Oleh:
Vina Kurniati
NIM. 1611210092
ABSTRAK
Vina Kurniati 1611210092, Februari, 2021, “Strategi Pendidik Pondok Pesantren Dalam
Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Di Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi
Bengkulu Selatan”. Skripsi : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan
Tadris, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Pembimbing 1. Dr. Irwan Satria, M.Pd,
2. Rossi Delta, M.Pd.
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Kemajemukan tersebut ditandai dengan
beragamnya etnis, suku, agama, budaya, dan adat istiadat yang terdapat didalamnya. Indonesia
juga secara luas dikenal sebagai sebuah Negara yang bercorak multibudaya (multikultural).
Indonesia juga merupakan salah satu negara kepulauan terbesar didunia yang sangat plural
baik ditinjau dari segi suku bangsa, ras, bahasa, adat istiadat, agama, dan lain sebagainya. Atas
dasar tersebut, Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan terjadinya konflik
internal yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) maka dari itu
diperlukan suatu sistem pendidikan yang dapat memberikan solusi alternatif bagi seluruh
kebutuhan dan tuntutan masyarakat Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bagaimana strategi pondok pesantren
Makrifatul Ilmi dalam penerapan pendidikan multikultural kepada santri. (2) Mengetahui
nilai-nilai pendidikan multikultural apa saja yang terdapat di Pondok Pesantren Makrifatul
Ilmi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian lapangan yang bersifat analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di
Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan yang beralamatkan di Jalan Merapi RT
007 Kelurahan Gunung Ayu Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Subjek
dan informan utama dalam penelitian ini adalah Pengurus, pendidik serta santri kelas XII MA.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan
atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai-nilai pendidikan multikultural di Pondok
Pesantren Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan yakni nilai demokrasi, nilai keadilan dan nilai
toleransi. Toleransi dimiliki santri bertujuan untuk mereka dapat menerima perbedaan yang
ada atas keanekaragaman temannya, dan gurunya. Dengan adanya toleransi maka santri akan
menerima perbedaan dan menciptakan suatu lingkungan yang rukun dan damai. Strategi yang
dilakukan oleh pengurus Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan yakni dengan
menggunakan strategi keteladanan dan pembiasaan.
ditandai dengan beragamnya etnis, suku, etnis dan suku meningkat dan terasa cukup
agama, budaya, dan adat istiadat yang mengganggu nilai-nilai luhur bangsa
dalam kesederajatan atau kesetaraan. 2020 sampai dengan 10 Maret 2020, peneliti
Kesetaraan inilah yang menjadi titik menemukan beberapa masalah yaitu sebagai
individu maupun masyarakat antar santri yang berbeda suku, (2) Santri
diskriminasi dan perbedaan hak-hak. satu daerahnya, dan (3) Masih banyak santri
Oleh karena itu, penting kiranya yang menggunakan bahasa daerah dalam
manusiawi dalam suatu kehidupan santri yang berbeda suku maksudnya adalah
Ilmi Kota Manna, Bengkulu Selatan memang bukan berasal dari daerah bengkulu
adalah lembaga pendidikan yang selatan itu sendiri kurang berani untuk
multikultural kepada santrinya. Strategi secara langsung dengan santri yang berasal
Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi juga bisa disebut lebih memilih teman yang
diperlukan sebagai upaya pemersatu sepaham dan mengerti bahasa mereka sendiri,
terhadap segala jenis perbedaan yang ada adalah dimana para santri yang memang
belum terbiasa dan masih merasa asing berguna untuk para santri sendiri kedepannya
saat mendengar santri lainnya berbicara supaya terbiasa menggunakan bahasa yang
bahasa daerah mereka sendiri, akan tetapi baik dan benar yaitu bahasa Indonesia.
kenyataan secara benar, dibentuk oleh diartikan sebagai sebuah interaksi yang
relevan yang diperoleh dari situasi yang perasaan, kepercayaan, motif, dan
adalah metode deskriptif analitik, yaitu atau 21 Jumadil Akhir 1434 H, yang
berupa kata-kata, gambar, dan bukan Gunung Ayu Kecematan Kota Manna
maupun non-formal yang berbasis atas terlihat bahwa definisi para ahli saling
tinggi dan yang non-formal meliputi: mengakui dan menghormati orang lain
kursus, paket belajar, majelis taklim, yang berbeda budaya, dengan memberi
1010
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Pendidkan multikutural terdiri dari
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h.66.
dua akar kata, yakni pendidikan dan wawancara secara langsung. Seperti yang
sebagai objek dan subjek atau “yang Bahauddin, selaku pengurus Pondok
dirinya, masyarakat, bangsa, dan pondok sebagai suatu pedoman hidup yang
Negara. baik.
santri, karena dengan nilai-nilai para santri yang ada di pondok sebagai suatu
menyayangi satu sama lain serta bisa Luthfan Sofa mengatakan bahwa nilai-
menjunjung tinggi rasa cinta tanah air. nilai yang ditanamkan kepada para santri
Kyai Drs. K.H. Abdulla Munir, M. Pd dan perbedaan yang ada tumbuh rasa saling
Kyai Syaiful Imron, selaku pengurus menghargai dan mau menerima satu sama
dapat dirasakan oleh para santri diberikan berupa menghafal ayat Al-
dari yang ringan hingga yang berat, Kyai Abdullah Munir, selaku pengurus di
pelanggaran yang dilakukan santri. akan tetapi juga saat para santri berada di
berupa tindakan dalam usaha untuk belajar mengajar untuk mencapai tujuan
oleh Kyai Abdullah Munir, selaku dimana melalui kegiatan ini santri saling
mengungkapkan bahwa strategi yang pengalaman yang dimiliki santri lain serta
nilai yang ditanamkan di pondok yang lebih bermakna untuk para santri
pesantren makrifatul ilmi sama dengan dapat hidup rukun, damai, sejahtera, saling
halnya sekolah lain pada umumnya. menghoramati satu sama lain dan saling
Yaitu untuk memberikan arahan yang menghargai sesama. Untuk itu para santri
ingin dicapai para pendidik untuk yang rata-rata bukan berasal dari daerah
sampai pada para santri. Dimana nilai- bengkulu selatan, meskipun menggunakan
nilai yang ditanamkan sendiri mereka sendiri yaitu bahasa indonesia, para
bermakna penting dan masuk ke dalam santri yang memang berasal dari bengkulu
Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi toleransi. Nilai demokrasi adalah nilai yang
nilai demokrasi, nilai keadilan dan pendapat yang mereka miliki tanpa adanya
nilai toleransi. Bentuk menanamkan tekanan. Nilai keadilan adalah nilai yang
demokrasi, nilai keadilan dan nilai terhadap santri. Dan nilai toleransi adalah