- Permenkes ini menambah Narkotika Golongan I menjadi 175 dimana sebelumnya adalah
161. Sedangkan Narkotika Golongan II dan III tetap.
- Daftar obat yang ditambahkan:
1. Fentanil
2. MDMB
3. Siano cumil butinica
4. 5 fluoro AB pinaca
5. Cumil 5F P7AICA
6. CBL 2201
7. Eutilon
8. Dibutilon
9. BMDP
Perka BPOM No. 7 Tahun 2016 tentang pedoman pengelolaan OOT yang sering
disalahgunakan
OOT Terdiri dari : tramadol, triheksilpenidil, klorpromazinm amitriptilin, dan haloperidol
FARMAKOPTERAPI
HIPERTENSI
Tujuan terapi:
- Menurunkan kesakitan dan kematian akibat hipertensi
- Menurunkan kejadian CV event, gagal jantung dan penyakit jantung.
- Target tekanan darah terkontrol <140/90 mmHg atau 140/90 mmHg pada hipertensi
denga diabetes melitus atau CKD non diabetik (JNC-8)
Terapi
Non farmakologi:
- Penurunan BB
- Pembatasan konsumsi garam
- Aktivitas fisik aerobik
- Mengurangi konsumsi alkhohol
- Berhenti merokok
Terapi farmakologi:
1. Angiotensin-converting enzyme (ACE) Inhibitor lini pertama
Mekanisme: mengeblok konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, vasokonstriktor
(poten), menstimulasi sekresi aldosteron, menghambat degradasi bradikinin &
menstimulasi substansi vasodilator lain (prostaglandin E2 & prostasiklin).
ESO: hipotensi akut, hiperkalemia, batuk kering (20%)
Kontraindikasi: kehamilan
Contoh obat: Captopril, lisinopril, ramipril, enalapril,imidapril
4. Diuretika
Mekanisme: volume plasma & stroke volume CO menurun Tek.darah menurun
Jenis:
- Tiazid: HCT
- Loops diuretika: bumetanide, furosemide
- Hemat kalium: spironolakton
ESO:
hypokalemia, hypomagnesemia, hypercalcemia, hyperuricemia, hyperglycemia,
dyslipidemia, and sexual dysfunction.
5. Central alfa 2-agonist
Mekanisme: Melalui stimulasi reseptor α2-adrenergic di otak menurunkan sympathetic
outflow dari pusat vasomotor dan meningkatkan tonus vagal.
Obat: clonidin, metildopa
ESO: retensi garam dan air pada penggunaan kronis, depresi, hipotensi ortostatik, pusing,
dan efek antikolinergik.
goal terapi:
kolesterol total: <200
LDL : <100 (normal), >130 (high)
HDL : ≥ 60 mg/dl (high), <40 (low)
Trigliserida :
- Normal : <150
- High : >200
Tipe dislipidemia:
- I : Hiperkilomikronemia
- IIa : LDL meningkat (statin, cholesterolamin, niacin).
- II b: LDL dan VLDL meningkat (statin, fibrat, niacin).
- III : Broad Beta VLDL (fibrat, niacin)
- IV : VLDL dan trigliserida (fibrat, niacin)
- V : kilomikron Sn VLDL meningkat (fibrat, niacin).
Penggolongan obat:
1. Bile acid resins (BARs)
Mekanisme: Berikatan dengan asam empedu di lumen usus menurunkan jumlah
asam empedu menstimulasi sintesis asam empedu dari kolesterol.
Efek terapi : menurunkan kolesterol, menurunkan LDL, meningkatkan VLDL
ESO: konstipasi, kembung, rasa penuh di daerah epigastrik, mual diatasi dgn
memperbanyak minum, menggunakan enema/sejenisnya.
Contoh: kolestiramin
2. Niacin
Mekanisme: Menurukan sintesis VLDL hepatik menurunkan sintesis LDL;
Menurunkan katabolisme HDL meningkatkan jumlah HDL.
Efek terapi: menurukan kolesterol, trigliserida, LDL, VLDL; meningkatkan HDL.
