Kelompok 1
Anggota :
Fadly Aditya Nurahman 2250011054
M.Fahrezi 2250011044
Muhammad Iqbal S.T.H 2250011048
Ricky Aria Rahayu 2250011062
Muhammad Sulthon Abdul Aziz 2250011067
Aulia Rahman 2250011078
Dosen Pembimbing :
Ibu Elin Nurlina, Dra., MT.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan
kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat
indah.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika
makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami
butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………...1
BAB IV : KESIMPULAN………………………………………………………..10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN MAKALAH
2
1.4 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN ASPEK LINGKUNGAN
Pengertian paradigma adalah kerangka berfikir atau cara kita memandang sesuatu.
Pancasila merupakan jiwa seluruh rakyat Indonesia yang dijadikan sebagai
pandangan hidup bangsa. Konsekuensinya, lingkungan kita harus mencerminkan nilai-
nilai Pancasila.
Yakni nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan. Sebab pada dasarnya lingkungan hidup kita diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan, kemakmuran, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Mengutip situs MenLHK, dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan
bahwa hakikat lingkungan hidup adalah: mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan
kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu
melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi.
Dalam hal ini, Pancasila merupakan landasan pembangunan lingkungan karena
nilai-nilainya sesuai dengan apa yang di ajarkan dalam agama tentang lingkungan di
Indonesia.
Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam aspek lingkungan memiliki arti bahwa
segala aspek lingkungan harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu tingkat
kebersihan keindahan lingkungan ditujukan untuk meningkatkan nama baik Indonesia di
kancah Internasional meliputi aspek rohani, jasmani dan Kesehatan
Pancasila dengan lingkungan itu berkaitan, dalam sila pertama “Ketuhanan Yang
Maha Esa”. Dalam agama menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harus menjaga
kelestarian lingkungan jangan sampai kita yang merusaknya
3
BAB II
DESKRIPSI
MASALAH
Masalah lingkungan terbaru saat ini masalah sampah yang masih mendominasi di
lingkungan dan juga masalah polusi di indonesia
Akibat dari kerusakan sungai citarum antara lain; terjadi banjir,timbulnya banyak
penyakit berasal dari mikroba pathogen,sungai menjadi kumuh,berkurangnya
ketersediaan air bersih, serta produktivitas tumbuhan menjadi terganggu. salah satu
perusahaan yang melakukan pencemaran sungai citarum ialah PT How Are You
Indonesia (HAYI). Perusahaan ini lalu dituntut Kementerian Lingkungan hayati serta
Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, setelah sebelumnya menerima laporan dari
Dinas Lingkungan hayati (DLH) Kota Cimahi. kepala DLH Kota Cimahi, M. Ronny
membeberkan, , pihaknya telah memberikan sanksi kepada PT HAYI. tetapi hukuman
yang diberikan sama sekali tidak menerima respon asal pabrik yang bersangkutan.
4
5
Pada Raker ini dilema pencernaan sungai yg disorot ialah pencemaran sungai yang
terjadi di Sungai Citarum, Cisadane serta Ciujung. Sungai Citarum yang membentang
dari Kabupaten Bandung sampai Kabupaten Bekasi telah mendapatkan perhatian
internasional akibat kondisinya yang sangat ternoda.
Presiden joko widodo pun telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 15
tahun 2018 wacana akselerasi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan wilayah
peredaran Sungai Citarum buat meningkatkan kecepatan pemulihan Sungai Citarum
dari pencemaran yang terjadi.
"Data memberikan kondisi air 54% sungai Citarum tercemar berat, 23% ternoda
sedang, 20% tercemar ringan serta hanya 3% yg memenuhi standar mutu," ujar
Menteri Siti
6
7
Namun demikian upaya penanganan pencemaran sungai ini bukan semata menjadi
tanggung jawab KLHK, melainkan juga melibatkan lintas sektor dan melibatkan
kerjasama pusat dan wilayah, mirip Pemerintah Daerah Jawa Barat, Kementerian
PUPR, TNI, Polri dan Kejaksaan.
