Anda di halaman 1dari 8

`

Multikultural Much. Sufyan Atsauri


Rike Indah Yulianti
Masyarakat Reni Novita sari
Arghob Khofya Haqiqi, M.
Indonesia Dalam Pd
Fakultas Tarbiyah Prodi IPS
Memperkokoh IAIN KUDUS

Islam Di Era
Digital

Abstrak

Kebudayaan merupakan lambang sebuah bangsa. Dimana kebudayaan tersebut harus dijaga dan
dilestarikan agar tidak tergeser oleh kebudayaan lain. Oleh karena itu pentingnya penerapan pendidikan
multikultural sejak dini untuk menanamkan kebudayaan dan membentuk karakter pada anak. Bukan
hanya peran pendidikan perna orang tua, masyarakat sekitat dan pemerintah juga sangat penting
terhadap penerapan kebudayaan terhadap anak-anak. Dalam perspektif islam sendiri menganjurkan
umatnya untuk menjungjung tinggi anat budaya, ras dan agama yang berbeda-beda di masyarakat.
Dengan adanya toleransi tersebut akan memperkuat dan memperkokoh suatu bangsa. Di era digital
sekarang ini akan semakin memudahkan budaya luar masuk ke kebudayaan lokal dan mengakibatkan
tergesernya kebidayaan lokal dengan budaya barat. Maka dari situlah perlunya pendidikan
multikultural sejak dini yang sesuai dengan syariat islam agar tidak merugikan orang lain.

Kata kunci: Pendidikan, masyarakat multikultural, agama Islam.

A. Pendahuluan
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya, bahasa, agama, etis,
dan lain sebagainya. Dari Sabang sampai Merauke terbentang luas kekayaan yang tidak terhingga.
Ini menunjukkan Indonesia memiliki persatuan dan kesatuan yang kuat dan menjadikannya
sebagai negara yang multikultural. Sekarang ini Indonesia memiliki 13.000 pulau besar dan kecil,
populasi penduduk kurang lebih 250 juta jiwa, 300 suku, dan 200 bahasa, 6 agama nasional dan
macam-macam kepercayaan lainnya.
Keberagaman bangsa Indonesia dapat memberikan sebuah berkah seta musibah. Dikatakan
sebagai berkah mana kala keberagaman tersebut dapat dirawat dan dijaga dengan baik Sebaliknya,
dikatakan sebagai musibah mana kala keberagaman tersebut tidak mempu dijaga dengan baik,
sehingga menimbulkan disharmonisasi seperti yang terjadi dewasa ini. Kebesaran Indonesia adalah
anugerah Tuhan sebagai manifestasi Maha Pemurah dan sekaligus menjadi masalah yang
diperlukan kearifan dalam menghadapinya.1 Media sosial banyak tersebar peristiwa disharmonisasi
baik berupa video, pesan singkat, ataupun foto. Ini menunjukkan bahwa masyarakat kurang
memiliki kesadaran tentang keberagaman dan toleransi.
Akhir-akhir ini muncul disharmonisasi keberagaman di dalam masyarakat. Disharmonisasi
tersebut muncul karena adanya intoliren antar golongan masyarakat satu dengan yang lainnya,
kelompok dengan kelompok, kaum minoritas dengan kaum mayoritas. Kebudayaan dan agama
menjadi suatu topik yang paling banyak menimbulkan perdebatan di dalam masyarakat. Keduanya
memiliki peranan yang sangat besar di dalam mebentuk suatu masyarakat yang madani.
Agama islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Islam tumbuh
subur di bumi pertiwi dengan pendekatan yang dipenuhi dengan keramah tamahan menyatu
dengan keanekaragaman yang ada. Multikultural yang terjadi memperkokoh suatu ikatan yang ada
di dalam masyarakat. Islam hadir tidak untuk menolak tradisi secara keseluruhan, namun
kehadirannya dapat memberikan ruang kepada nilai-nilai lokal yang dianggap baik.2
Tulisan ini melihat bahwa multikultural bukanlah sebagai sebuah ancaman kearifan lokal,
namun untuk memperkokoh sebuah ikatan masyarakat yang terjalin di dalam msyarakat khususnya
masyarakat islam.
B. Multikultural
Hakikat dari multikultural adalah kebudayaan. Secara bahasa, multikultural berasal dari kata
multi (banyak), kultur (budaya).3 Secara hakiki, multikultural mengandung makna akan maratabat
manusia yang hidup dalam masyarakat dengan keanekaragamannya masing-masing yang khas.
Menurut istilah multikultural adalah berkumpulnya beberapa kebudayaan di dalam masyarakat,
tanpa adanya salah satu kebudayaan yang hilang.
Di era globalisasi sekarang ini, semua informasi yang berada diluar negeri dapat masuk ke
dalam Indonesia dengan bebas. Sehingga menjadikan masyarakat dapat mengetahui tentang segala
hal yang ada di luar negeri. Perlu adanya filterisasi terhadap informasi, pengetahuan, kebudayaan
dan sebagainya yang berasal dari luar negeri. Masyarakat Indonesia memiliki kultur yang berbeda-
beda setiap wilayahnya. Maka dari itu, filterisasi perlu agar kultur-kultur tersebut tidak rusak
karena proses multikultural yang terjadi.