ESO: kulit gatal dan kemerahan (diatasi dengan aspirin 325 mg sebelum minum
niacin), hiperurisemia, hiperglikemia
Contoh obat: niacin
3. HMG-CoA reductase inhibitor
Mekanisme: Menghambat enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG-
CoA) reductase mengganggu konversi HMG-CoA menjadi mevalonate
menurunkan sintesis LDL & meningkatkan katabolisme LDL.
Efek terapi: menurunkan kolesterol, menurunkan LDL,
ESO: rabdomiolisis
Contoh obat: statin (simvastatin, atorvastatin, lovastatin, pitavastatin,
rosuvastatin)
4. Fibrate
Mekanisme: Menurunkan sintesis VLDL, Meningkatkan kecepatan pembersihan
lipoprotein kaya trigliserida (VLDL)
Efek terapi: Menurunkan kolesterol, trigliserida, LDL, VLDL; meningkatkan HDL.
ESO: gangguan GI, rabdomiolisis
Contoh obat: gemfibrozil, fenofibrat
5. Inhibitor absorpsi kolesterol
Mekanisme: mengganggu absorbasi kolesterol di brush border di intestinal.
Efek terapi: menurunkan kolesterol dan LDL
ESO: gangguan GI
Contoh obat: ezetimibe
Dislipidemia khusus:
1. Low HDL kolesterol
Terapi: fibrat dan niacin.
2. Diabetik dislipidemia
Karakteristik: TG meningkat, HDL rendah, LDL meningkat
Target terapi: LDL<100 mg/dl
Terapi:
LDL > 130 mg/dl TLC (terapetic lifestyle changes) diet dan statin.
LDL 100-129 mg/dl Kontrol glukosa + fibrat dan niacin.
DIABETES MELLITUS
Klasifikasi:
1. DM tipe 1 (insulin dependent)
Penyebab: kerusakan sel beta pankreas
2. DM tipe 2 (non insulin depedent)
Penyebab: resistensi insulin, kegagalan atau ketidak mampuan sel-sel sasaran insulin
untuk merespon insulin scr normal
3. Diabetes melitus gestasional
Diabetes yang timbul selama masa kehamilan
4. Pradiabetes
Dua tipe:
- Impaired Fasting Glucose (IFG) Kadar glukosa darah puasa: 100-125 mg/dl (normal
<100mg/dl)
- Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau Toleransi Glukosa terganggu (TGT) Kadar
glukosa darah pd uji toleransi berada di atas normal tp tdk cukup tinggi utk dikategorikan
pd DM
Gejala khas:
1. Poli fagi: banyak makan
2. Poli dipsi: banyak minum
3. Poli uria: banyak kencing
Kriteria diagnosis:
Diagnosis Kadar gula plasma puasa Kadar gula plasama 2 jam PP
(FPG)
Normal <100 mg/dl <140 mg/dl
Pra diabetes (IFG) 100-125 mg/dl -
Pra diabetes (IGT) - ≥140 mg/dl dan <200 mg/dl
Diabetes ≥ 126 mg/dl ≥200 mg/dl
Komplikasi:
1. Akut
Hipoglikemia kadar glukosa plasma <50 mg/dl
pengatasan: air gula, berkalori, suntikan glukosa 40% IV , glucagon.
Hiperglikemia kadar glukosa darah melonjak secara tiba-tiba.
2. Kronis
Makrovaskuler (px. DM tipe 2) penyakit jantung koroner, peny. pembuluh darah
otak, peny. Pembuluh darah perifer.
Mikrovaskuler (px DM tipe 1) retinopati, nefropati, neuropati
Goal terapi:
GDP : 80-129 mg/dl
GPP : 90-130 mg/dl
Glukosa darah (saat tidur) : 100-140 mg/dl
Glukosa plasma (saat tidur) : 110-150 mg/dl
Kadar insulin : <7%
HbAIC : 7 mg/dl
HDL : >45 (pria), >55 mg/dl (wanita)
TG : <200 mg/dl
TD : <130/80 mgHg
Terapi:
Obat hipoglikemik oral
1. Pemicu sekresi insulin pilihan untuk pasien BB normal/kurang
Mekanisme: meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
ESO: hipoglikemia, peningkatan BB
Obat:
- Sulfonilurea klopropamid, glibenklamid, glipizid, glikazid, glikuidon, glimepirid
- Glinid repaglinid, nateglinid
2. Penambah sensitivitas insulin
Mekanisme: menurunkan resistensi insulin dg meningkatkan juml pentransport glukosa
shg meningkatkan ambilan glukosa di perifer.
