Anda di halaman 1dari 17

A.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 jenjang SMK/ SMA
sebagaimana termaktub dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah
Menengah Atas, termasuk pada mata pelajaran kelompok A, merupakan mata
pelajaran kelompok wajib diikuti seluruh peserta didik pada jenjang
SMK/SMA, juga telah dirumuskan pula standar kompetensi lulusan (SKL)
jenjang SMK/SMA dalam Permendikbud No 54 tahun 2013 merupakan
kriteria kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.1
Secara garis besar pada aspek sikap, lulusan memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi di berbagai lingkungan; pada aspek
pengetahuan lulusan memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
meta kognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya; dan
aspek keterampilan lulusan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif pada ranah abstrak maupun konkret.2
Pendidikan bukan hanya sekadar pengajaran atau proses transfer ilmu saja,
hal yang terpenting dalam pendidikan yaitu transformasi nilai dan pembentukan
kepribadian dengan segala aspek yang dimiliki manusia itu sendiri. Hal ini
tentunya selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis. Dan pada prinsipnya, Tujuan Pendidikan Nasional sejalan dengan
Tujuan Pendidikan Islam yang dianut oleh mayoritas rakyat Indonesia.
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai aspek, diantaranya
adalah kurikulum. Sedangkan aspek yang mempengaruhi keberhasilan kurikulum
1
Salinan Lampiran Peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan Permen No 54 Tahun
2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, hlm. 1.
2
Ibid., hlm. 3.

1
adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga
pendidikan.3 Urgensitas manajemen kurikulum bagi pembelajaran yang berhasil
dan berkualitas sebagaimana disebutkan Rusman yang menyebutkan bahwa
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum merupakan
suatu keniscayaan yang harus dilakukan dan dipersiapkan dengan matang agar
menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Guru, kepala sekolah, dan pengawas
satuan pendidikan merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan yang terlibat
langsung dalam mengembangkan, memantau, dan melaksanakan kurikulum
sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang
diharapkan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam
makalah ini adalah:

1. Bagaimana konsep manajemen kurikulum?


2. Bagaimana manajemen kurikulum Pendidikan Islam pada SMK Negeri 1
Seunuddon?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1) Mengetahui konsep pendidikan Islam.
2) Mengetahui manajemen kurikulum pendidikan Islam pada SMK
Negeri 1 Seunuddon.

B. PEMBAHASAN
1. Profil SMK Negeri 1 Seunuddon
a. Gambaran SMK Negeri 1 Seunuddon
SMK Negeri 1 Seunuddon beralamat di Jalan Kuta Piadah, Alue Baroh,
Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh dengan luas lokasi
Luas Tanah : 37,000 M². Sekolah ini berdiri atas perjuangan dan kegigihan tokoh-
tokoh pendidikan di Kecamatan Seunuddon dan Pemerintah. Sekolah ini dipimpin
oleh Misrin, M.Pd. Saat ini, sekolah ini mempunyai 118 siswa yang terdiri dari 82
3
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009), hlm. 1.

2
laki-laki dan 36 perempuan. Sementara tenaga pendidik di sekolah ini berjumlah
37 orang.
Kejuruan yang ada di SMKN 1 Seunuddon ada Lima kejuruan diantaranya
kejuruan Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura (ATPH), Nautika Kapal
Penangkap Ikan (NKPI), Tehnik Kapal Penangkap Ikan (TKPI), Budidaya
Perikanan Air Tawar (BDP), dan Teknik Kendaraan Ringan (TKR).
SMK Negeri 1 Seunuddon telah dilengkapi dengan fasilitas lab yang
dibutuhkan oleh siswa seperti lab–lab kejuruan dan lab komputer, selain itu, di
bidang olah raga juga dilengkapi beberapa sarananya, seperti lapangan futsal dan
Lapangan Volly. 4
b. Visi Misi
a) Visi
Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan lokal berstandar nasional
dan internasional yang berwawasan global.
b) Misi
Memberikan pelayanan diklat dan kursus berstandar nasional dan
internasional yang menghasilkan tenaga kerja profesional, mandiri,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Sarana
Sarana yang dimiliki SMK Negeri 1 Seunuddon adalah
a. Ruang kantor berjumlah 1 buah dengan keadaan baik.
b. Ruang kelas berjumlah 10 buah dengan keadaan baik.
c. Laboratorium berjumlah 1 buah dengan keadaan baik
d. Perpustakaan berjumlah 1 buah dengan keadaan baik.
e. Lapangan Volly Ball 1 buah dengan keadaan baik
f. Lapangan futsal 1 buah dengan keadaan baik.
3. Konsep Manajemen Kurikulum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

