Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi
sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam
perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai
upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas
karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting
dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang
sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih atau luas (tersier). Karena untuk
memenuhi kebutuhannya, setiap individu memerlukan suatu tempat untuk memenuhi
kebutuhannya. Maka dari itu, manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Baik itu organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dan lain – lain. Dalam
perilaku organisasi dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu, karakter –
karakter setiap individu, dan komunikasi antar individu yang berpengaruh dalam pencapain
tujuan itu.

Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
individu lainnya atau individu dengan lingkungannya, dan perilaku setiap individu itu
sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dilihat dari sifatnya, perbedaan perilaku
manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan
pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya yang berbeda dengan satu sama lain.

Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama


untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang
suatu sifat/karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena
manusia berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui
sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi

1
akan mengetahui tentang cara–cara mengatasi masalah–masalah yang ada di lingkungan
organisasi.

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan
terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari
kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini.
Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau
kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-
kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan,
kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan
bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam
organisasi tertentu.

Hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya disebut perilaku dalam


organisasi, oleh karena itu untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui
terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Prilaku Individu?
2. Bagaimana Karakteristik Organisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Individu?
3. Apa Saja Pendekatan-pendekatan untuk memahami Prilaku Individu?
4. Bagaimana Peran Persepsi dan Komunikasi Individu dalam Organisai?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Prilaku Individu
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Organisasi Dan Pengaruhnya Terhadap
Individu
3. Untuk Mengetahui Pendekatan-pendekatan untuk memahami Prilaku Individu
4. Untuk Mengetahui Peran Persepsi dan Komunikasi Individu dalam Organisai

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. PENGERTIAN PRILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Menurut Soekidjo Notoatmojo, prilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Louis Thurstone, sedangkan
menurut Rensis Likert dan Charles Osgood, prilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau
reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung
atau memihak maupun perasaaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek
tersebut.

Perilaku manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu
dengan lingkungannya. Sebagai contoh: seorang petani yang bekerja menanam padi di
sawah, seorang tukang parker yang melayani jasa memparkirkan mobil dan lain-lain. Setiap
orang akan melakukan perilaku yang berbeda dalam kehidupannya sehari-hari.

Jadi ketika individu memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang dibawanya
adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa
lalunya. Dan organisasi juga mempunyai karakteristik yaitu keteraturan yang diwujudkan
dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab,
system penggajian, system pengendalian dan lain sebagainya. Jika karakteristik antara
individu digabungkan dengan karakteristik organisasi maka akan terwujud perilaku
individu dalam organisasi . Jadi perilaku individu dalam organisasi adalah suatu fungsi dari
interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya ( organisasi ).

Perilaku manusia sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan,
kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya. Sementara
itu, karakteristik individu akan dibawa memasuki suatu lingkungan baru, yaitu organisasi
atau lainnya. Selain itu organisasi juga mempunyai karakteristik dan merupakan suatu
lingkungan bagi individu. Karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik
organisasi yang akan mewujudkan perilaku individu dalam organisasi.

3
Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik
individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan
berperilakuberbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing
lingkungannya yang memang berbeda.

Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi,


pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik yangdipunyai individu
ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasiatau yg lainnya.
Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristikseperti
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang,tanggung
jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.

Dalam kaitan antara individu dengan organisasi, maka ia membawa karakteristik


individu ke dalam organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu
dengankarakteristik organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan perilaku individu dalam
organisasi.Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari karakteristik
individu.

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita pada
umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam
mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif . motif adalah ikhwal
“mengapanya” perilaku. Motif timbul dan mempertahankan aktivitas serta menentukan arah
umum perilaku seseorang. Motif atau kebutuhan merupakan dorongan utama aktivitas.

Setelah bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum


disepakati, bahwa:

a. Perilaku timbul karena sutu sebab


b. Perilaku diarahkan pada tujuan
c. Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun
program, merangkai sperpart computer, dll.
d. Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi juga
penting dalam mencapai tujuan.

4
Tiap-tiap individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi,
harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai suatu lingkungan
individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan yang diwujudkan dalam
susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system
pengajian, system pengendalian, dan lain-lain.

B. KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP


INDIVIDU

Perilaku individu/manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau
individu dengan lingkungannya. Semua perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik, yaitu :

1. Karakteristik biografis

Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:

a. Usia

Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam organisasi,


semakin tua usianya maka perilaku/ produktifitas akan semakin berkurang, termasuk
bagaimana kemampuannya untuk bekerja, merespon stimulus yang dilancarkan oleh
individu lainnya.

b. Jenis Kelamin

Penelitian membuktikan bahwa sebenarnya kinerja pria dan wanita dalam


menangani pekerjaan relatif sama. Keduanya hampir sama konsistensinya dalam
memecahkan masalah, keterampilan analitis dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas,
dan kemampuan belajar.

c. Status Perkawinan

5
Status perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap
pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting karena
bertanggung jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah lebih puas
dengan pekerjaanya disbanding yang belum menikah.

d. Masa Kerja

Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari
seseorang dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya dalam
bekerja.

2. Kemampuan

Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda


ada yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya
tersusun dari dua faktor yaitu:

a. Kemampuan intelektual

Kemampuan yang diperlukan untuk menjalankankegiatan mental. Untuk


mengungkap kemampuan ini digunakan tes IQ yang berusahamengeksplorasi
dimensi yang membentuk kemampuan intelektual yakni :

1. Kecerdasan numeris , yaitu kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,


2. Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca dan
didengarserta relasinya satu sama lain,
3. Kecepatan perceptual, yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan beda
visualdengan cepat dan tepat,
4. Penalaran induktif, yaitu kemampuan mengenali suatu urutan secara logis
dalamsuatu masalah dan kemdian memecahkan masalah tersebut,
5. Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai
implikasidari suatu argumen,
6. Visualisasi ruang, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek
akantampak seandainya posisinya dalam ruang dirubah,
7. Ingatan (memory ), yaitu kemampuan menahan dan mengenang
kembalipengalaman masa lalu. Untuk pekerjaan yang memerlukan rutinitas

6
tinggi dantidak memerlukan intelektualitas tinggi, IQ tinggi tidak ada
relevansinya dengankinerja. Namun pemahaman verbal, kecepatan persepsi,
visualisasi ruand daningatan banyak diperlukan di berbagai bidang
pekerjaan. Sehingga tes IQ tetapdiperlukan.
b. Kemampuan Fisik
Kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugasyang menuntut
stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan. Karyawan yangmempunyai kemampuan
intelektual dan fisiknya tidak sesuai dengan tuntutanpekerjaan, sipastikan akan
merupakan penghambat pencapaian tujuan kinerja atauproduktifitas. Seorang pilot
misalnya harus berkualitas tinggi kemampuan visualisasiruangnya, penjagapantai harus
kuat kemampuan visualisasi dan koordinasi tubuhnya.
a. Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil
serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini
paling sering digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan
diperlihatkan oleh seseorang. Determinan Kepribadian terdiri dari:
1. Keturunan
Karakteristik kepribadian tidak seluruhnya ditentukan oleh keturunan,
tetapi kebanyakan seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama
dengan orang tuanya.
2. Lingkungan
Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk
kepribadian seseorang seperti budaya, keluarga, teman-teman, dan kelompok-
kelompok social serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.

3. Situasi
Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten,
berubah dalam situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang

7
berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian
seseorang.
4. Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari
perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir
atau sikap seorang individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum
merupakan pembelajaran.
Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh:
konsep diri, cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri
adalah bagaimana anda memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana
anada menampilkan diri anda didepan orang lain.
5. Sikap
Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan
atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap
mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam
perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi
perilaku kerja. komponen sikap terrdiri dari:
a. Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap
b. Afektif, segmen emosional dari suatu sikap
c. Perilaku,suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu
terhadap seseorang atau sesuatu.
6. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap
pekerjaannya. atau persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya.
Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.

7. Persepsi
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi
atau adanya perbedaanpersepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :

8
a. Pemberian Kesan (perceiver ). Bagaimana seseorang memberikan arti
terhadap sesuatusangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang
tersebut. Misalnya umur, lamabekerja, status, tingkat pendidikan, agama,
budaya, dan lain-lain.
b. Sasaran. Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan
dipersepsikanmsehingga dapat mempengaruhi bagaimana orang
mempersepsikan hal tersebut.misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk
tubuh, rambut, cara berpakaian, suara, gerakan,bahasa tubuh maupun
sikapnya yang memberikan berbagai persepsi yang berbeda daritiap orang
yang berbeda.
c. Situasi. Lingkungan sangat menentukan individu/kelompok dalam
mempersepsikanobjek atau kejadian. Contoh, setiap malam minggu Anda
melihat sesorang di sebuahcafé. Menurut Anda, orang tersebut tidak
menarik. Tetapi ketika orang tersebut datangke masjid, menurut Anda,
orang tersebut menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain
tidak menilainya demikian.
Tiap-tiap individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi,
harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai suatu lingkungan
individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan yang diwujudkan dalam
susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system
pengajian, system pengendalian, dan lain-lain.

C. PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU


INDIVIDU
1. Pendekatan Kognitif
Pada dasarnya pendekatan kognitif menekankan pada peranan individu
dalam hubungannya dengan lingkungan. Pendekatan ini meliputi
kegiatan- kegiatan mental yang sadar seperti: berpikir, mengetahui,
memahami, dan kegiatan konsepsi mental misalnya sikap, kepercayaan,
dan pengharapan, yang kesemuanya itu merupakan faktor yang

9
menentukan di dalam perilaku. Dalam pembahasan tentang teori kognitif
ada tiga hal utama yaitu: elemen kognitif, struktur kognitif, dan fungsi
kognitif.

2. Pendekatan Penguatan

Berawal dari analisa eksperimen perilaku yang dikemukakan oleh Ivan


Pavlov dan Edward Thorndike. Pavlov melakukan penyelidikan reflek
berkondisi (conditioned reflex) atau kondisi klasik (classical
conditioning) pada anjing percobaan. Sedangkan Edward Lee Thorndike
juga melakukan penyelidikan atas beberapa binatang untuk mengetahui
proses belajar trial and error . Penyelidikannya terkenal dengan law of
effect dan law of exercise atau law of use and diuse . Law of effect
menyatakan bahwa hubungan antara stimulus (S) dan respon ® akan
meningkat apabila hubungan itu diikuti oleh keadaan yang
menyenangkan. Sebaliknya hubungan itu akan berkurang jika didiikuti
oleh keadaan yang tidak menyenangkan. Sedangkan law of
exercise atau law of use and diuse menyatakan bahwa hubungan antara S
dan R dapat juga ditimbulkan atau didorong melalui latihan yang
berulang kali, atau hubungan antara S dan R dapat melemah jika tidak
dilatih atau dilakukan berulangkali. Jika hal tersebut terjadi maka
kegunaan R terhadap S tidak dapat dirasakan kegunaannya.

3. Pendekatan Psikoanalitis
Dalam pendekatan ini, dikemukakan bahwa perilaku manusia dikuasai oleh
kepribadiannya. Pelopor pendekatan psikoanalitis adalah Sigmund Freud.
Sumbangan Freud dalam bidang psikologi sangat besar, termasuk konsep tentang

10
tingkat ketidaksadaran dari kegiatan mental. Menurutnya hampir semua kegiatan
mental tidak dapat diketahui dan didekati dengan mudah, namun kegiatan tertentu
dapat mempengaruhi perilaku manusia. Susunan kepribadian seseorang dapat
dijelaskan dengan kerangka ketidaksadaran. Kepribadian merupakan sistem yang
dinamis yang memberikan dasar bagi semua perilaku, didalamnya terdapat tiga
subsistem yang saling berhubungan dan seringkali berlawanan (konflik) yaitu: Id,
Ego, dan Superego.
D. PERSEPSI DAN KOMUNIKASI INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi atau
adanya perbedaanpersepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :
a. Pemberian Kesan (perceiver ). Bagaimana seseorang memberikan arti terhadap
sesuatusangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang tersebut. Misalnya
umur, lamabekerja, status, tingkat pendidikan, agama, budaya, dan lain-lain.
b. Sasaran. Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan
dipersepsikan sehingga dapat mempengaruhi bagaimana orang mempersepsikan
hal tersebut.misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk tubuh, rambut, cara
berpakaian, suara, gerakan,bahasa tubuh maupun sikapnya yang memberikan
berbagai persepsi yang berbeda daritiap orang yang berbeda.
c. Situasi. Lingkungan sangat menentukan individu/kelompok dalam
mempersepsikanobjek atau kejadian. Contoh, setiap malam minggu Anda
melihat sesorang di sebuahcafé. Menurut Anda, orang tersebut tidak menarik.
Tetapi ketika orang tersebut datangke masjid, menurut Anda, orang tersebut
menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain tidak menilainya
demikian.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara
karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam

11
organisasi, semuanya akan berperilakuberbeda satu sama lain, dan perilakunya
adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.
Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi,
pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya.
Karakteristik yang dipunyai individu ini akan dibawanya manakala
memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasiatau yg lainnya. Organisasi juga
merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristikseperti keteraturan yang
diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang,tanggung jawab,
sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Muchlas, M. 2005. Prilaku Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Khaerul Umam, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.

12

Anda mungkin juga menyukai