ESO: meningkatkan BB, gangguan saluran cerna.
Obat:
Tiazolidindion rosiglitazon, pioglitazon.
3. Penghambat glukoneogenesis untuk pasien obesitas
Mekanisme: mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis) & memperbaiki
ambilan glukosa perifer
ESO: mual
Obat:
Biguanid metformin
4. Penghambat glukosidase alfa
Mekanisme: mengurangi absorbsi glukosa di usus halus shg mempunyai efek
menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan
ESO: kembung, flatuen
Obat: acarbose
5. DPP IV-inhibitor
Mekanisme: Glucagon-like peptide-1 (GLP-1) merupakan suatu hormon peptida yg
dihasilkan oleh sel L di mukosa usus
ESO: Sebah, muntah
Obat: vildagliptin, sitagliptin, saxagliptin.
Insulin
Tipe insulin:
1. Basal insulin
- Intermediet insulin (insulatard)
- Long acting insulin (glargine= lantus, determire = levemir
2. Prandial insulin
- Short acting insulin (actrapid, humulin R)
- Rapid acting insulin (apidra, novorapid, humalog)
PEPTIC ULCER DISEASE
Terapi:
3 regimen : PPI + klaritromicin 500 mg + metronidazole 500 mg/ amoxicillin 1 g
4 regimen : PPI + bismuth subsalisilat 525 mg + metronidazole 250 mg + tetrasiklin 500
mg.
ASMA
2. Tuberculosis
a. Kasus baru: 2HRZE + 4H3R3
b. Kambuhan: 2HRZE + 1HRZE + 5H3R3E3
- 1HRZE : regimen sisipan untuk menunggu hasil kultur resistensi
- Streptomicin dipakai jika resistensi etambutol.
- Kanamisin digunakan jika alergi streptomisin.
Fase intensif: 2 bulan pertama
Fase lanjutan: 4 bulan selanjutnya.
Efek samping obat:
1. Isoniazid : neuropati perifer/ kesemutan (diberi; piridoxin HCL)
2. Rifampisin : cairan tubuh berwarna merah, anemia hemolitik
3. Pirazinamid : gangguan GI, nyeri sendi (diberi aspirin)
4. Streptomisin : gangguan pendengaran, syok anafilaksis
5. Etambutol : gangguan penglihatan
Interaksi:
Rifampisin (Induktor enzim) + pil KB : kegagalan obat KB oral.
Antasida + INH : menurunkan kadar INH (minum INH 2 jam sebelum
atau 6 jam sesudah antasida
INH : diminum pada saat perut kosong.
Wanita hamil : hindari streptomicin (menyebabkan ototoksik permanen.
Resistensi:
- Mono resistan (TB MR) : salah satu OAT lini pertama
- Poli resisten (TB PR) : lebih dari satu OAT lini pertama
- Multi drug resisten (TB MDR) : isoniazid dan rifampisin secara bersamaan
- Extensive drug resisten (TB XDR) : TB MDR + salah satu OAT gol. Fluoroquinolon.
- Resisten rifampisin (TB RR) : rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT.
ESO Mayor:
Kloramfenicol : grey syndrome pada neonatus, anemia aplasia
Siprofloxacin : tendon ruptur, periferal neuropati
Klotrimoxazol : malformasi kongenital, abnormalitas kardiovaskuler pada
janin.
5. Demam tifoid
Diagnosa : uji widal
Terapi :
1 st: kloramfenikol, ampisilin atau amoxicillin, kotrimoksazol
2nd: seftriaxone, cefixime, quinolon.
