Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DI BIDANG
LINGKUNGAN
Diajukan sebagai
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Kelompok 1
Anggota :
Fadly Aditya Nurahman 2250011054
M.Fahrezi 2250011044
Muhammad Iqbal S.T.H 2250011048
Ricky Aria Rahayu 2250011062
Muhammad Sulthon Abdul Aziz 2250011067
Aulia Rahman 2250011078

Dosen Pembimbing :
Ibu Elin Nurlina, Dra., MT.

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan
kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat
indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah


menyelesaikan makalah yang kami beri judul Pancasila sebagai paradigma
kehidupan bermasyarakat di bidang lingkungan sebagai tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan
tentang kaitannya Pancasila sebagai dasar berfikir mengatasi masalah yang ada di
lingkungan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika
makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami
butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.

Bandung, 17 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….1
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………2
1.4 Pengertian Paradigma……………………………………………………...3

BAB II : DESKRIPSI MASALAH……………………………………………….4


2.1 Masalah Lingkungan………………………………………………………4

BAB III : ANALISIS MASALAH………………………………………………..6

BAB IV : KESIMPULAN………………………………………………………..10

BAB V : DAFTAR PUSTAKA..………………………………………………....11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat
diartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan
negara.
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia tak
ada yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiri atas berbagai dan suku
bangsa dapat dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali pancasila
dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan
berhadapan langsung dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan
negara indonesia.
Sebagai dasar negara republik indonesia ,pancasila nilai nilainya telah dimiliki oleh
bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai budaya, adat –
istiadat dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri
bangsa indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup.
Tindak –tanduk serta perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin
dalam nilai-nilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha merumuskan
nilai-nilai luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama pancasila

1.2 RUMUSAN MASALAH

Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai


dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
▪ Apa pengertian dari Paradigma?

▪ Bagaimana Pancasila berkaitan dengan kehidupan?

▪ Kaitannya Pancasila dengan lingkungan?

1
1.3 TUJUAN MAKALAH

Makalah ini bertujuan untuk :

▪ Mengetahui apa itu Pancasila

▪ Mengetahui hubungan Pancasila dengan kehidupan

▪ Mengetahui hubungan Pancasila dengan lingkungan

▪ Mengetahui cara pengimplementasi Pancasila dalam Paradigma Kehidupan.

2
1.4 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN ASPEK LINGKUNGAN
Pengertian paradigma adalah kerangka berfikir atau cara kita memandang sesuatu.
Pancasila merupakan jiwa seluruh rakyat Indonesia yang dijadikan sebagai
pandangan hidup bangsa. Konsekuensinya, lingkungan kita harus mencerminkan nilai-
nilai Pancasila.
Yakni nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan. Sebab pada dasarnya lingkungan hidup kita diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan, kemakmuran, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Mengutip situs MenLHK, dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan
bahwa hakikat lingkungan hidup adalah: mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan
kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu
melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi.
Dalam hal ini, Pancasila merupakan landasan pembangunan lingkungan karena
nilai-nilainya sesuai dengan apa yang di ajarkan dalam agama tentang lingkungan di
Indonesia.
Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam aspek lingkungan memiliki arti bahwa
segala aspek lingkungan harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu tingkat
kebersihan keindahan lingkungan ditujukan untuk meningkatkan nama baik Indonesia di
kancah Internasional meliputi aspek rohani, jasmani dan Kesehatan
Pancasila dengan lingkungan itu berkaitan, dalam sila pertama “Ketuhanan Yang
Maha Esa”. Dalam agama menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harus menjaga
kelestarian lingkungan jangan sampai kita yang merusaknya

3
BAB II
DESKRIPSI
MASALAH

2.1 MASALAH LINGKUNGAN

Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap


lingkungan biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan yang
dimulai pada tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan melalui
advokasi, edukasi, dan aktivisme.

