Anda di halaman 1dari 3

1.

Latar belakang

Pendidikan Aswaja diberikan untuk mengikuti tuntunan bahwa visi Aswaja adalah untuk

mewujudkan manusia yang berpengetahuan, rajin ibadah, cerdas, produktif, etis ,jujur dan adil (

tawasuth dan i’tidal) dan ia berdisiplin ,keseimbangan ( tawazun ) ,bertoleransi (tasamuh)

menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya ahlussunnah

wal jamaah (Amar ma'ruf nahi mungkar).

pedoman Aswaja merupakan tawazun, tawasuth dan tasamuh. Paham ahlussunnah wal

jamaah merupakan paham moderat, yang mana pemahaman ini dinilai toleran, seimbang

tengah-tengah antara liberal dan radikal. Paham moderat merupakan paham yang sesuai dengan

budaya yang ada di Indonesia. Menurut Nahdlatul ulama, ahlussunnah wal jamaah merupakan

paham keagamaan yang dianut sebagai pondasi beragama seperti yang ditulis oleh kyai i

Hasyim Asy'ari pada kitabnya tentang konsep dan keyakinan mengenai Asy'ariyah dan

Maturidiyah dalam fiqih menganut anjuran imam mazhab di dalam tasawuf mengikuti Al

Ghazali dan Al Junaedi Al Baghdady.

Dalam teori psikoanalisis siswa sekolah menengah atas merupakan masa mencari jati diri pada

keyakinan keagamaan. tidak hanya siswa, guru pendidikan agama Islam, menyajikan konsep

Islam yang dapat memberikan asas rahmatan lil alamin. paham Islam yang menganut

Rasulullah merupakan Islam yang menjunjung tinggi kedamaian konsep Islam yang seperti ini

dinamakan Islam moderat atau Islam wasathiah paham moderat jika dihubungkan dengan

pemikiran dan perilaku macam-macam mendapat tempat pada Islam yang dipraktekkan oleh

Rasulullah SAW. sampai-sampai dapat teladan untuk seluruh umat Islam.Pada penelitian

ini ,penulis memanfaatkan” moderasi beragama” dan tidak menggunakan” Islam moderat”,

sebab Islam memiliki sifat moderat, dan wasath .

Moderasi beragama mempunyai arti berbagai macam yaitu bagaimana cara memiliki

sikap moderat, tidak ekstrem ke kiri maupun ke kanan. Sehingga dapat dikatakan mempunyai

sifat tengah . Kelompok yang memiliki kecenderungan “kiri” atau “kanan” fanatic bahkan

ekstrem, hingga pada akhirnya banyak ditemui sifat yang tidak dapat toleran dengan perbedaan.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai populasi dengan tingkat agama Islam tertinggi

di dunia banyak yang menyoroti mengenai begitu pentingnya moderasi dalam Islam .moderasi

merupakan produk ilmu yang diajarkan dalam agama Islam. Islam moderat merupakan

pemahaman agama yang memiliki hubungan dengan unsur keberagaman ,mulai dari adat

istiadat, kebiasaan suku dan sebagainya. maka hal tersebut penting sebab seharusnya dipahami

bukan hanya dari segi konseptual melainkan tekstual juga. hal tersebut dapat diartikan dalam

moderasi beragama bukan hanya di moderatkan melainkan banyak kultur budaya yang mesti

diperhatikan untuk menambah toleransi beragama. dalam mempelajari moderasi Islam,

mempunyai tujuan untuk menyelesaikan masalah dalam perbedaan keberagaman .hebatnya

moderasi beragama dapat menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh kelompok Islam

radikal tanpa menggunakan kekerasan.

moderasi beragama memiliki manfaat bagi para siswa dan siswi, seperti pembentukan

karakter religius dan nasionalis. dua jari itu memiliki kesamaan dengan moderasi beragama ,

yang mana jika di negeri Indonesia paham Pancasila adalah ideologi pemersatu bangsa,

demikian dengan moderasi pun memiliki karakter yang serupa. dengan kesamaan tersebut,

maka pemahaman Aswaja dapat menjadi acuan dasar untuk diterapkan di Indonesia dengan

Pancasila sebagai modal dasar ideologi agar tidak radikal dan liberal.

Usia remaja memang sangat rentan dengan radikalisme. mereka sering mengalami intimasi

yang dilandasi oleh komitmen, pengorbanan dan kompromi sehingga akan menaruh

kepercayaan penuh kepada mentor atau orang yang menjadi idolanya.

dilansir dari pikiran rakyat (06/10/2021) keluhan pelajar di kabupaten Garut Jawa barat terpapar

paham negara Islam Indonesia (NII) bahkan salah satunya sedang mengumpulkan uang untuk

membeli senjata. bahkan pada tanggal 29 Oktober 2019, walikota Bandung oded M. Danial

yang mengutip data dari kepolisian menyebutkan sekitar 600 pelajar di kota Bandung

terindikasi terpapar paham radikal.

Radikalisme pelajar harus ditangani secara intensif sebelum berkembang menjadi terorisme

mengutip pendapat presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa terdapat tiga akar terorisme di

Indonesia. pertama, tumbuhnya ideologi radikal yang ekstrem kedua penyimpangan terhadap
ajaran agama .ketiga kondisi masyarakat yang susah ekstrem. dalam, kemiskinan absolut atau

keterbelakangan yang ekstrem. terorisme ditandai dengan adanya serangan-serangan

terkoordinasi secara tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak yang bertujuan membangkitkan

perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat.

Hal tersebut melatar belakangi penulis dalam membuat penelitian mengenai pengaruh

pembelajaran Aswaja an nahdliyah terhadap moderasi beragama di MA Baitul Arqom Al islami

. lingkungan MA Baitul Arqom Al islami adalah masyarakat agamis yang semuanya kaum

nahdliyin atau penganut paham Aswaja ,banyak orang tua yang memiliki keinginan putra-

putrinya yang sekolah di ma Baitul arqomah islami keberagamannya mengikuti orang tuanya.

mereka tidak akan menghendaki putra-putrinya terpapar paham liberal ataupun radikal .dengan

harapannya adalah diharapkan hasil penelitian yang pernah dilakukan dapat mempunyai

manfaat dalam dunia pendidikan dalam menghubungkan pembelajaran Aswaja dalam moderasi

beragama untuk pedoman dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan beragama.

Sehingga dapat di identifikasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan moderasi

beragama dengan pembelajaran aswaja ,apakah pembelajaran aswaja dapat mencegah

radikalisme?apakah nilai nilai pembelajaran aswaja dapat di implementasikan dalam kehidupan

modern sehingga tidak terpaparnya faham radikalisme ? bagaimana upaya penangkalan

radikalisme di dalam pembelajaran aswaja ? dan seberapa besar Hubungan pembelajaran

aswaja dalam moderasi beragama ?

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan variable X

pembelajaran aswaja dan variable Y Moderasi dalam beragama dengan judul penelitian

Hubungan Pembelajaran Aswaja dengan Moderasi Beragama Siswa ( Penelitian pada MA

Baitul Arqom Al – Islami ).

Anda mungkin juga menyukai