7. Infeksi cacing
Terapi : pirantel pamoat (ESO: nafsu makan berkurang), mebendazole, piperazin
(untuk cacing askariasis, oksiurasis)
8. Penyakit menular seksual
a. Sifilis : stadium 1: benzatin, benzil penisilin; stadium : penisilin, prokain
selama 21 hari
b. Gonnoroea
1 st: cefixime, levofloksasin
2nd : kanamisin, tiamfenicol, ceftriaxone
Hamil: ceftriaxone
c. Clamidia
1 st: azitromicin, doksisiklin
2nd: eritromicin
Hamil: azitromicin/ amox
d. Herpes genital : asiklovir (7 hari), vansiklovir (7 hari)
e. Trikomoniasis : metronidazole
f. Candidiasis
1 st: myconazole, klotrimazole, fluconazole
2 nd : nistatin
Alergi penisilin:
Hamil : lakukan desensitisasi
Tidak hamil : doksisiklin (30 hari), eritromicin (30 hari)
9. HIV-AIDS
Terapi:
2NRTI + 1 NNRTI
ODHA belum diterapi : AZT atau d4T + 3TC (atau FTC) + EFV atau NVP
Perempuan hamil : AZT + 3TC + NVP
AZT : zidovudin
D4T : Stavudine
3TC : lamivudine
FTC : emtricitabine
EFV : efavirens
NVP : nevirapine
10. Malaria
Terapi:
a. Tanpa komplikasi
Malaria falsiparum dan vivaks
1 st : Dihidroartemisin dan piperakuin (DHP) + primakuin atau artesunat-
amodikuin + primakuin.
2 nd : falsifarum: kina + doksisiklin atau tetrasiklin + primakuin; vivax : kina +
primakuin
Malariae ovale
1 st: DHP atau artesunat-amodikuin
2 nd: kina + primakuin
b. Ibu hamil
Malaria falciparum
Trimester 1: kina + klindamicin (7 hari)
Trimester 2 dan 3 : ACT tab 3 hari
Malaria vivax
Trimester 1: kina (7 hari)
Trimester 2 dan 3 : ACT tab 3 hari
ACT
1. Kombinasi tetap (FDC) : DHP
2. Artesunat-amodikuin
PENYAKIT JANTUNG
Kondisi Tatalaksana
Penyempitan arteri koroner Medikamentosa Primer
Manifestasi akhir angina dan infark 1. Antiplatelet
Aspirin, CPG, tiklopidin
2. Penurunan Lemak
Faktor risiko: Ikuti tatalaksana hiperipidemia
- Diabetes (prevensi primer: golongan statin)
- Hipertensi
- Dyslipidemia
- Manpause
- Perokok
- Pria usia > 40 tahun
- Keturunan PJK
Terapi sesuai faktor risiko:
1. Beta bloker selektif
Bisoprolol, karvedilol atenolol
2. Nitrat
3. ISDN
4. ACEi dan ARB
Captopril, losartan, valsartan
ANGINA
Ketidak seimbangan kebutuhan dan suplai aliran arteri koroner manifestasi dari
CAD
Angina relief : angina stabil.
ACS (Acute Coronary Syndrome) / SKA (SIndrom Koroner Akut)
NSTEMI
- CABG’
- Antiplatelet dan atau
antikoagulan
SYOK
Keadaan saat orang mengaami etidakcukupan perfusi oksigen dan zat-zat ain ke seluruh
tubuh yang ditandai dengan tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau turun 40 mmHg dari
batas normal.
Penanganan umum:
a. Suplementasi O2 (4-6 L/min via nasal canula atau 6-10L/min menggunkan face mask).
b. Pemberian cairan tambahan berupa:
- Kristaoid NaCl 09%, RL
- Koloid : hidroksi etil starch, dextran, albumin
- Blood product
Jenis syok
Syok hipovolemik Terjadi kar77ena kekurangan volume intravascular
Pasien dengan TD <90 : dopamine 5 mcg/kg/min
Pasien dengan TD> 90: dobutamin 2 mcg/kg/min
Pasien > 70 tahun
- Dengan penumpukan cairan: 5% albumin
- Tanpa penumpukan cairan : dopamine 5 mcg/kg/min
Syok kardiogenik Terjadi karena kegagalan pompa jantung
Diberikan
- Inotropic agent (dopamine, dobutamin atau norepinefrin)
- Vasodilator (nitrogliserin)
- Antiplatelet agent
Syok sepsis, anafiaktik, Terjadi karena terjadinya vasodilatasi perfiferal.
atau neurogenic Diberikan
- Norepinefrin : pada pasien yang tida merespon dengan
pemberian cairan
- Epinefrin: jika penggunaan norepinefrin tidak optimal
- Fenilefrin: untuk pasien dengan takikardi
- Dobutamin: untuk pasien dengan kekurangan CO
- Vasopressin: untuk yang gagal menggunakan
catekolamin
ANEMIA
KLASIFIKASI ANEMIA
KULIT
1. Dermatitis / eczema
Dermatitis : Ruam di kulit yang disebabkan oleh adanya barang/sesuatu yang menempel di
kulit. Penyebab dermatitis kontak yang menyebabkan iritasi (muncul beberapa jam setelah
paparan) dan alergi (muncul beberapa hari setelah paparan).
