Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Kualitatif merupakan jenis pendekatan yang dipakai dalam penelitian

ini. Metode penelitan kualitatif merupakan metode yang menyesuaiakan teori

dengan data yang didapat.1 Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

bersifat deskriptif dalam memaparan datanya, yakni berupa pernyataan,

kalimat dan dokuments.2 Sehingga pada penulisan laporan skripsi ini hanya

disuguhkan data yang berifat narasi. Alasan penelita memilih pendekatan ini

dikarenakan isni ingin menjelaskan realita kondisi di lapangan yaitu

berkenaan dengan upaya guru PAI terhadap karakter siswa pada era digital di

SMAN 5 Jember.

Jenis riset dalam penelitian ini, peneliti memakai tipe kaualitatif

deskritif. Riset kualitatif bertabiat deskriptif dengan tahapan ini periset harus

mendeskripsikan sesuatu subjek, kejadian, ataupun seting sosial yang

dituangkan dalam catatan yang bersifat naratif. Artinya peneliti disini lebih

memakai gambaran dari pada angka/nominal. Dalam penyusunan informasi

riset memakai fakta yang dikatakan di oleh informan di lapangan guna

memberikan kontribusi pada apa yang dicantumkan dalam bentuk laporan. 3

Maka dari itu, priset mengenai hal ini untuk mendefinisikan secare

objektif apa yang terrjalin pasda fokus riset ini, dan diharapkan periset

1
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2016).2
2
Sugiyono, Metode Penelitian R&D., 56
3
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: Jejak, 2018), 11.
sanggup mengakulasi data-data mengenai upaya guru pendidikan agama

Islam dalam membentuk karakter religius, disiplin, dan peduli lingkungan

siswa pada era digital di SMAN 5 Jember.

B. Lokasi Riset

Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian ini adalah SMAN 5

Jember di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember yang kebetulan berada di

Jalan Semangka No. 4. Lokasi yang dipilih peneliti karena perkembangan

lembaga sekolah SMAN 5 Jember tidaak terpisahkan dari menumbuhkan

upaya guru pendidikan agam Islam dalam pembentukan agama, disiplin, dan

karakter yang berwawasan lingkungan.

C. Obyek Penelitian

Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling, yaitu

teknik yang menggunakan pertimbangan tertentu untuk mendapatkan sumber

data guna mengidentifikasi key informan. Kunci informan adalah seseorang

yang memiliki pemahaman yang lengkap dan lebih luas wawasannya tentang

fokus penelitian yang peneliti angkat. Subyek penelitian peneliti memilih;

1. KepalaSekolah

2. Waka Kurikolum

3. Guru BK

4. Guru PAI

5. Siswa

D. Teknik pengumpulan data


Teknik pengambilan data yang digunakan dalam melakukan penelitian

adalah observasi, wawancara dan pencatatan. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Pengamatan

Observasi merupakan bagian dalam pengumpulan informasi.

Pemantauan berarti mengakulasi informasi langsung dari tempat

lokasi.4 Tipe pemantauan yang diseleksi oleh periset merupakan

pemantauan non kontestan. Bagi Sugiyono, pemantauan nonpartisipan

berarti periset tidak ikut serta, namun ialah observasi mandiri.

Misalnya di tempat pengumutan suara( TPS), periset bisa mencermati

sikap warga dalam memakai hak pilihannya dalam berhubungan

dengan periset serta pemilih yang yang lain. Berikutnya, Periset

merekam, menganalisa dna setelah itu bisa menarik kesimpulan

mengenai sikap warga dalam penentuan biasa.5

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk perbincangan yang mengandung seni

dalam teknik bertanya sekaligus mendengar. Metode melaksanakan

wawancara yakni mendekati dengan kita lagi melaksanakan dialog

dengan rival ucapan. Tanya jawab diawali dengan mengemukakan poin

yang biasa buat menolong periset menguasai perspektif arti yang

diwawancarai. Perihal ini cocok dengan anggapan bawah riset kualitatif,

kalau balasan yang diserahkan wajib bisa membagikan perspektif yang

diawasi bukan kebalikannya, ialah perspektif dari periset sendiri.


4
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya (Jakarta:
Grasindo, 2010), 112.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 204.
Wawancara tidak terstruktur merupakan hal yang dilakukan

dalam riset ini artinya peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data, dan pedoman

wawancara yang digunakan hanya mencantumkan pokok-pokok

pertanyaan yang akan diajukan.

3. Dokumentasi

Pemilihan berawal dari tutur document, maksudnya keadaan yang

tercatat. Akta yang diartikan disini merupakan bacaan, lukisan. yang

maksudnya barang- benda tercatat. Akta yang diartikan disini berbentuk

catatan, lukisan dan rekaman yang dibutuhkan selama wawancara.6 Albi

Anggito dan Johan Setiawan juga menyebutkan kalau akta ialah data-

data yang sepatutnya gampang diakses, dapat ditinjau dengan gampang

supaya permasalahan yang diawasi jadi mudah.7 Instrumen yang dipakai

pada dokumentasi ini adalah handpone, gambar dan lain-lain.

