SERVICE EXCELLENT
DISUSUN OLEH:
1. Febry Andika
2. Irfan Maulana
3. Natasya Triastuti
4. Wanda Sulistyowati
MODUL 1
A. Pendahuluan
B. Standart kompetisi
C. Kompetisi dasar
D. Kemampuan akhir yang diharapkan
KEGIATAN BELAJAR 1
MODUL 2
A. Pendahuluan
B. Standart kompetisi
C. Kompetisi dasar
D. Kemampuan akhir yang diharapkan
KEGIATAN BELAJAR 2
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 1
SERVICE EXCELLENT
A. Pendahuluan
A. Pengertian
Menurut para ahli, pelayanan yang diberikan oleh petugas Rumah Sakit
kepada konsumen bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki oleh penerima
pelayanan (Daviddow dan Uttal, 1989). Menyangkut pelayanan Rumah Sakit, yang
dimaksudkan dg konsumen adalah masyarakat yang mendapat manfaat dari
aktivitas yang dilakukan oleh Rumah Sakit dan petugas yang telah ditunjuk sebagai
pemberi pelayanan itu.
Pelayanan yang tidak berwujud, dimaksudkan adalah pelayanan itu hanya
dirasakan oleh konsumen. Norman (1991) menggambarkan karakteristik pelayanan
sebagai berikut :
1. Pelayanan sifatnya tidak dapat diraba, karena bukan berbentuk benda dan
beda sifatnya dengan barang.
2. Pelayanan, kenyataannya terdiri dari tindakan dan berbentuk pengaruh yang
sifatnya tindakan sosial.
3. Produksi dan konsumsi pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata,
karena pada umunya terjadi secara bersamaan dan ditempat yang sama.
Karakteristik tersebut diatas mungkin dapat dijadikan dasar bagaimana
memberikan pelayanan yang terbaik (prima) di sebuah Rumah Sakit. Pengertian
yang lebih luas seperti yang dikemukakan Daviddow dan Uttal, bahwa pelayanan
merupakan usaha apa saja yang dilakukan untuk mempertinggi nilai kepuasan
konsumen.
Yun, Yong, and Loh (1998), menyatakan bahwa pelayanan adalah
penghubung pertama mata rantai aktivitas untuk system Total Quality
Manajemen (TQM). Sejalan dengan itu, Christopher (1992) menyatakan bahwa
pelayanan dapat diartikan sebagai suatu system manajemen, diorganisir untuk
menyediakan hubungan pelayanan yang berkesinambungan antara waktu
pemesanan dan waktu barang/jasa itu diterima dan digunakan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan/harapan konsumen dalam jangka panjang.
Pelayanan dapat bermakna suatu bentuk aktivitas yang menggambarkan
perhatian, bantuan, dan penghargaan kepada konsumen yang dapat memberikan
kepuasan bagi mereka. Melalui pelayanan yang baik (prima) akan melahirkan
kedekatan antara produsen dan konsumen, menimbulkan kesan menyenangkan,
sebagai kenangan yg sulit dilupakan.
Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan Rumah
Sakit, juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagi konsumen
(pasien dan keluarganya). Selain itu, pelayanan yang baik juga akan menumbuhkan
kesan dan “citra yang baik” di hati konsumen, yang selanjutnya dapat menjadi faktor
pendorong konsumen untuk bekerja sama, berperan aktif dalam kegiatan sosial
Rumah Sakit itu, bahkan dapat menjadi promotor Rumah Sakit tersebut.
B. Konsep dasar service excellent
Ada 3 konsep dasar sevice excellent (A3) yang harus diperhatikan yakni:
1. Konsep sikap (attitude)
Keberhasilan bisnis industri jasa pelayanan akan sangat tergantung pada
orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Sikap pelayanan yang diharapkan tertanam pada diri para karyawan
adalah sikap yang baik, ramah, penuh simpatik, dan mempunyai rasa memiliki
yang tinggi terhadap perusahaan. Jika kalian menjadi karyawan suatu
perusahaan, sikap kalian akan menggambarkan perusahaan kalian. Kalian akan
mewakili citra perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung. Pelanggan
akan menilai perusahaan dari kesan pertama dalam berhubungan dengan orang-
orang yang terlibat dalam perusahaan tersebut.
Sikap yang diharapkan berdasarkan konsep pelayanan prima adalah:
a. Sikap pelayanan prima berarti mempunyai rasa kebanggaan terhadap
pekerjaan
b. Memiliki pengabdian yang besar terhadap pekerjaan
c. Senantiasa menjaga martabat dan nama baik perusahaan
d. Sikap pelayanan prima adalah: ”benar atau salah tetap perusahaan saya
2. Konsep perhatian (attention)
Dalam melakukan kegiatan layanan, seorang petugas pada perusahaan
industri jasa pelayanan harus senantiasa memperhatikan dan mencermati
keinginan pelanggan. Apabila pelanggan sudah menunjukkan minat untuk
membeli suatu barang/jasa yang kita tawarkan, segera saja layani pelanggan
tersebut dan tawarkan bantuan, sehingga pelanggan merasa puas dan terpenuhi
keinginannya.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan menyangkut bentuk-bentuk
pelayanan berdasarkan konsep perhatian adalah sebagai berikut:
a. Mengucapkan salam pembuka pembicaraan.
b. Menanyakan apa saja keinginan pelanggan.
c. Mendengarkan dan memahami keinginan pelanggan.
d. Melayani pelanggan dengan cepat, tepat dan ramah.
e. Menempatkan kepentingan pelanggan pada nomor urut 1
3. Konsep tindakan (action)
Pada konsep perhatian, pelanggan “menunjukkan minat” untuk membeli
produk yang kita tawarkan. Pada konsep tindakan pelanggan sudah
”menjatuhkan pilihan” untuk membeli produk yang diinginkannya.
Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep tindakan adalah sebagai berikut:
a. Segera mencatat pesanan pelanggan.
b. Menegaskan kembali kebutuhan/pesanan pelanggan.
c. Menyelesaikan transaksi pembayaran pesanan pelanggan.
d. Mengucapkan terimakasih diiringi harapan pelanggan akan kembali lagi.
Dari tujuan pelayanan prima tersebut diatas Sebab tujuan utama dari
pelayanan prima adalah untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
A. Pendahuluan
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara (Menpan) No.
81 Tahun 1993, pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah, termasuk
Rumah Sakit, merupakan bentuk pelayanan pemerintah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan “kesehatan” bagi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Kepmenpan No. 81 Tahun 1993).
Sesungguhnya konsep Customer Service Excellence yang diterapkan di
rumah sakit, semuanya sangat sejalan dengan konsep yang telah diajarkan kepada
profesi perawat. Hanya saja mungkin aplikasi di lapangan berbeda dengan konsep
yang ada. Maka kemudian sering terdengar ungkapan “perawat judes”, “perawat
tidak ramah” dan ungkapan-ungkapan yang lain.
Dalam perawatan diajarkan tentang Komunikasi Therapeutik, bahkan dalam
setiap interaksi/setiap akan melakukan tindakan selalu ada aturan untuk melakukan
Pra Interaksi. Menyampaikan salam, memperkenalkan diri, menanyai identitas
pasien adalah ritual yang mesti harus dilakukan oleh perawat sebelum melakukan
tindakan.
Dalam protap-protap yang dimiliki perawat, juga banyak yang mendukung
tentang pelayanan prima ini. Sebagai contoh, pada pasien baru masuk ke rumah
sakit ada prosedur tetap Admision Care.
B. Standart kompetisis
Memahami tentang Service Excellent di Rumah sakit
C. Kompetisi dasar
1. Mengetahui Service Excellent di Rumah sakit
2. Mengetahui dimensi kualitas Service Excellent di Rumah sakit
3. Mengetahui tahap Service Excellent di Rumah sakit
4. Mengetahui perilaku Service Excellent di Rumah sakit
5. Mengetahui hal-hal yang perlu dikembangkan perawat dalam Service Excellent
D. Kemampuan akhir yang diharapkan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Service Excellent di Rumah sakit
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dimensi kualitas Service Excellent di Rumah
sakit
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap Service Excellent di Rumah sakit
4. Mahasiswa mampu menjelaskan perilaku Service Excellent di Rumah sakit
5. Mahasiswa mampu menjelaskan hal-hal yang perlu dikembangkan perawat
dalam Service Excellent
KEGIATAN BELAJAR 2
SERVICE EXCELLENT DI RUMAH SAKIT
3. Empati
Empati merupakan kemampuan dan kesediaan untuk mengerti,
memahami dan ikut merasakan apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan dan
apa yang diinginkan pasien. Di dalam empati perawat diharapkan akan mengerti
dunia pasien, alam pikiran pasien atauinternal frame of reference. Di dalam
empati perawat harus masuk ke dalam alur pemikiran dan perasaan pasien
tanpa terbawa oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
http://angelina-rendang.blogspot.co.id/2013/02/makalah-pelayanan-prima-service_15.html
file:///C:/Users/HP/Downloads/Documents/09410038_Bab_2.pdf
http://seaparadisee.blogspot.co.id/2014/05/pelayanan-prima-rumah-sakit.html
http://tiaryuka.blogspot.co.id/2014/03/makalah-service-excllence.html