4
Profil SMK Negeri 1 Seunuddon, dikutip tanggal 6 Agustus 2019.

3
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.5
Rusman mengutip Saylor, Alexander, dan Lewis menyatakan bahwa
kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar
dapat belajar baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. 6 Munir
mengutip pendapat M Ali, mengkategorikan pengertian kurikulum ke dalam tiga
pengertian. Yakni, 1) kurikulum sebagai rencana belajar peserta didik; 2)
kurikulum sebagai rencana pembelajaran; 3) kurikulum sebagai pengalaman
belajar yang diperoleh peserta didik. 7
Kurikulum sebagai rencana belajar adalah sebuah rencana
pembelajaran di suatu sekolah. Kurikulum mencakup sejumlah mata pelajaran
yang ditawarkan suatu lembaga pendidikan yang harus ditempuh atau
dipelajari untuk memperoleh ijazah tertentu. Ini bermakna kurikulum hanya
mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik, sedangkan kegiatan belajar
tidak termasuk ke dalam kurikulum. Dalam kurikulum tradisional, kegiatan
belajar dibagi menjadi tiga, yaitu: kegiatan yang masuk dalam kurikulum
yakni mata pelajaran; kegiatan penyerta kurikulum (cocurricular activities)
seperti membaca di perpustakaan, praktikum di laboratorium, study tour; dan
kegiatan di luar kurikulum (extracurricular activities) seperti pramuka,
olahraga, kesenian, palang merah remaja (PMR), atau paskibra. Sedangkan
kurikulum sebagai pengalaman belajar dianggap bukan hanya rencana
pembelajaran saja, melainkan juga sebagai suatu pengalaman belajar yang nyata
dan aktual terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Kegiatan belajar yang

5
Putu MP Sudira, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2006), hlm. 65.
6
Rusman, Manajemen..., hlm. 1.
7
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 28.

4
dilakukan peserta didik dapat memberi pengalaman belajar dalam rangka
mencapai penguasaan standar kompetensi dan mata pelajaran.8
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya,
manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.9
a. Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah
laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan telah
terjadi pada diri siswa. Minimal ada lima hal yang mempengaruhi perencanaan
dan pembuatan keputusan, yaitu filosofis, konten/ materi, manajemen
pembelajaran, pelatihan guru, dan sistem pembelajaran. Rusman menambahkan
definisi perencanaan kurikulum. Yakni suatu proses sosial yang kompleks
yang menuntut berbagai jenis dan tingakt pembuatan keputusan.
Munir menyatakan perencanaan kurikulum adalah penyiapan dokumen
kurikulum berupa kurikulum dokumen inti, pedoman, dan suplemen yang
merupakan paket dokumen kurikulum. Dokumen yang dikembangkan didasari
atas beberapa analisis yaitu meliputi: 1) analisis kebutuhan masyarakat, 2) analisis
kebutuhan pengembanan ilmu, pengetahuan, dan nilai-nilai; dan 3) analisis
kebutuhan peserta didik. 10
Perencanaan kurikulum ini berfungsi sebagai pedoman atau alat
manajemen yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang
diperlukan, media pembelajaran yang digunakan, tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan, sumber biaya, tenaga, dan sarana yang diperlukan, sistem
monitoring dan evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai
8
Ibid., hlm. 29.
9
Rusman, Manajemen..., hlm. 3.
10
Munir, Kurikulum ..., hlm. 30.