1
R. Ibnu Ambarudin, Pendidikan Multikultural untuk Membangun Bangsa yang Nasionalis Religius, Jurnal Civics
Vol. 13 No. 1, Juni 2016, hlm. 28
2
Siti Rohmaniah, Peran Agama dalam Masyarakat Multikultural, RI’AYAH, Vol. 3 No. 01 Januari-Juni 2018,
hlm. 46
3
Choirul Mahfud, Pendidikan multikultural.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2014) hlm 75.
Islam di Indonesia datang sebagai roh di dalam setiap kebudayaannya, bukan sebagai jiwa dari
kebudayaan tersebut. karena itu kearifan lokal yang ada tidak pernah berubah dalam segi
prakteknya sejak zaman dahulu sampai sekarang, namun bacaan-bacaannya saja yng dirubah ke
dalam ajaran agama islam. Sehingga dengan prosel multikultural yang seperti itu menjadikan
kokohnya sebuah ikatan yang ada di dalam masyarakat.
C. Penerapan Pendidikan Multikulatural Pada Anak Usia Dini
Pendidikan multikultural merupakan respon terhadap perkembangan keragaman etnis yang ada
disekolah. Pendidikan multikultural mencakup semua siswa yang ada di lingkungan sekolah tanpa
memandang dan membeda-bedakan Gender, Ras, Etnis, Budaya, Strata soasial dan Agama.4
Pendidikan sendiri menjadi wadah dalam proses mengembangkan Multikultural ini. Pendidikan
Multikultural pada anak usia dini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebudayaan yang ada di
masyarakat sebab pendidikan yang dimulai sejak dini akan membekas atau terbiasa di lakukan dan
di masa depan kelak akan mampu mengembangkan apa yang didapat sejak kecil. Sejatinya masa
depan seorang anak tidak terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan anak sejak lahir, dimana
perkembangan dan pertumbuhan seorang anak akan menjadi optimal jika mendapat rangsangan
dan stimulus di lingkungan sekitar anak, baik stimulus yang internal maupun stimulus yang
ekternal itu sendiri.5
Perkembangan anak sendiri akan semakin baik jika lingkungan disekitar anak mendukung
karena lingkungan sekitar sendiri menentukan baik tidaknya perkembangan seorang anak baik
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
perlu diarahkan pada dasar-dasar yang tepat sesuai dengan usia yang tepat bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak seusianya, yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta,
emosional, bahasa dan komunikasi yang seimbang sebagai dasar pembentukan pribadi. 6
Menurut agama islam sendiri digunakan untuk upaya mempertahankan dan menjunjung tinggi
nilai-nilai keadaban yang luhur. Dengan adnya pendidikan multikultural ini mampu menyatukan
perbedaan antara umat beragama, agama islam sendiri agama yang tidak menutup diri mengajak
keterbukaan dan menjalankan dengan penuh toleransi.
Dalam kaitanya dengan pendidikan, pendidikan multikultural berupaya menyajikan bentuk
pendidikan yang dapat diterima oleh setiap lapisan masyarakat tanpa memilah dan melihat
perbedaan sosial budaya serta bentuk diferensiasi sosial lainya. Pendidikan multikultural tidak

