Nim : 0307173128
BAB II
PEMBAHASAN
0
kurikulum sebenarnya dikenal, hanya dikenal sebagai penunjang saja dalam proses
pembelajaran. Kurikulum dalam madrasah diniyah dikenal dengan “Manhaj” atau
kumpulan mata pelajaran yang tersusun dan tertata dengan baik. Dalam proses
pembelajarannya hanya ditentukan oleh madrasah diniyah itu atau oleh pondok
pesantren itu sendiri (untuk madrasah diniyah yang masih bernaung di bawah pondok
pesantren). Materi yang diajarkanya kurang terstruktur dengan baik. Namun dalam
perkembangannya madrasah diniyah mengalami perubahan. Perubahan ini juga
dibarengi dengan sistem pendidikan yang terstruktur dan tidak sentralistik.
Kurikulum madrasah diniyah yang berlaku saat ini adalah kurikulum
madrasah diniyah tahun 1994. Kurikulum madrasah diniyah disusun sesuai dengan
jenjang pendidikan yang ada yaitu:
a) Kurikulum madrasah diniyah Awaliyah dengan masa belajar 4 tahun dari kelas
1 sampai dengan kelas 4 dengan jumlah jam belajar masing-masing maksimal
18 jam pelajaran dalam seminggu.
b) Kurikulum madrasah diniyah Wustha dengan masa belajar 2 tahun dari kelas 1
sampai dengan kelas 2 dengan jumlah jam belajar masing-masing maksimal
18 jam pelajaran dalam seminggu.
c) Kurikulum madrasah diniyah Ulya dengan masa belajar selama 2 tahun dari
kelas 1 sampai kelas 2 dengan jumlah jam belajar masing-masing maksimal 18
jam pelajaran seminnggu.2
1
kenyataannya madrasah diniyah juga bersentuhan dengan efek-efek perubahan dunia
pendidikan.
Kurikulum Madrasah diniyah disusun meliputi bagian-bagian sebagai berikut:
1. Pedoman umum yang memuat Keputusan Menteri Agama tentang kurikulum
madrasah diniyah serta latar belakang dan prinsip-prinsip yang melandasi
penyusunannya.
2. Garis-garis besar program pengajaran meliputi:
a) Tujuan kurikuler setiap bidang studi.
b) Tujuan pembelajaran umum yang secara bertahap harus dicapai oleh
setiap bidang studi.
c) Pokok-pokok bahasan dan sub pokok bahasan untuk setiap bidang
studi yang telah dijabarkan secara terperinci.
1. Fleksibilitas
Fleksibilitas menitikberatkan pada pengembangan materi dan
metodologi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal yang harus
diperhatikan adalah bagaimana didapat pilihan yang tepat agar terjadi
komunikasi yang baik antara guru dan santri, sehingga materi yang diberikan
benar-benar dapat dipahami. Oleh sebab itu guru harus memperhatikan
keberadaan santri dari segi kecerdasan, kemampuan dan pengetahuan yang
telah dikuasainya, kemudian membuat pilihan bahan belajar dan metode-
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai
2. Berorientasi Tujuan.
Kegiatan belajar mengajar harus berorientasi pada tujuan. Pemilihan
kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar didasarkan pada ilmu pengetahuan
dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu sebelum menentukan waktu
dan bahan belajar rerlebih dahulu ditetapkan tujuan-tujuan yang harus dicapai
oleh santri dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
2
Struktur kurikulum madrasah diniyah takmiliyah pada dasarnya
merupakan pelengkap dari pendidikan agama Islam yang diperoleh santri pada
lembaga pendidikan formal atau sekolah umum. Meski demikian, struktur
kurikulum madrasah diniyah takmiliyah tidak sederhana, sehingga
memerlukan ketrampilan tersendiri dalam pengorganisasiannya agar waktu
yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien tanpa mengurangi
capaian-capaian dan tujuan di harapkan.
4. Kontinuitas
Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah dikembangkan berdekatan
hubungan hirearki fungsional menghubungkan antar jenjang dan tingkatan,
yakni MDTA, MDTW dan MDTU. Oleh karena itu perencanaan kegiatan
belajar mengajar harus dibuat seoptimal mungkin dan sesistematis maksimal,
karena memungkinkan terjadinya proses peningkatan, perluasan serta
pengalaman yang terus berkembang dari suatu pokok bahasan mata pelajaran.
3
dapat dilaksanakan dengan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi daerah dan
kemampuan masing-masing madin.
Arahnya adalah bahwa struktur kurikulum MDT dikelola dan
dikembangkan mempunyai nuansa sebagai berikut :
4
5