Anda di halaman 1dari 24

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Menurut undang undang No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat

baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Penyelengagaraan pembangunan

kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya harus dilaksanakan secara

terpadu dan berkesinambungan guna mencapai hasil yang optimal. Peraturan

pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasiaan menyatakan bahwa

pekerjaan kefarmasiaan adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan

farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran

obat, pengeloaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,

bahan obat dan obat tradisional.

Upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya menyembuhkan

penderuta secara berangsur angsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan

yang menyeluruh.

1.2 Tujuan prakerin

a. Mengetahui Perijinan Apotek.

b. Mengetahui tata cara Pengelolaan dibidang farmasi.

c. Mengetahui persyaratan yang ada di Apotek.

1.3 Waktu dan Lokasi Prakerin

Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dilaksanakan di Aptek AA yang

berlokasi di Jl. Ciledug No 1 Garut Tlp (0262) 4701280, dari tanggal 1 April

1|Laporan Prakerin
2021 sampai dengan 31 April 2021. Dengan jadwal shift pagi mulai pukul

07.00 – 14.00 WIB, shift siang mulai pukul 14.00 – 21.00 WIB.

2|Laporan Prakerin
Bab II

Tinjauan Umum Apotek

2.1 Definisi Apotek

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017

tentang Apotek menyatakan Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasiaan tempat

dilakukan praktek kefarmasiaan oleh apoteker. Fasilitas Kefarmasiaan adalah sarana

yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasiaan.Tenaga Kefarmasiaan

adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan

Teknis Tenaga Kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus

sebagai Apoteker dan elah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Tenaga Teknis

Kefarmasiaan adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam mengerjakan

kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis

Farmasi.

2.2 Peraturan Perundang Undangan Apotek

1. Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

2. Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang Narkotika.

3. Undang Undang No. 40 tahun 2019 tentang Pelaksanaan UU No. 35 tahun 2009

tentang Narkotika.

4. Permenkes No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.

5. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi

dan Alat Kesehatan.

6. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2017 tentang Apotek.

7. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

3|Laporan Prakerin
2.3 Persyaratan Apotek

2.3.1 Bangunan Apotek

1. Bangunan Apotek sekurang kurangnya memiliki ruangan untuk:

a. Penerimaan resep

b. Pelayanan Resep dan Peracikan (Produksi sediaan secara terbatas)

c. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

d. Konseling

e. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

f. Arsip

2. Kelengkapan kelengkapan banguna Apotek terdiri atas :

a. Sumber Air : bisa berasal dari sumur/PAM/sumur pompa

b. Penerangan : cukup menerangi ruangan Apotek

c. Alat pemadam kebakaran

d. Ventilasi : harus memenuhi persyaratan hygiene

e. Sanitasi : harus memenuhi persyaratan hygiene

f. Papan Nama

2.3.2 Perlengkapan Apotek

1. Alat Pembuatan, Pengolahan dan Peracikan

Terdiri dari mortir, stemper, timbangan, gelas ukur,erlanmeyer

dan lain lain.

2. Perlengkapan dan Pembekalan Farmasi

Terdiri dari lemari pendingin, rak obat, botol, pot salep

dan lain lain.

3. Wadah Pengemas dan Pembungkus

Terdiri dari etiket, wadah pengemas dan pembungkus

untuk penyerahan obat.

4. Perlengkapan Administrasi

4|Laporan Prakerin
Blanko pesanan obat, blanko kartu stok, blanko salinan resep,

blangko nota penjualan, buku pembelian, buku penerimaan,

buku pengiriman, buku kas , buku pengeluaran narkotik dan

psikotropika dan form laporan laporan.

5. Buku Standar yang diwajibkan

Misalnya farmakope, Iso edisi terbaru, dan kumpulan peraturan

perundangan lain.