Masalah lingkungan terbaru saat ini masalah sampah yang masih mendominasi di
lingkungan dan juga masalah polusi di indonesia

Dilansir dari Liputan6.com, hingga


bulan Juli 2021, data Badan pusat
Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa
46% sungai pada Indonesia dalam
keadaan tercemar berat, 32% tercemar
sedang berat, 14% terkotori sedang
serta 8% terkotori ringan. Sungai Citarum menjadi salah satu sungai yang paling kotor
semenjak sepuluh tahun kemudian dampak banyak limbah akibat pabrik tekstil. Hal
ini berdampak di air sungai yg berwarna warni dan telah tidak jernih lagi.

Akibat dari kerusakan sungai citarum antara lain; terjadi banjir,timbulnya banyak
penyakit berasal dari mikroba pathogen,sungai menjadi kumuh,berkurangnya
ketersediaan air bersih, serta produktivitas tumbuhan menjadi terganggu. salah satu
perusahaan yang melakukan pencemaran sungai citarum ialah PT How Are You
Indonesia (HAYI). Perusahaan ini lalu dituntut Kementerian Lingkungan hayati serta
Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, setelah sebelumnya menerima laporan dari
Dinas Lingkungan hayati (DLH) Kota Cimahi. kepala DLH Kota Cimahi, M. Ronny
membeberkan, , pihaknya telah memberikan sanksi kepada PT HAYI. tetapi hukuman
yang diberikan sama sekali tidak menerima respon asal pabrik yang bersangkutan.

4
5

Pabrik tersebut melanggar Undang-undang angka 32 Tahun 2009 perihal


perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup. Dan menyalahi butir nilai Pancasila
sila ke-2 dan sila ke-5 karena terdapat butir nilai Pancasila dari sila ke-2 yang
menyimpang adalah “Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira” dan
“Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan” dan sila ke-5 yaitu “Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban”, “Tidak menggunakan hak milik untuk
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum”.

Kita sebagai rakyat Indonesia dalam mengamalkan Pancasila sebagai paradigma di


bidang lingkungan, kita harus berfikir bagaimana Indonesia adalah negara terbersih di
mata dunia. Kita harus bisa berfikir secara kritis dimana kita harus bisa mengatasi
masalah lingkungan sekitar dalam masalah sampah,masalah polusi,masalah hutan. Kita
harus bisa menyampaikan dan mereaslisasikan pendapat atau ide yang menurut kita
tepat dalam mengatasi masalah tersebut.
BAB III
ANALISIS
MASALAH

Dalam penanganan pencemaran Sungai Citarum, Menteri LHK sebut telah


menetapkan Surat Keputusan (SK) terkait Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP)
untuk tujuh sungai, yaitu Sungai Ciliwung, Cisadane, Citarum, Bengawan Solo,
Brantas, Kapuas, serta Siak. Guna berasal SK tadi merupakan buat menghitung tingkat
beban pencemaran sungai yang terjadi sehingga bisa merancang proyeksi penurunan
beban pencemaran kedepannya. Hal ini diungkapkan Menteri Siti pada rapat Kerja
(Raker) dengan Komisi VII dewan perwakilan rakyat RI, di Jakarta (22/11).

Pada Raker ini dilema pencernaan sungai yg disorot ialah pencemaran sungai yang
terjadi di Sungai Citarum, Cisadane serta Ciujung. Sungai Citarum yang membentang
dari Kabupaten Bandung sampai Kabupaten Bekasi telah mendapatkan perhatian
internasional akibat kondisinya yang sangat ternoda.

Presiden joko widodo pun telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 15
tahun 2018 wacana akselerasi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan wilayah
peredaran Sungai Citarum buat meningkatkan kecepatan pemulihan Sungai Citarum
dari pencemaran yang terjadi.

"Data memberikan kondisi air 54% sungai Citarum tercemar berat, 23% ternoda
sedang, 20% tercemar ringan serta hanya 3% yg memenuhi standar mutu," ujar
Menteri Siti

Sumber pencemaran terbesar Sungai Citarum asal berasal pencemaran domestik


berupa air limbah tempat tinggal tangga dan sampah, lalu berasal peternakan, industri,
non point source, dan perikanan.