5
tujuan manajemen lembaga pendidikan. Di samping itu, perencanaan
kurikulum juga berfungsi sebagai pendorong untuk melaksanakan sistem
pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal. 11 Pendapat Rusman sesuai
dengan apa yang dinyatakan Munir, dalam membuat perencanaan, melakukan
pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum, prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi harus diperhatikan.
Demikian pula dengan penggunaan sarana berbasis teknologi yang
diperlukan agar pelaksanaan berlangsung dengan efisien dan efektif. Perencanaan
kurikulum melalui tahapan komponen perumusan tujuan kurikulum,
perumusan isi kurikulum, dan pemilihan model perencanaan/desain
kurikulum.12 Sementara berdasarkan Munir langkah-langkah yang ditempuh
dalam merencanakan kurikulum, meliputi perumusan: tujuan, materi, kegiatan
pembelajaran, dan penentuan alat evaluasi yang diperlukan.13
b. Pengorganisasian kurikulum
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang
tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran
serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Organisasi kurikulum sangat terkait
dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan
yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya,
nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan
teknologi. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi
kurikulum yaitu ruang lingkup (scope) dan urutan bahan pelajaran (sequence),
kontinuitas kurikulum, keseimbangan bahan pelajaran dan keterpaduan
(integrated), dan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam kurikulum.14
Zainal Arifin (2012: 94) mendefinisikan organisasi kurikulum sebagai
susunan pengalaman dan pengetahuan baku yang harus disampaikan dan
dilakukan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.

11
Rusman, Manajemen..., hlm. 21.
12
Rusman, Manajemen..., hlm. 22.
13
Munir, Kurikulum..., hlm. 30.
14
Rusman, Manajemen..., hlm. 60.

6
Pengalaman tersebut ada yang langsung dan ada yang tidak langsung.
Pengalaman langsung diperoleh sebagai hasil interaksi secara langsung dengan
dunia sekitarnya. Pengalaman tidak langsung diperoleh melalui perantara, seperti
dari buku sumber dan dari menonton televisi. Pengalaman baku memungkinkan
untuk berkembang sehingga memerlukan peninjauan, peningkatan, dan
pemutakhiran sesuai dengan perkembangan zaman.15
Prinsip fleksibilitas dalam pengorganisasian kurikulum hendaknya
dipergunakan untuk melayani perbedaan kemampuan, minat, bakat, dan
kebutuhan peserta didik dan pengguna. Suatu kurikulum yang fleksibel
adalah kurikulum yang memberikan alternatif yang luas sehingga siswa bisa
memilih program, mata pelajaran, model pembelajaran, dan latihan sesuai
dengan kemampuan, minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Fleksibilitas
kurikulum dilakukan melalui penyediaan program-program pilihan, seperti di
perguruan tinggi ada pilihan program studi, program minor, konsentrasi, serta
bentuk-bentuk program pilihan lainnya. Di SMK ada pilihan jurusan, pilihan
bidang keahlian dan pilihan kegiatan ekstrakurikuler.16
c. Pelaksanaan Kurikulum
Pembelajaran di dalam kelas merupakan tempat untuk melaksanakan
dan menguji kurikulum. Dalam kegiatan pembelajaran semua konsep, prinsip,
nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk
perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum nyata (actual curriculum-
curriculum in action). Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum
tersebut seluruhnya terletak pada kemampuan guru sebagai implementator
kurikulum. Gurulah kunci pemegang pelaksana dan keberhasilan kurikulum.
Dengan demikian yang bertindak sebagai perencana, pelaksana, penilai, dan
pengembang kurikulum yang sebenarnya adalah guru.17
Senada dengan yang disampaikan Munir, bahwa dalam proses
transformasi pembelajaran, pengajar merupakan pelaksana (implementor).

15
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 20.
16
Rusman, Manajemen..., hlm. 22.
17
Ibid., hlm. 74.

7
Peran pengajar dalam hal ini meliputi pembagian tugas antara pengajar
dengan tenaga kependidikan, membuat silabus pembelajaran dan rencana
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan penilaian, dan
memberikan umpan balik.18
Munir menyatakan, pelaksanaan kurikulum sering juga disebut dengan
implementasi kurikulum, merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan
pengajar dalam proses pembelajaran. Pada umumnya proses pembelajaran
bias dipandang sebagai transformasi input menjadi output. Tugas pengajar
adalah mengimplementasikan seluruh perencanaan kurikulum sehingga input
bertransformasi menjadi output yang diinginkan (adanya perubahan perilaku
peserta didik sesuai dengan tujuan yang diinginkan).19
Rusman mengutip pendapat Hasan menyatakan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi implementasi kurikulum. Faktor tersebut adalah karakteristik
kurikulum, strategi implementasi, karakteristik penilaian, pengetahuan guru
tentang kurikulum, sikap terhadap kurikulum, dan keterampilan mengarahkan.
Berdasarkan Mars dalam Rusman, ada lima elemen yang mempengaruhi
implementasi kurikulum, yaitu: dukungan dari kepala sekolah, dukungan dari
rekan sejawat guru, dukungan dari siswa, dukungan dari orangtua, dan
dukungan dari dalam diri guru sebagai unsur yang utama.20
d. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada
setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003). Zainal
Arifin mendefinisikan evaluasi kurikulum sebagai suatu tindakan
pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu kurikulum, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu. Evaluasi kurikulum juga merupakan bentuk
akuntabilitas pengembangan kurikulum dalam rangka menentukan keefektifan
kurikulum. Sedangkan penilaian hasil belajar adalah suatu kegiatan
18
Munir, Kurikulum..., hlm. 38.
19
Ibid., hlm. 36.
20
Rusman, Manajemen..., hlm. 74.

8
pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk
membuat suatu keputusan.21
Munir mengemukakan penilaian kurikulum sebagai suatu proses, yang
meliputi: a) penilaian kurikulum yang dilakukan terhadap unsur tertentu
pelaksanaan perangkat kurikulum, b) penilaian kurikulum yang dilakukan
terhadap keseluruhan pelaksanaan perangkat kurikulum. Penilaian kurikulum
berfungsi untuk: 1) mendiagnosa (to diagnose) kegagalan atau kelemahan
pelaksanaan kurikulum, 2) merevisi (to revise) untuk mengantisipasi
kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan kurikulum, 3)
membandingkan (to compare) dengan kurikulum sebelumnya atau dengan
kurikulum luar dalam upaya mencapai bentuk kesempurnaan, 4) mengantisipasi
kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan bidang pendidikan (anticipate
educational needs), dan 5) menentukan tujuan yang sudah tercapai (to determine
if objective have been achieved).22
Sementara evaluasi kurikulum adalah langkah untuk menentukan
keberhasilan suatu kurikulum, sekaligus menemukan kelemahan yang ada pada
proses tersebut untuk diperbaiki. Evaluasi kurikulum dilakukan pada semua
komponen kurikulum, yaitu tujuan, materi, metode, dan evaluasi itu sendiri 23.
Untuk melaksanakan evaluasi kurikulum, dapat digunakan pendekatan
sebagaimana yang dijabarkan Ralp W. Tyler, yaitu: 1) menentukan tujuan
evaluasi; 2) memilih, mengubah, atau menyusun alat evaluasi dan menguji
objektivitas, realibilitas, dan validitas alat tersebut; 3) menggunakan alat
evaluasi untuk memperoleh data; 4) membandingkan data yang diperoleh
dengan hasil evaluasi sebelumnya; 5) menganalisis data dan 6) menggunakan
data untuk membuat perubahan yang dianggap perlu dalam kurikulum.24

21
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 266.
22
Munir, Kurikulum Berbasis..., hlm. 38.
23
Ibid., hlm. 106.
24
Ibid.,hlm. 107.