4
Ibid, 177.
5
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, PanduanPendidikanAnakUsiaDini. (Jakarta:Gaung Persada Pers, 2010)
hlm 3
6
Mansur, PendidikanAnakUsiaDiniDi Dalam Islam. (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2011) hlm 88.
hanya di implementasikan di lingkungan sekolah saja, akan tetapi juga diterapkan pada lingkungan
keluarga dan masyarakat. Dalam lingkungan sekolah pendidikan multikultural dapat diterapkan
dengan menggunakan berbagai metode pendekatan yang sesuai dengan pola pikir anak seusianya.
Pendidikan multikultural dapat diintegrasikan dalam sistem pendidikan melalui kurikulum PIAUD,
selain itu juga berlaku pada TK,SD,SLTP,dan SLTA. Anak pada usia dini memiliki pemikiran
yang mampu menyerap ilmu pengetahuan ataupun apa yang diajarkan dengan cepat. Sehingga
penerapan pendidikan multikultural melalui kurikulum PIAUD, TK dan SD akan lebih cepat
mendapat respon dari anak. Bentuk pendidikan multikultural yang terjadi pada pendidikan anak
usia dini pada perinsipnya merupakan sebuah wadah atau jalan untuk memperkenalkan dan
menumbuh kembangkan nilai keberagamaan dalam kehidupan. Sejak dinilah harus anak
diterapkan dan diperkenalkan beragam budaya, sosial, agama dan lainya. Dengan ditanamkanya
pendidikan multikultural diharapkan agar anak-anak memiliki rasa cinta terhadap kebudayaan
yang ada atau setempat agar kebudayaan itu sendiri tidak punah atau terganti oleh kebudayaan dari
luar. Pendidikan multikultural juga memberikan kedamaian dan keamanan pada kehidupan
merupakan salah satu bentuk ketaqwaan kepada allah SWT, karena taqwa berarti kita menjalankan
perintah allah SWT dan menjaui larangan Allah. Menciptakan rasa aman saat berhubungan baik
dengan sesama termasuk dalam pendidikan multikultural juga
Adanya pendidikan multikultural anak usia dini diharapkan mampu membentuk karakter anak
sejak kecil agar mampu menerapkan di masa depan kelak. Pendidikan karakter adalah usaha sadar
dan terencana untuk membentuk kepribadian baik yang bercirikan kejujuran, tangguh, cerdas,
kepedulian, bertanggung jawab, pekerja keras, suka menolong, ikhlas gotong-royong, cinta tanah
air, disiplin, toleransi dan lain-lain yang meruapakan akhlak mulia.7 Karena pada anak usia dini
mampu menyerap informasi yang diajarkan dengan cepat, karena kemampuan daya ingat anak
sangatlah tajam. Dalam adanya pendidikan multikultural ini mampu mengubah pola fikir anak
menjadi lebih berkembang dengan sesuai usia atau tahap perkembangan yang ada.
D. Islam Memperkokoh Multikultural di Indonesia
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang multikultural dapat dilihat dari keberagaman suku, budaya,
ras maupun agama. Ditinjau dari agama bangsa Indonesia memiliki aneka ragam agama yang
berbeda-beda. Namun, masyarakat pemeluk agama yang berbeda dapat hidup saling
berdampingan, menghormati dan toleransi. Disamping itu, ditinjau dari perspektif Islam,
masyarakat Indonesia yang memeluk agama Islam atau agama lain dalam hidup dimasyarakat juga
tidak mempersoalkan agama yang dipeluk oleh orang lain. Mereka saling menghormati,

7
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta: Baduose Media Jakarta, 2011, hlm. 5
menghargai dan toleran terhadap pemeluk agama lain.8 Adanya pendidikan multikultural yang
diterapkan pada anak sejak usia dini, akan membentuk suatu kararakter pada anak tentang
pentingnya toleransi dalam bermasyarakat. Diterapkannya pemahaman tentang masyarakat
Indonesia yang multikultural sejak dini dapat meningkatkan rasa toleransi serta rasa bangga
terhadap perbedaan yang ada di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada masyarakat Indonesia,
seperti di Jawa yang sangat menjunjung tinggi toleran terhadap sesama umat manusia. Telah
diketahui bahwa masyarakat Jawa tidak hanya beragama Islam, akan tetapi mereka menjunjung
tinggi toleran terhadap sesama manusia. Islam juga dapat membaur pada tradisi-tradisi yang ada di
Jawa. Masuknya Islam di Indonesia bukan menjadi bumerang, justru akan memperkokoh
keberagaman tersebut dalam satu wadah perdamaian. Islam merupakan agama rahmatallil ‘alamin
(rahmat bagi semua umat), tanpa memandang perbedaan yang ada di Indonesia baik dari segi suku,
ras, golongan, budaya maupun agama yang berbeda sekalipun. Seperti contoh tradisi masyarakat
Jawa bancaan yang sampai sekarang masih dilestarikan. Sebelum Islam masuk di Jawa, tradisi
tersebut dilaksanakan dengan membaca mantra-mantra tertentu. Akan tetapi, setelah Islam datang
dan masuk berakulturasi dengan tradisi yang ada di Jawa, bancaan tersebut dilaksanakan dengan
doa-doa dalam Islam tanpa menghilangkan tradisi yang semula ada berupa bancaan tersebut. Islam
memiliki cara yang halus dan damai dalam menyebarkan ajarannya, yaitu dengan
mengakulturasikan budaya atau tradisi masyarakat dengan ajaran Islam. Hal tersebut merupakan
contoh yang nyata dalam masyarakat yang sampai sekarang masih dilakukan di Indonesia
khususnya di Jawa.
Hikmah dan tujuan-tujuan multikultural dalam masyarakat juga terdapat dalam ajaran agama
Islam, antara lain: sebagai simbol atau tanda kebesaran Tuhan, sebagai sarana berinteraksi dan
berkomunikasi antar sesama umat manusia, sebagai tujuan dan sarana manusia dalam berlomba-
lomba menuju kebaikan dan prestasi, serta sebagai motivasi beriman dan beramal sholeh. 9 Tuhan
menciptakan keberagaman dalam masyarakat pasti memiliki hikmah dan tujuan. Salah satunya
sebagai sarana untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam masyarakat yang baik tanpa adanya
dikriminasi. Dengan adanya multikultural dalam masyarakat Indonesia akan menambah rasa
toleran, sehingga hubungan antar sesama manusia terjalin harmonis. Interaksi dan komunikasi
yang baik dalam masyarakat akan menimbulkan hal yang positif. Segala sesuatu tidak akan
menjadi masalah jika masyarakatnya saling menghargai, saling menghormati dan menjaga

8
Haris Supratno, Multikultural dalam perspeltif islam, Jurnal Pena Indonesia (JIP) jurnal Bahasa Indonesiam
sastra dan pengajarannya, volume 1, Nomor 1, Maret 2015, hlm 54-55
9
Mujiburrahman, Islam multikultural: hikmah, tujuan, dan keanekaragaman dalam Islam, ADDIN vol 7, No 1,
Februari 2013, hlm 72
komunkasi dengan baik. Adanya multikultural dalam masyarakat menunjukkan tanda kebesaran
Tuhan yang menciptakan manusia dari beragam latar belakang. Keberagaman tersebut bukan
dijadikan sebagai pemisah antar manusia, akan tetapi untuk menciptakan rasa toleran,
menghormati dan menghargai sesama manusia yang hakikatnya memiliki tujuan yang sama. Pada
era digital sekarang ini, sangat mudah dan cepat dalam mengakses segala bidang yang ingin
diketahui oleh manusia. Hal tersebut pasti membawa dampak bagi masyarakat Indonesia
khususnya dalam kebudayaan. Budaya luar dengan mudah akan masuk ke dalam kebudayaan
Indonesia. Adanya pendidikan multikultural yang telah diterapkan sejak usia dini akan
membentengi diri masyarakat Indonesia dalam menerima hal baru. Dengan demikian, masyarakat
mampu menyaring budaya yang datang dalam mengambil sisi positifnya, sehingga kebudayaan
yang ada di Indonesia tidak tergeser oleh kemajuan teknologi di era digital sekarang ini. Menjaga
dan melestarikan budaya Indonesia secara bersama-sama tanpa memandang perbedaan yang ada
dalam masyarakat. Pada hakikatnya Tuhan menciptakan keberagaman latar belakang manusia
untuk saling mengenal dan memahami, sehingga dapat bersatu dalam mencapai suatu tujuan.
E. Kesimpulan
Globalisasi dunia memberikan banyak sekali perubahan disegala bidang. Masyarakat dapat
mendapatkan informasi apapun dari luar negeri, pengetahuan, pendidkan, berita, kebudayaan dan
sebagainya. Globalisasi menimbulkan kebudayaan menjadi mudah di akses dan menjadikan
fenomena multikultural semakin kental terasa, karena menjadi satunya macam-macam kebudayaan
di satu wilayah. Perlu adanya filterisasai agar kebudayaan baru yang hadir ditengah-tengah
masyarakat tidak merusak kekhasan dari kebudayaan leluhur.
Indonesia dikenal oleh mata dunia sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi dan
multikultural. Agama islam sebagai agam mayoritas Indonesai menjadikan multikultural sebagai
sarana dakwahnya. Misalnya di daerah pulau jawa sangat kental sekali dengan adatnya yang
kejawen. Islam hadir bukan untuk merubah adat budaya tersebut, namun islam menjadi roh dari
adat tersebut. Sehingga praktek tradisi tersbut tetap asli namun do’a atau ajian-ajian yang
diucapkan diganti dengan ajaran islam.
Peran pendidikan multikultural sangat besar di dalam membentuk mental masyarakat yang
baik. Sejak usia dini anak-anak harus diajarkan bagaimana caranya menghargai sebuah perbedaan
yang ada di keluarga. Peran lembaga pendidikan sangat penting di dalam memberikan pendidikan
multikultural kepada siswa, agar mental siswa terbentuk sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Maswardi Muhammad. Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta: Baduose Media
Jakarta. 2011
Haris Supratno, Multikultural dalam perspeltif islam, Jurnal Pena Indonesia (JIP) jurnal Bahasa
Indonesiam sastra dan pengajarannya, volume 1, Nomor 1, Maret 2015,
Mahfud, Choirul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.
Mansur. PendidikanAnakUsiaDini Di DalamIslam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.
Mujiburrahman. Islam multikultural: hikmah, tujuan, dan keanekaragaman dalamIslam,
ADDIN vol 7, No 1, Februari 2013

R. Ibnu Ambarudin, Pendidikan Multikultural untuk Membangun Bangsa yang Nasionalis


Religius, Jurnal Civics Vol. 13 No. 1, Juni 2016
Siti Rohmaniah, Peran Agama dalam Masyarakat Multikultural, RI’AYAH, Vol. 3 No. 01
Januari-Juni 2018
Yamin, Martinis dan Jamilah Sabri Sanan. PanduanPendidikanAnakUsiaDini. Jakarta:Gaung
Persada Pers. 2010.

Anda mungkin juga menyukai