PELANGGAN
MPI-1 / Semester V
Rofiqoh (0307181009)
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan di era globalisasi saat ini membuat semakin pesat
penawaran yang beragam. Adanya persaingan di dunia bisnis tentu tidak dapat
dihindari lagi, kian hari kian ketat persaingan bisnis dunia. Persaingan ini direspon
kebutuhan manusia akan barang dan jasa dengan tujuan utamanya yaitu
kebutuhan masyarakat.
yang pesat dewasa ini diambil alih oleh perusahaan jasa. Pengusaha melihat adanya
peluang bisnis yang besar dalam perusahaan jasa dari evaluasi kebutuhan
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pelayanan Pelanggan
antara pelanggan / tamu / klien / nasabah / pasien dan para petugas / karyawan /
pegawai.
pelayanan ini kegiatan dan kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Proses pelayanan
pelanggan adalah orang yang terbiasa membeli suatu barang atau jasa pada
perusahaan atau toko. Pelanggan bisa juga disbut sebagai konsumen, klien maupun
nasabah.1
a. Freed Luthans
masalah.
b. Hadipranata
1
Malayu Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005), Cetakan
Ke Empat, h. 152
3
Menurut pendapat Hadipranata, pelayanan ialah kegiatan
maupun pujian.
c. Suparlan
masalahnya sendiri.
adalah bentuk pemberian layanan atau servis yang diberikan kepada pelanggan atau
perusahaan, karena tanpa pelanggan, maka tidak akan terjadi transaksi jual beli
ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata,
dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut. Hadipranata berpendapat
4
bahwa, pelayanan adalah aktivitas tambahan di luar tugas pokok (job description)
merupakan suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata
yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan
atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang
Pelayanan dalam bahasa Inggris disebut Service, yang masing masing huruf
a. S= Smile for everyone : Senyum merupakan salah satu hal yang penting
bekerja.
d. V= Viewing every guest as special: melihat setiap tamu sebagai orang yang
istimewa.
prusahaan kita.
g. E= Eye contact that shows we care : kontak mata dengan tamu untuk
5
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan yaitu:
Mengerti atas pekerjaan yang akan dilakukan dan juga mengerti apa
mempengaruhi kualitas pelayanan dapat diidentifikasi dalam lima aspek kunci yaitu
sebagai berikut:2
membantu pelanggan.
2
Ratminto, Atik Winarsih, Manajemen Pelayanan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
h. 31-32
6
d. Jaminan (assurances), yaitu pengetahuan, sopan santun, dan
a. Sarana Physic
yang baik dan tersedianya sarana dan prasarana yang baik. Customer
Service Officer yang baik harus ramah, sopan, menarik, cepat tanggap,
itu, Customer Service Officer juga harus mampu memikat dan mengambil
Salah satu hal yang paling penting yang harus diperhatikan adalah
sarana dan prasarana yang dimiliki bank. Peralatan dan fasilitas yang
dimiliki seperti ruang tunggu dan ruang untuk menerima tamu harus
b. Tanggung Jawab
harus mampu bertanggung jawab melayani setiap nasabah dari awal hingga
selesai. Nasabah akan merasa puas jika mereka merasakan adanya tanggung
jawab dari Customer Service Officer tersebut. Apabila ada nasabah yang
tidak dilayani secara tuntas akan menjadi citra yang buruk bagi bank.
7
Nasabah yang tidak puas tersebut selalu membicarakan hal-hal yang negatif
tentang bank, dan biasanya suatu keburukan akan lebih cepat berkembang
c. Responsif
cepat dan tepat. Dalam melayani nasabah, Customer Service Officer harus
namun karyawan juga harus pandai mengatur waktu dan jangan berbicara
terlalu lama dan berbelit-belit akan membuat nasabah menjadi tidak betah
d. Komunikatif
Service Officer harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan
mudah dimengerti.
