati Sukabumi menyelenggarakan program khusus
Nomor 6 Tahun 2006. Pasal 1 ayat (1) (ayat 3).
berbunyi: “Wajib Belajar Pendidikan Peraturan Bupati dan Peraturan
Keagamaan adalah program/gerakan Daerah Kabupaten Sukabumi tersebut di
yang di selenggarakan di Kabupaten atas menjadi daya dukung tersendiri
Sukabumi bagi seluruh siswa yang mengikat agar siswa- siswi
pendidikan dasar untuk sekaligus sekolah dasar belajar di MDT atau TPQ.
mengikuti pendidikan keagamaan di Meskipun belum sepenuhnya efektif,
Taman Pendidikan Al-Qur’an namun setidaknya telah memicu angka
(TPA/TPQ) dan/atau Madrasah Diniyah partisipasi siswa untuk belajar pada
dalam rangka mengoptimalkan lembaga-lembaga keagamaan tersebut.
pelaksanaan pendidikan agama dan Disamping itu, juga membawa
akhlaq mulia sebagai bagian tidak konsekuensi logis berupa penganggaran
terpisahkan untuk mewujudkan dari APBD untuk tunjangan operasional
suksesnya Program Wajib Belajar guru.
Pendidikan Dasar”. Di tengah perkembangan arus
Peraturan Bupati di atas, diperkuat informasi dan kemajuan ilmu
dengan Peraturan Daerah Kabupaten pengetahuan dan teknologi merupakan
Sukabumi Nomor 8 Tahun 2009 tantangan bagi MDT, ia harus mampu
Tentang Wajib Belajar Pendidikan mengembangkan jati diri secara mandiri
Keagamaan Islam. Pada pasal 5 dan memiliki khas dalam membentuk
dinyatakan: “Peserta didik yang akhlak terpuji manusia sebagai sumber
memenuhi standar kompetensi daya yang berkualitas dalam fikir dan
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

dzikir sesuai dengan kebutuhan pendidikan keagamaan Islam khususnya


pembangunan. Untuk terwujudnya pada Madrasah Diniyah Takmiliyah
kehidupan masyarakat yang beriman melalui program akreditasi.
dan bertakwa serta akhlak mulia, maka Proses akreditasi dilakukan oleh
perlu ada dukungan pemerintah seperti Badan Akreditasi Madrasah Diniyah
Perda dan Perbup tentang Wajib Belajar Kabupaten Sukabumi dengan masa
Pendidikan Keagamaan seperti tersebut berlaku 4 tahun. Akreditasi Diniyah
di atas. Takmiliyah di Kabupaten Sukabumi
Baik pada masa sekarang maupun dapat dirumuskan melalui penilaian
masa akan datang, pengintegrasian, terhadap pengelola / satuan
pendalaman, perluasan, dan penyelenggaraan pendidikan Diniyah
penyelarasan program dan kegiatan Takmiliyah dengan form evaluasi diri
pendidikan karakter yang oleh pimpinan pengelola/satuan
mengintegrasikan antara Madrasah pendidikan dan verifikasi lapangan oleh
Diniyah Takmiliyah dan Sekolah Dasar tim penilai (assesor) untuk menentukan
perlu diabdikan untuk mewujudkan kelayakan satuan atau program
revolusi mental atau revolusi karakter pendidikan, yang hasilnya diwujudkan
bangsa. Dengan demikian, Gerakan dalam bentuk sertifikat peringkat
PPK merupakan jalan perwujudan akreditasi yang dikeluarkan oleh Badan
Nawacita dan Gerakan Revolusi Mental Akreditasi Diniyah Takmiliyah
di samping menjadi poros kegiatan Kabupaten Sukabumi.
pendidikan yang berujung pada Akreditasi Diniyah Takmiliyah di
terciptanya revolusi karakter bangsa Kabupaten Sukabumi merupakan yang
yang islami. pertama di Indonesia, bahkan sampai
Pemerintahan Kabupaten saat ini masih menjadi satu-satunya
Sukabumi sangat konsen dan serius daerah yang dipandang cukup serius
dalam mendukung keberlangsungan serta memiliki konsep yang jelas
Madrasah Diniyah Takmiliyah. Hal itu dalam menyelenggarakan Akreditasi.
bisa dilihat dengan pemberlakuan Perda Melalui Akreditasi, penyelenggaraan
dan Perbup seperti tersebut di atas yang ujian dan penandatanganan Ijazah oleh
ditindaklanjuti dengan upaya Kepala MDT memiliki legal aspek yang
penjaminan dan pengendalian mutu memadai. Selain itu, sesuai hasil
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

