Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL KULLIYATUL

MU'ALLIMIN AL-ISLAMIYYAH (KMI) GONTOR DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMAIT MATHLA’UL
HIDAYAH DARUSSALAM CIANJUR

Diajukan Sebagai Persetujuan Dalam Seminar Proposal Skripsi Pada Jurusan


Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Al-Hidayah

Disusun Oleh :
Hasan
NIM: 201822019
NIRM:042.16.0604.18

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN


TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIDAYAH
BOGOR
2021 M/1443 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Proses pembelajaran di sekolah berbasis pesantren tidak semua seragam,

masing-masing pesantren memiliki keunikan sendiri yang sulit dibuat satu

perumusan. Mulai dari awal perkembangan untuk lebih mendalami ilmu agama

saja tujuannya agar dipahami dan dimengerti oleh peserta didik. Dengan

berjalannya waktu, pesantren mengintegrasikan pelajaran umum. Banyak sekali

pesantren yang menyelenggarakan pendidikan sekolah dan disandingkan dengan

pendidikan madrasah. Hal ini adanya pesantren yang membuka madrasah dan juga

membuka sekolah umum bahkan membuka perguruan tinggi agama atau umum.

Berbagai sistem kurikulum yang beragam dipesantren ini adalah tujuan

pendidikan pesantren untuk meningkatkan moral, melatih dan membangkitkan

semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajar sikap dan

tingkah laku yang bermoral, dan menyiapkan para murid untuk hidup sederhana.

(Ainul, 2021:4-5)

Kurikulum sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,

sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat

meramalkan hasil pendidikan atau pengajaran yang diharapkan karena ia

menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh

peserta didik. Seperti yang dikutip oleh Masluhuddin (Masluhuddin, 2020: 1) dari

bukunya Mulyasa (Mulyasa, 2007: 29), bahwa kurikulum sebagai rancangan

1
2

pendidikan memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam seluruh kegiatan

pembelajaran, yang menentukan proses dan hasil belajar.

Selain kurikulum nasional yang digunakan dan dicapai secara menyeluruh

oleh sekolah yang ada di Indonesia, ada juga kurikulum muatan lokal yang di

gunakan dan di laksanakan oleh sekolah. Kurikulum muatan lokal adalah

kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Bahan

kajian dan bahan pelajaran kurikulum ini ditetapkan di daerah dan disesuaikan

dengan keadaan alam, sosial, ekonomi, budaya, serta kebutuhan pembangunan

daerah. Bahan kajian tersebut perlu dipelajari siswa yang berada di daerah

bersangkutan (Suryosubroto, 2012: 87). Pelaksanaan kurikulum ini disesuaikan

dengan latar belakang lingkungan soal dan budaya serta kebutuhan daerah yang

wajib dipelajari oleh para perseta didik didaerah tersebut. Sesuai dengan struktur

kurikulum yang berupa mata pelajaran utama nasional, muatan lokal dan

pengembangan diri.

Salah satu upaya pengembangan kurikulum pendidikan yaitu dengan

dimasukkannya muatan lokal, hal ini didasarkan oleh realita bahwa Indonesia

memiliki beragam adat budaya, kesenian, tata cara, dan pola kehidupan yang

diwariskan.

Secara lebih khusus, kurikulum muatan lokal bertujuan: a) mengenalkan

dan mengakrabkan peserta didik dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya;

b) membekali peserta didik dengan kemampuan dan keterampilan serta

pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan

masyarakat pada umumnya; c) memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan
3

nilai-nilai atau aturanaturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan

mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang

pembangunan nasional serta; d) menyadari lingkungan dan masalah-masalah yang

ada di masyarakat serta dapat membantu mencari pemecahannya (Nasir, 2013: 6)

Substansi mata pelajaran muatan lokal dapat ditentukan oleh satuan

pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran dan keterampilan. Wujud dari

kurikulum muatan lokal tidak hanya berbentuk keterampilan (peternakan,

pertanian, industri), tetapi juga berkaitan dengan mata pelajaran yang bisa

meningkatkan perilaku (akhlak) dan kepribadian peserta didik.