9
4. Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam pada SMK Negeri 1
Seunuddon
a) Perencanaan Kurikulum
Tahap pendahuluan ini berisi tahapan perencanaan kurikulum ke depan
yang nantinya akan menjadi pedoman untuk mencapai hasil apa yang diharapkan
dalam akhir pembelajaran dan tentunya akan dijadikan pedoman dalam proses
pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana
yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal
dalam pembelajaran. Perencanaan adalah proses bantuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan untuk mencapai menetapkan jalan dan
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif mungkin.25
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa
yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan,
dan siapa yang mengerjakannya. Sedangkan menurut pendapat lain,
perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam
rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Yang di dalamnya mencakup elemen-
elemen sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
2) Menentukan kebutuhan yang perlu diperoleh.
3) Spesifikasi rinci hasil yang dicapai tiap kebutuhan yang
diprioritaskan.
4) Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk
melengkapi setiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan,
termasuk di dalamnya berinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan
alat yang dipakai.26
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan pendahuluan pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan

25
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
1996), hlm. 49.
26
Haryanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hlm. 2.

10
suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengindentifikasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam merencanakan kurikulum pada
SMK, meliputi perumusan: tujuan, materi, kegiatan pembelajaran, dan penentuan
alat evaluasi yang diperlukan.
a) Tujuan.
Tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis. Tujuan pembelajaran
diarahkan pada Standar Kompetensi Lulusan (sesuai tujuan
pendidikan nasional) yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah). Untuk itu dirumuskan kompetensi inti (KI) (lihat
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21
Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah).27
b) Materi.
Mengembangkan materi kurikulum pada hakekatnya adalah
mengembangkan materi pembelajaran yang diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Kompetensi dan ruang lingkup materi PAI meliputi:
Al-Quran dan Hadis, Aqidah, Fiqih, Akhlak dan Budi Pekerti, serta
Sejarah Peradaban Islam diarahkan untuk mencapai tujuan penguasaan
kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. c) Kegiatan
pembelajaran. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran adalah menyiapkan strategi pembelajaran, metode/model
mengajar, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar yang
semuanya harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum (KI). Dan d)

27
Munir, Kurikulum Berbasis..., hlm. 54.

11
Penentuan alat evaluasi yang diperlukan. Untuk kegiatan implementasi
kurikulum di kelas sebagai materi pembelajaran, alat evaluasi
ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu penguasaan
kompetensi peserta didik melalui aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
b) Pengorganisasian Kurikulum Pendidikan Islam di SMK
Pada pengorganisasian adalah subyek yang terlibat dalam pelaksanaan
kurikulum berupa pembelajaran PAI dan budi pekerti di SMK adalah kepala
sekolah sebagai supervisor, guru masing-masing kelas X, XI dan XII
sebagai pelaksana pembelajaran dan peserta didik sebagai peserta pembelajaran
masing-masing.
Organisasi kurikulum ditujukan untuk mempermudah siswa
mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa melakukan kegiatan
belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Organisasi
kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam
kurikulum. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi
kurikulum yaitu ruang lingkup (scope) dan urutan bahan pelajaran
(sequence), kontinuitas kurikulum, keseimbangan bahan pelajaran dan
keterpaduan (integrated), dan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
kurikulum. Untuk itu guru sebagai pelaksanaan proses pembelajaran
(pelaksana kurikulum) perlu menyusun silabus dan rencana pembelajaran PAI.
Keberhasilan kurikulum dipengaruhi seluruh komponen pendidikan, selain tujuan,
isi, standar kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan evaluasi. Pengorganisasian seluruh
pihak terkait, pihak sekolah, orangtua (komite), dan masyarakat sebagai
stakeholder mempengaruhi ketercapaian tujuan pendidikan. 28
Kompetensi dan ruang lingkup materi PAI meliputi: Alquran dan Hadis,
Aqidah, Fiqih, Akhlak dan Budi Pekerti, serta Sejarah Peradaban Islam.
Pada sekolah umum materi pelajaran PAI dijadikan satu, sehingga nama
mata pelajaran agama tetap diberi nama PAI. Sementara pada sekolah

