PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitan
Gerakan radikalisme saat ini memang sering kita dengar dan temui di
berbagai surat kabar baik cetak maupun elektronik baik yang terjadi di negara
multikultural dan terdapat bebagai macam agama dan budaya tidak luput dari
Sebuah bom yang ditemukan di gereja pada malam misi Natal di lokasi
Gereja Eben Haezer di Jalan Kartini, Kota Mojokerto, Jawa Timur, merupakan
salah satu gambaran kasus radikalisme yang sedang terjadi di Indonesia. Yang
terjadi pada tanggal 24 Desember 2000 dan menewaskan Riyanto salah satu
berkorban untuk orang banyak meski berbeda agama bahkan, almarhum K.H.
1
https://m,tribunnews.com/amp/nasional/2020/12/24/mengenang-riyanto-anggota-banser-yang-
meninggal-saat-malam-misi-natal-20-tahun-lalu . (Di akses pada tanggal 24 Desember 2020)
Tidak hanya itu aksi teror dan radikal yang sering terjadi di Indonesia
secara otomatis menjadi beban psikologis yag sangat buruk bagi masyarakat,
karena kejadian teror ini dapat terjadi kapanpun dan di manapun yang dapat
mereka tidak pandang bulu baik itu non muslim maupun muslim, perempuan,
orang tua bahkan anak-anak tidak luput menjadi korban dalam aksi
radikalisme ini, sehingga sangat merugikan bagi banyak pihak. Masih melekat
diingatan kita kejadian bom Bali silam yang merenggut banyak korban jiwa
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah lama ada,
Indonesia.
tidak benar karena berbeda dengan tafsir Salaf As-Salih tentang bentuk Islam
yang sempurna. Pendidikan dengan demikian merupakan salah satu cara untuk
2
Muhammad Machfudz, Konsep Ahlusunnah (Tahqiq dan Dirasah Kitab Hujjah Ahl al-Sunnah
Wal al-Jamaah Karangan K.H Ali Maksum), (2010, Yogyakarta : UIN Sunan Kaligaja), 22
Ahsunnah Atsarus sahabat, dalam melaksanakan agamanya disegala bidang,
yang pada dasarnya lebih mengutamakan petunjuk agama dari pada rasio dan
akal.3
bawah NU dan banyak masyarakat yang belum memahami konsep aswaja itu
sendiri. Hal ini dilakukan agar para santri menyadari bahwa mereka dapat
dikutib oleh KH. Muhyiddin Abdus Shomad adalah kelompok ahli tafsir, ahli
hadits dan ahli fiqih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan
Aswaja ini diterapkan pada lembaga pendidikan formal terutama tingkat SMA
atau MA yang sudah mulai berfikir rasional dalam menanggapi suatu hal.
Terutama dalam hal Aqidah yang nantinya akan mereka temui dalam
dan sunnah.
pendidikan budi pekerti (akhlak). Di mana tujuan budi pekerti adalah untuk
Mengingat pada era saat ini banyak terjadi intoleransi yang mengatas
sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah untuk memperkuat akidah yang
Norma saat ini harus tertanam dalam pendidikan bagi siswa untuk
bergaul dengan siapa saja tanpa mengabaikan konvensi sosial atau dengan
mudah mengkritik sesuatu yang tidak sesuai dengan mereka adalah tujuan
penting lain dari lembaga ini. Oleh karena itu, pembelajaran Aswaja sangat
5
Andri Kautsar Dan Johan Edi, Pendidikan Karakter Religius, Disiplin Dan Bakat Melalui
Peningkatan Kualitas Sarana Prasarana Sekolah, JMKSP Jurnal Menejemen Kepemimpinan, Dan
Supevisi Pendidikan Volume 2, Juli-Desember 2017, 275
penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum karena memiliki dampak yang
SAW, yaitu Siddig, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. Sifat jujur yang sangat
diperlukan dalam kehidupan pada saat ini. Orang yang tidak jujur akan
Artinya: ”Sesunggungnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
SWT” (QS.Al-ahzab:21).7
menjalani hidup. Karakter ada yang positif dan ada yang negatif. Peranan
karakter positif sangat diperlukan. Sejak dini anak harus dibimbing diajari
untuk mempunyai karakter yang positif, supaya menjadi modal anak itu untuk
bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah
masyarakat.
kelas yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran atau mata
keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah sebagai ciri khas sekolah,
9
Seketariat Negara Ri, Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
melalui kegiatan literasi, dan kegiatan ekstrakulikuler, PPK berbasis
seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat,
alumni, dunia usaha, dan dunia industri dan sinergi PPK dengan berbagai
memiliki karakter yang baik serta akhlak yang terpuji, karena akhlak yang
baik merupakan gambaran dari diri sendiri. Terlebih pada kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia sekarang ini, tidak
sedikit dampak negatif terhadap sikap hidup dan perilakunya, baik ia sebagai
10
Kemendikbud, Penguatan Pendidikan Karakter, Https://Cerdasberkarakter. Kemendikbud. Go.
Id (25 Desember 2019)
memegang peranan penting dalam membentuk karakter peserta didik sesuai
dengan nilai-nilai Islam. di sekolah peserta didik diajarkan dan dididik dengan
akidah mereka dari paham radikal sehingga mereka tidak mudah terpengaruh
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Definisi Istilah
dalah istilah tersebut. Tujuannya untuk siapa pun menafsirkan di luar apa
evaluasi.
segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
Penguatan dapat dilakukan sercara verbal dan non verbal, dengan prinsip
kalimat pujian seperti bagus, tepat. Sedangkan secara non verbal dapat
sebagai acuan untuk berpikir dan bersikap. Sinonim dari kata karakter
bahwa akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang
pikir, olah rasa dan olah raga yang sesuai dengan falsafah pancasila.
lingkungan”14
F. Sistematika Pembahasan
penelitian.
13
M. Fadlillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2013), 23
14
Syamul, Kurniawan, Pendidikan Karakter; konsep dan Implementasi Secara Terpadu di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz,2013),
42
BAB V merupakn bab bahas penutup, kesimpulan, dan saran-saran.