Tanda dan Gejala :
Kulit kemerahan (Eritrema)
Vesikel
Crust
Scaling
Pruritus
Eczema : Sebutan yg diberikan untuk semua jenis inflamasi kulit, Atopic dermatitis
Tanda-tanda dan gejala:
Pruritus dengan: Hay fever, asthma, rhinitis alergi
Bercak lebar kemerahan (erythrematous patches)
Lichenification (karena digaruk terus menerus)
Terapi :
Dianjurkan untuk berhenti menggaruk
Wet dressing
Menghindari paparan allergen
Melembabkan kulit (skin hydration) : emollients
Topical corticosteroids : Krim hidrokortison (hanya dapat digunakan selama 1
minggu)
Antipruritus : Antihistamin oral, Calamine
Terapi :
Emmolients sering digunakan bersama dengan resep dokter
Keratolitik : asam salisilat
Calcipotriol : derivat Vit D (Daivobet, Daivonex)
Kortikosteroid topical : pada kulit kepala
Dithranol : tidak digunakan pada daerah genital (Anthralin)
Methotrexate, etretinate or ciclosporin (cyclosporin).
Obat yang dapat memperparah psoriasis : Lithium, beta blocker, NSAID antimalarial
3. Jerawat/Acne
Tanda dan Gejala :
Lesi sering ditemukan pada wajah dan badan bagian atas
Propionibacterium acne
Inflamasi jaringan lemak (pilosebaceous unit) yang akan sembuh sendiri (self
limiting)
Berupa pimples, black heads, cysts, and pustules
Pada umumnya terjadi saat pubertas (18-25 tahun) karena adanya hormon androgen
Bertambah parah (exacerbation) karena sumbatan atau tekanan pada kulit (acne
mechanica) atau karena stres (emosional)
Terapi :
Benzoyl Peroxide (2,5 – 5,0 – 10,0%) : 2 hari sekali selama seminggu, kemudian dua
kali sehari, sebelum ditingkatkan dosisnya dalam waktu 2-3 minggu, pemakaian
seluruh kulit wajah
Potassium hydroxyquinoline
Nicotinamide : 2 kali sehari, es : kulit kering dan iritasi
Rujukan :
Jika parah
Ringan: comedones tanpa inflamasi
Sedang: bercak-bercak jerawat dengan inflamasi yg tersebar tidak hanya di wajah
Berat (severe): jerawat sedang dengan kista (berisi nanah), jerawat menyebar ke bahu
dan punggung dan biasanya menimbulkan bekas luka
Jika pengobatan jerawat tidak berhasil
Jika dicurigai jerawat timbul karena obat
Pasien yang menderita jerawat ringan tetapi tidak membaik dengan terapi obat selama
8 minggu, harus dirujuk ke dokter
Non Farmakologi :
Jangan stress
Jangan gunakan make up
Hidrokortison dapat memperparah jerawat
Mencuci wajah secara teratur
4. Infeksi Jamur
a. Tinea Pedis (Kutu air) : Menyerang kulit antara kelingking kaki dan jari sebelahnya,
menyebar sampai telapak kaki.
Tanda dan Gejala : Kemerahan, basah (maceration), bersisik (scaling), erosi,
vesikel, pustule, pruritus
b. Tinea corporis (Kudis ) : Tidak menyerang wajah, telapak tangan, telapak kaki dan
kulit kepala
Tanda dan Gejala : Kemerahan, bersisik (scaling), plaque, hiperpigmented (merah
kecoklatan), bentuk bundar (sirkuler), vesikel (di pinggirannya), pustula (di
pinggirannya), pruritus
d. Tinea Versicolor
Tanda dan Gejala : Plaque (bisa berwarna putih, pink, salmon, merah, kehitaman,
atau coklat), bersisik (scaling), plaque tumbuh dengan lambat, hilang pada saat
udara dingin, kembali pada saat udara panas dan lembab, pruritus
e. Candidiasis : Muncul pada daerah lipatan yang lembab (jari kaki, selangkangan,
ketiak, dan bawah payudara)
Faktor Resiko : Suhu udara hangat dan lembab, penggunaan antibiotik,
penggunaan kortikosteroid, DM, obesitas, diaper rash.
