Muhammad Thahir
InstitutAIN Sultan Amai Gorontalo, muhammad_thahir_junaid@iaingorontalo.ac.id
_________________________
Abstract
This article provides an in-depth analysis of the key factors that impact communication, specifically cultural
variances, linguistic disparities, and religious distinctions. Thus, in order to establish proficient intercultural
communication, a comprehensive comprehension of these variances is imperative. This research provides a
valuable contribution by highlighting the challenges of developing a comprehensive comprehension, particularly
within the diverse cultural landscape of Indonesia. The present article highlights the significance of comprehending
the context of intercultural communication to surmount cultural and religious disparities in Indonesia. Enhancing
comprehension of cultural and religious disparities, mitigating conflict and misinterpretation, and fostering
amicability, acceptance, and multiplicity within society are potential benefits of this approach. This article
endeavours to examine the intercultural communication dynamics in Indonesia, encompassing various topics such
as the challenges and strategies involved in addressing cultural and religious disparities in the country. The
research employed library research analysis, utilizing an intercultural communication approach.
Keywords:
Religion; Communication; Intercultural Communication; Culture
__________________________
Abstrak
Artikel ini menganalisis faktor-faktor utama yang memengaruhi komunikasi, khususnya perbedaan budaya,
perbedaan bahasa, dan perbedaan agama. Oleh karena itu, untuk membangun komunikasi antarbudaya yang baik,
pemahaman yang komprehensif tentang perbedaan-perbedaan ini sangat penting. Penelitian ini memberikan
kontribusi yang berharga dengan menyoroti tantangan dalam mengembangkan pemahaman yang komprehensif,
khususnya dalam lanskap budaya Indonesia yang beragam. Artikel ini menyoroti pentingnya memahami konteks
komunikasi antarbudaya untuk mengatasi kesenjangan budaya dan agama di Indonesia. Meningkatkan pemahaman
tentang perbedaan budaya dan agama, mengurangi konflik dan salah tafsir, serta memupuk kerukunan, penerimaan,
dan keragaman dalam masyarakat adalah manfaat potensial dari pendekatan ini. Artikel ini berupaya untuk mengkaji
dinamika komunikasi antarbudaya di Indonesia, yang mencakup berbagai topik seperti tantangan dan strategi yang
terlibat dalam mengatasi perbedaan budaya dan agama di negara ini. Penelitian ini menggunakan analisis penelitian
kepustakaan dengan menggunakan pendekatan komunikasi antarbudaya.
Kata Kunci:
Agama; Komunikasi; Komunikasi Antarbudaya; Budaya
Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…
perilaku seseorang7. Demikian juga menurut perbedaan budaya, perbedaan bahasa, dan
Gudykunst dan Kim, perbedaan budaya atau perbedaan agama. Oleh karena itu, untuk
agama juga dapat mempengaruhi cara membangun komunikasi antarbudaya yang
berkomunikasi dan memahami nilai-nilai yang efektif, diperlukan pemahaman yang
dianut oleh masyarakat8. mendalam terhadap perbedaan-perbedaan
Meningkatkan pemahaman dan tersebut11. Komunikasi dengan mengelola
pengalaman dalam berkomunikasi pesan harus dengan trik yang mudah diterima
antarbudaya sangat penting untuk mereduksi baik oleh seorang audiens atau komunikan12.
dan mengatasi berbagai persoalan akibat Namun, ternyata untuk membangun dan
kesalahpahaman dalam memaknai perbedaan menciptakan pemahaman yang mendalam, hal
budaya dan agama yang tidak jarang berujung tersebut bukanlah hal yang mudah, apalagi
pertentangan bahkan konflik sosial. Sehingga dalam konteks Indonesia yang multikultur.
oleh Turnomo Raharjo menganggap Untuk mengatasi perbedaan budaya dan
perbedaan yang terjadi sering dimanfaatkan agama di Indonesia, mempelajari dan
oleh kelompok tententu untuk memicu memahami konteks komunikasi antarbudaya
ketidakstabilan demi kepntingan tertentu yang sangat penting. Hal ini dapat membantu
berimbas munculnya konflik horizontal meningkatkan pemahaman terhadap perbedaan
antarsuku, agama, ras, dan antar golongan budaya dan agama, mengurangi konflik dan
(SARA)9. ketidak-mengertian, serta mempromosikan
Dalam konteks Indonesia, perbedaan kerukunan, toleransi, dan keberagaman dalam
budaya dan agama adalah realitas keragaman masyarakat. Oleh karena itu, artikel ini
yang tidak bisa dihindari, meskipun di satu sisi dihadirkan sebagai upaya menjelajahi potret
menunjukkan bahwa keragaman tersebut dinamika komunikasi antarbudaya di
merupakan mozaik yang memperkaya Indonesia meliputi beberapa permasalahan
khazanah kehidupan pluralitas di Indonesia, yang akan dibahas yaitu; tantangan dan
namun di sisi lain keragaman tersebut juga strategi dalam mengatasi perbedaan budaya
mengandung potensi ancaman disintegrasi dan agama di Indonesia dengan menggunakan
sosial hingga ancaman bagi persatuan bangsa metode analisis library research dengan
dan Negara10. Oleh karena itu, kemampuan pendekatan komunikasi antarbudaya.
dalam melakukan komunikasi antarbudaya Dengan hadirnya hasil research ini,
yang efektif sangat penting untuk mereduksi diharapkan mampu memberikan pemahaman
potensi disitegrasi sosial akibat perbedaan tentang langkah-langkah strategi mengatasi
budaya dan agama. berbagai permasalahan akibat perbedaan
Dalam hal ini, menurut Ting-Toome, budaya dan agama sekaligus memperkuat
terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi soliditas masyarakat dalam mewujudkan
pola komunikasi antarabudaya, yaitu persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu,
artikel ini juga diharapkan menambah
7
Aang Ridwan, Komunikasi Antarbudaya; khasanah keilmuan khususnya pada bidang
Mengubah Persepsi Dan Sikap Dalam Meningkatkan komunikasi antarbudaya.
Kreativitas Manusia, Cet. I (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2016). B. HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Anita Febiyana and Ade Tuti Turistiati,
‘Komunikasi Antarbudaya Dalam Masyarakat
Multikultur (Studi Kasus Pada Karyawan Warga Negara
11
Jepang Dan Indonesia Di PT. Tokyu Land Indonesia)’, Toomey. Stella Ting, Communicating Across
LUGAS Jurnal Komunikasi, 3.1 (2019), 33–44 Cultures (New York: The Guilford Press, 1999).
12
<https://doi.org/10.31334/ljk.v3i1.414>. Alfian DianAdi Perdana, ‘STRATEGI PENGELOLAAN
9
Turnomo Rahardjo, Menghargai Perbedaan PESAN DAKWAH KEPADA MAD’UDALAM FILM “GURU-
Kultur; Mindfulness Dalam Komunikasi Antarbudaya GURU GOKIL”’, ALDIN: Jurnal Dakwah Dan Sosial
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Keagamaan, 8.1 (2022), 15–30
10
Akhmadi. <https://doi.org/10.30863/ajdsk.v8i1.3200>.