8
berkomunikasi dengan baik juga akan membuat setiap permasalahan
e. Keamanan
f. Kecakapan
g. Pemahaman
h. Kredibilitas
9
aktivitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat memuaskan nasabah,
i. Keramahan
kermahan dan keakraban kepada nasabah, agar nasabah merasa senang dan
j. Hubungan
10
sebenarnya) kemudian mengatakan dengan penuh semangat: “Wah!
Keputusan yang benar-benar tepat sekali Bapak, karena American Favorite
memang merupakan pizza yang menjadi pilihan customer kami!”. Cara
pengucapan Mega yang begitu anthusias ini seharusnya membuat kami
senang karena pilihan yang tepat. namun, yang terjadi malahan saya dan
mitra usaha saya saling pandang dan menunjukkan ekspresi “risih”
terhadap anthusiasme berlebihan dari Mega tersebut. Lagian, pizza jenis
tersebut memang sudah merupakan menu yang biasa saya atau mitra usaha
pesen, tidak ada sesuatu yang “istimewa” bagi kami untuk mendapat
pujian.
Yang menjengkelkan lagi, setelah kami selesai makan dan sedang
asiknya membicarakan pekerjaan (bisnis) yang sedang kami garap, Mega
menginterupsi kami tiga kali (menawarkan desrt atau tambahan lain) dan
membuat pembicaraan kami terganggu. Pada interupsi yang ke tiga,
terpaksa kami usir Mega dengan mengatakan “Jangan ganggu kami lagi.
Kalo kami butuh tambahan, kami akan panggil!”.
Sungguh, ini sebuah pelayanan yang tidak nyaman sekali karena Pizza
Hut mungkin dalam rangka meningkatkan kualitas layanannya naumn
terasa sekali berlebihan. Bersemangat membara untuk sesuatu yang “biasa
saja” bener2 sangat mengganggu. Ini sama saja halnya dengan seoang anak
SD dapet nilai 6 (dari maksimum 10) namun dipujinya setengah mati sama
orang tuanya. Dalam kasus ini Pizza Hut melakukan pemenuhan personal
need secara berlebihan meskipun practical need kami terpenuhi, yaitu:
tempat diskusi dan menikmati makanan yang enak.
b. CITIBANK Landmark
Suatu hari saya mengunjungi cabang Landmark karena ada keperluan
perbankan yang mana saya “disarankan” untuk hadir di cabang tersebut.
Pelayanan di nya sungguh “cool” dan friendly, tanpa ada kesan berlebihan
(tidak ada pujian terhadap hal-hal yang biasa saja). Terkesan memang
profesional sekali cara memenuhi personal need saya sebagai nasabahnya.
Sekalian di situ saya ditawari untuk mengganti Citicard (kartu ATM) saya
dengan yang baru dan tidak ada biaya tambahan.
Gratis, ya siapa gak mau, saya OK kan aja, asalkan kartunya bisa
langsung dipakai. Selain itu saya juga ditawari untuk setting Citibank
11
Online saya yang perlu diset di cabang untuk aktivasi internet bankingnya –
dan hari itu juga bisa aktif. Sayang .. dua hal ini ternyata hanya janji karena
ternyata Citicard saya kena beban biaya, tidak sesuai dengan penjelasan di
awal dan ternyata Citicard nya tidak bisa langung digunakan karena harus
menunggu batch run pada malam harinya dan besok baru bisa “on”.
Padahal diawalnya dijanjikan langsung bisa digunakan. Aktivasi internet
banking pun ternyata tidak bisa “same day” service. Customer Service
person yang melayani saya ternyata tidak sepenuhnya memahami proses
bisnis nya sehingga pada saat konfirmasi di CitiPhone, dinyatakan bahwa
setting internet banking baru bisa digunakan esok harinya.
Dalam hal ini, pemenuhan kebutuhan personal telah dilakukan
Citibank dengan cukup baik dan tidak berlebihan, namun kebutuhan
practical nya tidak dipenuhi dalam hal janji “same day” service buat ATM
(Citicard) dan aktivasi internet banking. Ujungnya, saya kecewa.