6.Tempat penyimpanan narkotik

2.3.3 Tenaga Apotek

Tenaga Apotek terdiri atas :

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

2. Asisten Apoteker (AA)

3. Bagian Admiistrasi dan Keuangan

4. Pembantu umum atau keamanan

5. Juru racik dan tenaga lain yang dibutuhkan

2.4 Surat Izin Apotek

Surat Izin Potek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri

kepada Apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan

apotek disuatu tempat tertentu. Izin apotek oleh Menteri Kesehatan yang

kewenangannya dilimpahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kepala Dinas Kabupaten/Kota wajib melaporkan pemberian pelaksanaan pemberian

izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin Apotek sekali

setahunkepada Menteri Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi.Apotek boleh melakukan aktivitas seyelah Surat Izin Apotek (SIA) keluar.

5|Laporan Prakerin
2.5 Tata Cara Izin Apotek

Wewenang izin apotek tercantum dalam dalam keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 9 tahun 2017 pasal 13 dinyatakan sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 1.

2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditandatangani oleh

Apoteker disertai dengan kelengkapan dokumen administratif meliputi :

1). Photo copy STRA dengan menunjukan STRA asli

2). Photo copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

3). Photo copy Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker

4). Photo copy peta lokasi dan denah bangunan

5). Daftar sarana, prasarana dan peralatan

3. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima

permohonan dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen

administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan

setempat terhadap kesiapan apotek dengan menggunakan Formulir 2.

4. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus

melibatkan untus Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang terdiri atas :

1). Tenaga Kefarmasian

2). Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana

5. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan, tim

pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat yang dilengkapi berita

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada pemerintah daerah Kabupaten/Kota

dengan menggunakan Formulir 3.

6|Laporan Prakerin
6. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerinth Daerah

Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan

dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur Jendral, Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

dan Organisasi Profesi dengan menggunakan Formulir 4.

7. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan

masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Kabupaten/Kota harus

mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja

dengan menggunakan Formulir 5.

8. Terhadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi persyaratan

paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan diterima.

9. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan yang dimaksud

pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat

Penolakan dengan menggunakan Formulir 6.

10. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA melebihi

jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker pemohon dapat

menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP sebagai pengganti SIA.

2.6 Pengalihan dan Perubahan SIA (Surat Iin Apoteker) berdasarkan

Dirjen POM No. 02401/A/SK/X/1990

a. Terjadi penggantian nama Apotek

b. Terjadi perubahan alamat Apotek

c. SIA hilang atau rusak

d. Terjadi penggantian APA/SIA

e. SIK dicabut

f. Lokasi Apotek pindah

g. APA meninggal dunia

7|Laporan Prakerin
2.7 Pengarsipan Resep

Lembar lembar yang masuk setiap harinya dikumpulkan dan disusun sesuai nomor

urutnya. Penyimpanan resep ini disusun berdasarkan tanggal masuknya sehingga

memudahkan pencairan kembali apabila diperlukan. Untuk resep yang berisi obat

obatan narkotika dan psikotropika disimpan dalam tempat tersendiri.

8|Laporan Prakerin
Bab III

Tinjauan Khusus Apotek AA

3.1 Sejarah Apotek AA

Perusahaan ini berdiri sejak 2002, pemiliknya yang bernama Husein

Suherman dan yang bertanggung jawab sebagai apotekernya adalah ibu Lena

Marthadhinata Dhiermansyah S.Farm., Apt. Apotek AA ini awalnya didirikan di Jl.

Ciledug No. 1 Garut. Apotek ini berkembang dari tahun ke tahun sehingga terjadi

penambahan karyawan. Karyawan yang dimiliki saat ini adalah 10 orang.

Penambahan ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan diantaranya karena

pelayanan permintaan yang semakin meningkat.

Masyarakat sekitar sangan terbantu karena dapat menemukam lapangan

pekerjaan dan membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran. Apotek AA

ini juga bekerja sama dengan dokter dokter yang berada di Rumah Sakit, tidak hanya

itu apotek ini juga bekerjasama dengan Apotek Valeda dan Apotek Ayu. Banyaknya

penjualan dan target pemasaran yang ada membuat Apotek AA mampu bertahan

sampai sekarang dan mampu bersaing dengan perusahaan perusahaan lain juga

didukung dengan kemajuan teknologi dan sumber daya yang potensial. Banyaknya

penjualan dan target pemasaran yang ada, membuat Apotek AA mampu bertahan

sampai sekaranag dan mampu bersaing dengan perusahaan perusahaan yang lain juga

didukung dengan kemajuan teknologi dan sumberdaya manusia.

9|Laporan Prakerin
3.2 Visi dan Misi Apotek AA

3.2.1 Visi Apotek AA

Menjadikan Apotek AA retairel obat obatn terpercaya dan terdepan diseluruh

Kabupaten Garut.

3.2.2 Misi Apotek AA

Apotek AA mempunyai beberapa misi, dintaranya :

a. Memberikan pelayanan yang ramah terhadap pasien

b. Memberikan pelayanan yang cepat

c. Memberikan obat obatan yang murah di Kota Garut

d. Menjamin keaslian obat yang dibutuhkan pasien

e. Menjamin obat yang dibutuhkan pasien ketersediaan

“Bagi kami Kesehatan Anda Yang Paling Utama”

3.3 Struktur Organisasi

Apotek AA dipimpin oleh apoteker yang bertindak sebagai Apoteker

Pengelola Apotek (APA), Apoteker Pendamping dan Asisten Apoteker. Struktur

Apotek AA terdiri dari :

1. Pengelola Apotek sebagai penanggung jawab

2. Apoteker pendamping

3. Supervisor

4. Asisten Apoteker, terdiri dari asisten tetap

5. Peracik merangkap perawatan gedung, bertanggung jawab kepada APA

Catatan :

Jumlah SDM dan jadwal kerja dapat berubah sesuai kebutuhan apotek dan

kebijaksanaan manejemen apotek.

10 | L a p o r a n P r a k e r i n
3.4 Pengelolaan Apotek

Pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek AA meliputi kegiatan pengadaan,

penerimaan dan penyimpanan barang atau perbekalan farmasi lainnya, pelayanan

serta laporan.

1. Pembuatan, Pengolahan, Peracikan, Pengubahan bentuk, Pencampuran,

Penyimpanan, dan Penyerahan obat atau bahan obat

2. Pengadaan, Penyimpanan, Penyaluran, dan Penyerahan Perbekalan farmasi lainnya.

3. Pelayanan Informasi mengenai Perbekalan Farmasi lainnya

a). pelayan Informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan

baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat

b). Pelayanan Informasi mengenai khasiat, keamanan. bahaya dan mutu obat serta

pembekalan farmasi lainnya

3.4.1 Pengadaan Apotek

Pemesanan barang yang dilakukan oleh Apotek dibuat dalam bentuk Surat

Pesanan (SP) barang yang ditujukan kepada pemasok atau Pedagang Besar Farmasi

(PBF). Pembelian barang dilakukan setiap hari, pembelian barang secara mendadak

atau mendesak dapat dilakukan langsung jika terjadi permintaan obat oleh pasien ke

apotek dan persediaan barang tidak ada. Pembelian mendesak dilakukan kepada

apotek lain. Jumlah barang yan dibeli secara mendadak biasanya pembelian sesuai

dengan permintaan pasien pada waktu itu juga.

Pembelian barang dilakukan apabila obat obat yang sering dipesan oleh

pasien, persediaan obat hampir habis, tidak ada dan obat baru. Pemesanan narkotika

dan psikotropika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP). Khusu SP

11 | L a p o r a n P r a k e r i n
narkotika ini ditandatangani oleh apoteker dan barangnnya disimpan dalam lemari

khusus dan dilengkapi kunci.

3.4.2 Penerimaan

Penerimaan perbekalan farmasi dari PBF dapat dilakukan oleh siapa saja yang

sedang bertugas dibagian peracikan dengan prosedur penerimaan barang sebagai

berikut :

1. Perbekalan farmasi yang datang sebelum dinyatakan diterima harus diperiksa

terlebih dahulu dan kuantitas faktur, jenis, jumlah dan harganya serta kesesuaian

dengan daftar pemesanan barang yang ada di apotek. Bila terjadi ketidak

sesuaian, petugas dapat menolak barang yang dikirim dan mencatat ketidak

sesuaiannya.

2. Barang yang telah memenuhi persyaratan dapat diterima oleh petugas dengan

memberikan stempel blok pada faktur pengiriman barang yang dibuat rangkap

empat. Stempel blok memuat urutan penerimaan barang, nomor faktur serta

tanda tangan petugas yang menerima. Setelah stempel blok diisi, petugas akan

mencatat pada buku penerimaan barang serta dimasukan juga kekomputer yang

memuat nomor urut penerimaan, nama barang dan jumlahnya serta tanggal jatuh

tempo pembayaran.

3. Salinan faktur kemudian dikumpulkan untuk dimuatkan laporannya setiap

minggu dan dimat rekapitulasinya setiap bulan

4. Setelah itu arsip disimpan di lemari per PBF

3.4.3 Penyimpanan

Perbekalan farmasi yang telah diterima, langsung disimpan pada kotak obat dan

diatur sedemikian rupa sehingga barang yang pertama kali masuk akan dikeluarkan terlebih

dahulu First In Firs Out (FIFO) atau barang yang kadaluarsanya dekat dikeluarkan terlebih

dahulu First Expire First Out (FEFO). Selanjutnya petugas yang menyimpan barang

12 | L a p o r a n P r a k e r i n
tersebut akan mencatat tanggal penerimaan, nomor urut faktur dan jumlah barang yang

sudah diterima pada kartu stok yang terdapat disetiap kotak obat.

Penyimpanan atau persediaan barang atau obat di apotek diperuntukan bagi obat yang

pergerakannya cepat (Fast Moving) yaitu obat dan bahan obat yang paling banyak cepat

terjual dan sering digunakan diresepkan oleh dokter. Dengan adanya pengaturan dan

penyimpanan barang, maka persediaan barang dapat terkontrol sehingga dapat mencegah

terjadinya kekosongan. Apabila jumlah barang yang diterima cukup banyak, maka barang

tersebut akan disimpan di lemari penyimpanan yang telah ditentukan.

3.3.4 Pelayanan

Alur pelayanan resep di Apotek AA dimulali dengan pasien menyerahkan resep

kemuadian resep diterima untuk dilihat persediaan obatnya apakah ada atau tidak. Jika

obat yang dimaksud ada, resep dimaksukan datanya ke komputer untuk diberi harga.

Setelah itu harga obat tadi disampaikan kepada pasien. Bila telah disetujui oleh pasien dan

dibayar, petugas kasir akan membuat print out pembayaran yang berisi nomor urut, nama

dan alamat dokter, nama dan alamat pasien, harga dan jumlah obat, tanggal pelayanan resep

yang diberikan kepada petugas peracikan untuk dikerjakan, dan asisten apoteker segera

menyiapkan obat yang tertera dan membuatkan etiketnya.

Obat yang telah disiapkan dimasukan kedalam kantong plastik dan diberi etiket sesuai

signa resep. Untuk obat dalam dibri etiket putih dan untuk obat luar diberi etiket biru. Obat

yang diracik diperiksa lagi oleh asisten apoteker kesesuaian nama obat, jumlah obat dan

etiketnya. Obat yang telah diperiksa diletakan pada tempat penyerahan obat kemudian

diserahkan kepada pasien oleh apoteker atau asisten apoteker dengan penjelasan yang

sejelas jelasnya, meliputi khasiat obat dan cara pemakaiannya.

Pelayanan perbekalan farmasi di Apotek AA meliputi pelayanan obat atas resep

dokter secara tunai, pelayanan obat keras dan alat alat kesehatan atas resep dokter,

13 | L a p o r a n P r a k e r i n
pelayanan obat bebas dan alat alat kesehatan tanpa resep dokter serta pelayanan obat keras

tertentu (Narkotika dan Psikotropika) atas resep dokter.

3.4.5 Pelaporan dan Pencatatan di Apotek

Pengelolaan administrasi dan keuangan sebagian besar dilakukan oleh Pemilik

Saran Apotek (PSA) atau Supervisor. Laporan keuangan kemudian dibukukan dan dilakukan

rekapitulasi harian, bulana dan tahunan. Obat narkotika yang keluar dicatat dalam kartu stok

dan buku pengeluaran narkotika (nomor, tangal, nama obat, nomor resep, nama dokter, nama

pasien, dan alamt pasien) kemudian dibuat laporan narkotika dan apotek wajib menyusun

dan mengirimkan laporan bulanan mengenai pemesanan dan pengeluaran narkotika kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

Laporan narkotika dilakukan setiap bulan yang terdiri dari tiga lembar, yaitu

surat pengantar, laporan penggunaan narkotika yang di tanda tangani oleh Apoteker. Laporan

narkotika ditunjukan kepada :

a. Dinas Kesehatan Kabupaten

b. Dinas Kesehatan Provinsi

c. Badan Penilaian Obat dan Makanan (BPOM)

14 | L a p o r a n P r a k e r i n
Bab IV

Tugas Khusus

Antidiare

4.1 Pengertian Antidiare

Diare adalah suatu penyakit yang ditandai demgan perubahan bentuk dan

konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya jumalah buang air

besar yang lebih dari biasanya, yaitu lebih dari dua kali dalam sehari yang mungkin

dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berlendir ataupun berdarah. Diare juga

merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada bayi dan

anak anak.

4.2 Penyebab dan Pencegahan Diare

Setidaknya ada beberapa penyebab yang bisa meningkatkan resiko seseorang

terserang diare. Diantaranya jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

maupun setelah keluar dari toilet, penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak

bersih, jarang membersihkan dapur dan toilet, dan sumber air yang tidak bersih.

Pencegahannya dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

maupun setelah keluar dari toilet, menyimpan makanan ditempat yang bersih, sering

seringlah membersihkan rumah, dan carilah air yang bersih.

4.3 Jenis Jenis Diare

Pada dasarnya terdapat tiga jenis diare yang dapat dialami oleh seseorang,

yaitu Diare Osmotik (osmotic diarrhea), Diare Sekretorik (secretory diarrhea), dan

Diare Eksudatif (exudatve diarrhea). Mari kita bahas lebih lanjut mengenai tiga tipe

diare tersebut.

15 | L a p o r a n P r a k e r i n
4.3.1 Diare Osmotik

Jenis diare ini terjadi karena tingginya jumlah air yang ditarik kedalam rongga

usus, sehingga konsistensi tinja didalamnya akan bersifat lebih cair. Diare Osmotik

menunjukan adanya gangguan penyerapan pada usus. Hal ini sering terjadi pada

orang intoleransi laktosa dan orang orang yang sensitif terhadap pemanis buatan.

Kondisi ini dapat dicegah dengan mengurangi atau menghindari konsumsi produk

susu serta makanan yang mengandung pemanis buatan.

4.3.2 Diare Sekretorik

Jenis diare ini hampir sama dengan diare osmotik. Pengeluaran cairan dalam

rongga usus lebih tinggi sehingga menyebabkan konsistensi tinja yang lebih cair.

Ketika anda sudah menghindari produk susu dan pemanis buatan namun tetap

mengalami diare, kemungkinan kondisi anda disebabkan oleh diare sekretorik. Hal

ini dipicu oleh adanya reaksi infeksi atau gangguan hormone. Jika mengalami hal ini,

sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan diri ke dokter sehingga dapat dinilai

secara keseluruhan penyebab.

4.3.3 Diare Eksudatif

Diare juga dapat berupa tekstur tinja yang cair, disertai lendir bahkan darah.

Jika ditemukan hal tersebut pada tinja, kemungkinan jenis diare yang dialami adalah

diare eksudatif. Kondisi ini dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri seperti E. coli.

Diare eksudatif dapat diatasi berdasarkan penyebab yang mendasarinya.

4.4 Penggolongan Obat Diare

a. Kemoterapi untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri contoh obatnya

seperti Sulfa metoxazole yang dikombinasikan dengan Trimethoprim

b. Obstipansia untuk terapi simpatomatis dengan tujuan untuk menghentikan

diare dengan cara menekan peristaltik usus contoh obatnya seperti Loperami

c. Adstringensia unruk menciutkan selaput usus contohnya Tannin

16 | L a p o r a n P r a k e r i n
d. Spasmolitik zat yang dapat melemaskan kejang kejang otot perut (nyeri

perut) pada diar. Contohnya dengan Hyoscine Butylbromid

4.5 Obat Obat yang ada di Apotek

4.5.1 Sanprima

Komposisi : Mengandung Trimetropin 80 mg

Sulfametoxazole 400 mg

Indikasi : Infeksi saluran nafas, Infeksi

saluran pencernaan,

Infeksi saluran kemih ,

Infeksi kulit

Kontra Indikasi : Penderita dengan defisiensi asam

folat. Penderita dengan status

gizi buruk. Penderita defisiensi

enzim G6PD. Manula dan

Penderita gangguan fungsi ginjal.

Efek Samping : Gangguan pencernaan misalnya

mual, muntah dan diare.

Sindroma Steven-Johnson dan

Lyell.

4.5.2 Lodia

Komposisi : Loperamide HCL

17 | L a p o r a n P r a k e r i n
Indikasi : Diare akut non spesifik dan diare

kronik

Kontra Indikasi : Penderita diare yang pernah

memiliiki riwayat alergi pada

obat Lodia. Penderita yang

memiliki riwayat penyakit

disentri akut, diare disertai

demam tinggi, diare yang

terdapat darah di dalam

feces, dan diare yang terjadi

karena infeksi. Penderita

diare yang mengalami kejang

pada perut. Anak anak usia di

bawah 3 tahun, anak anak

dengan kondisi kekurangan

gizi, dan anak anak dalam

kondisi dehidrasi karena

diare.

Efek Samping : Nyeri abdomen, megakolon

toksik, pusing, lelah, ruam kulit

4.5.3 Imodium

Komposisi : Loperamide HCL

Indikasi : Pemberian obat imodium bisa

dilakukan untuk pasien atau

konsumen dengan keluhan diare

akut baik pada orang dewasa

18 | L a p o r a n P r a k e r i n
maupun anak-anak yang berusia

lebih dari 4 tahun. Akan tetapi,

pada kasus diare kronik, obat

imodium hanya bisa diberikan

kepada orang dewasa.

Kontra Indikasi : Pasien atau konsumen yang

memiliki hambatan peristaltik

dan kejadian kejang perut

Efek Samping : Pusing, mual, rasa kantuk, perut

kembung, dan kram perut. Selain

itu, beberapa reaksi kulit seperti

urtikaria juga bisa terjadi.

4.5.4 Scopamin Plus

Komposisi : Hyoscine Buthylbromide

Indikasi : Scopamin Plus digunakan untuk

membantu mengobati nyeri

paroksimal yang terjadi pada

penderita penyakit lambung atau

usus halus. Serta, Scopamin Plus

juga dapat digunakan untuk

nyeri haid.

19 | L a p o r a n P r a k e r i n
Kontra Indikasi : Hindari penggunaan Scopamin

Plus pada pasien yang memiliki

indikasi:Hipersensitif Glaukoma

sudutsempit. Retensi urin

disertai obstruktif subversik (misal.

Hiperplasia prostat jinak).

Efek Samping :  Reaksi kulit (misalnya, urtikaria,

ruam, eritema, pruritus), reaksi

hipersensitivitas lainnya

kering, diare,mual,muntah.

Sakitperut obstruksi sekresi

keringat.Takikardia atau

meningkatnya detak jantung.

pusing dan kantuk. .

Kontra Indikasi : Hipersensitif Glaukoma sudut

sempit. Retensi urin disertai

obstruktif subversik

4.5.6 Buscopan

Komposisi : Hyoscine Butylbromide

Indikasi : Mengatasi gejala kejang perut.

Kontra Indikasi : Alergi terhadap hyoscine

butylbromide Pasien yang

memiliki penyakit glaukoma

20 | L a p o r a n P r a k e r i n
(kerusakan saraf mata akibat

meningkatnya tekanan pada

bola mata)

Efek Samping : Mulut kering Mual dan Muntah

Ruam dan gatal pada kulit

keringat berlebih detak jantung

menjadi lebih cepat bengkak

pada bagian tangan dan kaki

sulit bernapas diare

4.5.7 Neo Kaolana

Komposisi : Kaolin, Pectin

Indikasi : Untuk menghilangkan gejala

diare yang tidak spesifik.

Kontra Indikasi : Penderita dengan hambatan pada

usus atau usus tersumbat.

Efek Samping : Dapat menyebabkan ketidak

seimbangan elektrolit dengan

meningkatkan kehilangan

natrium dan kalium dalam tinja,

terutama pada orang tua anak

anak dan diare berat.

21 | L a p o r a n P r a k e r i n
4.5.8 Guanistrep

Komposisi : Kaolin, pektin

Indikasi : Untuk pengobatan simtomatik

pada diare dimana tidak

diketahui penyebabnya dengan

jelas dengan cara menyerap

toksin,membentuk lapisan

pelindung pada dinding usus,

dan menghilangkan hasil

pertumbuhan bakteri yang

bersifat racun.

Kontra Indikasi : Hipersensitif,Penderi taobstruksi

usus,Penderita yang harus

menghin dari konstipasi.

Efek Samping : Menyebabkan

ketidakseimbangan elektrolit

dengan meningkatkan

kehilangan natrium dan kalium

dalam tinja, terutama pada orang

tua, anak-anak dan diare berat.

22 | L a p o r a n P r a k e r i n
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan dilakukannya prakerin ini untuk memenuhi salah satu syarat

mengikuti Ujian Nasional Kompetisi Kejuruan (UNKK), telah terpenuhi serta dapat

meningkatkan pemahaman dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki diri

sendiri kemudian menambah pengalaman dan wawasan sebelum memasuki dunia

kerja yang sesungguhnya di lapangan dan untuk membandingkan antara teori yang

didapat di sekolah dengan praktek kerja yang nyata.

5.2 Saran

Kepada Apotek AA , penulis berharap untuk tidak bosan bosan memberikan

pengarahan beserta bimbingan kepada peserta prakerin yang akan datang sebagai

salah satu cara untuk menyongsong masa depan baik untuk dirinya, orang lain,

bahkan untuk negara.

23 | L a p o r a n P r a k e r i n
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/kesehatan/diare

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3619975/jenis-jenis-diare-yang-perlu-

anda-tahu

https://www.slidehare.net/fetyfathonah/obat-antidiare

LODIA - Manfaat, Dosis, Efek Samping - K24klik.com

https://doktersehat.com/obat-imodium/

Obat Scopamin Plus - Dosis, Pemakaian, Efek Samping - Klikdokter.com

Obat Buscopan Plus - Dosis, Pemakaian, Efek Samping - Klikdokter.com

Obat Neo Kaolana - Dosis, Pemakaian, Efek Samping - Klikdokter.com

Obat Guanistrep - Dosis, Pemakaian, Efek Samping - Klikdokter.com

https://bidhuan.id/obat/48710/obat-lodia-komposisi-cara-kerja-indikasi-

kontraindikasi-dosis-dan-efek-samping/

24 | L a p o r a n P r a k e r i n

Anda mungkin juga menyukai