terhadap individu dari budaya tersebut, baik Kecenderungan sikap dan perilaku
secara langsung maupun tidak langsung, yang etnosentris umumnya muncul pada
membutuhkan kemampuan mempersepsi dan orang-orang dengan keterbatasan pengetahuan
menilai budaya maupun agama lain pada dan pengalaman khususnya dalam
posisi yang simetris dalam perspektif berkomunikasi.. Hal ini membuat mereka
komunikasi antarbudaya. rentan terhadap provokasi. Perlu diingat
Etnosentrisme; merupakan sebuah bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia
cara pandangan yang menganggap kelompok juga masih menghadapi berbagai keterbatasan
atau budaya sendiri sebagai standar ukuran tersebut. Oleh karena itu, jika kita ingin
kepada kelompok atau budaya lain, atau mencapai komunikasi antarbudaya yang
sebagai pusat segalanya dengan selalu sukses, penting untuk menghilangkan
dibandingkan kelompok atau budaya lain perasaan superioritas dan menerima perbedaan
dengan kelompok atau budayanya sendiri budaya apa adanya, bukan seperti yang kita
sebagai standar penilaian. Dengan pandang inginkan. Selama masih ada sikap superioritas
etnosentrisme sebuah kecenderungan yang yang menolak mengakui keberadaan suku dan
selalu memahami bahkan menghakimi budaya orang lain, komunikasi antarbudaya
perilaku dan nilai budaya bahkan agama orang tidak akan berhasil28. Seperti yang dikatakan
lain dengan menggunakan kelompok sendiri oleh Alo Liliweri, bahwa kesuksesan dalam
sebagai ukuran bagi semua penilaian. Atau melakukan komunikasi antarbudaya sangat
menganggap kebudayaan diri sebagai patokan ditentukan oleh kemampuan memahami dan
dalam mengukur baik buruknya, atau tinggi menerima perbedaan sebagaimana adanya
rendahnya dan benar atau ganjilnya bukan sebagaimana yang kita kehendaki29.
kebudayaan lain26. Prejudice/prasangka. Salah satu
Seseorang yang berpandangan hambatan lain dalam komunikasi antarbudaya
etnosentris seringkali didasarkan pada adalah sikap dan prasangka yang berlebihan
prasangka negatif dan stereotip yang tidak terhadap kelompok etnis, budaya maupun
berdasar, cenderung merendahkan dan agama tertentu. Sikap dan prasangka ini
meremehkan kelompok lain, atau menganggap tercermin dalam anggapan-anggapan atau
kelompok sendiri sebagai superior, sementara stereotip yang mengarah pada penolakan atau
kelompok lain dianggap inferior. Sikap seperti penghindaran berdasarkan pemikiran,
ini kerap menimbulkan ketegangan bahkan perasaan, dan tindakan yang negatif dan tidak
konflik antarbudaya akibat proses saling menyenangkan30.
memahami, menerima bahkan kerjasama Prejudice adalah sikap atau pendapat
tersumbat, sehingga menghalangi untuk yang didasarkan pada prasangka atau penilaian
terciptanya suasana kehidupan harmoni dalam negatif terhadap seseorang atau kelompok
masyarakat. berdasarkan faktor seperti ras, agama, gender,
Selain itu, etnosentrisme juga dapat orientasi seksual, atau kebangsaan mereka,
menghasilkan penolakan terhadap perbedaan tanpa mempertimbangkan individu secara
budaya dan kurangnya apresiasi terhadap
keanekaragaman budaya di dunia. Hal ini
dapat menghambat pembangunan hubungan (Menarik Diri, Prasangka Sosial Dan Etnosentrisme)’,
yang sehat antara kelompok budaya yang Hikmah, 13.2 (2019), 185–204.
28
berbeda, serta mempersempit pemahaman dan Muhammad Anwar Syi’aruddin.dkk, Dinamika
Pengalaman Keagamaan Umat Islam Melayu Di Asia
pandangan dunia seseorang27. Tenggara, ed. by Ajid Thohir.dkk., Maret 2023
(Bandung: Gunung Djati Publishing, 2023), h. 3.
29
Alo. Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi
26
Suraya, ‘Peranan Komunikasi Dalam Penyatuan Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.
Budaya’, Jurnal Universitas Paramadina, 3.1 (2003). 116-17.
27 30
Menarik Diri, Prasangka Sosial, and Dan Alo. Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi
Etnosentrisme, ‘Hambatan Komunikasi Antar Budaya Antarbudaya.
dan agama tidak dimaknai sebagaimana yang berkomunikasi dengan baik; Komunikasi yang
seharusnya saling beriringan, menghormati, baik dan terbuka dapat membantu untuk
mengakui satu sama lain. Hal itu terjadi akibat memahami perbedaan budaya dan agama.
kedua pihak tidak sepenuhnya memahami nilai Ketika kita menjalin komunikasi dengan cara
dan norma budaya atau agama masing-masing yang baik kepada orang-orang yang berasal
yang berbeda34. dari latar belakang budaya dan agama yang
Dalam konteks komunikasi berbeda, sesungguhnya kita sedang berupaya
antarbudaya, menciptakan pengalaman yang saling memberi pemahaman yang lebih
menyenangkan, menciptakan suasana yang mendalam sekaligus sebagai kesempatan
damai, mengurangi kesalahan informasi, dan untuk memperluas wawasan dan perspektif
mereda ketegangan sangat diperlukan. kita. Dalam hal ini, kita harus berbicara
Keefektifan dalam komunikasi antarbudaya dengan cara yang sopan, menghindari
hanya akan tercapai ketika kedua belah pihak penghakiman dan memperhatikan bahasa
mampu memberikan makna yang serupa tubuh kita36. Ketiga, meningkatkan
terhadap pesan budaya yang mereka saling pendidikan; Pendidikan adalah kunci untuk
pertukarkan. Di sisi lain, komunikasi meningkatkan toleransi dan memahami
antarbudaya yang kacau cenderung perbedaan budaya dan agama. Pendidikan
menimbulkan perbedaan pendapat, yang dapat membantu masyarakat untuk memahami
berujung pada konflik dan pertengkaran ketika nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat lain,
kedua belah pihak memberikan makna yang sehingga dapat mengurangi konflik dan
berbeda terhadap pesan budaya atau agama meningkatkan rasa saling menghargai37.
yang disampaikan. Untuk menghindari Keempat, menghindari diskriminasi38;
kesalahpahaman dalam situasi komunikasi Diskriminasi terhadap kelompok budaya dan
seperti ini, salah satu langkah yang dapat agama tertentu dapat memperburuk konflik
diambil adalah dengan menghargai budaya dan memperdalam perbedaan. Kita harus
maupun agama orang lain sebagaimana berusaha untuk menghindari diskriminasi
adanya, bukan seperti yang kita inginkan. dengan menghormati hak asasi manusia dan
Oleh karena itu, sebagai langkah menghindari sikap yang merendahkan atau
strategis menghadapi perbedaan budaya ddan merugikan kelompok-kelompok tertentu.
agama di Indonesia untuk menghindari bias Kelima, menjalin kerjasama; Kerjasama antara
makna dalam mempersepsi perbedaan yang berbagai kelompok budaya dan agama dapat
ada, berikut akan dikemukakan beberapa membantu untuk mengurangi perbedaan dan
langkah strategi yaitu: konflik. Kita dapat menjalin kerjasama dalam
Pertama, menghargai perbedaan35; berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi dan
enghargai perbedaan adalah kunci untuk budaya. Dalam hal ini, kita harus berupaya
menghindari konflik budaya dan agama. Kita untuk membangun hubungan yang saling
harus menghargai perbedaan budaya dan menguntungkan dan memperkuat
agama dengan mempelajari dan memahami
nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat
yang berbeda. Dalam hal ini, kita harus
berusaha untuk meningkatkan toleransi, saling
menghormati dan menghargai perbedaan, serta
menciptakan lingkungan yang inklusif. Kedua, 36
Rizak.
37
Tri Indah Kusumawati And Others, ‘Memahami
34
Alo Liliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Komunikasi Antarbudaya’, Jurnal Pendidikan Dan
Antarbudaya (Yogyakarta: LKiS, 2009), h. 46. Konseling, 2000, 47–56.
35 38
Hilda Yani, ‘Harmoni Interaksi Masyarakat clifford geertz, Agama Jawa Abangan, Santri,
Multikultural (Studi Deskriptif Di Desa Ujung Serdang Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa, ed. by Aswab
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)’ Mahasin & Bur Rasuanto Moh.Zaki, II (Semarang:
(Universitas Sumatera Utara Medan, 2017). Komunitas Bambu, 2014), h. 499.