Tanda dan Gejala : Erythrema, Papula, Pustula, Erosi kulit karena Maserasi,
Kulit pecah-pecah (fissures), Some cases: kulit kering dengan sisik
Terapi :
Miconazole : 2 kali sehari sampai 10 hari setelah lesi hilang
Klotrimazole : 2 – 3 kali sehari
Pilihan lain : Asam benzoate dan asam salisilat, allylamines
Non Farmakologi
Kutu air: tidak memakai sepatu yg tertutup dan ketat, menular, sering mengganti
kaos kaki
Tidak menggunakan krim kortikosteroid
SISTEM RESPIRASI
1. Batuk
Terapi Farmakologi
Batuk berdahak (Ekspektoran/Mengencerkan lender atau dahak) :
- Gliseril Guaikolat (hati2 Ibu hamil dan anak <2 th)
Dws: 100-200 mg (1-2 tab) tiap 6 atau 8 jam
Anak: 2-6 th : ½ tab (50 mg) tiap 8 jam
6-12 th : ½ -1 tab (50-100 mg) tiap 8 jam
- OBH
Dws: 1 sdm (15 mL) tiap 6 jam
Anak: 1 sdt (5 mL) tiap 6 jam
2. Influenza
Gejala : demam >38C, batuk, sakit tenggorokan, rhinorrhea
Kapan dirujuk?
Sakit telinga yang tidak membaik dengan analgesik
pasien bayi atau manula
Mempunyai riwayat penyakit jantung atau paru seperti COPD, asma, gagal ginjal,
diabetes, comprimed immune system
demam dan produksi sputum yang menetap
Delirium
Nyeri dada
Pasien yang tidak membaik setelah 10-14 hari sejak farmasis memberikan terapi,
maka pasien direkomendasikan untuk ke dokter
Terapi Farmakologi
Dekongestan-Nasal Wash (Benzalkonium)
Dekongestan po (KI: HTN, Asma)
Pseudoefedrin, Fenilpropanolamin (PPA)
Pain : PCT, Ibuprofen, Aspirin
Antihistamin (memperpanjang kerja dekongestan 1-6 jam) : CTM, Prometazine,
Difenhidramin, Setirizine, Loratadine, Acrivastine
GASTROINTESTINAL
1. Konstipasi
Tanda dan Gejala
Feses keras dan kering.
Ukuran feses kecil/besar saat keluar.
BAB < 3 kali seminggu.
Tegang saat defikasi.
Rasa tidak nyaman pada perut.
Defikasi dengan mengejan.
Terapi :
Osmotic laxative : Metilselulosa (4 – 6 g/day), Laktulosa ( 15 – 30 mL)
Stimulant laxative : Bisacodyl (5 – 15 mg), Mg sulfat <10g
Lubiprostone
Non Farmakologi :
Meningkatkan asupan cairan
Menghindari obat2an yang menyebabkan konstipasi
Surgery
Modification diet
SAKIT KEPALA
Kapan dirujuk?
Bila ada tanda2 peninggian tekanan intra kranial, iritasi meningeal, penyakit
sistemik lain yg menyertai
Bila telah minum obat adekuat namun nyeri tidak berubah
Nyeri kepala kronik pd px dgn penyalahgunaan obat, gang. Psikologik
Timbul nyeri akibat komplikasi dari pemakaian obat2an seperti pd penderita
asma/jantung
Nyeri kepala timbul secara tiba2 (setelah aktivitas, batuk)
Timbul nyeri kepala disertai perubahan kesadaran, ada gejala neurologi fokal, febris
MANAJERIAL
Perhitungan HPP
\
Perhitungan break event point
Perhitungan ROI
Perhitungan ROA
Perhitungan ROE
Perhitungan EOQ
Perhitungan ROP
Perhitungan TOR/PP
Perhitungan SS
PENGGUNAAN OBAT KHUSUS
ALAT KESEHATAN