28
Rusman, Manajemen Kurikulum..., hlm. 66.

12
Madrasah materi PAI diurai sesuai ruang lingkup materi PAI, hingga ruang
lingkup PAI menjadi nama masing-masing untuk mata pelajaran.
c) Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Islam pada SMK
Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran merupakan implementasi
kurikulum berupa kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan guru bersama
siswa untuk mencapai tujuan kurikulum yakni mencapai SKL, KI, KD yang
dijabarkan indikatornya secara rinci dalam RPP.
Guru menggunakan sumber belajar terutama buku untuk guru dan
buku untuk siswa mata pelajaran PAI dan Budi pekerti kegiatan mengamati
melalui tayangan LCD dan video kegiatan tanya jawab, mengumpulkan data
dan eksplorasi, serta kegiatan mengasosiasi setiap kelompok membuat
kesimpulan dari materi yang didiskusikan kemudian mengkomunikasikan
dengan perwakilan dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
Implementasi pelaksanaan kurikulum di dalam kelas merupakan tempat
untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Kompetensi atau muatan
Pendidikan Agama Islam pada SD/MI/SDLB/PAKET A,
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK
dirinci sebagai berikut (Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah):
- Tingkat Pendidikan Menengah (Kelas X-XII)
1. Menghayati nilai-nilai rukun iman.
2. Meyakini kebenaran dan berpegang teguh kepada Alquran, Hadis,
dan Ijtihad sebagai pedoman hidup dan hukum Islam.
3. Berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Memahami dan menerapkan ketentuan syariat Islam dalam
penyelenggaraan jenazah, khutbah, tabligh, dan dakwah di masyarakat.
5. Memahami manfaat dan menunjukkan perilaku sesuai dengan
akhlakul karimah yang mencerminkan kesadaran beriman.

13
6. Menganalisis dan memahami makna Asmaul Husna, rukun iman,
surah dan ayat pilihan serta hadis yang terkait.
7. Memahami dan menelaah substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw di
Mekah dan di Madinah dan perkembangan Islam pada masa kejayaan
dan masa modern (1800-sekarang).
8. Menelaah dan mempresentasikan prinsip-prinsip, praktik ekonomi dalam
Islam.
9. Membaca dan mendemonstrasikan hafalan surah dan ayat pilihan
sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf dengan lancar.
10. Meneladani dan menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat
mencari ilmu.
11. Menyajikan dalil tentang ketentuan dan pengelolaan wakaf.
12. Mendeskripsikan bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan.
13. Menghayati dan memahami makna nilai-nilai keimanan dari rukun iman.
14. Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam kehidupan sehari- hari.
15. Menunjukkan perilaku akhlakul karimah yang mencerminkan
kesadaran beriman kepada Hari Akhir dan kepada Qadha dan Qadar Allah
Swt.
16. Menganalisis surah dan ayat pilihan dan hadis terkait.
17. Memahami dan menyajikan hikmah dan manfaat saling menasihati
dan berbuat baik (ihsan) dalam kehidupan.
18. Memahami ketentuan dan memperagakan tata cara pernikahan dalam
Islam, hak dan kedudukan wanita dalam keluarga, pembagian waris
berdasarkan hukum Islam.
19. Membaca dan mendemonstrasikan surah dan ayat pilihan sesuai
dengan kaidah tajwid, makhrajul huruf, dan dengan tartil dan lancar.
20. Menganalisis dan mendeskripsikan strategi dakwah dan perkembangan
Islam di Indonesia, dan faktor-faktor kemajuan dan kemunduran
peradaban Islam di dunia.29