6
7

KLHK sudah memiliki agenda untuk mendorong akselerasi pengendalian


pencemaran Sungai Citarum, seperti program penurunan beban pencemar industri,
stasiun pemantauan kualitas air secara otomatis, kontinyu dan online, penanganan
sampah terpadu, dan dukungan penegakan hukum.

Namun demikian upaya penanganan pencemaran sungai ini bukan semata menjadi
tanggung jawab KLHK, melainkan juga melibatkan lintas sektor dan melibatkan
kerjasama pusat dan wilayah, mirip Pemerintah Daerah Jawa Barat, Kementerian
PUPR, TNI, Polri dan Kejaksaan.

Masalah tersebut berhubungan erat dengan berkurangnya nilai-nilai pancasila dan


Undang-Undang.terutama dalam hal lingkungan.Karena terdapat PP No. 66 Tahun
2014 tentang Kesehatan Lingkungan [JDIH BPK RI] dan UU No. 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah [JDIH BPK RI] Yang berisi

(1) “Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang
berwawasan lingkungan.”

Dalam konstitusi negara kita, sangat kentara disebutkan bahwa bumi air serta segala
kekayaan yang terkandung pada dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebanyak-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Begitu juga Pancasila, yg pada setiap
pasalnya sangat kental menekankan keharusan adanya korelasi serasi antara manusia
dengan alam. sasaran akhirnya merupakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua
masyarakat Indonesia.

Sejahtera dan makmur hanya bisa dicapai Bila insan menggunakan alam
memiliki korelasi sinergi. Pancasila sudah menggarisbawahi ini. Maka, saat Citarum
dirancang merana, sengaja dirusak, dan dikotori, tentu saja kesejahteraan warga tidak
akan tercapai. Pancasila pun tidak akan terlihat atau mungkin kabur gambarnya pada
Citarum. dalam syarat itu, Pancasila tidak akan ditemukan di Citarum.
8

Bila ideologi negara, yaitu Pancasila diterapkan dalam pelestarian lingkungan


dalam hal ini Sungai Citarum, kondisi Citarum saat ini setidaknya akan lebih baik.
Bahkan ke depan Jika falsafah hayati konsisten diaplikasikan, Citarum bisa pulang
normal.

Demikian diungkapkan Ahmad Sjarmidi, Tim ahli Citarum harus waktu


memaparkan refleksi Hari Lahir Pancasila, Selasa 1 Juni 2021.

Diakui Sjarmidi, waktu ini kehadiran Pancasila belum mengilhami apa yg terjadi
waktu ini pada Citarum. Kerusakan yang begitu parah menjadi tantangan yg
sebenarnya kuncinya itu terdapat pada implementasi Pancasila dalam menjaga
lingkungan.

“Pancasila dan penanggulangan Sungai Citarum hubungannya kentara sekali


karena ini merupakan cara pandang. Pancasila itu pusat seluruh nilai, wajib melandasi
asal hukum yg ada, dari regulasi yang ada,” istilah dia, Selasa (1/6/2021).

“Citarum apa sih masalahnya? jelas ya kondisi lingkungan rusak parah akibat
pembiaran yang lebih usang. daerah Citarum di selatan banjir sebab kesalahan
kebijakan daerah membentuk perumahan. Padahal Belanda telah melarang. yang
melawan alam itu pemerintah serta itu berlangsung lama ditambah menggunakan
pertambahan jumlah penduduk,”ungkapnya melanjutkan.

Dari beliau, kerusakan Citarum sedarinya menggunakan kaca mata Pancasila


menjadi asal regulasi. Kebijakan sentra sampai masyarakat sejatinya mengaplikasikan
falsafah hayati tersebut.“Contohnya, Ketuhanan yg Maha Esa, sungai itu pemberian
tuhan kok dirusak kenapa tidak diperbaiki bukan terus dibangun infrastruktur,”
ungkapnya.

Lalu, Persatuan Indonesia. di sisi lain terdapat yang terus membersihkan


Citarum, tetapi yg lainnya malah terus-terusan mengotori sungai. Padahal Jika
bersama-sama manunggal pencemaran tidak akan terjadi.
9

“Selanjutnya, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan serta


permusyawaratan perwakilan. Sungai itu sumber hayati orang banyak. Sungai kotor
artinya tidak mampu dimanfaatkan makanya wajib segerera diperbaiki,”istilah beliau.

Terakhir, Keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia. dari dia, duduk
perkara Citarum merupakan persoalan ketidakadiklan.

“65 persen itu sampah domestik dari masyarakat, kenapa rakyat buang ke
sungai, karena mereka anggap duduk perkara sampah bukan msalah beliau akan tetapi
masalah negara. Silakan angkut ke TPA padahal bila negara ngurus sampah tidak akan
selesai,”celoteh dia.

Solusinya, tegas Sjarmidi, Pancasila jangan ditinggalkan akan tetapi harus


dikembangkan. Pancasila itu sederhana apalagi Jika diimplementasikan.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dipaparkan makalah ini tentang masalah lingkungan terhadap
lunturnya pancasila, dapat disimpulkan:

Citarum butuh jalan keluar, untuk mengatasi aneka macam lilitan duduk
perkara. harus ditelusuri dari akar masalahnya. Dikarenakan penyebabnya manusia,
solusinya jua harus menyasar manusia-insan yang merusak Citarum.

agar insan mampu bersikap baik terhadap Citarum, mereka wajib mencicipi
manfaat Citarum juga. “Menakut-nakuti” menggunakan mengatakan bahwa banjir
terjadi karena Citarum rusak, tidak akan menyelesaikan problem.

Cara pandang warga wajib diubah. Pengelolaan Citarum wajib memberikan


nilai irit, sosial, maupun aspek lain bagi mereka. Nilai kemanfaatan ini yang nantinya
bisa menularkan pemahaman ke poly pihak.

Pendekatan teknologi terapan perlu dikedepankan. Air Citarum yang kotor


wajib berganti sebagai air yang bersih, bisa dikonsumsi. Bagaimana caranya?
Teknologi serta mesin yg bisa memasak limbah menjadi air siap minum wajib
dikedepankan. Melalui teknologi juga, bantaran Citarum yg selama ini mayoritas
sampah serta tidak terawat harus ditata. Dimaksimalkan sebagai kolam-kolam ikan
dalam keramba ataupun kolam tetap, menjadi galat satu solusinya.

Sempadan sungai yang selama ini tidak dimanfaatkan karena polusi serta
limbah pabrik, yang membentuk tanah menjadi tidak subur, harus diatasi jua dengan
teknologi. Langkah konkrit wajib dijalankan. seluruh lokasi sangat potensial
disuburkan sebab pada sana merupakan huma buat menanam sayuran, palawija,
pembibitan kopi, butir-buahan, kayu keras, serta sebagainya

10
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/paradigma/
http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1643
https://www.mongabay.co.id/2020/08/28/memaknai-semangat-pancasila-dalam-pemulihan-
citarum/
https://www.kompasiana.com/allen05805/6098ce028ede487d3d309b22/pencemaran-sungai-
citarum-akibat-limbah-pabrik-di-
majalaya#:~:text=Dampak%20dari%20kerusakan%20sungai%20antara,Are%20You%20Indonesi
a%20(HAYI).
https://www.kemhan.go.id/renhan/2014/11/20/45-butir-pedoman-penghayatan-dan-pengamalan-
pancasila.html
https://citarumharum.jabarprov.go.id/tangani-citarum-mari-kembali-pada-nilai-pancasila/

11

Anda mungkin juga menyukai