C. Contoh Kasus Kepuasan Pelayanan Pelanggan
Secara umum kepuasan dapat diartikan sebagai antara layanan atau hasil yang
diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan konsumen atau bahkan
melebihinya. Dalam era kompetisi bisnis yang ketat seperti sekarang, kepuasan
pelanggan merupakan hal yang utama, pelanggan diibaratkan seorang raja yang harus
dilayani namun hal ini bukan berarti menyerahkan segala-galanya kepada pelanggan.
bersifat win-win situation yaitu keadaan dimana kedua belah pihak merasa menang
Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen maka seluruh orang yang terlibat
yang sebenarnya terletak pada kesungguhan empat sikap oleh Patricia Patton yaitu:3
3
Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Cetakan Ketiga, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 55-56
12
a. Passionate (gairah)
terhadap pekerjaan, diri sendiri dan orang lain . Gairah berarti menghadirkan
kehidupan dan vitalitas dalam pekerjaan. Jika kita memiliki gairah hidup yang
dan antusiasme yang akan menular kepada orang-orang yang kita layani,
b. Progressive (Progesif)
menciptakan cara-cara baru yang lebih efektif, efisien, dan menarik untuk
lebih baik Pola pikir progresif ini perlu dikembangkan karena jika pikiran
perubahan dan tidak membatasi diri pada cara-cara pelayanan yang lebih
c. Proactive (Proaktif)
mengapa kita melakukan sesuatu bagi orang lain. Pelayanan ini diberikan
karena ada kepedulian dan itu akan membuat perubahan bagi konsumen kita.
d. Positive (Positif)
atas masalah yang kita hadapi. Bersikap positif membimbing kita untuk lebih
13
fokus pada penyelesaian masalah dengan senyum, karena senyuman adalah
pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan
harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka pelanggan akan
kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun sebaliknya bila sesuai dengan
harapan, pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan
sangat puas.4
a. PRAMITA
Ini adalah laboratorium kesehatan yang berlokasi di Kramat, Jakarta.
Sebelumnya, saya tidak pernah datang ke lab ini dan bahkan namanya pun
baru saya dengar beberapa saat yang lalu saat dokter gigi saya merujuk ke
lab ini untuk pengambilan “panoramic”. Kesan awal begitu masuk ruang
penerimaan, saya sudah merasa nyaman berada di lab ini. Waktu menunggu
antrian layananpun cukup cepat, setelah mendapatkan nomor antrian.
Pada saat saya memerlukan penjelasan pun, petugas memberikannya
dengan ramah dan menyebutkan nama saya dengan jelas, tanpa harus
“melirik” ke formulir pendaftaran buat membaca nama yang tertera di situ.
Ini memang hal kecil, namun gesture (gerak tubuh dan mimik) petugas
sangat mempengaruhi kepuasan nasabah dalam setiap interaksinya. Terlihat
bahwa petugas cukup terlatih dalam menghafal nama nasabah di front
office.
Setelah mendaftar di front office, saya dijelaskan dengan jelas dan
ramah kemana saya musti pergi dan menunggu. Setelah selesai dengan
panoramic, sambil menunggu, saya ke musholla belakang menunaikan
shalat ashar. Ada tiga orang karyawan Pramita yang saat itu juga
4
Kotler, Philip, A.B Susanto, Manajemen Pemasaran Jasa Di Indonesia, Analisis
Perencanaan, Implementasi dan pengendalian, Edisi Pertama, (Jakarta: Salemba Empat,2000), h. 98
14
bersamaan di musholla. Mereka menyapa saya dengan simpatik dan tidak
berlebihan. Yang menarik adalah pada saat shalat sudah selesai, ada
petugas wanita yang sedang berbicara di telepon selulernya sambil duduk
di kursi yang dipakai orang untuk duduk sambil memakai sepatu.
Petugas wanita ini begitu sigap dalam merespons terhadap situasi.