(1) “Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang
berwawasan lingkungan.”
Dalam konstitusi negara kita, sangat kentara disebutkan bahwa bumi air serta segala
kekayaan yang terkandung pada dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebanyak-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Begitu juga Pancasila, yg pada setiap
pasalnya sangat kental menekankan keharusan adanya korelasi serasi antara manusia
dengan alam. sasaran akhirnya merupakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua
masyarakat Indonesia.
Sejahtera dan makmur hanya bisa dicapai Bila insan menggunakan alam
memiliki korelasi sinergi. Pancasila sudah menggarisbawahi ini. Maka, saat Citarum
dirancang merana, sengaja dirusak, dan dikotori, tentu saja kesejahteraan warga tidak
akan tercapai. Pancasila pun tidak akan terlihat atau mungkin kabur gambarnya pada
Citarum. dalam syarat itu, Pancasila tidak akan ditemukan di Citarum.
8
Diakui Sjarmidi, waktu ini kehadiran Pancasila belum mengilhami apa yg terjadi
waktu ini pada Citarum. Kerusakan yang begitu parah menjadi tantangan yg
sebenarnya kuncinya itu terdapat pada implementasi Pancasila dalam menjaga
lingkungan.
“Citarum apa sih masalahnya? jelas ya kondisi lingkungan rusak parah akibat
pembiaran yang lebih usang. daerah Citarum di selatan banjir sebab kesalahan
kebijakan daerah membentuk perumahan. Padahal Belanda telah melarang. yang
melawan alam itu pemerintah serta itu berlangsung lama ditambah menggunakan
pertambahan jumlah penduduk,”ungkapnya melanjutkan.
Terakhir, Keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia. dari dia, duduk
perkara Citarum merupakan persoalan ketidakadiklan.
“65 persen itu sampah domestik dari masyarakat, kenapa rakyat buang ke
sungai, karena mereka anggap duduk perkara sampah bukan msalah beliau akan tetapi
masalah negara. Silakan angkut ke TPA padahal bila negara ngurus sampah tidak akan
selesai,”celoteh dia.
Dari uraian yang telah dipaparkan makalah ini tentang masalah lingkungan terhadap
lunturnya pancasila, dapat disimpulkan:
Citarum butuh jalan keluar, untuk mengatasi aneka macam lilitan duduk
perkara. harus ditelusuri dari akar masalahnya. Dikarenakan penyebabnya manusia,
solusinya jua harus menyasar manusia-insan yang merusak Citarum.
agar insan mampu bersikap baik terhadap Citarum, mereka wajib mencicipi
manfaat Citarum juga. “Menakut-nakuti” menggunakan mengatakan bahwa banjir
terjadi karena Citarum rusak, tidak akan menyelesaikan problem.
Sempadan sungai yang selama ini tidak dimanfaatkan karena polusi serta
limbah pabrik, yang membentuk tanah menjadi tidak subur, harus diatasi jua dengan
teknologi. Langkah konkrit wajib dijalankan. seluruh lokasi sangat potensial
disuburkan sebab pada sana merupakan huma buat menanam sayuran, palawija,
pembibitan kopi, butir-buahan, kayu keras, serta sebagainya
10
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/paradigma/
http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1643
https://www.mongabay.co.id/2020/08/28/memaknai-semangat-pancasila-dalam-pemulihan-
citarum/
https://www.kompasiana.com/allen05805/6098ce028ede487d3d309b22/pencemaran-sungai-
citarum-akibat-limbah-pabrik-di-
majalaya#:~:text=Dampak%20dari%20kerusakan%20sungai%20antara,Are%20You%20Indonesi
a%20(HAYI).
https://www.kemhan.go.id/renhan/2014/11/20/45-butir-pedoman-penghayatan-dan-pengamalan-
pancasila.html
https://citarumharum.jabarprov.go.id/tangani-citarum-mari-kembali-pada-nilai-pancasila/
11