Dalam konteks pendidikan agama yang lebih luas dikenal dengan adanya

materi khusus atau yang sering dikenal dengan istilah program pendidikan lokal

yang merupakan upaya atau terobosan program pendidikan yang secara khusus

disusun untuk peserta didik agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan

masyarakat dewasa ini.

Dengan adanya kurikulum yang menawarkan keunggulan pendidikan,

maka pendidikan akan mencapai hasil yang maksimal, agar hasil tersebut benar-

benar terarahkan maka perlu adanya manajemen yang mengiringi kurikulum

tersebut. Proses manajemen yang digunakan harus benar-benar matang melalui

dari sebuah perencanaan kurikulum sampai dengan proses evaluasi kurikulum.

Sedangkan manajemen disini merupakan suatu proses pengelolaan dalam

pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara

efisien untuk mencapai efektif. Dalam pelaksanaan kurikulum dibutuhkan suatu

manajemen kurikulum yang baik agar dapat mencapai hasil sesuai rencana yang
4

telah disusun. Setiap program pendidikan memerlukan manajemen yang berbeda-

beda, termasuk pada manajemen kurikulum muatan lokal.

Kurikulum dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Kurikulum

juga menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Telah kita ketahui bahwa

pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan

masyarakat. Pendidikan bukan hanya mendidik, tetapi memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja, dan

bermasyarakat.

KMI adalah lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program

akademis bagi santri Gontor pada jenjang pendidikan menengah, dengan masa

belajar 4 atau 6 tahun, setingkat dengan Tsanawiyah dan Aliyah, berdiri sejak

19 Desember 1936. Lembaga ini dipimpin oleh seorangdirektur yaitu K.H.

Masyhudi Subari, M.A. dibantu oleh dua orang wakil dan beberapa staff.

Sebenarnya Kurikulum KMI terdiri dari Ilmu Pengetahuan Umum 100%,

Ilmu Pengetahuan Agama 100%. Hal ini menunjukkan bahwa antara ilmu agama

dan umum tidak dapat dipisahkan, semuanya ilmu Islam. Semua bersumber dari

Allah dengan segala ciptaan-Nya atau segala sesuatu yang lahir dari ciptaan-Nya.

Secara mendasar, tujuan pengajaran. Kedua macam ilmu tersebut adalah untuk

membekali siswa dengan dasar-dasar ilmu menuju kesempurnaan menjadi ‘abid

dan khalifah. Kurikulum KMI tidak terbatas pada pelajaran di kelas saja,

melainkan keseluruhan kegiatan di dalam dan di luar kelas merupakan proses

pendidikan yang tak terpisahkan.


5

Ijazah Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) telah mendapat

persamaan dari Departemen Pendidikan Indonesia melalui Keputusan Menteri

Pendidikan Nasional no. 105/O/2000. Selain itu juga mendapat pengakuan

melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No.

E.IV/PP.03.2/KEP/64/98 yang diperbaharui pada tahun 2009. Namun jauh hari

sebelum memperoleh pengakuan dari Departemen Pendidikan dan Departemen

Agama, Ijazah KMI telah diakui oleh berbagai sekolah internasional, diantaranya:

1. Menteri Pendidikan dan Pengajaran Republik Arab Mesir, tahun 1957.

2. Kementerian Pengajaran Kerajaan Arab Saudi, tahun 1967.

3. International Islamic University Islamabad dan University of the Punjab,

Lahore, Pakistan, tahun 1991.

4. Universitas Al-Azhar dan Perguruan darul Ulum Universitas Kairo Mesir.

5. Universitas Islam Madinah dan Universitas Ummul Quro Mekkah, Arab

Saudi.

6. Aligart Muslim University, India.

7. International Islamic University Kuala Lumpur, Universitas Kebangsaan

Malaysia, dan Univesiti Malaya, Malaysia.

Orientasi pendidikan dalam sistem KMI adalah ibadah talabul ilmi atau

talabul ilmi untuk ibadah dan kemasyarakatan. Berkenaan dengan orientasi

kemasyarakatan adalah karena sistem ini lahir dari tradisi pesantren yang lahir

dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Oleh karena itu sistem

ini juga diarahkan untuk pembangunan masyarakat. Para siswa dididik dan dibina

agar mereka siap terjun dan berjuang di masyarakat. (Syarifah, 2016:66-70)


6

Kurikulum sangat penting untuk menentukan kualitas pendidikan di suatu

negara, karena di dalam kurikulum memuat lima komponen utama, yaitu tujuan

kurikulum, materi kurikulum, strategi pembelajaran, organisasi kurikulum dan

evaluasi. Jadi, melalui kurikulum, setiap negara akan merumuskan tujuan

pendidikan yang ingin dicapai, merangkai bahan ajar yang akan digunakan dalam

kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan, membuat metode

jitu dan melengkapi peralatan yang digunakan dalam proses belajar-mengajar,

serta memeriksa keefektifan dan kemampuan kurikulum tersebut untuk diterapkan

dalam pendidikan.

Dengan pendidikan, kita mengharapkan muncul manusia-manusia yang

tidak asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti

dan mampu membangun masyarakatnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-

cita dari pendidikan perlu adanya sebuah manajemen kurikulum yang baik dan

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

perkembangan kehidupan di masyarakat.

Dalam jurnalnya (Tri dan Ririn, 2020: 66) menuturkan bahwa menurut

Zahroh, (2015: 237) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan

membangkitkan motivasi belajar peserta didik, mendaya gunakan sumber belajar

secara efektif dan efisien, mengembangkan kreativitas para peserta didik secara

aktif dan terarah, dan mengembangkan kecerdasan emosi peserta didik.

Selanjutnya Sanjaya, (2013: 21-31) menyebutkan bahwa agar proses pengajaran

menjadi bertanggung jawab dan lebih berhasil, guru memiliki beberapa peran
7

dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai sumber belajar, sebagai fasilitator,

sebagai pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator.

Alasan peneliti memilih sekolah ini karena pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar berlangsung secara efektif, memiliki prestasi akademik dan non

akademik yang bagus serta dekat dengan tempat peneliti menuntut ilmu.

SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam salah satu lembaga pendidikan

formal yang dibawah naungan pondok pesantren yang memadukan tiga

kurikulum: Kurikulum KMI Gontor, Kurikulum Kemendiknas RI, dan Kurikulum

kemendikbud RI. Dalam pembelajaran modern menerapkan system ala pondok

modern gontor yang menggunakan kurikulum KMI Kulliyatul Mua’llimina

alIslamiyyah yang dilaksanakan selama dua puluh empat jam dan terutamanya

memiliki disiplin yang tinggi, kemampuan dan kebiasaan dalam berbahasa Arab

dan Inggris dengan menjadikannya bahasa sehari-hari. Muatan lokal KMI Gontor

dipilih semenjak pertama kali berjalannya proses belajar mengajar, yaitu pada

tahun 2018. Selama proses muatan lokal KMI Gontor berlangsung di SMAIT

Mathla’ul Hidayah Darussalam sampai saat ini berhasil menjaga tradisi keislaman

sebagaimana pesantren yang mendidik siswanya agar selalu diterapkan dalam

kesehariannya.

Sistem kurikulum KMI terdiri dari tiga jenis program yaitu program

intrakulikurel, ekstrakulikurel, dan ko-kurikurel. Dalam pembelajaran salaf atau

tradisional yang mengajarkan menerjemahkan kata-perkata dan juga mengaji kitab

kuning atau kutubu thurasth. Sistem kurikulum salaf atau tradisonal terdiri dari

satu program yaitu kurikurel dan kokurikurel. Pengembangan pembelajaran


8

bertujuan untuk memperluas wawasan santri dalam ilmu agama sebagai

implementasi dari tujuan pendidikannya. (Musyayyidah, 2021:1) Peneliti

memfokuskan pembelajaran kurikulum KMI dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih

dalam tentang pengelolaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor melalui

penelitian yang berjudul “Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Kulliyatul

Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Gontor Dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan di SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam Cianjur”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti pada objek penelitian

sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, peneliti

mengidentifikasikan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Masih kurangnya SDM yang berkompetisi dalam melaksanakan

manajemen kurikulum muatan lokal dalam meningkatkan kualitas

pendidikan.

2. Masih kurangnya partisipasi orangtua/wali siswa dalam mendukung

pelaksanaannya manajemen kurikulum muatan lokal dalam meningkatkan

kualitas pendidikan.

3. Masih kurang maksimalnya penggunaan kurikulum berbahasa Arab dan

Inggris dalam lingkungan pondok pesantren dan sekolah yang

menyebabkan kurang maksimalnya penerapan kurikulum KMI Gontor

secara umum.
9

C. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan difokuskan pada, Manajemen

Kurikulum Muatan Lokal Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMAIT

Mathla’ul Hidayah Darussalam Cianjur. Adapun yang menjadi subfokus

penelitian antara lain:

1. Perencanaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor di SMAIT Mathla’ul

Hidayah Darussalam dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Pelaksanaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor di SMAIT Mathla’ul

Hidayah Darussalam dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

3. Evaluasi kurikulum muatan lokal dalam meningkatkan kualitas pendidikan

di SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam dalam meningkatkan kualitas

pendidikan.

4. Faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan kurikulum

muatan lokal KMI Gontor.

5. Solusi dari faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan kurikulum

muatan lokal KMI Gontor.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mendapatkan beberapa

masalah mendasar diantaranya:

1. Bagaimana perencanaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor di SMAIT

Mathla’ul Hidayah Darussalam dalam meningkatkan kualitas pendidikan?


10

2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor di SMAIT

Mathla’ul Hidayah Darussalam dalam meningkatkan kualitas pendidikan?

3. Bagaimana evaluasi kurikulum muatan lokal dalam meningkatkan kualitas

pendidikan di SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam?

4. Apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan

kurikulum muatan lokal KMI Gontor?

5. Apa saja Solusi dari faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan

kurikulum muatan lokal KMI Gontor?

Dengan fokus lima pertanyaan tersebut diharapkan diperoleh gambaran

objektif termasuk faktor-faktor yang menjadi penghambat manajemen kurikulum

muatan lokal dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SMAIT Mathla’ul

Hidayah Darussalam Cianjur.

E. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini bertujuan sebagai pembanding dan bahan referensi terhadap

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis agar bisa mendapatkan hasil yang

maksimal dan memiliki daya guna. Dalam tinjauan teoritis ini atau hasil yang

penelitian yang relevan yang sesuai atau sesuai dengan penulis buat, penulis akan

mendeskripsikan beberapa karya hasil penelitian yang ada relevansinya dengan

judul skripsi dengan tema “Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Dalam

Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam

Cianjur”. Berikut beberapa karya hasil penelitian yang relevan tersebut:


11

1. Skripsi yang ditulis oleh Masluhuddin, dari Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020 tentang “Manajemen Kurikulum

Muatan Lokal di MTs Al-Nahdlah Depok.”

Menunjukkan bahwa, manajemen kurikulum muatan lokal di MTs

Al-Nahdlah yaitu dengan menyusun perangkat pembelajaran (Silabus,

Prota, Promes, RPP) dan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran,

yang terlibat dalam kegiatan perencanaan adalah kelompok kerja guru,

kepala madrasah, waka kurikulum, kegiatan dilakukan setiap awal

semester (Masluhuddin, 2020: 63).

2. Skripsi yang ditulis oleh Yuliani Syafa’atunnisa dari IAIN Purwokerto

tahun 2018 tentang “Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Muatan Lokal

Berbasis Pesantren (Studi di MTs Al-Hikmah 2 Benda Kecamatan

Sirampog Kabupaten Brebes).”

Menunjukkan bahwa, (1) Perencanaan Kurikulum MTs Al-Hikmah

2 Benda sudah berjalan dengan struktur perencanaan yang telah dibuat,

seperti persiapan mengajar dan program-program sekolah lainnya, akan

tetapi masih perlu dilakukan penyelarasan rencana yang telah dibuat

supaya dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rapat perencanaan pada

awal tahun pelajaran. (2) Pengorganisasian kurikulum sudah dilakukan

oleh kepala madrasah, dengan mengorganisasikan semua komponen

sumberdaya yang ada untuk melaksanakan semua rencana yang telah

disusun pada rapat perencanaan. (3) Pelaksanaan kurikulum sudah

dijalankan oleh kepala madrasah dan guru hal ini dapat terlihat dari

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar setiap harinya. (4) Evaluasi


12

kurikulum di MTs Al-Hikmah 2 Benda dilakukan dengann mengevaluasi

konteks, input, proses dan outputnya. (5) Menindaklanjuti kurikulum,

proses tindak lanjut di MTs AL-Hikmah 2 Benda berdasarkan pada hasil

evaluasi yang telah dilakukan, guru dapat merancang kegiatan tindak

lanjut yang perlu dilakukan baik berupa perbaikan (remidial) bagi siswa-

siswa tertentu, maupun berupa penyempurnaan program pembelajaran. (6)

Kendala yang timbul dalam proses manajemen kurikulum muatan lokal

berbasis pesantren di MTs Al-Hikmah 2 Benda disebabkan oleh sumber

daya manusia (SDM) yang ada di madrasah (Syafa”atunnisa, 2018: 104-

105).

3. Tesis yang ditulis oleh Nila Famiola dari IAIN Lhokseumawe tahun 2018

tentang “Manajemen Kurikulum Muatan Lokal dan Peningkatan Kualitas

Keagamaan Pada MTsN Bener Meriah.”

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Perencanaan

manajemen kurikulum muatan lokal dan peningkatan kualitas keagamaan

pada MTsN 2 Bener Meriah dilakukan setiap awal tahun melibatkan

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pegawai dan staf, beserta dewan

guru, yang direncanakan dasar dan tujuan palajaran, penentuan bahan ajar

pembelajaran, membuat RPP, silabus dan penentuan alokasi waktu. 2)

Pelaksanaanmanajemen kurikulum muatan lokal dan peningkatan kualitas

keagamaan pada MTsN 2 Bener Meriah dilaksanakan kepala madrasah

dan wakil kurikulum dan guru muatan lokal dengan menggunakan metode

ḥalaqah, waḥdah, kitābah, sima’i, dan gabungan.3) Pengawasan

manajemen kurikulum muatan lokal dan peningkatan kualitas keagamaan


13

pada MTsN 2 Bener Meriah dilakukan kepala madarasah dan dewan guru.

(Famiola, 2019)

4. Tesis yang ditulis oleh Siti Toyibah dari IAIN Purwokerto tahun 2018

tentang “Manajemen Pengembangan Kurikulum Model Kulliyyatul

Mu’allimin Al-Islamiyah Gontor Di Pondok Pesantren Darul Qurro

Kawunganten Cilacap.”

Menyimpulkan bahwa, tahap perencanaan (Planning), Pimpinan

Pondok Pesantren mengadakan rapat bersama Direktur KMI Darul Qurro

dan dewan guru untuk membahas pengembangan kurikulum. Tahap

pengorganisasian (Organizing), Pimpinan Pondok Pesantren bertugas

mengawasi kegiatan-kegiatan yang menjadi tujuan lembaga dan membagi

tugas kerja kepada para pendidik melalui bagian kurikulum dan

pengajaran. Selanjutnya dilaksanakan pengorganisasian kelas dan

penerapan metode pembelajaran yang dapat merangsang keterlibatan dan

aktivitas peserta didik. Tahap pelaksanaan (Actuating), dilakukan melalui

kegiatan pra instruksional, instruksional (inti/isi) dan tindak lanjut/evaluasi

dengan berdasarkan pada kurikulum yang telah direncanakan, meliputi

perangkat pembelajaran dan evaluasi yang dilaksanakan oleh tingkat

madrasah dan tingkat kelas. Terakhir, tahap evaluasi (Controlling),

kegiatan evaluasi dan pengawasan di KMI Darul Qurro dilakukan oleh

Pimpinan Pondok Pesantren dan Direktur KMI Darul Qurro, melalui

pengawasan langsung, inspeksi mendadak (sidak), dan pengarahan secara

berkala, berkelanjutan, dan menyeluruh. Adapun kegiatan evaluasi hasil


14

belajar peserta didik dilakukan oleh dewan guru melalui dua macam ujian

yaitu ujian lisan dan ujian tulis. (Toyibah, 2018:196)

Dari beberapa penelitian relevan yang membahas tentang

manajemen kurikulum muatan lokal, terdapat perbedaan dengan skripsi

peneliti. Skripsi pertama membahas tentang “Manajemen Kurikulum

Muatan Lokal di MTs Al-Nahdlah Depok Tahun 2020,” skripsi kedua

membahas tentang “Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Muatan Lokal

Berbasis Pesantren (Studi di MTs Al-Hikmah 2 Benda Kecamatan

Sirampog Kabupaten Brebes) Tahun 2018,” ketiga berupa tesis membahas

tentang “Manajemen Kurikulum Muatan Lokal dan Peningkatan Kualitas

Keagamaan Pada MTsN Bener Meriah Tahun 2018.”, dan yang keempat

berupa tesis pula dengan judul “Manajemen Pengembangan Kurikulum

Model Kulliyyatul Mu’allimin Al-Islamiyah Gontor Di Pondok Pesantren

Darul Qurro Kawunganten Cilacap.” Sedangkan penelitian yang akan

peneliti lakukan lebih cenderung dengan manajemen kurikulum muatan

lokal KMI Gontor dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Jadi dari

beberapa penelitian yang akan diakukan tersebut jelas berbeda dengan

penelitian yang akan diteliti oleh peneliti baik dari titik tekan maupun

objek penelitian.
15

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui Perencanaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor di

SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam dalam meningkatkan kualitas

pendidikan.

2. Untuk mengetahui Pelaksanaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor di

SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam dalam meningkatkan kualitas

pendidikan.

3. Untuk mengetahui Evaluasi kurikulum muatan lokal dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam dalam

meningkatkan kualitas pendidikan.

4. Untuk mengetahui Faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

pelaksanaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor dalam meningkatkan

kualitas pendidikan.

5. Untuk mengetahui solusi-solusi dari faktor-faktor penghambat dalam

pelaksanaan kurikulum muatan lokal KMI Gontor dalam meningkatkan

kualitas pendidikan.

G. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan hasilnya dapat berguna, baik

secara teoritis maupun maupun praktis.

1. Kegunaan secara teoritis

a. Bagi sekolah yang menjadi focus penelitian, hasil studi ini

diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis


16

Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan di SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam Cianjur.

b. Bekal pengetahuan dan tambahan wawasan serta pengalaman bagi

penulis sebagai calon Manajer Pendidikan.

c. Sebagai bahan masukan bagi SMAIT Mathla’ul Hidayah Darussalam

Cianjur dalam bidang Manajemen Kurikulum Muatan Lokal.

d. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti yang lain yang ingin

mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Kegunaan secara praktis

a. Bagi Manajer Pendidikan sebagai landasan untuk menentukan

langkah penyempurnaan sekolah dalam rangka membantu kepala

sekolah mengelola pendidikan.

b. Sebagai bahan masukan dalam memberikan motivasi kepada sekolah

dalam meningkatkan kualitas pendidikan

c. Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan

kualitas kurikulm muatan local dan kualitas pendidikan.

d. Bagi peserta didik, sebagai pedoman dalam meningkatkan prestasi

belajar dan cara belajar yang baik.

e. Bagi penulis, merupakan sarana pengembangan wawasan serta

pengalaman dalam menganalisis masalah khususnya bidang

manajemen kurikulum muatan lokal.

f. Bagi lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayah sebagai

kontribusi untuk menambah khazanah bacaan ilmiah pada

perpustakaan sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayah.