29
Rusman, Manajemen Kurikulum..., hlm. 69.

14
Dalam kegiatan pembelajaran semua konsep, prinsip, nilai,
pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk
perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum nyata (actual
curriculum-curriculum in action). Pelaksanaan kurikulum sering juga disebut
dengan implementasi kurikulum, merupakan kegiatan nyata yang
dilaksanakan pengajar dalam proses pembelajaran. Implementasi kurikulum
seharusnya menempatkan pengembangan kreativitas siswa lebih dari penguasaan
materi. Pembelajaran kognitif dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa
tidak hanya pada penguasaan materi namun juga menekankan pada aktivitas
siswa untuk mencari pemahaman akan objek, menganalisis dan merekonstruksi
sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam diri siswa.
d) Evaluasi Kurikulum Pendidikan Islam pada SMK
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru sebagai pengembang
kurikulum adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem
kurikulum mulai tujuan, materi, proses, dan evaluasi. Perumusan aspek-aspek
output peserta didik yang dihasilkan dalam proses pembelajaran
diklasifikasikan berdasarkan taksonomi Bloom, yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Evaluasi kurikulum model taksonomi ditujukan untuk
mengevaluasi pembelajaran meliputi evaluasi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Evaluasi aspek kognitif dilakukan dengan mengukur tingkat
kognisi/pengetahuan peserta didik setelah kegiatan pembelajaran. Teknis tes yang
digunakan dapat berupa tes lisan (untuk menilai kemampuan menggunakan
bahasa lisan atas pendapat, kemampuan berpikir dalam melihat hubungan sebab
akibat, serta kemampuan memecahkan masalah) dan tes tulisan (untuk menilai
kemampuan secara tertulis baik berupa jawaban singkat, menjodohkan, pilihan
ganda, uraian objektif, maupun uraian bebas).
Evaluasi aspek afektif termasuk aspek sikap dan minat, konsep diri dan
nilai dapat dilakukan dengan teknik bukan tes (non tes seperti interview, angket,
dan observasi). Instrumen yang digunakan dapat berupa skala sikap atau rating
scale. Dan Evaluasi aspek psikomotorik dapat dilakukan dengan
pengamatan/observasi atau dengan tes performance/ tes unjuk kerja/perbuatan.

15
Untuk mengevaluasi praktek dapat menggunakan daftar cek atau skala penilaian.
Hasil dari evaluasi ini ditujukan tercapainya kompetensi yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang menumbuhkan sikap beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
1) Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam
pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Lingkup manajemen
kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan evaluasi kurikulum.
2) Manajemen Kurikulum PAI di Kelas dilaksanakan oleh guru mulai
dari menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
hingga evaluasi kurikulum. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
merencanakan kurikulum, meliputi perumusan: tujuan, materi,
kegiatan pembelajaran, dan penentuan alat evaluasi yang diperlukan
melalui silabus dan rencana pembelajaran PAI. Pengorganisasian
seluruh pihak terkait, pihak sekolah, orangtua (komite), dan
masyarakat sebagai stakeholder mempengaruhi ketercapaian tujuan
pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran semua konsep, prinsip,
nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam
bentuk perbuatan agar peserta didik mencapai kompetensi
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan pengalaman belajar.
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru sebagai pengembang
kurikulum adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem
kurikulum mulai tujuan, materi, proses, dan evaluasi.

16
2. Saran
Makalah tentang manajemen kurikulum pendidikan Islam di SMK ini
dirasa masih kurang, maka hendaknya diperluas lagi oleh penulis lainnya.

D. DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung:
Alfabeta, 2010.
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1996.
Putu MP Sudira, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2006.
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009.
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012.

17

Anda mungkin juga menyukai