E. Cara Analisis Data

Dalam perihal metode analisa informasi, periset merujuk pada filosofi

Miles, Huberman serta Saldana, kalau analisa informasi kualitatif dicoba

dengan bentuk interaktif. Berikut ini penjelasan analisis data model Miles,

Huberman dan Saldana:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan informasi ialah aktivitas dini yang dicoba oleh

seseorang periset dengan memakai sebagian metode pengumpulan


6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 240.
7
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jawa Barat: CV Jejak,
2018), 145.
informasi ialah pemantauan, tanya jawab, pencatatan serta perekaman.8

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi dalam

memecahkan persoalan penelitian prihal tiga karakter yang sudah

menjadi fokus dalam kasus yang akan dikaji di SMAN 5 Jember..

2. Reduksi Data

Reduksi data mengacu pada proses pembuangan dan penetapan

data dari catatan lapangan tertulis, transkip wawancara, dan dokumen.

Pada tahap reduksi data ini, peneliti akan meringkas dan

mengkategorikan catatan upaya guru pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter religius, disiplin dan peduli pada lingkungan pada

era digital di SMAN 5 Jember yang semula kompleks, dan rumit,

sehingga dapat dimengerti.

3. Penyajian Data

Penyajian informasi hendak dijabarkan dalam wujud yang

pendek. Dalam perihal ini Miles serta Huberman melaporkan kalau yang

sangat kerap dipakai buat menyuguhkan informasi dalam riset kualitatif

yakni dengan bacaan yang bertabiat naratif, ialah dengan menyususn

sekumpulan data jadi statment, setelah itu diklasifikasikan bagi

fundamental kasus.9

4. Penrikan Kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah tindakan merangkai rusuman dari

data-data yang telah ditarik makna inti. Pada tahap ini penulis mencoba

8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 225.
9
Ibid.,225
mencari benang merah dari data yang telah direduksi dengan cara

membandingkan, mencari makna terdalam dan menelaah hasil yang telah

diperoleh dalam penelitian. Pada tahapan ini, peneliti melakukan

penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan data-data yang telah

disajikan tentang upayaguru pendodikan agama Islam dalam membentuk

karakter relgius, disiplin dan peduli lingkungan pada era digital di SMAN

5 Jember.

F. Keabsahan Data

Buat meyakinkan kesahan informasi, periset hendak memakai metode

triangulasi pangkal. Triangulasi ialah kir dengan metode pengecekan balik,

bagus saat sebelum serta setelah informasi dianalisis. 10 Tringulasi sumber

ialah dengan memeriksa balik dati- data yang didapat dari informan dengan

bertanya bukti informasi ataupun data yang satu dengan informan yang yang

lain antara partisipan satu dengan partisipan yang lain. Sebaliknya triangulasi

metode ialah dengan memeriksa balik data- data yang didapat lewat teknik-

teknik yang berlainan semacam pemilihan, tanya jawab, pemantauan dan lain-

lain.

G. Fase-fase Penelitian

Ada pula tahap- tahap riset dalam riset tipe kualitatif bisa dipecah jadi

tiga langkah, langkah tersebut mencakup langkah pra- lapangan, langkah

profesi alun- alun, serta langkah analisa informasi..

1. Fase Pra Lapangan

Fase pra lapangan terdiri tujuh bagian, antara lain sebagai berikut:
10
Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan (Jakarta: Grasindo Persada, 2012), 103.
a. Mengembangkan rencana lapangan

Pada fase ini peneliti mengerjakan rancangan penelitian terlebih

dahulu, dimulai dengan mengidentifikasi pertanyaan yang menarik

dan mengajukan judul, menyusun matriks.

b. Memilah posisi penelitian

Tidak hanya melaksanakan riset, seseorang periset terlebih dulu

melaksanakan penentuan posisi riset. Posisi riset yang diseleksi oleh

periset ialah di SMAN 5 Jembir.

c. Mengurusperizinan

Sebeljm melangsungkan riset, periset terlebih dulu mngurus pesan

permohonan riset pada pihak akademik Fakultas Tarbiyah serta Ilmu

Keguruan( FTIK) UIN KH. Achmad Siddiq Jember. Sehabis itu

periset memberikan pada pihak kepala sekolah SMAN 5 Jember buat

mengenali apakah diizinkan ataupun tidak melaksanakan riset.

d. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Periset mempersiapkan perkakas riset sembari menunggu cara pesan

perizinan berakhir digarap. Periset menata prinsip tanya jawab,

perlengkapan catat, serta perlengkapan buat pemilihan.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Pada langkah penerapan riset ini, periset turun langsung ke posisi

ataupun ke pihak riset buat mendapatkan data- data yang diperlukan

cocok dengan fokus riset. Pada jenjang ini dicoba dengan tanya jawab
dengan para informan di badan Sekolah Mengengah Atas Negeri

( SMAN) 5 Jember.

3. Tahap analisis data

Tahape analisa informasi ini ialah langkah terakhir dari cara riset.

Periset mulai menata informasi hasil riset, menganalisa, serta

menyuguhkan informasi itu. Setelah itu dikonsultasikan pada dosen

pembimbing untuk buat koreksi untuk sempurnanya informasi. Sehabis

informasi berakhir, hingga sedia dibuktikan serta bisa dipertanggung

jawabkan di hadapan para pengetes.

Anda mungkin juga menyukai