17

H. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan bertempat di Sekolah Menengah Atas

Islam Terpadu Mathla’ul Hidayah Darussalam Cianjur yang beralamat di Jalan

Kramat Raya Kampung Gudang RT 01/02 Desa Cihaur Kecamatan Cibeber

Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat 43262. Adapun waktu pelaksanaan

penelitian dan observasi dinulai dari bulan Oktober 2021 sampai Mei 2022.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian/Bulan


No Okto Nov Des Jan Feb Mar April Mei Keterangan
2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022
Observasi dan
1 pembuatan
proposal
Pelaksanaanpe
ngumpulan,
2 pengolahan,
triangulasi, dan
analisa data.
Penyusunan
3 laporan dan
sidang hasil
penelitian.
4 Perbaikan dan
pelaporan

I. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan penelitian

kualitatif non statistik. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur

statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi. (Alamanshur, et al. 2017)


18

Penelitian dengan metode kualitatif juga berarti melalui prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang diamati. (Leixy, 2018: 4)

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan tama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data dipuergunakan untuk memperoleh data teoritik maupun

empirik. (Syukrianto, 2019: 273)

Metode pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain

penelitian (Gora, 2019: 254). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data

empirik dengan teknik berikut:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengonstruksi mengenai orang, kejadiab, kegiatan, organisasi, motivasi,

perasaan, dan sebagainy yang diakukan dua pihak yaitu wawancara yang

mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (Sugiyono,

2013). Wawancara merupakan teknik utama dalam metodologi kualitatif.

Wawancara digunakan untuk mengungkap makna secara mendasar dalam

interaksi yang spesifik. Teknik wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak terstruktur (unstandarized interview) yang dilakukan

tanpa menyusun suatu daftar pertanyaan yang ketat (Sugiono, 2013).

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung

melalui dialog apa adanya dengan pimpinan pesantren, kepala sekolah,


19

wakil kepala sekolah, beberapa guru berkaitan dengan implementasi

manajemen kurikulum muatan lokal KMI Gontor, para siswa yang terlibat,

dan pihak komite sekolah yang meliputi tahap persiapan/perencanaan,

tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi di SMAIT Mathla’ul Hidayah

Darussalam Cianjur.

2. Observasi Non Partisipan

Observasi non partisipan ini dilakukan untuk mengamati hal-hal

yang diperlukan dalam pengumpulan data. Hal-hal yang diamati dalam

observasi penelitian meliputi : Lokasi dan Kondisi Lingkungan Sekolah,

Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Siswa, dan Proses

Pembelajaran. Adapun penulis menggunakan metode ini untuk

memperoleh data mengenai kurikulum muatan lokal KMI Gontor dalam

meningkatkan kualitas pendidikan di SMAIT Mathla’ul Hidayah

Darussalam.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data-data yang mendukung untuk memahami dan

menganalisis pelaksanaan manajemen kurikulum muatan lokal dalam

meningkatkan kualitas pendidikan di SMAIT Mathla’ul Hidayah

Darussalam. Peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang sudah ada,

sehingga dapat memperoleh catatan-catatan yang berhubungan dengan

penelitian seperti : gambaran umum sekolah, struktur organisasi sekolah

dan personalia, keadaan guru dan peserta didik, catatan-catatan, foto-foto

dan sebagainya. Metode dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan


20

data-data yang belum didapatkan melalui metode observasi dan

wawancara.

K. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini, maka

disusun suatu sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Fokus dan Sub Fokus Masalah

Penelitian, Perumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan

Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II Tinjauan Teoritis

Pada bab ini peneliti akan teori-teori yaitu pelaksanaan manajemen

kurikulum muatan lokal KMI Gontor dalam meningkatkan kualitas pendidikan di

sekolah menengah atas islam terpadu (SMAIT) Mathla’ul Hidayah Darussalam

Cianjur.

BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini membahas tentang Tempat dan Waktu Penelitian, Latar

Penelitian, Metode dan Prosedur Penelitian, Data dan Sumber Data Penelitian

(Key Informan), Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data, Prosedur Analisis Data,

dan Pemeriksaaan Keabsahan Data, meliputi; kredibilitas, transferabilitas,

dependabilitas, dan konfirmabilitas.

BAB IV Temuan dan Pembahasan Penelitian

Bab ini membahas tentang temuan-temuan dan pengetahuan terkait

penelitian yang akan diteliti.


21

BAB V Penutup

Bab ini hanya berisi kesimpulan-kesimpulan yang menjawab dari rumusan

masalah dan saran-saran.

L. Outline Penelitian

JUDUL/SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN TIM PEMBIMBING DAN PENGUJI

PERNYATAAN

SURAT PERNYATAAN PERBAIKAN SKRIPSI

RIWAYAT HIDUP PENULIS

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

ABSTRACT

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Fokus dan Sub Fokus Masalah Penelitian

C. Perumusan Masalah Penelitian

D. Tujuan Penelitian

E. Kegunaan Penelitian

F. Sistematika Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian


22

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Latar Penelitian

C. Metode dan Prosedur Penelitian

D. Data dan Sumber Data Penelitian

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

F. Prosedur Analisis Data

G. Pemeriksaaan Keabsahan Data, meliputi; kredibilitas, transferabilitas,

dependabilitas, dan konfirmabilitas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tentang Latar Penelitian

B. Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan Subfokus Penelitian

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran/Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku

Gora, Raditya. 2019. Riset Kualitatif Public Relations. Edisi Pertama. Cetakan
Pertama. CV. Jakad Media Publishing. Surabaya.
Meleong, Leixy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Cetakan
Ke-38. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sanjaya, W. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Edisi Pertama. Cetakan Ke-9. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
Sugiyono. 2014. Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan Ke-10.
Alfabeta. Bandung.
Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (School Public
Relation). Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Rineka Cipta. Jakarta.
Zahroh, A. 2015. Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi
Profesionalisme Guru. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yrama Widya.
Bandung.

Sumber dari Jurnal/Prosiding

Aspiyana, Tri, Ririn Rianti. (2020). Strategi Pendidikan Dalam Meningkatkan

Kualitas Pendidikan Di Era New Normal. Satya Sastraharing. 4(2): 66.

Musyayyidah, Ainul. (2021). Deskriptif Pembelajaran Kmi Kuliyyatul Muallimin

Al-Islamiyah Di Pondok Pesantren Al-Barokah An-Nur Khumairoh

Klanceng Timur Ajung Jember. Universitas Muhammadiyah Jember.

Repository UM Jember. 1(1): 1-4.

Nasir, M. (2013). Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Konteks

Pendidikan Islam Di Madrasah. Jurnal Hunafa. 10(1).

Syarifah. (2016). Manajemen Kurikulum Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah di

Pondok Modern Darussalam Gontor. Jurnal At-Ta’dib.11(1).

23
24

Syukrianto. (2019). Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Membentuk

Karakter Lulusan Siswa SMA 2 Darul Ulum Resejo Jombang. Jurnal

Mitra Manajemen. 3(3): 273.

Sumber dari Skripsi/Desertasi

Famiola, Nila. 2018. Manajemen Kurikulum Muatan Lokal dan Peningkatan

Kualitas Keagamaan Pada MTsN Bener Meriah. Tesis. Program Pasca

Sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Aceh.

Masluhuddin. 2020. Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Di Mts Al-Nahdlah

Depok. Skripsi. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Jakarta.

Syafa’atunnisa, Yuliani. 2018. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Muatan Lokal

Berbasis Pesantren (Studi di MTs Al-Hikmah 2 Benda Kecamatan

Sirampog Kabupaten Brebes). Skripsi. Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Purwokerto. Purwokerto.

Toyibah, Siti. 2018. Manajemen Pengembangan Kurikulum Model Kulliyatul

Mu’allimin Al-Islamiyah Gontor Di Pondok Pesantren Darul Qurro

Kawanganten Cilacap. Tesis. Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Purwokerto. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai