Anda di halaman 1dari 22

IMPLEMENTASI MULTIKULTURAL PADA PELAJARAN PAI

DALAM MENANAMKAN TOLERANSI ANTARAGAMA DI


SMAN 1 PURWAREJA KLAMPOK

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Uin Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
sebagai syarat untuk menulis skripsi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
TAHUN 2023

Oleh:
BERLIANI PUTRI ZANUAR
NIM: 214110402106
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Tisnawati pendidikan multikultural merupakan usulan model
pendidikan yang membawa respect ideology meliputi saling memahami,
menghargai, menghormati harkat dan martabat manusia tidak terbatas pada
ruang dan waktu (segi ekonomi, sosial, budaya, ras, bahasa, keyakinan,
maupun agama dan negara) (Tisnawati, 2019).
Sementara menurut Abduh dan Rosmaladewi, memaknai pendidikan
multikultural sebagai:
It encompasses understanding and inter-relationship of different
communities, the understanding of the core concept of culture, plurality,
and diversity. Interms of inter-relationship among cultural pluralism,
diversity, and differences, they represent the unique symbols of the
communities through language and identity. They symbolize the
historical, socio-cultural, and political identity. (Jayadi dkk., 2022)

Artinya, pendidikan multikultural merupakan sistem pendidikan yang


melegalkan dan menghormati keragaman budaya, suku, ras, agama, bahasa
juga latar belakang sosial masyarakat. Multikultural menyatukan pikiran yang
menyatakan seluruh siswa dengan mengesampingkan gender, strata sosial,
etnis, suku serta ciri khas budaya, berkesempatan mendapat pendidikan di
sekolah. Pemikiran yang urgen lainnya, beberapa peserta didik yang
mempunyai karakternya masing-masing, berkesempatan untuk mendapat
pengalaman belajar yang lebih baik.
Kekayaan dan keberagaman agama, etnis serta budaya stempat,
layaknya pedang bermata dua. Ketika kekayaan ini dijadikan khazanah yang
perlu dilestarikan dan memberikan spektrum serta semangat bagi bangsa,.
Namun juga merupakan sumber permasalahan, konflik vertikal dan horizontal.
Beragamnya agama, etnis dan kebudayaan ini disadari atau tidak, seringkali
memicu bermacam kasus seperti yang kita lihat dewasa ini. Minimnya Upaya
masyarakat di Indonesia untuk menghargai perbedaan itu membuahkan hal
yang buruk.
Dalam ajaran islam, peran Al-quran dan Hadits juga telah memberi
dasar ajaran bhineka dan menghargai penganut agama lain di luar islam.
Seperti dengan fiman-Nya dalam Qs.Al-Kafirun ayat 6, ‫ َلُك ْم ِد ْيُنُك ْم َوِلَي ِد ْيِن‬yang
dalam artinya. “Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku”.Juga dalam
Qs. Al-Baqarah ayat 256,”….. ‫“ ٓاَل ِاْك َر اَه ِفى الِّدْيِۗن‬yang memiliki arti, “Tidak ada
paksaan untuk beragama.”
Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat urgen untuk
membangun esensi dan label keagamaan seorang muslim. Daripada itu, di era
globalisasi yang kian maju, sehingga masyarakat menjadi semakin
multikultural dengan adanya keberagaman keyakinan, agama, background etnis
dan budaya. Oleh sebab itu, pneting untuk menimbang pendekatan
multikultural dalam Pendidikan Agama Islam.(Tisnawati, 2019)
Namun, dalam beberapa konteks pendidikan agama Islam masih ada
kecenderungan untuk mengadopsi pendekatan eksklusif yang tidak
mempertimbangkan keragaman budaya dan agama. Hal ini dapat menyebabkan
kesalahpahaman, konflik dan ketegangan antara masyarakat yang berbeda.
Pendidikan agama Islam multikultural merupakan pendekatan yang
menghargai keragaman budaya dan agama sekaligus memperkuat identitas
keagamaan Islam. Pendekatan ini mendorong dialog untuk mencapai saling
pengertian, menghargai perbedaan dan kerjasama antara komunitas Muslim
dan non-Muslim.(Ubaidillah & Khumidat, 2018)
Adapaun permasalahan yang dihadapi dalam multikultural:
1. Ketegangan antar agama:
Minimnya pendekatan multikultural dalam pendidikan agama Islam
dapat menimbulkan ketegangan antar umat beragama.
Kesalahpahaman antara kelompok agama yang berbeda dapat
menyebabkan konflik dan perpecahan dalam masyarakat.

2. Toleransi Rendah:
Tanpa pendidikan agama Islam yang berbasis multikulturalisme,
mungkin akan terjadi kekurangan keyakinan dan praktik agama lain.
Hal ini dapat mencegah berkembangnya toleransi, yang penting
dalam masyarakat multikultural.
3. Identitas keagamaan yang lemah:
Ajaran eksklusif agama Islam mungkin tidak memungkinkan
individu Muslim untuk memahami agama dan budaya mereka dalam
konteks yang lebih luas. Hal ini dapat menyebabkan identitas
keagamaan yang lemah dan tidak aman.
4. Kurangnya kompetensi antarbudaya:
Dalam masyarakat yang semakin multikultural, keterampilan
antarbudaya sangat penting. Tanpa pendekatan multikultural dalam
pendidikan agama Islam, pengembangan keterampilan ini mungkin
tidak akan maju, yang dapat menghambat integrasi sosial dan kerja
sama antar komunitas yang berbeda.
5. Globalisasi dan Perkembangan Teknologi:
Era globalisasi dan perkembangan teknologi telah membawa
perubahan besar dalam komunikasi dan interaksi antar budaya.
Pendekatan multikultural terhadap pendidikan agama Islam harus
mencerminkan realitas ini dan mempersiapkan kaum muda Muslim
untuk hidup di dunia yang semakin terhubung secara global.

Untuk menghadapi tantangan dan menangkap peluang masyarakat


multikultural, pendidikan agama Islam multikultural diperlukan untuk
mempromosikan pemahaman, toleransi, dan kerja sama antara kelompok
agama yang berbeda dan memperkuat identitas keagamaan umat Islam.
Berdasarkan studi pendahulu yang peneliti lakukakn di SMAN 1 Purwreja
Klampok, ditemukan keterangan dari Guru PAI bahwasannya mata pelajaran
pendidikan agama islam sangat menekankan pendidikan multikultural.(Bapak
Ikbal Ridhoi S.Pd.I, komunikasi pribadi, t.t.)
Adapun aktivitas yang dilaksanakan oleh Siswa dan Guru PAI SMAN 1
Purwareja Klampok diantaranya: (1) Mengundang pembicara tamu yang
mewakili agama agama lain dalam dialog antar agama, (2) Ketika KBM
berlangsung guru membhaas teks agama yang inklusif dan plural, (3) Siswa
diberikan proyek untuk menganalisis studi kasus multikultural. Aktivitas yang
dilakukan sebagaimana yang disebutkan ditujukan untuk membangun
hubungan harmonis yang multikultural pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Oleh sebab itu, peneliti berminat melakukan penelitian melalui tema:
Implementasi multikultural pada pelajaran PAI dalam menanamkan toleransi
antaragama di SMAN 1 Purwareja Klampok yang menerapkan basis ini untuk
menumbuhkan sikap toleran antaragama..
B. Definisi Konseptual
1. Multikultural dalam konteks pendidikan, multikulturalisme berarti
mengadopsi metode pendidikan yang mencerminkan dan mendorong
keragaman latar belakang budaya, agama, dan etnis siswa. Tujuannya
adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap
siswa merasa dihargai, diakui, dan dilibatkan, mendorong pemahaman,
toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Ketika
mengkonseptualisasikan multikulturalisme, penting untuk dipahami bahwa
keragaman bukanlah sumber konflik atau perpecahan, tetapi peluang untuk
membangun pemahaman, kerja sama, dan rekonsiliasi antarbudaya.
Multikulturalisme mengakui bahwa setiap individu atau kelompok
memiliki identitas dan keragaman budaya yang unik, dan menghargai
perbedaan tersebut sebagai aset yang dapat mempengaruhi kehidupan
sosial, politik dan ekonomi secara positif. (Iqbal dkk., t.t.)
2. Sikap toleransi antaragama adalah sikap positif, penghargaan dan
keterbukaan terhadap perbedaan agama, kepercayaan dan praktik
keagamaan orang lain. Toleransi antaragama berarti menghormati hak
individu untuk memilih, menjalankan, dan mempertahankan keyakinan
agamanya sendiri tanpa diskriminasi atau paksaan.
Dalam sikap toleran antar umat beragama, individu dapat menerima
keragaman agama sebagai bagian dari masyarakat multikultural. Mereka
menghormati hak setiap individu untuk berkeyakinan dan beribadah
menurut keyakinannya masing-masing, apapun agamanya. Toleransi
antaragama juga mencakup memerangi prasangka, stereotip, dan
diskriminasi terhadap orang atau kelompok agama tertentu. Orang-orang
dengan toleransi antaragama berusaha untuk memahami perspektif agama
lain, terlibat dalam dialog timbal balik dan membangun kerja sama untuk
mempromosikan perdamaian, kerukunan, dan kerukunan antaragama.
Definisi konseptual ini menekankan pentingnya menghormati perbedaan
agama, menghindari bentuk-bentuk intoleransi, dan membangun hubungan
saling pengertian dan keterbukaan antar kelompok agama yang
berbeda. (Hasibullah, 2023)

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini:
Bagaimana proses Implementasi multikultural pada pelajaran PAI dalam
menanamkan toleransi antaragama di SMAN 1 Purwareja Klampok?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis bagaimana (a) Mempromosikan
pemahaman yang mendalam tentang keragaman agama: Tujuan utamanya
adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai agama dan
kepercayaan di dunia. Hal ini memungkinkan siswa untuk menghargai dan
menghormati perbedaan agama dengan pemahaman yang lebih luas. (b)
Mempromosikan dialog antaragama yang saling menghormati: Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengembangkan keterampilan dialog antar umat
beragama yang saling menghargai melalui penerapan pendekatan
multikultural di PAI. Siswa diajak berdiskusi dengan pendekatan terbuka
dan toleran, saling bertukar pikiran dan menghargai pandangan agama lain.
(c) Membangun toleransi dan menghargai keberagaman:Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membantu siswa mengembangkan sikap
toleransi dan menghargai perbedaan agama. Siswa belajar untuk menerima
perbedaan dan memahami bahwa perbedaan agama tidak harus menjadi
sumber konflik tetapi dapat menjadi kesempatan untuk belajar dan saling
memperkaya. (d) Mempromosikan kerja sama antaragama dalam
memecahkan masalah sosial:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengajarkan siswa untuk bekerja
sama dengan orang-orang dari latar belakang agama yang berbeda untuk
memecahkan masalah sosial yang kompleks. Hal ini memperkuat kesadaran
bahwa kerjasama antaragama dapat menawarkan solusi yang lebih
komprehensif dan berkelanjutan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Dengan mengadopsi pendekatan multikultural, siswa memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang agama Islam dalam konteks
yang lebih luas. Ia mengkaji nilai-nilai universal agama, memahami
berbagai interpretasi agama dan mengembangkan perspektif inklusif.
b. Manfaat Praktis
1) Kepala Sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
penguatan tentang Implementasi multikultural pada pelajaran PAI
dalam menanamkan toleransi antaragama di SMAN 1 Purwareja
Klampok.
2) Guru PAI, penelitian ini bermanfaat untuk menjadi rujukan tentang
proses Implementasi multikultural pada pelajaran PAI dalam
menanamkan toleransi antaragama di SMAN 1 Purwareja Klampok
3) Peserta Didik, penelitian ini bermanfaat untuk menjadi rujukan
Implementasi multikultural pada pelajaran PAI dalam menanamkan
toleransi antaragama di SMAN 1 Purwareja Klampok.
E. Kajian Pustaka/Penelitian Relevan
Berikut merupakan penelitian yang membahas pendidikan agama islam
berbasis multikultural:
1. Ismail, H. (2019). Multikulturalisme dalam pembelajaran PAI: Studi kasus
di sekolah dasar multikultur. Al-Hayat: Journal of Islamic Education, 3(2),
193-207.
Penelitian ini mengkaji tentang realisasi multikulturalisme dalam
pembelajaran PAI di sekolah dasar multikultural. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran PAI multikultural dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap agama lain, meruntuhkan stereotype negatif
dan meningkatkan toleransi antar umat beragama.
2. Huda, M., & Ramdhani, M. (2020). The implementation of multicultural
education in Islamic religious education to develop religious tolerance.
Journal of Education, Teaching and Learning, 5(2), 308-315.
Penelitian ini mengkaji implementasi pendidikan multikultural dalam
pendidikan agama Islam untuk mengembangkan toleransi beragama.
Penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran inklusif, penggunaan
sumber daya yang beragam dan dialog aktif antaragama mendorong siswa
untuk memahami dan, menghargai.

Perbedaan penelitain ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada


pengambilan tempat penelitian, waktu penelitian, dan narasumber yang berbeda.
Pada penlitian menganai implementasi multikultural pada pelajaran PAI dalam
menanamkan toleransi anataragama di SMAN 1 Purwareja Klampok ini peneliti
menyadari terdapat ciri khas pada basis multikultural ini. Seperti adanya
membuka ruang diskusi dengan tokoh agama lain. Ini memberikan peluang untuk
membuka pemikiran tentang agama dan tidak menjadi sesuatu yang ekstrimis.

F. Kerangka Berpikir/Kerangka Teori/kerangka konseptual


1. Pendidikan Agama Islam (PAI)
a) Konsep dan tujuan PAI dalam ruang pendidikan
Konsep Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu disiplin ilmu
yang berhubungan dengan ajaran agama, nilai-nilai dan praktik
Islam. PAI bertujuan untuk membentuk akhlak mulia, memperkokoh
jati diri keislaman, meningkatkan pemahaman ajaran Islam dan
mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT. Sementara Tujuan PAI dalam konteks
pendidikan adalah membekali peserta didik dengan pemahaman
ajaran agama Islam, membentuk karakter Islami, mengembangkan
sikap positif terhadap ajaran Islam, dan mempersiapkan peserta didik
untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.
b) Peran PAI dalam membentuk sikap toleransi antaragama
PAI berperan penting dalam memperkenalkan keberagaman agama
kepada siswa. Melalui pembelajaran PAI, siswa dapat belajar tentang
agama lain, memahami perbedaan keyakinan dan menghargai
keragaman agama sebagai bagian dari kehidupan masyarakat.
Membangun sikap keterbukaan dan rasa hormat: Pembelajaran PAI
dapat membantu siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap
ajaran dan praktik agama lain. Siswa diajarkan untuk menghormati
kebebasan beragama dan hak setiap individu untuk memilih
keyakinan agama mereka sendiri.

PAI dapat menjadi tempat di mana siswa didorong untuk terlibat


dalam dialog antaragama yang saling menghormati. Dialog ini
memungkinkan siswa untuk berbagi informasi tentang agama
mereka sendiri dan memahami persamaan dan perbedaan dengan
agama lain.
Membantu membangun kerukunan antar umat beragama:
PAI berperan penting dalam membangun kerukunan antar umat
beragama. Siswa diajarkan untuk menghormati perbedaan agama,
menciptakan lingkungan yang inklusif dan bekerja sama dengan
sesama siswa dari latar belakang agama yang berbeda.
2. Multikulturalisme
a) Definisi dan konsep multikulturalisme (Fahrani, 2022) dalam
konteks pendidikan Multikulturalisme dalam konteks pendidikan
berarti pendekatan yang mengakui dan menghormati keragaman
budaya, agama, bahasa, dan tradisi di lingkungan belajar. Ini
termasuk mengakui keragaman siswa, guru, dan komunitas sekolah,
serta memasukkan nilai-nilai multikultural ke dalam kurikulum dan
praktik pembelajaran.
b) Nilai-nilai multikulturalisme terkait pembelajaran PAI:
Menghormati keragaman dengan mengutamakan penghormatan
terhadap perbedaan agama, budaya dan tradisi sebagai nilai yang
harus dihormati dan dicintai, Keadilan sosial dengan
mempromosikan hak yang sama dan perlakuan yang sama untuk
semua orang, terlepas dari latar belakang agama atau budaya
mereka, Empati dan pemahaman antarbudaya, Dialog dan
komunikasi: dengan mempromosikan komunikasi terbuka dan
dialog antaragama yang memungkinkan pertukaran pemikiran,
pengalaman, dan perspektif yang berbeda., dan Ragam materi
pembelajaran

c) Keuntungan Pendekatan Multikultural untuk Meningkatkan


Toleransi Antar Agama: Perkuat pemahaman agama
(memungkinkan siswa untuk lebih memahami agama lain dan
meruntuhkan stereotip dan prasangka), Membangun hubungan yang
harmonis (membantu membangun hubungan yang harmonis antara
siswa dari latar belakang agama yang berbeda), Meningkatkan
toleransi (mengembangkan sikap toleransi, saling menghargai dan
menghormati keragaman agama), Mempersiapkan siswa untuk
masyarakat multikultural (membantu siswa mempersiapkan diri
untuk hidup dan berpartisipasi dalam masyarakat yang beragam
secara agama dan budaya) Organisasi Kerohanian di Sekolah
3. Toleransi antaragama
a) Definisi toleransi antaragama adalah sikap saling menghormati,
menghormati dan menerima perbedaan agama antara individu atau
kelompok dalam masyarakat. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk
mempertahankan keyakinan dan praktik keagamaan seseorang sambil
menghormati dan mengakui hak-hak individu atau kelompok lain atas
keyakinan dan praktik keagamaan mereka sendiri.(Kurnia & Mukhlis,
2023)
b) Urgensi Toleransi Antaragama dalam Masyarakat yang Multikultural
Membangun harmoni sosial:
i. Toleransi antaragama memungkinkan orang-orang dari latar
belakang agama yang berbeda untuk hidup bersama secara
damai dan menghormati hak dan kebebasan beragama masing-
masing. Hal ini membantu terciptanya suasana keharmonisan
dan keharmonisan sosial dalam masyarakat.
ii. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan:
Toleransi antaragama meningkatkan kesadaran dan pemahaman
yang lebih baik tentang agama lain. Dengan berbagi informasi
dan pengalaman satu sama lain, individu dapat memperluas
wawasan mereka tentang kepercayaan dan praktik agama yang
berbeda.
iii. Mengurangi konflik dan kekerasan:
Toleransi antaragama dapat mengurangi potensi konflik dan
kekerasan akibat perbedaan agama. Ketika individu dapat
menghormati perbedaan agama, mereka lebih cenderung
mencari pengertian, dialog dan penyelesaian konflik secara
damai.
4. Implementasi Multikultural pada Pelajaran PAI
a) Strategi Pembelajaran Multikultural dalam PAI

i. Temukan dan pahami keragaman agama:


Ajari siswa secara objektif dan menyeluruh tentang berbagai agama
di masyarakat. Terlibat dalam studi perbandingan agama untuk
meningkatkan pemahaman tentang persamaan dan perbedaan antara
agama-agama ini.
ii. Mewakili cerita multikultural dalam materi pembelajaran:
Menggunakan bahan bacaan multikultural, sumber audio-visual, dan
cerita yang mencakup karakter, cerita, dan kontribusi dari berbagai
agama. Ini membantu siswa memperluas wawasan mereka dan
mengembangkan rasa saling menghormati.
iii.Promosikan dialog dan diskusi terbuka:
Menyelenggarakan kegiatan diskusi dan dialog dengan siswa dari
latar belakang agama yang berbeda. Ruang terbuka untuk berbagi
pandangan, pengalaman dan pemahaman tentang setiap agama.
iv. Menekankan rasa hormat terhadap perbedaan agama:
Tekankan pentingnya menghormati perbedaan agama dan
mempromosikan nilai-nilai seperti kesetaraan, keadilan, dan
perdamaian antaragama.
b) Penggunaan Sumber Daya dan Materi Pembelajaran yang inklusif

i. Buku teks tentang berbagai agama:


Melalui penggunaan buku-buku pelajaran yang memuat materi
tentang berbagai agama, dan Islam serta agama lain yang ada di
masyarakat.
ii. Materi pembelajaran multimedia:
Gunakan sumber daya multimedia seperti video, audio, dan
presentasi yang memberikan representasi seimbang dari berbagai
agama.
iii. Materi pembelajaran konteks:
Menggunakan materi pembelajaran yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari siswa, seperti studi kasus, cerita atau
skenario yang berhubungan dengan agama yang berbeda.
iv. Penggunaan tamu atau pembantu:
Undang tamu atau lawan bicara dari agama yang berbeda untuk
memberi siswa wawasan langsung tentang praktik dan kepercayaan
agama mereka.

c) Aktivitas Dialog Antaragama dalam Pembelajaran PAI


Kegiatan dialog antaragama dalam kerangka pendidikan agama Islam
(PAI) merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan
pemahaman antaragama, toleransi dan saling menghargai. Kegiatan
ini membawa siswa dari latar belakang agama yang berbeda untuk
berdiskusi secara terbuka dan berbagi pengetahuan, pandangan dan
pengalaman keagamaan mereka.

i. Diskusi kelompok:
Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari wakil-wakil dari berbagai agama. Mereka ditanyai
topik atau pertanyaan yang berkaitan dengan nilai-nilai agama,
praktik ibadah, atau kehidupan sehari-hari yang terkait dengan
agama. Setiap kelompok diminta untuk menyampaikan pendapat
dan pengalamannya serta mendengarkan pendapat kelompok
lain.
ii. Diskusi panel:
Undang perwakilan dari berbagai agama untuk membentuk
kelompok diskusi di kelas. Setiap perwakilan akan
mempresentasikan ajaran agamanya dan menjawab pertanyaan
dari siswa. Diskusi panel ini memungkinkan siswa untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang agama lain
dengan menggunakan sumber-sumber resmi.
iii. Studi kasus:
Berikan studi kasus tentang situasi yang melibatkan konflik atau
perbedaan agama. Para siswa diminta untuk menganalisis situasi
dari perspektif agama yang berbeda dan mencari solusi yang
mempromosikan perdamaian dan toleransi antar agama.

iv. Diskusi terbuka:


Menyelenggarakan diskusi terbuka antar siswa yang berbeda
agama. Pokok bahasan dapat berupa isu-isu keagamaan terkini,
nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari atau peran agama
dalam masyarakat. Diskusi ini memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk berlatih mengungkapkan pendapatnya secara
rasional dan mengikuti etika komunikasi. Dialog antaragama
dalam pembelajaran PAI tidak hanya meningkatkan pemahaman
siswa terhadap agama lain, tetapi juga mengembangkan
toleransi, empati dan menghargai perbedaan. Hal ini dapat
membantu siswa tumbuh menjadi individu yang lebih terbuka,
inklusif dan mampu hidup harmonis dalam masyarakat
multikultural.

5. Hubungan Implementasi Multikultural dan Toleransi Antaragama di SMAN


1 Purwareja Klampok

a) Dampak praktik multikultural terhadap sikap dan pemahaman siswa


terhadap agama lain
Implementasi multikultural dalam pembelajaran PAI dapat memberikan
dampak positif terhadap sikap dan pemahaman siswa terhadap agama
lain. Beberapa efek yang mungkin terjadi adalah (Atoillah, t.t.):
i. Mengembangkan sikap terbuka dan menghargai perbedaan:
Melalui pendekatan multikultural, siswa dapat mengembangkan
sikap terbuka dan menghargai perbedaan agama. Mereka menerima
dan menghormati keyakinan agama yang berbeda, yang
meruntuhkan stereotip dan prasangka negatif.
ii. Pemahaman yang lebih dalam tentang agama lain
Implementasi multikultural memungkinkan siswa untuk belajar
secara rinci tentang berbagai agama, termasuk kepercayaan,
praktik, dan nilai-nilai mereka. Hal ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang agama lain dan memperluas wawasan
mereka.
iii. Mengembangkan Keterampilan Dialog dan Komunikasi
Antaragama
Pembelajaran multikultural mendorong siswa untuk berdialog dan
berkomunikasi secara sehat dengan pemeluk agama lain. Hal ini
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan komunikasi
yang efektif, saling menghormati dan membangun hubungan yang
harmonis di antara mereka. Peran implementasi multikultural
dalam meningkatkan toleransi antar umat beragama di kalangan
siswa:

b) Implementasi multikultural dalam pembelajaran PAI dapat berperan


penting dalam meningkatkan toleransi antar umat beragama di kalangan
siswa. Peran yang dapat dimainkan antara lain:
i. Meningkatkan Kesadaran dan Penghormatan terhadap
Keberagaman Agama:
Melalui pembelajaran multikultural, siswa belajar tentang
keragaman agama yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat
meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap keberagaman
tersebut serta menghormati hak setiap individu untuk menjalankan
keyakinan agamanya.
ii. Memperkuat pemahaman dan empati antaragama:
Implementasi multikultural membantu siswa memperdalam
pemahaman mereka tentang agama lain, termasuk nilai, praktik,
dan perspektif mereka. Hal ini dapat memperkuat kemampuan
siswa untuk berempati dengan pemeluk agama lain dan melihat
dunia dari sudut pandang mereka.
iii. Mendorong Kerjasama dan Kerjasama Antar Agama:
Melalui kolaborasi dan proyek multikultural, siswa diundang untuk
bekerja dengan orang-orang dari latar belakang agama yang
berbeda. Hal ini dapat membantu membangun kerjasama dan
saling pengertian serta mempererat hubungan antaragama. Faktor-
faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi multikultural
dalam mengajarkan toleransi antar umat beragama:
c) Beberapa faktor dapat mempengaruhi efektivitas multi-implementasi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas
implementasi multikultural dalam mengajarkan toleransi antar umat
beragama. Beberapa faktor penting adalah (Tisnawati, 2019):

i. Kesadaran dan pemahaman guru:


Faktor penting adalah kuatnya pemahaman dan kesadaran para
guru akan pentingnya multikulturalisme dan toleransi antar umat
beragama. Guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
berbagai agama dan mampu mengidentifikasi dan mengatasi bias
dan prasangka pribadi.

ii. Kurikulum inklusif:


Perencanaan kurikulum yang inklusif dan beragam dapat
mendukung implementasi multikultural dalam pembelajaran.
Kurikulum harus mencakup materi yang mencerminkan perbedaan
agama dan kepercayaan dan mengajarkan siswa pentingnya
toleransi dan kerukunan antaragama.

iii. Bahan ajar representatif:


Penggunaan bahan ajar yang representatif, baik buku teks, bahan
ajar, maupun sumber lainnya, merupakan faktor penting dalam
penguatan implementasi multikultural. Bahan ajar yang
mencerminkan keragaman agama dan kepercayaan membantu
siswa memahami dan menghargai perbedaan tersebut.

iv. Lingkungan sekolah yang mendukung:


Lingkungan sekolah yang inklusif dan mendorong adalah faktor
penting dalam mempromosikan toleransi antaragama. Ini termasuk
manajemen konflik yang efektif, kebijakan anti-diskriminasi yang
jelas dan promosi partisipasi aktif siswa dari berbagai agama.

v. Kerjasama antara sekolah, orang tua dan masyarakat:


Kerjasama antara sekolah, orang tua dan masyarakat merupakan
faktor penting dalam implementasi multikultural. Dukungan dan
partisipasi aktif orang tua dan masyarakat dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap keberagaman agama dan mempertegas
nilai-nilai toleransi antaragama yang diajarkan di sekolah.

vi. Pendidikan dan pelatihan profesi guru:


Pendidikan dan pelatihan profesi terkait multikulturalisme dan
toleransi antar umat beragama dapat membantu guru meningkatkan
keterampilan dan pengetahuannya dalam menerapkan pendekatan
multikultural dalam pendidikan agama Islam. Pelatihan ini dapat
membantu guru mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat
dan efektif.

G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus secara detail di
SMAN 1 Purwareja Klampok untuk menganalisis implementasi
multikultural dalam pembelajaran PAI dan pengaruhnya terhadap toleransi
antaragama. Data dapat dikumpulkan melalui observasi kelas, wawancara
dengan guru dan siswa, dan analisis dokumen terkait.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini berfokus pada penanaman sikap multikultural untuk
toleransi antaragama di sekolah.
b. Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu
Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Tahap Persiapan Penelitian
a. Penyusunan dan pengajuan
judul dan konsultasi ke dosen
pembimbing, ACC judul

b. Pengajuan Proposal
c. Perijinan Penelitian
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
Tahap Penyusunan Laporan

3. Objek dan Subjek Penelitian


a. Objek Penelitian: proses implementasi pendidikan multikultural dalam
mata pelajaran PAI di SMAN 1 Purwareja Klampok.
b. Subjek Penelitian:
1) Guru PAI SMAN 1 Purwareja Klampok yaitu Bu Aini S.Pd.I dan Pak
Ikbal Ridoi S.Pd.I
2) Siswa Kelas 10, 11, dan 12 SMAN 1 Purwareja Klampok.
Mengambil 5 sampel dari masing masing jenjang.
3) Kepala Sekolah SMAN 1 Purwreja Klampok, yaitu Ibu Linovia
Karmelita.S.Sos.
4. Teknik Pengumpulan Data (boleh ditulis definisi dan macam2nya),
Penelitian ini peneliti menggunakan Teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi adalah Teknik
pengumpulan data melalui aktivitas mengamati suatu objek atau peristiwa
secara sistematis di lokasi penelitian tersebut tanpa melakukan interaksi atau
bertanya pada subjek. Wawancara kegiatan mendapatkan informasi dengan
cara bertanya langsung pada subjek atau responden. Wawancara bertujuan
untuk memperoleh informasi secara langsung dari subjek atau responden.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari catatan
tertulis , laporan, arsip, atau dokumen lain yang relevan dengan obyek
penelitian, bertujuan untuk memberikan data tambahan atau informasi yang
diperlukan dalam penelitian.
5. Teknik Analisis Data (reduksi data sd display data)
Hasil dr analisis data adalah gambaran sistematis mengenai kegiatan yang
diteliti.
 Beberapa sikap moderasi beragama yang dikembangkan di SMK 2 Pwt
 Kegiatan yang dilaksakan oleh Rohis yang mengarah/ditujukan untuk
pembentukan sikap moderasi beragama

H. Sistematika Pembahasan: narasi dr kerangka isi skripsi

1) Pendahuluan:
Pendidikan agama Islam berperan penting dalam menanamkan nilai-
nilai agama dan akhlak kepada siswa. Namun, di era globalisasi yang
semakin meningkat, penting untuk mengintegrasikan pendekatan
multikultural ke dalam pembelajaran PAI. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi implementasi multikultural SMAN 1
Purwareja Klampok dalam pendidikan agama Islam dan menganalisis
perannya dalam mendorong toleransi antar umat beragama. Kajian ini
bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada sekolah untuk
meningkatkan pendekatan multikultural dalam pembelajaran PAI.
2) Tinjauan Literatur:
Bagian ini membahas tentang konsep multikulturalisme dalam
pendidikan agama Islam, peran pendidikan agama Islam dalam
mendorong toleransi antar umat beragama, implementasi multikultural
dalam pendidikan agama Islam, dan pentingnya toleransi antar umat
beragama di sekolah menengah.
3) Kerangka konseptual:
Bagian ini membahas teori multikulturalisme dalam pendidikan agama
Islam, konsep toleransi antaragama, dan hubungan antara
multikulturalisme dan toleransi antaragama. Kerangka konseptual ini
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep dan
teori yang mendasari penelitian ini.
4) Metode penelitian:
Bagian ini menjelaskan tentang desain penelitian yang digunakan,
populasi dan sampel, instrumen penelitian yang digunakan, serta proses
pengumpulan dan analisis data.
5) Implementasi Multikultural dengan Pelajaran PAI di SMAN 1
Purwareja Klampok:
Bagian ini menjelaskan implementasi multikulturalisme dalam
pembelajaran PAI di SMAN 1 Purwareja Klampok. Ini termasuk
deskripsi sekolah dan konteks pembelajaran, strategi pembelajaran
multikultural yang digunakan, materi pembelajaran yang inklusif dan
bervariasi, dialog antaragama dan kolaborasi dengan guru dari mata
pelajaran lain.
6) Evaluasi dan analisis data:
Pada bagian ini dijelaskan proses pengumpulan data, analisis data, dan
hasil penelitian yang diperoleh dari hasil evaluasi dan analisis data.
7) Pembahasan:
Bagian ini membahas implementasi multikultural dalam pembelajaran
PAI di SMAN 1 Purwareja Klampok, peran implementasi multikultural
dalam mendorong toleransi antar umat beragama, tantangan dan
hambatan implementasi multikultural di sekolah, dan rekomendasi
implementasi multikultural yang lebih banyak di sekolah.
8) Kesimpulan:
Bagian ini memberikan ringkasan penelitian, temuan kunci yang
diperoleh, implikasi penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

I. Daftar Pustaka
Atoillah, M. T. (t.t.). Pendidikan Multikultural Melalui Pendidikan Agama Islam

Dalam Pembentukan Karakter Kebangsaan Siswa SMP N 1 Pangkalan.

Bapak Ikbal Ridhoi S.Pd.I. (t.t.). Wawancara guru PAI mengenai basis

multikultural [Komunikasi pribadi].

Fahrani, D. (2022). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

SEBAGAI UPAYA PENGUATAN NILAI KARAKTER TOLERANSI

SDN KAPUK MUARA 01. JURNAL ILMIAH EDUNOMIKA, 6(2).

https://doi.org/10.29040/jie.v6i2.5229

Hasibullah, M. U. (2023). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PERSPEKTIF

AL-QUR’AN DAN HADITS. 3(2).

Iqbal, M., Sos, S., & Pd, M. (t.t.). PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM BERWASASAN MULTIKULTURAL DALAM


MENANAMKAN TOLERANSI BERAGAMA SISWA DI SMPN 1

SUMBER, KABUPATEN PROBOLINGGO.

Jayadi, K., Abduh, A., & Basri, M. (2022). A meta-analysis of multicultural

education paradigm in Indonesia. Heliyon, 8(1), e08828.

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2022.e08828

Kurnia, I. R., & Mukhlis, S. (2023). Implementasi Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Karakter Toleransi Melalui Pendidikan Multikultural.

Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(1), 209–216.

https://doi.org/10.31949/educatio.v9i1.4064

Tisnawati, N. (2019). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL SEBAGAI UPAYA

PENGUATAN NILAI KARAKTER TOLERANSI PADA ANAK USIA

DINI DI PERUMAHAN PNS KOTA METRO. Jurnal Kajian Anak (J-

Sanak), 1(01), 37–52. https://doi.org/10.24127/j-sanak.v1i01.10

Ubaidillah, U., & Khumidat, K. (2018). Multikulturalisme dalam Pendidikan

Agama Islam dan Implementasinya di SMA Negeri 3 Lumajang.

Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, 11(2), 128.

https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v11i2.334

J. Rancangan Kerangka Isi Skripsi: mirip daftar isi/tanpa halaman


I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Metode Penelitian
II. Tinjauan Pustaka
A. Konsep Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam
B. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Toleransi
Antaragama
C. Implementasi Multikultural dalam Pembelajaran PAI
D. Toleransi Antaragama dalam Konteks Sekolah Menengah
III. Kerangka Konseptual
A. Teori Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam
B. Konsep Toleransi Antaragama
C. Hubungan antara Multikulturalisme dan Toleransi Antaragama
IV. Metode Penelitian
A. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Proses Pengumpulan Data
E. Analisis Data

V. Implementasi Multikultural pada Pelajaran PAI di SMAN 1 Purwareja


Klampok
A. Deskripsi Sekolah dan Konteks Pembelajaran
B. Strategi Pembelajaran Multikultural dalam PAI
C. Materi Pembelajaran yang Inklusif dan Beragam
D. Kegiatan Dialog Antaragama
E. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran Lain
VI. Evaluasi dan Analisis Data
A. Pengumpulan Data
B. Analisis Data
C. Temuan Penelitian
VII. Pembahasan
A. Implementasi Multikultural pada Pembelajaran PAI di SMAN 1 Purwareja
Klampok
B. Peran Implementasi Multikultural dalam Menanamkan Toleransi
Antaragama
C. Tantangan dan Kendala dalam Implementasi Multikultural di Sekolah
D. Rekomendasi untuk Peningkatan Implementasi Multikultural di Sekolah
VIII. Kesimpulan
A. Ringkasan Penelitian
B. Temuan Utama
C. Implikasi Penelitian
D. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
IX. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai