Anda di halaman 1dari 12

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1 (2023)

TANTANGAN DAN STRATEGI DALAM MENGATASI


PERBEDAAN BUDAYA DAN AGAMA DI INDONESIA

Muhammad Thahir
InstitutAIN Sultan Amai Gorontalo, muhammad_thahir_junaid@iaingorontalo.ac.id

_________________________

Abstract
This article provides an in-depth analysis of the key factors that impact communication, specifically cultural
variances, linguistic disparities, and religious distinctions. Thus, in order to establish proficient intercultural
communication, a comprehensive comprehension of these variances is imperative. This research provides a
valuable contribution by highlighting the challenges of developing a comprehensive comprehension, particularly
within the diverse cultural landscape of Indonesia. The present article highlights the significance of comprehending
the context of intercultural communication to surmount cultural and religious disparities in Indonesia. Enhancing
comprehension of cultural and religious disparities, mitigating conflict and misinterpretation, and fostering
amicability, acceptance, and multiplicity within society are potential benefits of this approach. This article
endeavours to examine the intercultural communication dynamics in Indonesia, encompassing various topics such
as the challenges and strategies involved in addressing cultural and religious disparities in the country. The
research employed library research analysis, utilizing an intercultural communication approach.

Keywords:
Religion; Communication; Intercultural Communication; Culture
__________________________

Abstrak
Artikel ini menganalisis faktor-faktor utama yang memengaruhi komunikasi, khususnya perbedaan budaya,
perbedaan bahasa, dan perbedaan agama. Oleh karena itu, untuk membangun komunikasi antarbudaya yang baik,
pemahaman yang komprehensif tentang perbedaan-perbedaan ini sangat penting. Penelitian ini memberikan
kontribusi yang berharga dengan menyoroti tantangan dalam mengembangkan pemahaman yang komprehensif,
khususnya dalam lanskap budaya Indonesia yang beragam. Artikel ini menyoroti pentingnya memahami konteks
komunikasi antarbudaya untuk mengatasi kesenjangan budaya dan agama di Indonesia. Meningkatkan pemahaman
tentang perbedaan budaya dan agama, mengurangi konflik dan salah tafsir, serta memupuk kerukunan, penerimaan,
dan keragaman dalam masyarakat adalah manfaat potensial dari pendekatan ini. Artikel ini berupaya untuk mengkaji
dinamika komunikasi antarbudaya di Indonesia, yang mencakup berbagai topik seperti tantangan dan strategi yang
terlibat dalam mengatasi perbedaan budaya dan agama di negara ini. Penelitian ini menggunakan analisis penelitian
kepustakaan dengan menggunakan pendekatan komunikasi antarbudaya.

Kata Kunci:
Agama; Komunikasi; Komunikasi Antarbudaya; Budaya
Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

A. PENDAHULUAN Selain itu, perbedaan budaya dan agama


Indonesia merupakan negara dengan juga dapat menjadi sumber kekayaan dan daya
keragaman budaya dan agama yang sangat tarik bagi Indonesia. Indonesia memiliki
besar1. Perbedaan budaya dan agama di keanekaragaman budaya dan agama yang
Indonesia merupakan isu yang sangat penting sangat kaya, yang dapat menjadi potensi untuk
dan kompleks. Indonesia memiliki lebih dari pariwisata, seni, budaya, dan industri kreatif4.
300 kelompok etnis dan bahasa yang berbeda, Seperti Kehadiran suatu situs lokal akan
serta mayoritas penduduknya memeluk agama menjadi potensi bagi masyarakat lokal untuk
Islam, dengan minoritas besar yang memeluk mengimplementasikan komunikasi
agama Kristen, Hindu, dan Budha. Kondisi ini antarbudaya dengan pelestarian budaya,
memunculkan berbagai macam perbedaan mempererat tali silaturahmi, membangun
dalam budaya dan agama, seperti bahasa, adat ekonomi, meningkatkan keimanan dan
istiadat, norma sosial, keyakinan, dan nilai- keislaman melalui refleksi budaya dan adat di
nilai2. tengah-tengah masyarakat5. Oleh karena itu,
Perbedaan tersebut dapat memengaruhi pengelolaan perbedaan budaya dan agama
berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan juga penting untuk mempromosikan
antar etnis dan agama, interaksi sosial, politik, keberagaman sebagai kekuatan dan daya tarik
dan ekonomi. Ketika perbedaan ini tidak Indonesia sebagai negara.
dikelola dengan baik, maka bisa timbul Dalam berbagai literatur penelitian
konflik, ketidakmengertian, diskriminasi, dan tentang komunikasi antarbudaya menunjukkan
intoleransi antar etnis bahkan agama. bahwa perbedaan dalam suatu masyarakat
Sebaliknya, ketika perbedaan ini dikelola sangat mempengaruhi pola dan gaya
dengan baik, maka bisa terbentuk kerukunan, komunikasi seseorang. Komunikasi hal yang
toleransi, dan keberagaman yang harmonis sangat penting dalam setiap elemen dan
dalam masyarakat. perilaku manusia, hal ini sebagai cara
Pengelolaan perbedaan budaya dan seseorang untuk menyampaikan pesan kepada
agama di Indonesia juga relevan dengan orang lain baik secara verbal maupun non
konteks globalisasi dan modernisasi yang verbal, langsung maupun tidak langsung
terus berkembang. Globalisasi dan dengan berbagai media sebagai
6
modernisasi membawa perubahan sosial, penunjangnya . Sebagaimana menurut
ekonomi, dan politik yang signifikan, yang Hofstede dan Bond dalam sebuah
dapat memperkuat atau melemahkan penelitiannya bahwa perbedaan budaya dapat
perbedaan budaya dan agama dalam mempengaruhi gaya komunikasi, persepsi, dan
masyarakat3. Oleh karena itu, penting untuk
mempelajari strategi komunikasi antarbudaya 4
Herman Lawelai, ‘Perlindungan Pemerintah
yang tepat untuk mengatasi perbedaan budaya
Daerah Terhadap Kelompok Minoritas ’Towani
dan agama, yang dapat membantu masyarakat Tolotang Di Sulawesi Selatan’, Journal of Governance
Indonesia bersaing dalam era globalisasi dan and Local Politics (JGLP), Volume: 2.1 (2020), 73–92.
modernisasi ini. 5
Akbar Lakisa Dian Adi Perdana, Rois Lantuka, Zulfahmi
Kusuma, Julaeha Mingolo, Indah C Wewengkang,
Hamdani, ‘Strategi Dakwah Bubohu Sebagai Objek
1
Agus Akhmadi, ‘Moderasi Beragama Dalam Wisata Dakwah Di Bumi Gorontalo Pada Masa
Keragaman Indonesia Religious Moderation in Pandemi’, Academic Journal of Da’wa and
Indonesia ’ S Diversity’, Jurnal Diklat Keagamaan, 13.2 Communication, 3.1 (2022), 91–108
(2019), 45–55. <https://doi.org/https://doi.org/10.22515/ajdc.v3i1.50
2
Hanif Fadli Yanuar and others, ‘Social Cultivator : 33>.
6
Tantangan Untuk Konsisten Pada Tolerensi Dan Dian Adi Perdana, ‘PELAYANAN KOMUNIKASI
Empati’, Literaksi, 01.01 (2023), 45–49. PERBANKAN DAN KEPUASAN NASABAH (PERSPEKTIF
3
Issn Printed, ‘Islam Dalam Globalisasi: KOMUNIKASI ISLAM)’, ICJ: Islamic Communication
Pengembangan Nalar Kritis Dalam Ilmu Keislaman Journal, 4.2 (2019), 226–43
Kontemporer’, Madinah, 09.2 (2022), 331–46. <https://doi.org/10.21580/icj.2019.4.2.3959>.

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1(2023) 133


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

perilaku seseorang7. Demikian juga menurut perbedaan budaya, perbedaan bahasa, dan
Gudykunst dan Kim, perbedaan budaya atau perbedaan agama. Oleh karena itu, untuk
agama juga dapat mempengaruhi cara membangun komunikasi antarbudaya yang
berkomunikasi dan memahami nilai-nilai yang efektif, diperlukan pemahaman yang
dianut oleh masyarakat8. mendalam terhadap perbedaan-perbedaan
Meningkatkan pemahaman dan tersebut11. Komunikasi dengan mengelola
pengalaman dalam berkomunikasi pesan harus dengan trik yang mudah diterima
antarbudaya sangat penting untuk mereduksi baik oleh seorang audiens atau komunikan12.
dan mengatasi berbagai persoalan akibat Namun, ternyata untuk membangun dan
kesalahpahaman dalam memaknai perbedaan menciptakan pemahaman yang mendalam, hal
budaya dan agama yang tidak jarang berujung tersebut bukanlah hal yang mudah, apalagi
pertentangan bahkan konflik sosial. Sehingga dalam konteks Indonesia yang multikultur.
oleh Turnomo Raharjo menganggap Untuk mengatasi perbedaan budaya dan
perbedaan yang terjadi sering dimanfaatkan agama di Indonesia, mempelajari dan
oleh kelompok tententu untuk memicu memahami konteks komunikasi antarbudaya
ketidakstabilan demi kepntingan tertentu yang sangat penting. Hal ini dapat membantu
berimbas munculnya konflik horizontal meningkatkan pemahaman terhadap perbedaan
antarsuku, agama, ras, dan antar golongan budaya dan agama, mengurangi konflik dan
(SARA)9. ketidak-mengertian, serta mempromosikan
Dalam konteks Indonesia, perbedaan kerukunan, toleransi, dan keberagaman dalam
budaya dan agama adalah realitas keragaman masyarakat. Oleh karena itu, artikel ini
yang tidak bisa dihindari, meskipun di satu sisi dihadirkan sebagai upaya menjelajahi potret
menunjukkan bahwa keragaman tersebut dinamika komunikasi antarbudaya di
merupakan mozaik yang memperkaya Indonesia meliputi beberapa permasalahan
khazanah kehidupan pluralitas di Indonesia, yang akan dibahas yaitu; tantangan dan
namun di sisi lain keragaman tersebut juga strategi dalam mengatasi perbedaan budaya
mengandung potensi ancaman disintegrasi dan agama di Indonesia dengan menggunakan
sosial hingga ancaman bagi persatuan bangsa metode analisis library research dengan
dan Negara10. Oleh karena itu, kemampuan pendekatan komunikasi antarbudaya.
dalam melakukan komunikasi antarbudaya Dengan hadirnya hasil research ini,
yang efektif sangat penting untuk mereduksi diharapkan mampu memberikan pemahaman
potensi disitegrasi sosial akibat perbedaan tentang langkah-langkah strategi mengatasi
budaya dan agama. berbagai permasalahan akibat perbedaan
Dalam hal ini, menurut Ting-Toome, budaya dan agama sekaligus memperkuat
terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi soliditas masyarakat dalam mewujudkan
pola komunikasi antarabudaya, yaitu persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu,
artikel ini juga diharapkan menambah
7
Aang Ridwan, Komunikasi Antarbudaya; khasanah keilmuan khususnya pada bidang
Mengubah Persepsi Dan Sikap Dalam Meningkatkan komunikasi antarbudaya.
Kreativitas Manusia, Cet. I (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2016). B. HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Anita Febiyana and Ade Tuti Turistiati,
‘Komunikasi Antarbudaya Dalam Masyarakat
Multikultur (Studi Kasus Pada Karyawan Warga Negara
11
Jepang Dan Indonesia Di PT. Tokyu Land Indonesia)’, Toomey. Stella Ting, Communicating Across
LUGAS Jurnal Komunikasi, 3.1 (2019), 33–44 Cultures (New York: The Guilford Press, 1999).
12
<https://doi.org/10.31334/ljk.v3i1.414>. Alfian DianAdi Perdana, ‘STRATEGI PENGELOLAAN
9
Turnomo Rahardjo, Menghargai Perbedaan PESAN DAKWAH KEPADA MAD’UDALAM FILM “GURU-
Kultur; Mindfulness Dalam Komunikasi Antarbudaya GURU GOKIL”’, ALDIN: Jurnal Dakwah Dan Sosial
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Keagamaan, 8.1 (2022), 15–30
10
Akhmadi. <https://doi.org/10.30863/ajdsk.v8i1.3200>.

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1 (2023) 134


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

1. Porter Komunikasi Antarbudaya di sangat terbatas sehingga tidak mampu


Indonesia mengapresiasi dan menerjemahkan perbedaan-
Indonesia dalam sejarahnya dikenal perbedaan kultural dalam kontekas masyarakat
sebagai suatu bangsa yang plural, heterogen multikultural. Menurut beliau, selama ini
dan multikultur yang ditandai dengan adanya masyarakat kita belum mampu menerjemah
perbedaan ras, etnis, klasifikasi sosial seperti perbedaan-perbedaan tersebut dalam sebuah
budaya dan agama, stratifikasi sosial13. Dalam pola interaksi dan komunikasi yang efektif
perspektif sosiolologi dan antropologi hal ini (mindfullness) yang bertujuan meminimalkan
adalah satu keniscayaan dalam sistem kesalahpahaman budaya. Bahkan menurutnya,
masyarakat yang akan memberikan warna dan selama ini komunikasi yang berlangsung tidak
nuansa dinamis dalam kehidupan manusia mencerminkan adanya ketulusan saat
baik dalam lingkup sederhana maupun lingkup melakukan kontak antarbudaya (mindless)
yang kompleks14. sehingga tanpa disadari aktivitas komunikasi
Keberagaman yang terjadi di Indonesia yang dijalankan seperti automatic pilot yang
akibat perbedaan-perbedaan suku, budaya dan tidak dilandasi kesadaran dalam berpikir17,
agama menggambarkan kompleksitas identitas mereka mengidentifikasi dan menerjamahkan
masyarakat sekaligus menegaskan bahwa berdasarkan identitas kultur ataupun agama
sesungguhnya kita telah ditakdirkan dan tidak dan kepercayaan mereka sendiri. Hal inilah
bisa mengelak dari keberagaman tersebut, yang kerap terjadi saat bergaul dengan
karena kita pun tidak mampu menolak kelompok-kelompok budaya dan agama lain,
identitas ganda yang kita miliki. Identitas bahkan ada kecenderungan menilai budaya
ganda itu terbentuk melalui keunikan dan sendiri sebagai keniscayaan dan representasi
kompleksitas akibat interaksi dari etnik, kelas terhadap budaya dan agama orang lain, yang
sosial, gender, bahasa, agama, orientasi akhirnya kita terperangkap pada situasi
seksual, hingga kemampuan personal15. pemahaman eksclusivitas budaya dan
18 19
Keanekaragaman tersebut adalah etnosentrisme - .
sebuah realitas yang tak terbantahkan. Pada Peristiwa Sambas, Maluku dan
satu sisi sangat bernilai, namun pada sisi lain, beberapa wilayah lainnya di Indonesaia yang
memiliki potensi terjadinya disintegrasi atau pernah mengalami disintegrasi/konflik sosial,
seringkali menjadi alat untuk memicu merupakan salah satu bukti sikap dan perilaku
ketidakstabilan di dalam kehidupan sosial eksclusivitas budaya dan etnosentrisme
yang berimbas munculnya konflik horizontal masyarakat masih tinggi. Melihat beberapa
antarsuku, agama, ras, dan antar golongan
(SARA)16. Turnomo Raharjo menegaskan 17
bahwa konflik SARA yang pernah mewarnai Rahardjo.
18
Ekslusivitas budaya merupakan suatu
dalam dinamika kehidupan sosial masyarakat
pandangan bahwa budaya sendiri sebagai acuan bagi
Indonesia diakibatkan pemahaman mereka budaya lain tanpa mau konpromi dengan anggapan
tentang pluralitas atau kemajemukan masih bahwa hanya budayanya saja yang benar.
Etnosentrisme adalah sebuah pandangan yang
menititikberatkan kelompok sendiri sebagai standar
13
Ahmad Izza Muttaqin, Sikap Moderat, and kebenaran, sehingga muncul penilaian yang tidak
Generasi Muda, ‘Moderasi Beragama Dalam simetris bahkan muncul kecenderungan yang selalu
Meningkatkan Sikap Moderat Di Kalangan Generasi menghakimi nilai, adat istiadat, perilaku atau aspek-
Muda’, Jurnal ABDI KAMI (Jurnal Pengabdian Kepada aspek budaya lain dimana budaya sendiri dijadikan
Masyarakat, 6.1 (2023), 83–91. sebagai standar semua penilaian, L. Tubs Stewart dan
14
Said Agil. Husain al-Munawir, Fikh Hubungan Sylvia Moss, Human Communication (Bandung: PT.
Antar Agama. (Jakarta: Ciputat Press, 1993), h. 89. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 254.
15 19
Alo. Liliweri, Prasangka Dan Konflik; Komunikasi Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rahmat,
Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (Yogyakarta: PT. Kmunikasi Antarbudaya; Panduan Komunikasi Dengan
LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 61. Orang-Orang Berbeda Budaya. (Bandung: PT. Remaja
16
Rahardjo. Rosdakarya, 2001), h. vii-viii.

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1(2023) 135


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

fenomena tersebut, salah satu penyebabnya Untuk memperkuat dalam proses


adalah komunikasi antarbudaya yang komunikasi antarbudaya di Indonesia,
tersumbat. Hal itu, dipengaruhi oleh banyak diperlukan upaya untuk meningkatkan
faktor, seperti perbedaan budaya, bahasa, pemahaman dan penghargaan yang tinggi
agama, dan nilai-nilai yang dianut oleh terhadap perbedaan budaya, bahasa, agama,
masing-masing individu. Di Indonesia, dan nilai-nilai lain yang dianut oleh
komunikasi antarbudaya dapat terjadi di masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui
berbagai situasi, seperti dalam lingkungan pendidikan, pelatihan, dan interaksi
kerja, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari. antarbudaya yang lebih banyak. Dalam hal ini,
Dalam situasi ini, terdapat banyak hal yang pemerintah, institusi pendidikan, dan
bisa mempengaruhi seperti bahasa yang masyarakat secara umum memiliki tanggung
digunakan, penggunaan isyarat tubuh, dan jawab memperkuat hubungan-hubungan
perilaku yang dianggap sopan dalam budaya masyarakat yang berbeda. Melalui upaya
tertentu. seperti ini tentunya yang laing diharapkan
Salah satu contoh potret komunikasi dapat menciptakan hubungan yang lebih
antarbudaya di Indonesia yang berlangsung inklusif dan harmonis, serta mendorong
tidak sebagaimana mestinya adalah ketika kerjasama dan pemahaman antarbudaya yang
seseorang dari latar belakang budaya yang lebih baik.
berbeda harus berkomunikasi dengan Secara keseluruhan, untuk memahami
menggunankan bahasa yang berbeda, seperti bagaimana potret komunikasi antarbudaya di
penggunaan kata-kata dan aturan tatabahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh perbedaan
yang berbeda. Selain itu, isyarat tubuh seperti budaya, bahasa, dan nilai-nilai yang dianut
senyum dan anggukan kepala juga dapat oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,
berbeda. Dalam situasi seperti ini, seringkali kesadaran dan pemahaman terhadap
menyebabkan terjadi diskomunikasi yang perbedaan sangat penting sebagai upaya
dapat berimplikasi hubungan yang tidak memperkuat hubungan antarbudaya dan
selaras hingga pertentangan yang berujung agama di Indonesia.
terjadinya konflik. Ada beberapa peristiwa 2. Tantangan dalam Komunikasi
konflik yang pernah terjadi, ditengarai Antarbudaya di Indonesia
kesalahan dalam menginterpretasi makna Indonesia adalah salah satu negara
budaya orang lain, akhirnya proses dengan tingkat keragaman suku, budaya, dan
komunikasi antarbudaya tersumbat/tidak agama yang sangat tinggi, sehingga wajar
berjalan dengan maksimal. ketika berbagai permasalahan akibat
Aspek lain yang juga mempengaruhi perbedaan tersebut selalu saja muncul karena
proses komunikasi antarbudaya di Indonesia keragaman tersebut. Memahami konteks
adalah perbedaan nilai-nilai budaya dan agama komunikasi antarbudaya merupakan hal yang
yang dianut oleh masyarakat. Perbedaan sangat penting untuk menghindari kesalahan-
agama misalnya, sebagai negara dengan kesalahan dalam menginterpretasi perilaku
keberagaman agama yang sangat tinggi, komunikasi masyarakat yang berbeda budaya
agama kadang kala sering dijadikan sebagai dan agama. Tujuannya adalah meningkatkan
“alat’ dalam sebuah konflik interes yang pada pemahaman dan pengalaman dalam
akhirnya memicu konflik komunal. Olehnya berkomunikasi dengan orang-orang yang
itu, membangun pemahaman dan memiliki latar belakang budaya dan agama
penghormatan terhadap perbedaan budaya yang berbeda seperti gaya dalam
maupun agama sangat penting dalam proses berkomunikasi, mempersepsi, hingga perilaku
komunikasi antarbudaya sehingga akan mereka. Dengan kemampuan memahami
tercipta suasana harmonis meskipun dalam perbedaan tersebut, dapat tercipta komunikasi
bingkain perbedaan. yang lebih efektif dan saling menghargai.

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1 (2023) 136


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

Mewujudkan situasi dalam komunikasi Jawa, sementara kehalusan yang mereka


antarbudaya yang mindfulness20 bukan hal anggap adalah kemunafikan dan kelemahan25.
mudah karena masih diperhadapkan berbagai Dalam situasi lain yang serupa,
tantangan/hambatan yang sulit dihindari yaitu, stereotip juga sering muncul antara orang-
stereotype, etnosentris, dan prejudice. orang Prancis dan orang Amerika. Orang
Stereotype, adalah konsepsi tentang Prancis melihat orang Amerika sebagai
sifat suatu kelompok masyarakat atau individu yang enerjik, antusias, terbuka, dan
kelompok suku, agama didasari pada mudah bergaul, tetapi terlalu permisif,
prasangka yang tidak tepat bahkan sangat dangkal, individualis, dan terlalu fokus pada
subjektif21, atau Stereotip merupakan kesuksesan material. Di sisi lain, orang
keyakinan yang terlalu menggenalisir atau Amerika memiliki pandangan umum terhadap
penilaian negatif yang berlebihan terhadap orang Prancis sebagai orang yang elegan,
kelompok suku tertentu22-23, Akibatnya terjadi berkelas, santai, dan penuh gaya, tetapi terlalu
ketidakseimbangan dalam hubungan angkuh, sombong, konservatif, dan terlalu
antarsuku, dengan mudah terprovokasi. berfokus pada kebudayaan mereka sendiri.
Menurut Hamengkubuwono X, konflik yang Pandangan-pandangan ini sering kali
pernah terjadi antara etnis dan agama di menyulitkan komunikasi antarbudaya dan
beberapa daerah di Indonesia sering kali menghalangi terbentuknya kedamaian serta
berakar pada hubungan yang tidak sehat akibat pemahaman saat berinteraksi antara kedua
sikap saling menggeneralisasi24. Sebagai budaya tersebut.
contoh, terjadi konflik antara suku Dayak dan Dengan demikian, melalui komunikasi
Madura di Sambas karena stereotip yang antarbudaya dapat membantu mengatasi
berlebihan. Suku Madura dipandang kasar, stereotip dan prasangka negatif terhadap
tidak sopan, dan sulit beradaptasi oleh warga kelompok-kelompok etnis dan agama tertentu.
setempat. Di sisi lain, orang Jawa dan Sunda Stereotip dan prasangka negatif seringkali
menganggap diri mereka halus dan sopan, muncul akibat ketidakpahaman dan kurangnya
sementara orang Batak dianggap kasar, nekat, pengalaman dalam berinteraksi dan tidak
suka berteriak, pemberontak, dan suka jarang berdampak pada konflik komunal baik
berkelahi. Namun, orang Batak sendiri melihat antarsuku maupun antaragama. Dengan
diri mereka sebagai orang yang berani, memperluas pengalaman dan pengetahuan
terbuka, jujur, pintar, rajin, kuat, dan tegar. dalam berkomunikasi antarbudaya, dapat
Mereka menganggap orang Jawa dan Sunda membantu mengatasi stereotip dan prasangka
lebih halus dan spontan, tetapi lemah dan tidak negatif yang ada, bahkan membantu
jujur. Kejujuran bagi orang Batak adalah hal mengurangi konflik yang disebabkan oleh
yang dianggap kasar oleh orang Sunda dan perbedaan budaya dan agama.
Oleh karena itu, Stereotip negatif
merupakan tantangan untuk mencapai
kesehapaman dalam konteks perbedaan
budaya dan agama. Perdamaian dan toleransi
20
Ridwan. tidak akan terwujud jika masing-masing yang
21
Mochamad Rizak, ‘Peran Pola Komunikasi berbeda masih memiliki sikap dan prasangka
Antarbudaya Dalam Mencegah Konflik Antar Kelompok
negatif terhadap satu sama lain. Untuk
Agama’, Islamic Communication Journal, 3.1 (2018), 88
<https://doi.org/10.21580/icj.2018.3.1.2680>.
menjembatani agar mereka tidak terjebak pada
22
Rahardjo, h. 57. prasangka negatif terhadap kelompok budaya
23
Moss, h. 256. dan agama tertentu yang pada akhirnya
24 berdampak pada perlakuan diskriminatif
Endag Porwati, Pemahaman Psikologi
Masyarakat Indonesia Sebagai Upaya Menjembatani
Permasalahan Silang Budaya,
25
www.ialf.edu/kipbipa/papers/EndangPoerwanti.doc. Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi
(Tanggal 27 Nopember 2007). Meneropong Politik & Budaya, 1999, h. h. 13.

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1(2023) 137


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

terhadap individu dari budaya tersebut, baik Kecenderungan sikap dan perilaku
secara langsung maupun tidak langsung, yang etnosentris umumnya muncul pada
membutuhkan kemampuan mempersepsi dan orang-orang dengan keterbatasan pengetahuan
menilai budaya maupun agama lain pada dan pengalaman khususnya dalam
posisi yang simetris dalam perspektif berkomunikasi.. Hal ini membuat mereka
komunikasi antarbudaya. rentan terhadap provokasi. Perlu diingat
Etnosentrisme; merupakan sebuah bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia
cara pandangan yang menganggap kelompok juga masih menghadapi berbagai keterbatasan
atau budaya sendiri sebagai standar ukuran tersebut. Oleh karena itu, jika kita ingin
kepada kelompok atau budaya lain, atau mencapai komunikasi antarbudaya yang
sebagai pusat segalanya dengan selalu sukses, penting untuk menghilangkan
dibandingkan kelompok atau budaya lain perasaan superioritas dan menerima perbedaan
dengan kelompok atau budayanya sendiri budaya apa adanya, bukan seperti yang kita
sebagai standar penilaian. Dengan pandang inginkan. Selama masih ada sikap superioritas
etnosentrisme sebuah kecenderungan yang yang menolak mengakui keberadaan suku dan
selalu memahami bahkan menghakimi budaya orang lain, komunikasi antarbudaya
perilaku dan nilai budaya bahkan agama orang tidak akan berhasil28. Seperti yang dikatakan
lain dengan menggunakan kelompok sendiri oleh Alo Liliweri, bahwa kesuksesan dalam
sebagai ukuran bagi semua penilaian. Atau melakukan komunikasi antarbudaya sangat
menganggap kebudayaan diri sebagai patokan ditentukan oleh kemampuan memahami dan
dalam mengukur baik buruknya, atau tinggi menerima perbedaan sebagaimana adanya
rendahnya dan benar atau ganjilnya bukan sebagaimana yang kita kehendaki29.
kebudayaan lain26. Prejudice/prasangka. Salah satu
Seseorang yang berpandangan hambatan lain dalam komunikasi antarbudaya
etnosentris seringkali didasarkan pada adalah sikap dan prasangka yang berlebihan
prasangka negatif dan stereotip yang tidak terhadap kelompok etnis, budaya maupun
berdasar, cenderung merendahkan dan agama tertentu. Sikap dan prasangka ini
meremehkan kelompok lain, atau menganggap tercermin dalam anggapan-anggapan atau
kelompok sendiri sebagai superior, sementara stereotip yang mengarah pada penolakan atau
kelompok lain dianggap inferior. Sikap seperti penghindaran berdasarkan pemikiran,
ini kerap menimbulkan ketegangan bahkan perasaan, dan tindakan yang negatif dan tidak
konflik antarbudaya akibat proses saling menyenangkan30.
memahami, menerima bahkan kerjasama Prejudice adalah sikap atau pendapat
tersumbat, sehingga menghalangi untuk yang didasarkan pada prasangka atau penilaian
terciptanya suasana kehidupan harmoni dalam negatif terhadap seseorang atau kelompok
masyarakat. berdasarkan faktor seperti ras, agama, gender,
Selain itu, etnosentrisme juga dapat orientasi seksual, atau kebangsaan mereka,
menghasilkan penolakan terhadap perbedaan tanpa mempertimbangkan individu secara
budaya dan kurangnya apresiasi terhadap
keanekaragaman budaya di dunia. Hal ini
dapat menghambat pembangunan hubungan (Menarik Diri, Prasangka Sosial Dan Etnosentrisme)’,
yang sehat antara kelompok budaya yang Hikmah, 13.2 (2019), 185–204.
28
berbeda, serta mempersempit pemahaman dan Muhammad Anwar Syi’aruddin.dkk, Dinamika
Pengalaman Keagamaan Umat Islam Melayu Di Asia
pandangan dunia seseorang27. Tenggara, ed. by Ajid Thohir.dkk., Maret 2023
(Bandung: Gunung Djati Publishing, 2023), h. 3.
29
Alo. Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi
26
Suraya, ‘Peranan Komunikasi Dalam Penyatuan Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.
Budaya’, Jurnal Universitas Paramadina, 3.1 (2003). 116-17.
27 30
Menarik Diri, Prasangka Sosial, and Dan Alo. Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi
Etnosentrisme, ‘Hambatan Komunikasi Antar Budaya Antarbudaya.

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1 (2023) 138


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

objektif. Prejudice melibatkan pemikiran Kita perlu melampaui prasangka-prasangka


stereotip dan prasangka yang tidak berdasar dangkal dan terbuka untuk memahami dan
pada pengalaman atau pengetahuan yang menghargai keunikan setiap individu dan
faktual31. kelompok dalam konteks etnis, budaya dan
Prejudice dalam konteks agama yang berbeda. Hanya dengan sikap ini,
keindonesiaan sering kali muncul di tengah- kita dapat membangun hubungan yang
tengah masyarakat karena ketidaktahuan, harmonis, memperluas pemahaman kita, dan
ketakutan, atau persepsi yang salah, dan dapat merangkul keberagaman dalam komunikasi
menyebabkan diskriminasi, perlakuan tidak antarbudaya.
adil, atau tindakan negatif terhadap individu 3. Strategi Mengatasi Perbedaan Budaya
atau kelompok yang menjadi sasaran. dan Agama di Indonesia
Prejudice memiliki dampak yang dapat Indonesia adalah salah satu negara
merugikan pada kesejahteraan dan kehidupan dengan tingkat pluralitas dan keberagaman
sosial seseorang, serta menyebabkan yang sangat beragam. Ada lebih dari 300
ketidakadilan dan kesenjangan dalam kelompok etnis yang berbeda dan lebih dari
masyarakat. 700 bahasa daerah yang berbeda di seluruh
Penting untuk melawan dan mengatasi Indonesia33. Perbedaan budaya dan agama di
prejudice dengan mengedukasi diri sendiri, Indonesia dapat dilihat dalam banyak aspek
mempromosikan kesetaraan, dan mendorong kehidupan sehari-hari, termasuk dalam adat
pengertian dan penghormatan terhadap istiadat, bahasa, makanan, pakaian, dan cara
keberagaman. Melalui kesadaran dan kerja beribadah. Misalnya, tradisi adat dan budaya
sama, kita dapat berkontribusi untuk yang berbeda dapat ditemukan di berbagai
menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, daerah di Indonesia, seperti upacara adat di
adil, dan menghargai perbedaan. Bali, tradisi Lembah Baliem di Papua, atau
Contohnya, peng-stereotip-an terhadap tradisi Toraja di Sulawesi.
orang Batak seringkali menyebabkan mereka Sebagai negara yang memiliki
dianggap kasar, egois, dan mudah marah. kekayaan budaya dan agama yang beragam,
Akibatnya, orang-orang cenderung dan keragaman tersebut menjadi keniscayaan,
menghindari interaksi, tidak mau menjadi kadang-kadang menimbulkan permasalahan
tetangga atau teman dengan orang Batak. Hal dalam masyarakat bahkan tidak jarang
ini mengakibatkan terbatasnya komunikasi berubah menjadi konflik horizontal. Sebagai
dan ketertutupan antara kelompok-kelompok realitas keberagaman dan perbedaan yang sulit
tersebut. Apa yang kita rasakan, pikirkan, atau dihindari, menyebabkan situasi dalam
lakukan terhadap orang Batak didasarkan pada komunikasi antarbudaya memiliki
prasangka yang kita tanamkan dengan kencedungan 'adagium', ketika keberagaman
penilaian yang negatif dan dangkal32. latar belakang budaya semakin tinggi
Namun, untuk menciptakan kemungkinan terjadinya bias dalam
komunikasi antarbudaya yang harmonis dan memahami makna perbedaan antarbudaya
toleran, saling pengertian, pemahaman, dan semakin tinggi. Sebaliknya, jika tidak ada
saling menghargai merupakan modal utama. perbedaan budaya yang signifikan, maka bias
memahami makna perbedaan juga semakin
31
kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Agnieszka Kanas, Peer Scheepers, and Carl Artinya, Indonesia sebagai bangsa yang sangat
Sterkens, ‘Positive and Negative Contact and Attitudes
multikulur, seringkali perbedaan antarbudaya
towards the Religious Out-Group: Testing the Contact
Hypothesis in Conflict and Non-Conflict Regions of
33
Indonesia and the Philippines’, Social Science Research, Muhammad Sulthon, Dakwah Pada Masyarakat
63 (2017), 95–110 Majemuk Dan Toleransi Beragama Dalam Revitalisasi
<https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.2016.09.019>. Toleransi Beragama Berbasis Kearifan Lokal, ed. by
32
Alo. Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Mochamad Widjanarko DP Budi Susetyo (Semarang:
Antarbudaya. Universitas Katolik Soegijapranata, 2017).

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1(2023) 139


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

dan agama tidak dimaknai sebagaimana yang berkomunikasi dengan baik; Komunikasi yang
seharusnya saling beriringan, menghormati, baik dan terbuka dapat membantu untuk
mengakui satu sama lain. Hal itu terjadi akibat memahami perbedaan budaya dan agama.
kedua pihak tidak sepenuhnya memahami nilai Ketika kita menjalin komunikasi dengan cara
dan norma budaya atau agama masing-masing yang baik kepada orang-orang yang berasal
yang berbeda34. dari latar belakang budaya dan agama yang
Dalam konteks komunikasi berbeda, sesungguhnya kita sedang berupaya
antarbudaya, menciptakan pengalaman yang saling memberi pemahaman yang lebih
menyenangkan, menciptakan suasana yang mendalam sekaligus sebagai kesempatan
damai, mengurangi kesalahan informasi, dan untuk memperluas wawasan dan perspektif
mereda ketegangan sangat diperlukan. kita. Dalam hal ini, kita harus berbicara
Keefektifan dalam komunikasi antarbudaya dengan cara yang sopan, menghindari
hanya akan tercapai ketika kedua belah pihak penghakiman dan memperhatikan bahasa
mampu memberikan makna yang serupa tubuh kita36. Ketiga, meningkatkan
terhadap pesan budaya yang mereka saling pendidikan; Pendidikan adalah kunci untuk
pertukarkan. Di sisi lain, komunikasi meningkatkan toleransi dan memahami
antarbudaya yang kacau cenderung perbedaan budaya dan agama. Pendidikan
menimbulkan perbedaan pendapat, yang dapat membantu masyarakat untuk memahami
berujung pada konflik dan pertengkaran ketika nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat lain,
kedua belah pihak memberikan makna yang sehingga dapat mengurangi konflik dan
berbeda terhadap pesan budaya atau agama meningkatkan rasa saling menghargai37.
yang disampaikan. Untuk menghindari Keempat, menghindari diskriminasi38;
kesalahpahaman dalam situasi komunikasi Diskriminasi terhadap kelompok budaya dan
seperti ini, salah satu langkah yang dapat agama tertentu dapat memperburuk konflik
diambil adalah dengan menghargai budaya dan memperdalam perbedaan. Kita harus
maupun agama orang lain sebagaimana berusaha untuk menghindari diskriminasi
adanya, bukan seperti yang kita inginkan. dengan menghormati hak asasi manusia dan
Oleh karena itu, sebagai langkah menghindari sikap yang merendahkan atau
strategis menghadapi perbedaan budaya ddan merugikan kelompok-kelompok tertentu.
agama di Indonesia untuk menghindari bias Kelima, menjalin kerjasama; Kerjasama antara
makna dalam mempersepsi perbedaan yang berbagai kelompok budaya dan agama dapat
ada, berikut akan dikemukakan beberapa membantu untuk mengurangi perbedaan dan
langkah strategi yaitu: konflik. Kita dapat menjalin kerjasama dalam
Pertama, menghargai perbedaan35; berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi dan
enghargai perbedaan adalah kunci untuk budaya. Dalam hal ini, kita harus berupaya
menghindari konflik budaya dan agama. Kita untuk membangun hubungan yang saling
harus menghargai perbedaan budaya dan menguntungkan dan memperkuat
agama dengan mempelajari dan memahami
nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat
yang berbeda. Dalam hal ini, kita harus
berusaha untuk meningkatkan toleransi, saling
menghormati dan menghargai perbedaan, serta
menciptakan lingkungan yang inklusif. Kedua, 36
Rizak.
37
Tri Indah Kusumawati And Others, ‘Memahami
34
Alo Liliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Komunikasi Antarbudaya’, Jurnal Pendidikan Dan
Antarbudaya (Yogyakarta: LKiS, 2009), h. 46. Konseling, 2000, 47–56.
35 38
Hilda Yani, ‘Harmoni Interaksi Masyarakat clifford geertz, Agama Jawa Abangan, Santri,
Multikultural (Studi Deskriptif Di Desa Ujung Serdang Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa, ed. by Aswab
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)’ Mahasin & Bur Rasuanto Moh.Zaki, II (Semarang:
(Universitas Sumatera Utara Medan, 2017). Komunitas Bambu, 2014), h. 499.

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1 (2023) 140


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

keberagaman budaya dan agama di kehidupan bangsa yang multikulur. Komitmen


Indonesia39. terhadap kelima langkah tersebut merupakan
Untuk menghadapi perbedaan wujud integritas menciptakan kehidupan
antarbudaya dan agama di Indonesia bangsa yang damai dan harmonis.
menciptakan harmoni sosial, maka kita harus
berusaha untuk saling memahami dan
menghargai perbedaan, tidak etnosentris DAFTAR PUSTAKA
apalagi melakukan tindakan diskriminasi dan
menghakimi budaya maupun agama lain lebih Akhmadi, Agus, ‘Moderasi Beragama Dalam
rendah dibandingkan budaya atau agama Keragaman Indonesia Religious
sendiri. Dengan melakukan hal-hal tersebut, Moderation in Indonesia ’ S Diversity’,
kita dapat menciptakan lingkungan yang Jurnal Diklat Keagamaan, 13.2 (2019),
damai dan inklusif serta menghargai 45–55
keberagaman yang ada di Indonesia. clifford geertz, Agama Jawa Abangan, Santri,
Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa, ed. by
C. KESIMPULAN Aswab Mahasin & Bur Rasuanto
Moh.Zaki, II (Semarang: Komunitas
Indonesia adalah sebuah bangsa Bambu, 2014)
dengan tingkat pluralitas masyarakat sangat Dian Adi Perdana, Rois Lantuka, Zulfahmi
tinggi. Pluralitas tersebut dapat dilihat dari Kusuma, Julaeha Mingolo, Indah C
kehidupan masyarakatnya yang sangat Wewengkang, Hamdani, Akbar Lakisa,
beragama baik etnis, suku, budaya maupun ‘Strategi Dakwah Bubohu Sebagai Objek
agama. Keberagaman tersebut ternyata Wisata Dakwah Di Bumi Gorontalo Pada
menimbulkan permasalahan tersendiri dalam Masa Pandemi’, Academic Journal of
kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk Da’wa and Communication, 3.1 (2022),
mengatasi hal terbsebut diperlukan 91–108
pemahaman dalam berkomunikasi yang baik. <https://doi.org/https://doi.org/10.22515/
Hal ini dapat membantu menghindari sikap ajdc.v3i1.5033>
dan perilaku stereotip, etnosentris, dan DianAdi Perdana, Alfian, ‘STRATEGI
prejudice terhadap budaya maupun agama PENGELOLAAN PESAN DAKWAH
lain. KEPADA MAD’UDALAM FILM
Pemahaman yang baik pada konteks “GURU-GURU GOKIL”’, ALDIN:
komunikasi antarbudaya sangat diperlukan Jurnal Dakwah Dan Sosial Keagamaan,
untuk meningkatkan pemahaman terhadap 8.1 (2022), 15–30
berbagai perbedaan baik budaya maupun <https://doi.org/10.30863/ajdsk.v8i1.320
agama. Untuk mencapai hal tersebut 0>
diperlukan beberapa langkah strategis yaitu Diri, Menarik, Prasangka Sosial, and Dan
pertama, menghargai perbedaan, kedua, Etnosentrisme, ‘Hambatan Komunikasi
berkomunikasi dengan baik, ketiga, Antar Budaya (Menarik Diri, Prasangka
meningkatkan pendidikan, keempat, Sosial Dan Etnosentrisme)’, Hikmah,
menghindari diskriminasi dan kelima, 13.2 (2019), 185–204
menjalin kerjasama. Febiyana, Anita, and Ade Tuti Turistiati,
Kelima langkah strategis tersebut ‘Komunikasi Antarbudaya Dalam
sebagai upaya mereduksi berbagai persoalan Masyarakat Multikultur (Studi Kasus
intoleran yang kerap muncul di tengah-tengah Pada Karyawan Warga Negara Jepang
Dan Indonesia Di PT. Tokyu Land
Indonesia)’, LUGAS Jurnal Komunikasi,
39
Miftah Arifin- Zainal Abidin, ‘Harmoni Dalam 3.1 (2019), 33–44
Perbedaan Potret Relasi Muslim Dan Kristen’, <https://doi.org/10.31334/ljk.v3i1.414>
Fenomena, Vol. 16.1 (2017), 17–38.

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1(2023) 141


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

Husain al-Munawir, Said Agil., Fikh <https://doi.org/10.21580/icj.2019.4.2.39


Hubungan Antar Agama. (Jakarta: 59>
Ciputat Press, 1993) Printed, Issn, ‘Islam Dalam Globalisasi:
Kanas, Agnieszka, Peer Scheepers, and Carl Pengembangan Nalar Kritis Dalam Ilmu
Sterkens, ‘Positive and Negative Contact Keislaman Kontemporer’, Madinah, 09.2
and Attitudes towards the Religious Out- (2022), 331–46
Group: Testing the Contact Hypothesis in Rahardjo, Turnomo, Menghargai Perbedaan
Conflict and Non-Conflict Regions of Kultur; Mindfulness Dalam Komunikasi
Indonesia and the Philippines’, Social Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka
Science Research, 63 (2017), 95–110 Pelajar, 2005)
<https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.201 Rahmat, Deddy Mulyana dan Jalaluddin,
6.09.019> Kmunikasi Antarbudaya; Panduan
Lawelai, Herman, ‘Perlindungan Pemerintah Komunikasi Dengan Orang-Orang
Daerah Terhadap Kelompok Minoritas Berbeda Budaya. (Bandung: PT. Remaja
’Towani Tolotang Di Sulawesi Selatan’, Rosdakarya, 2001)
Journal of Governance and Local Ridwan, Aang, Komunikasi Antarbudaya;
Politics (JGLP), Volume: 2.1 (2020), 73– Mengubah Persepsi Dan Sikap Dalam
92 Meningkatkan Kreativitas Manusia, Cet.
Liliweri, Alo., Dasar-Dasar Komunikasi I (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2016)
Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Rizak, Mochamad, ‘Peran Pola Komunikasi
Pelajar, 2003) Antarbudaya Dalam Mencegah Konflik
———, Prasangka Dan Konflik; Komunikasi Antar Kelompok Agama’, Islamic
Lintas Budaya Masyarakat Multikultur Communication Journal, 3.1 (2018), 88
(Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, <https://doi.org/10.21580/icj.2018.3.1.26
2005) 80>
Liliweri, Alo, Makna Budaya Dalam Sulthon, Muhammad, Dakwah Pada
Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Masyarakat Majemuk Dan Toleransi
LKiS, 2009) Beragama Dalam Revitalisasi Toleransi
Miftah Arifin- Zainal Abidin, ‘Harmoni Beragama Berbasis Kearifan Lokal, ed.
Dalam Perbedaan Potret Relasi Muslim by Mochamad Widjanarko DP Budi
Dan Kristen’, Fenomena, Vol. 16.1 Susetyo (Semarang: Universitas Katolik
(2017), 17–38 Soegijapranata, 2017)
Moss, L. Tubs Stewart dan Sylvia, Human Suraya, ‘Peranan Komunikasi Dalam
Communication (Bandung: PT. Remaja Penyatuan Budaya’, Jurnal Universitas
Rosdakarya, 2000) Paramadina, 3.1 (2003)
Mulyana, Deddy, Nuansa-Nuansa Komunikasi Syi’aruddin.dkk, Muhammad Anwar,
Meneropong Politik & Budaya, 1999 Dinamika Pengalaman Keagamaan
Muttaqin, Ahmad Izza, Sikap Moderat, and Umat Islam Melayu Di Asia Tenggara,
Generasi Muda, ‘Moderasi Beragama ed. by Ajid Thohir.dkk., Maret 2023
Dalam Meningkatkan Sikap Moderat Di (Bandung: Gunung Djati Publishing,
Kalangan Generasi Muda’, Jurnal ABDI 2023)
KAMI (Jurnal Pengabdian Kepada Ting, Toomey. Stella, Communicating Across
Masyarakat, 6.1 (2023), 83–91 Cultures (New York: The Guilford Press,
Perdana, Dian Adi, ‘PELAYANAN 1999)
KOMUNIKASI PERBANKAN DAN TRI INDAH KUSUMAWATI, Usahatani D I
KEPUASAN NASABAH (PERSPEKTIF Indonesia, Ema Khotimah, and Interaksi
KOMUNIKASI ISLAM)’, ICJ: Islamic Antar Etnik, ‘Memahami Komunikasi
Communication Journal, 4.2 (2019), Antarbudaya’, Jurnal Pendidikan Dan
226–43 Konseling, 2000, 47–56

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1 (2023) 142


Muhammad Thahir Tantangan dan Strategi Dalam…

Yani, Hilda, ‘Harmoni Interaksi Masyarakat


Multikultural (Studi Deskriptif Di Desa
Ujung Serdang Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang)’
(Universitas Sumatera Utara Medan,
2017)
Yanuar, Hanif Fadli, Adi Lukman Nurhakim,
Iza Aulia Rahmawati, and Masduki
Asbari, ‘Social Cultivator : Tantangan
Untuk Konsisten Pada Tolerensi Dan
Empati’, Literaksi, 01.01 (2023), 45–49

Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 2, No 1(2023) 143

Anda mungkin juga menyukai