pembahasan antara Kementerian Agama Rupanya, madrasah diniyah


Kabupaten Sukabumi dengan memang ditakdirkan untuk selalu
Pemerintah Daerah, hasil akreditasi prihatin dengan segala tantangan zaman
merupakan dasar penentu pemberian atau masa. Dari masa ke masa tantangan
BOP (Bantuan Operasional yang dihadapi madrasah diniyah
Pendidikan), maka Pemerintah bermacam-macam, terutama dengan
Kabupaten Sukabumi akan terhindar segala keterbatasannya, madrasah
dari kesalahan kebijakan diniyah tetap berusaha eksis, dengan
menggalokasikan bantuan kepada modal semangat dan lillahi ta’ala.
lembaga dibawah kendali Kementerian Sejarah membuktikan bahwa peran dan
Agama. sumbangan madrasah diniyah ternyata
tidaklah kecil terhadap hajat
Ada beberapa komponen standar
“mencerdaskan kehidupan bangsa”.
pelayanan minimal yang merupakan
Sumbangan tersebut lebih nampak besar
tanggung jawab pemerintah daerah dan
lagi apabila kita saksikan betapa
Kementerian Agama, yaitu sarana
madrasah yang berdiri secara tradisional
prasarana meliputi tempat ibadah dan
atas prakarsa dan partisipasi masyarakat
praktik keagamaan, tenaga pendidik dan
melalui semangat lillahi ta’ala.
kependidikan, dan pengawas.
Mengembangkan lembaga pendidikan
Komponen yang tidak terpenuhi sebagai
berciri khas keagamaan (madrasah)
bagian dari tanggung jawab pihak
tidak boleh hanyut pada arus perubahan
madrasah adalah buku pengayaan, buku
zaman, khususnya terhadap timbulnya
referensi, alat peraga praktik
kecenderungan fenomena komersialisasi
keagamaan. Faktor penghambat lainnya
layanan pendidikan, secara berlebihan.
adalah dana operasional madrasah yang
Komersialisasi layanan pendidikan
minim, lingkungan masyarakat yang
secara berlebihan berlawanan dengan
kurang mendukung keberadaan
amanah Undang-Undang Sistem
madrasah diniyah takmiliyah, dan Perda
Pendidikan Nasional (UUSPN) yang
belum belum mewajibkan ijazah
menggariskan bahwa pengadaan dan
diniyah menjadi prasyarat masuk
pendayagunaan sumber daya
jenjang pendidikan formal.
pendidikan, baik yang disediakan
pemerintah maupun masyarakat perlu
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

dipertahankan fungsi sosialnya, dan diniyah, bantuan dana, dan sarana


tidak mengarah pada usaha mencari prasarana. Keberadaan madrasah
keuntungan material, lebih-lebih pada diniyah yang pada umumnya berada di
kelembagaan pendidikan agama Islam. pedesaan, merupakan aset besar
masyarakat untuk mengembangkan
Pada kenyataannya, madrasah
pendidikan agama Islam di luar jam
diniyah sebagai lembaga pendidikan
sekolah yang hanya diberikan Cuma 2
keagamaan Islam juga harus terus
sampai 4 jam saja. Sehingga rencana
berkembang, tetapi pada umumnya
implementasi sekolah lima hari yang
secara ekslusif, di mana aksentuasi pada
digagas Kemendikbud tidak boleh
pengetahuan keagamaan (Islam) lebih
mendegradasi Madrasah Diniyah
diutamakan. Hal ini barangkali yang
Takmiliyah (MDT). Sebab, MDT
menyebabkan perkembangan madrasah
merupakan satuan pendidikan non
hanya ada pada kantong-kantong
formal yang sudah berkembang di
masyarakat Islam. Ekspansi yang
masyarakat. "MDT sebagai local
dilakukan pun hanya berkisar di daerah
wisdom harus dipastikan tidak
pedesaan sedangkan untuk di perkotaan
tergradasi oleh pelaksanaan lima hari
sangat jarang. Oleh karena itu,
sekolah," tegas Dirjen Pendis
keberadaan madrasah diniyah lebih
Kamaruddin Amin saat memberi
banyak di pedesaan, daripada di
pengantar pada Focus Group Discussion
perkotaan. Dan hal ini juga yang
(FGD) tentang ‘Kebijakan Lima Hari
memicu agak lambannya perkembangan
Sekolah: Peluang dan Tantangan’. FGD
madrasah, madrasah seakan jauh dari
ini digelar Subdit. Kurikulum dan
atmosfer pembaruan sistem pendidikan,
Evaluasi Direktorat Kurikulum, Sarana,
baik secara kelembagaan maupun
Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK)
sistem dari proses pembelajaran itu
Madrasah. Kegiatan ini diikuti para
sendiri (Fauzan, dalam Suwito &
Kepala Seksi dan Kasubdit pada Ditjen
Fauzan, 2008: 292). Walaupun saat ini,
Pendidikan Islam. Ada juga perwakilan
pemerintah melalui kementerian agama
dari Direktorat Guru dan Tenaga
berupaya melakukan pembenahan,
Kependidian (GTK), Direktorat
terutama dari sisi pembelajaran
Pendidikan Diniyah dan Pondok
(kurikulum), Seperti standarisasi kitab-
Pesantren, serta Direktorat Pendidikan
kitab yang digunakan di madrasah
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

Agama Islam pada Sekolah. Kamarudin belajar delapan jam itu, jangan
Amin mengatakan, mata pelajaran dibayangkan siswa akan berada di kelas
Pendidikan Agama Islam yang hanya 2 sepanjang hari. Guru akan mendorong
sampai dengan 3 jam pelajaran di siswa untuk belajar dengan berbagai
sekolah-sekolah umum memang sangat metode seperti bermain peran dan dari
terbatas. Karenanya, kalau tidak bermacam-macam sumber belajar, bisa
ditambah, waktu yang tersedia tidak dari seniman, petani, ustadz, pendeta.
cukup untuk membekali peserta didik Banyak sumber yang bisa terlibat, tetapi
tentang pemahaman keagamaan. guru harus tetap bertanggung jawab
"Diniyah sebenarnya menjadi pada aktivitas siswanya. Kebijakan itu
kebutuhan masyarakat. Karena itu pula, merupakan implementasi dari program
harus dipastikan keberadaan Madrasah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Diniyah Takmiliyah tidak boleh justru yang menitik beratkan lima nilai utama,
tergradasi oleh pelaksanaan 5 hari yaitu religius, nasionalis, gotong
sekolah," tutur Kamaruddin. royong, mandiri, dan integritas.
Kamaruddin menambahkan, bentuk Penguatan karakter tersebut tidak berarti
pendidikan sejenis MDT juga siswa akan belajar selama delapan jam
ditemukan di Negara-negara Barat, di kelas. Namun, siswa akan didorong
sekalipun tidak sama persis. Hal ini melakukan aktivitas yang
menunjukkan, negara-negara Barat pun menumbuhkan budi pekerti serta
merasakan hal sama, yaitu perlunya keterampilan abad 21. Tak hanya di
tambahan belajar agama, khususnya sekolah, lingkungan seperti surau,
bagi para imigran. Oleh karena itu, masjid, gereja, pura, lapangan sepak
MDT perlu mendapatkan dukungan bola, museum, taman budaya, sanggar
sebagai salah satu upaya pendidikan seni, dan tempat-tempat lainnya dapat
karakter bangsa. menjadi sumber belajar. Proporsinya
lebih banyak ke pembentukan karakter,
Madrasah diniyah justru
sekitar 70 persen dan pengetahuan 30
diuntungkan karena akan tumbuh
persen. Untuk itu kegiatan guru
dijadikan sebagai salah satu sumber
ceramah di kelas harus dikurangi
belajar yang dapat bersinergi dengan
digantikan dengan aktivitas positif,
sekolah dalam menguatkan nilai
termasuk mengikuti madrasah diniyah,
karakter religius, melalui pendidikan
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

bagi siswa Muslim. Guru wajib pelengkap pelaksanaan


mengetahui dan memastikan di mana pendidikan keagamaan. Hal ini
dan bagaimana siswanya mengikuti didasari adanya kesadaran
pelajaran agama sebagai bagian dari bahwa porsi pendidikan agama
penguatan nilai relijiusitas. Guru wajib di sekolah kurang. Porsi mata
memantau siswanya agar terhindar dari pelajaran Pendidikan Agama
pengajaran sesat atau yang mengarah Islam di sekolah umum hanya 2
kepada intoleransi. (dua) jam pelajaran dalam
seminggu. Sementara materi
Hubungan antara pendirian MDTA
pelajaran Agama Islam
dengan Kementerian Agama bidang
mencakup Al-Qur’an, Hadits,
PEKAPONTREN tidak banyak
Fiqih, Aqidah Akhlak, Tarikh
berpengaruh karena satu dan lain hal,
(sejarah Islam) dan Bahasa
untuk pendirian sebetulnya sangat
Arab. Dengan 2 (dua) jam
dimudahkan dari sistem
pelajaran, materi-materi tersebut
pengintegrasiannya untuk saat ini,
diyakini tidak dapat diajarkan
karena sudah berbasis online namun
dengan tuntas. Maka dengan
disisi lain untuk kualitas pendidik dan
adanya Madrasah Diniyah
administrasi madrasah masih banyak
Takmiliyah diharapkan dapat
yang harus dibenahi oleh karena itu
melengkapi pembelajaran
penulis memasukkan beberapa persepsi
Agama Islam di sekolah
dari beberapa artikel antara lain dari
(Sopiah et al. 2021) untuk pelatihan 2. Dalam buku pedoman
Menenjemen kurikulum, dan penyelenggaraan madrasah
administrasi MDTA. Karena sangat diniyah takmiliyah termaktub
penting bagi pendidik yang mengabdi tata cara pengajuan izin
pada satu intansi pendidikan atau operasional. dalam
lembaga pendidikan wajib melakukan pengajuannya tidaklah berbelit
workshop. belit maupun sulit dan telah
disebutkan secara terperinci hal
SIMPULAN
– hal yang harus dilampirkan
1. Madrasah Diniyah Takmiliyah dalam pengajuan. Akan tetapi
diselenggarakan sebagai tidak diberikan contoh proposal
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

pengajuan izinnya. Dengan verifikasi lapangan oleh tim


begitu secara prinsip ada penilai (assesor) untuk
pengajuan dari lembaga secara menentukan kelayakan satuan
resmi dengan kata kalimat atau program pendidikan, yang
maupun bentuk proposal yang hasilnya diwujudkan dalam
tidak ditentukan. bentuk sertifikat peringkat
akreditasi yang dikeluarkan oleh
3. Pemerintahan Kabupaten
Badan Akreditasi Diniyah
Sukabumi sangat konsen dan
Takmiliyah Kabupaten
serius dalam mendukung
Sukabumi.
keberlangsungan Madrasah
Diniyah Takmiliyah. Hal itu bisa 5. Hubungan antara pendirian
dilihat dengan pemberlakuan MDTA dengan Kementerian
Perda dan Perbup seperti Agama bidang
tersebut di atas yang PEKAPONTREN tidak banyak
ditindaklanjuti dengan upaya berpengaruh karena satu dan lain
penjaminan dan pengendalian hal, untuk pendirian sebetulnya
mutu pendidikan keagamaan sangat dimudahkan dari sistem
Islam khususnya pada Madrasah pengintegrasiannya untuk saat
Diniyah Takmiliyah melalui ini, karena sudah berbasis online
program akreditasi. namun disisi lain untuk kualitas
4. Proses akreditasi dilakukan oleh pendidik dan administrasi
Badan Akreditasi Madrasah madrasah masih banyak yang
Diniyah Kabupaten Sukabumi harus dibenahi.
dengan masa berlaku 4 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Akreditasi Diniyah Takmiliyah
di Kabupaten Sukabumi dapat Hirawan, Wan A. 2011. Efektivitas
dirumuskan melalui penilaian Implementasi Kebijakan Pendidikan
dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat
terhadap pengelola / satuan
IV Dalam Meningkatkan Kinerja
penyelenggaraan pendidikan Pejabat Struktural Eselon-4 di
Diniyah Takmiliyah dengan Lingkungan Pemerintah Kabupaten
form evaluasi diri oleh pimpinan Sukabumi. Disertasi, Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
pengelola/satuan pendidikan dan
Hubungan antara pendirian MDTA dengan Kementerian Agama Bidang PEKAPONTREN

Http://Www.Sukabumikab.Go.Id/H
ome/

Indra, Hasbi. 2005.Pendidikan Islam


Melawan Globalisasi. Jakarta: Rida
Mulia.

Kementerian Agama Kabupaten


Sukabumi. 2021. EMIS Pendidikan
Diniyah dan Pondok Pesantren.

Peraturan Menteri Agama Nomor 13


Tahun 2014 tentang Pendidikan
Keagamaan Islam

Peraturan pemerintah Republik


Indonesia Nomor 55 Tahun 2007

Anda mungkin juga menyukai