Begitu melihat saya (yang nota bene “orang asing” yang belum dikenal)
serta merta dia menyapa dengan oenganggukan kepala dan ersenyum
denagn santun, sambil berdiri sambil mempersilakan saya untuk duduk. Ini
memang sepertinya hal kecil, tapi saya terkesan sekali dengan sikapnya.
Dari sikap petugas yang berinteraksi dengan saya, terlihat sekali
bahwa perusahaan ini telah memilik corporate culture yang kuat sehingga
sampai jajaran petugas wanita yang bukan dari customer service
department saja memiliki sikap positif menghormati tamu. Saya benar-
benar terkesan dengan pelayanan yang bagus dan terlatih dari Pramita ini.
Panoramic yang dijanjikan hanya 15 menit ternyata memang benar selesai
dalm waktu yang tepat. Ini artinya, pramita ini memeberikan pelayanan
yang bagus dan seimbang antara personal dan practical needs.5
Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya
sesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak
benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh pelanggan. Untuk produk atau
layanan dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan yang
berbeda-beda bagi pelanggan yang berbeda. Oleh karena itu, suatu perusahaan
harus selalu memperhatikan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan respons pelanggan terhadap
ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang
dirasakannya setelah pemakaian.Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi
kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta
yang bersifat situasi sesaat. kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku yang
ditunjukkan oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang
dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka
pelanggan akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun sebaliknya bila
5
Denny Setiawan, Roni Ika Setiawan, Ananlisis Kualitas Pelanggan Terhadap Kepuasan
Pelanggan, (Jawa Timur: STIE Kusuma Negara, 2018), h. 94-109
15
sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan,
pelanggan akan sangat puas.
D. Peningkatan Kualitas Pelayanan Sebagai Upaya Kepuasan Pelanggan
Modernisasi segala aspek kehidupan terutama modernisasi dan digitalisasi
teknologi informasi menyeret persaingan yang sangat ketat untuk memperoleh dan
pelanggan. Pola konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu
antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima.
Service Quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas
layanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya yang mereka
perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Definisi
mutu jasa berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
layanan adalah suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang diberikan perusahaan.
Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada
persepsi pelanggan Kotler, dalam Wisnalmawati.Hal ini berarti bahwa kualitas yang
6
Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction, cetakan Ketiga, (Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama, 1995), h.108
16
pelanggan. Kualitas layanan mengacu pada penilaian-penilaian pelanggan tentang inti
terhadap pelayanan prima, mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang
Tasunar). Oleh karena itu dalam merumuskan strategi dan program pelayanan,
dimensi kualitasnya.7
a. Kinerja
Yaitu tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang
b. Interaksi Pegawai
c. Keandalan
d. Daya Tahan
7
Aviliani, R dan Wilfridus, L. Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui Kualitas
Pelayanan, (Usahawan, 1997, No.5). h. 79
17
f. Estetika
Yaitu lebih pada penampilan fisik barang atau toko dan daya tarik
penyajian jasa.
Yaitu dampak positif atau negatif tambahan atas kualitas yang tampak,
18
melakukan pembelian lagi di perusahaan tersebut karena telah
berpindah ke perusahaan pesaing. Selain itu, perusahaan dapat
menanyakan sebab-sebab berpindahnya pelanggan ke perusahaan
pesaing.
Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan
beberapa manfaat, diantaranya adalah hubungan antara lembaga atau
perusahaan dan pelanggan jadi harmonis, memberikan dasar yang
baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan
membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik
dimata pelanggan, dan laba yang diperoleh menjadi meningkat.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan merupakan proses interaksi antara seseorang yang berupaya
antara pelanggan / tamu / klien / nasabah / pasien dan para petugas / karyawan /
pegawai.
antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima.
Service Quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas
layanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya yang mereka
perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Definisi
mutu jasa berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
20
DAFTAR PUSTAKA
21